Lampiran SE No. 13/32/DASP tanggal 23 Desember

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran SE Bank Indonesia No. 11/14/DPM tanggal 18 Mei 2009 April 2009 PEDOMAN PENYAMPAIAN LAPORAN SUB-REGISTRY

Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008

No.6/3/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

No. 7/55/DPM Jakarta, 6 Desember 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

PENGUMUMAN LELANG SURAT UTANG NEGARA

PENGUMUMAN LELANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

No. 6/ 29 /DPM Jakarta, 12 Juli 2004 SURAT EDARAN

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No.13/32/DASP Jakarta, 23 Desember 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No.14/ 14 /DASP Jakarta, 18 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/2/PBI/2004 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM (BI-SSSS) GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Persyaratan dan Tata Cara Penunjukan Sub-Registry Untuk Penatausahaan Sertifikat Bank Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/19/PBI/2005 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

No. 10/22/DPM Jakarta, 7 Juli 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

No.11/ 14 /DPM Jakarta, 18 Mei 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/2/PBI/2008 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No. 10/18/DPM Jakarta, 15 April 2008 SURAT EDARAN

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

No. 6/17/DPM Jakarta, 6 April 2004 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 6/1/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System

No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN

No. 6/ 2 /DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :6/3/PBI/2004 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No. 18/20/DPSP Jakarta, 23 September 2016 S U R A T E D A R A N

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

No. 18/4/DPTP Jakarta, 28 Maret 2016 SURAT EDARAN

No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN KSEI NOMOR X-A TENTANG PENDAFTARAN SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI. