ANALISIS KAPASITAS DAN KEANDALAN BANGUNAN, STUDI KASUS: SMA 1 MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN TENTANG MASA LAYAN BANGUNAN SIPIL PADA STRUKTUR CHIMNEY PLTU (STUDI KASUS : CHIMNEY PLTU PAITON UNIT 6 DAN 7)

SISA UMUR BANGUNAN VITAL PADA BANGUNAN-BANGUNAN TEKNIK SIPIL (STUDI KASUS : CHIMNEY PLTU GRESIK UNIT 1 DAN 2)

INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON PADA BANGUNAN CEROBONG MENGGUNAKAN DESTRUCTIVE

MEMPERKIRAKAN MUTU BETON MENGGUNAKAN CONCRETE HAMMER TEST, ULTRASONIC PULSE VELOCITY TEST DAN CORE DRILL TEST

PENERAPAN METODE SCHMIDT HAMMER TEST DAN CORE DRILLED TEST UNTUK EVALUASI KUAT TEKAN BETON PADA RUANG IGD RSGM UNSRAT GUNA ALIH FUNGSI BANGUNAN

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

ANALISIS BIAYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DARI STRUKTUR BALOK YANG DILAKSANAKAN TERHADAP YANG DIPERSYARATKAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG

APLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PADA INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON (Studi Kasus : Kolom Basement K4 Pada Bangunan Stadion Utama Riau)

KORELASI NILAI KUAT TEKAN BETON ANTARA HAMMER TEST, ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV) DAN COMPRESSION TEST

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

Akurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Investigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang Dengan Alat Pundit Lab Pada Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan

UJI KUAT TEKAN CAMPURAN BETON DENGAN LIMBAH BATUAN PABRIK PENGRAJIN BATU ALAM JUNREJO, KOTA BATU

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI STRUKTUR GEDUNG BANK PAPUA CABANG MANOKWARI PASCA GEMPA 7 JANUARI 2008

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LAMA WAKTU PENGECORAN PADA BALOK LAPIS KOMPOSIT BETON BERTULANG TERHADAP AKSI KOMPOSIT, KAPASITAS LENTUR DAN DEFLEKSI

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN LAMA PERENDAMAN SPESI DALAM AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KEDALAMAN INTRUSINYA

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Beton adalah suatu material yang terbentuk dari campuran semen, air, agregat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sengkang (TPSK) disimpulkan sebagai berikut : 1. Beban retak pertama pada balok beton ringan citicon variasi sengkang 200

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kali kita membahas tentang konstruksi bangunan, tidak lepas dari

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini

KOREKSI PEMBACAAN ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV) TERHADAP KESALAHAN AKIBAT KETIDAKSTABILAN POSISI TRANDUCER

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

ANALISIS VARIASI KONFIGURASI RANGKA PADA JEMBATAN BAJA (STUDI KASUS JEMBATAN "5" BRIDGE)

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI BUTIRAN AGREGAT PADA KUAT TEKAN DAN KECEPATAN GELOMBANG ULTRASONIK

EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN PASAR DI MADIUN PASKA KEBAKARAN

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

Evaluasi Kerusakan Beton Bertulang pada Kolom Bangunan Gedung Bekas Mess Korem 012/TU Ujong Karang Meulaboh Akibat Terkena Tsunami

ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan yaitu Studi Kekuatan Kolom Beton Menggunakan Baja Profil Siku

AUDIT FORENSIK KONSTRUKSI DAN PERBAIKAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN AKIBAT PEMBANGUNAN YANG TERHENTI DAN PENAMBAHAN LANTAI

ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U

NILAI KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI UKURAN DIMENSI BENDA UJI

PENGUJIAN GESER PANEL KOMPOSIT LAPIS ANYAMAN BAMBU MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN AGREGAT DENGAN VARIASI JARAK SHEAR CONNECTOR

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

PENGARUH PELAPISAN CAT PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LENTUR BALOK TUMPUAN SEDERHANA BERAGREGAT BATU PUMICE

PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI BUTIRAN AGREGAT PADA KUAT TEKAN DAN KECEPATAN GELOMBANG ULTRASONIK

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

ANALISA KAPASITAS GEDUNG MARI MAKASSAR. Kata kunci: non destructive test, destructive test, hammer test, core drill, kekuatan sisa,

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DENGAN BETON YANG BERCAMPUR TETES TEBU UNTUK Fc = 24 Mpa JURNAL

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN

NASKAH PUBLIKASI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : DIKA SETIAWAN NIM : D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA KERUSAKAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG A SMAN 10 PADANG AKIBAT GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

Pengaruh Luas Lubang Pipa Pada Kolom Pendek Dengan Variasi Diameter Lubang Pipa 1½, 2, 2½ Dan 3.

ANALISIS MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PUNDIT PL-200 NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN BAJA TULANGAN YANG DIPASANG MENYILANG PASCA BAKAR NASKAH PUBLIKASI

ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF

Transkripsi:

ANALISIS KAPASITAS DAN KEANDALAN BANGUNAN, STUDI KASUS: SMA 1 MADIUN Sugeng P. Budio 1, Retno Anggraini 1, Achfas Zacoeb 1, Edhi Wahyuni 1 1 Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik / Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur ABSTRAK Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu gedung adalah keandalan bangunan. Berdasarkan UU RI No. 28 Tahun 2002 disebutkan bahwa setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung, yaitu persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir. Oleh karena itu, setiap bangunan yang akan dirancang maupun yang sudah beroperasi, terutama bangunan yang mempunyai fungsi vital serta merupakan bangunan dengan kepentingan orang banyak memerlukan pengawasan yang ketat terhadap kualitas bangunannya dan memiliki jaminan laik fungsi. Studi kasus yang dipakai dalam penelitian ini adalah bangunan sekolah SMA Madiun I. Dalam penelitian ini akan dibahas studi kasus mengenai keandalan struktur bangunan serta aspek-aspek yang mempengaruhi keandalan suatu bangunan. Kata kunci: keandalan, struktur bangunan 1. PENDAHULUAN Beton merupakan campuran semen dengan agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan. Pada proses pencampurannya, bahan-bahan pembuat beton tersebut akan mengalami pengerasan dan membentuk suatu bahan yang dianggap homogen. Pada pemakaian di lapangan, seringkali beton dipadukan dengan material lain (misalnya baja). Kekuatan (mutu) dan daya tahan/keawetan (durabilitas) merupakan karakteristik utama dari beton yang harus diperhitungkan dalam perencanaannya. Semakin tinggi kekuatan yang direncanakan, semakin tinggi pula daya tahannya. Beton yang baik sangat penting untuk melindungi besi tulangan yang ada di dalam inti beton terhadap pengaruh dari luar. Penggunaan selimut beton (concrete encasement) merupakan salah bentuk perlindungan terhadap tulangan untuk mengurangi korosi. Semakin korosif lingkungan maka akan semakin tebal selimut beton yang dibutuhkan. Perencanaan mengenai ketebalan selimut beton terdapat pada SNI- 03-2847-2002, dimana nilai ketebalannya akan berbedabeda tergantung dari tempat pelaksanaan konstruksinya. Berdasarkan UU RI No. 28 Tahun 2002, pengertian bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Sedangkan pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi. Pemeriksaan berkala adalah kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau 15

prasarana dan sarananya dalam tenggang waktu tertentu guna menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung. Bangunan vital merupakan bangunan dengan kepentingan orang banyak sehingga pada kualitas bangunan tersebut perlu dilakukan perawatan dan pengawasan yang ekstra untuk meningkatkan dan menjaga keandalan bangunan. Selain perlu dilakukan perawatan dan pengawasan, pada bangunan tersebut harus memiliki jaminan laik fungsi dimana jaminan ini merupakan suatu jaminan dimana bangunan tersebut masih memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan. Sejumlah prosedur pengujian lapangan telah dilaksanakan untuk dapat menarik sebuah kesimpulan mengenai nilai kuat tekan dan kualitas beton pada bangunan tersebut. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non- Destrutive Test (NDT) dan Destructive Test (DT). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keandalan Bangunan Permasalahan keandalan bangunan diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Pada Bab IV Bagian Pertama (Umum) mengenai Persyaratan Bangunan Gedung, disebutkan bahwa Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Bagian Keempat mengenai Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung, Paragraf Kedua mengenai Persyaratan Keselamatan disebutkan bahwa persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir. Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatannya merupakan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban muatan. Pada pasal 18 dijelaskan bahwa persyaratan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban muatan merupakan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk mendukung beban muatan yang timbul akibat perilaku alam. Besarnya beban muatan dihitung berdasarkan fungsi bangunan gedung pada kondisi pembebanan maksimum dan variasi pembebanan agar bila terjadi keruntuhan pengguna bangunan gedung masih dapat menyelamatkan diri. 2.2 Metode NDT dan DT 2.2.1 Hammer Test Silver Schmidt Hammer Test merupakan suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton (Non- Destructive Test). Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Alat hammer test sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran di sekitar lokasi pengukuran yang hasilnya kemudian akan dirata-ratakan. Secara umum hammer test dapat digunakan untuk memeriksa keseragaman kualitas beton pada struktur dan mendapatkan perkiraan kuat tekan beton. 16

Kurva hubungan nilai lentingan dan kuat tekan yang digunakan untuk mendapatkan nilai kuat tekan pada pengujian didapatkan dari penelitian dan uji coba yang menghasilkan lebih dari 2300 data kuat tekan beton sampel. Diharapkan dengan menggunakan kurva tersebut, nilai kuat tekan beton eksisting dapat diperkirakan. 2.2.2 Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Prinsip kerja alat tes UPV adalah dengan memproduksi dan menyalurkan gelombang pulsa/denyut ke dalam beton, dan merata-rata waktu perjalan gelombang tersebut dari titik awal ke titik akhir melalui beton. Peralatan UPV tersedia dalam bentuk portabel sehingga memudahkan untuk pelaksanaan pekerjaan inspeksi. Instrumen sangat mudah dioperasikan dan termasuk juga baterai yang dapat diisi ulang. Pada umumnya, gelombang pulsa mencapai hingga 6500 os dapat diukur dengan resolusi 0.1-os. Hasil waktu perjalanan gelombang kemudian akan tertera secara jelas pada alat, sehingga memudahkan dalam perekaman data. Instrumen menggunakan dua buah transduser yang digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang pulsa. Frekuensi transduser yang biasa digunakan untuk penyelidikan beton adalah 25 hingga 100 KHz. Transduser tipe ini utamanya menciptakan gelombang tekan dengan satu frekuensi dominan, dan hampir seluruh energi gelombang mengarah langsung sepanjang sumbu normal menuju ke permukaan transduser. 2.2.3 Core Drill Untuk mendapatkan hasil kuat tekan beton yang lebih akurat, maka dapat dilakukan dengan pengambilan sampel menggunakan metode core drill. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan alat potong silinder dengan mata yang terbuat dari berlian. 3. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini akan dilakukan inspeksi lapangan untuk mengetahui kuat tekan beton. Peralatan yang digunakan adalah core drill, hammer test dan UPV. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Bagan alir penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Hammer Test Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, diketahui bahwa keseluruhan balok, pelat, dan kolom menggunakan beton ready mix yang sama, dengan kualitas rencana yang sama. Kuat tekan beton rerata berdasarkan hasil hammer test adalah sebesar 203 kg/cm 2 dengan standar deviasi sebesar 45 kg/cm 2. Untuk mencari nilai beton karakteristik adalah dengan mengikuti formula berikut: 17

dimana: Sehingga bisa dihitung nilai kuat tekan karakteristik beton kolom, yaitu: = 203 1,64*45 = 129,2 kg/cm 2 Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa beton untuk kolom, balok dan pelat memiliki nilai kuat tekan K-130. 4.2 Hasil Uji UPV Pengkategorian kualitas beton di sini adalah berdasarkan pada kecepatan rambat gelombangnya, karena prinsip dari uji UPV adalah untuk mengetahui waktu rambat gelombang ultrasonik di dalam beton. Semakin baik kerapatan beton, maka semakin singkat waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk merambat dari transmitter ke receiver-nya. Jika beton memiliki banyak deliminasi (rongga), maka akibatnya gelombang akan membutuhkan waktu rambat yang lebih lama. Akibat dari rongga di dalam beton adalah kemungkinan masuknya udara dan juga kelembaban yang dapat menjadi masalah utama bagi korosi tulangan. Jika korosi pada tulangan terjadi, maka kekuatan beton bertulang tersebut akan berkurang. Selain itu, rongga dalam beton menunjukkan ikatan antar partikel beton tidak terjadi secara sempurna. Berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan instrumen UPV, dapat diketahui bahwa beton yang terpasang di lapangan memiliki kualitas yang tidak seragam. Pemeriksaan terhadap bangunan SMA Negeri 1 Madiun memberikan hasil kecepatan rerata sebesar 3224,3 m/s sehingga masuk dalam kategori menengah. 4.3 Hasil Uji Core Drill Dari pelaksanaan bor inti beton terhadap tiga lokasi pelat beton, didapatkan sampel silinder beton yang kemudian diuji di laboratorium. Sebelum diuji, silinder beton tersebut diratakan di bagian atas dan bawah (capping), baru kemudian diuji kuat tekan dengan menggunakan mesin comppresive test. Hasil pengujian tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai perbandingan terhadap hasil pengujian NDT terhadap material beton. Hasil uji kuat tekan tersebut adalah identik dengan hasil uji kuat tekan pada area pelat dengan menggunakan instrumen NDT. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil pengujian NDT pada struktur tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui kualitas material pada bangunan. 4.4 Analisis Kapasitas dan Keandalan Struktur Sesuai dengan hasil perhitungan kapasitas lentur kolom beton bertulang, maka dapat diperoleh hasil yang dapat dibaca pada Tabel 2 dan Tabel 3. No Tabel 1. Hasil uji kuat tekan beton Berat (gram) Beban P (kn) Kuat Tekan fc' (kg/cm 2 ) 1 330.2 31 159.63 2 403.7 22 113.29 3 451.9 32 175.08 Keterangan d = 5.023 cm t = 8.205 cm d = 5.023 cm t = 10.465 cm d = 5.023 cm t = 9.744 cm 18

Tabel 2. Kapasitas lentur kolom pada sumbu kuat Tipe Beban DED Eksisting Penurunan Mu = 93 KNm Mu = 44 KNm Momen = 53% Kondisi Balance Pu = 490 KN Pu = 265 KN Aksial = 46% Kondisi Tekan Aksial Pu = 1092 KN Pu = 631 KN Aksial = 42% Murni Tabel 3. Kapasitas lentur kolom pada sumbu lemah Tipe Beban DED Eksisting Penurunan Mu = 52 KNm Mu = 19 KNm Momen = 63% Kondisi Balance Pu = 439 KN Pu = 126 KN Aksial = 71% Kondisi Tekan Aksial Pu = 1092 KN Pu = 631 KN Aksial = 42% Murni Dikarenakan kekuatan sisa kolom mencapai hanya sekitar 29% dari kapasitas rencana, padahal batas keandalan struktur minimal adalah 95% dan juga struktur dinyatakan tidak andal apabila kekuatan sisa dibawah 85%. 5. KESIMPULAN Dari penelitian ini maka dapat dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Pemeriksaan Non Destructive Test (NDT) menggunakan instrumen Hammer Test menunjukkan bahwa beton memiliki kekuatan rata-rata 203 kg/cm 2 dengan nilai Standar Deviasi 45 kg/cm 2. Sehingga dapat dihitung bahwa beton cor yang digunakan untuk pekerjaan tersebut memiliki kekuatan K-130. Berdasarkan dokumen perencanaan, beton yang digunakan adalah K-225, sehingga dapat disimpulkan mutu kuat tekan beton eksisting memiliki selisih sebesar 42,2% terhadap mutu kuat tekan beton perencanaan. Kualitas beton eksisting dapat diukur dengan menggunakan instrumen Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). Prinsip kerja instrumen ini adalah dengan mengirimkan gelombang ultrasonik ke dalam beton melalui transmitter probe, dan mengukur waktu yang diperlukan gelombang tersebut untuk mencapai receiver probe. Dari kecepatan rambat gelombang, beton dapat diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya. Kualitas di sini adalah tingkat kerapatan beton yang dipengaruhi oleh material penyusun beton serta pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Pemeriksaan terhadap bangunan SMA Negeri 1 Madiun memberikan hasil kecepatan rerata sebesar 3224,3 m/s sehingga masuk dalam kategori menengah. Seperti terlihat bahwa sisa kekuatan kolom bahkan mencapai 29% dari kekuatan desain rencana. Dengan demikian Nilai Keandalan Struktur kurang dari 85% dan masuk kategori tidak andal. 6. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Bandung, Departemen Pekerjaan Umum. Budio, Sugeng.P, dkk.2012.penelitian Keandalan Bangunan Sipil Pada Struktur Cerobong (Studi Kasus: Chimney PLTU Paiton Unit 6 dan 7).Jurnal Rekayasa Sipil Volume 6, No.3 hal 247-256. Dipohusoso, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. G. Nawy, Edward. 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Bandung : Refika Aditama. 19

Gideon, Kusuma dan W. C. Vis. 1993.Dasardasar Perencanaan Beton Bertulang.Jakarta : Erlangga. Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta : Penerbit Andi. Setjo, Renaningsih dan HardWIdjaja.2012.Perkiraan Kekuatan Beton Pasca Gempa Dengan Metode Uji Tak Rusak. Prosiding Seminar Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir.Yogyakarta, 26 September 2012. Wang, Chu Kia and Charles G. Salmon. 1994. Desain Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga. Winter, George and Arthur H. Nilson. 1993. Perencanaan Struktur Beton Bertulang. Jakarta : PT. Pradnya Paramitha. Maholtra, V. M., & Carino, N. J. 2004. NONDESTRUCTIVE TESTING OF CONCRETE. Washington, D.C.: CRC PRESS. 20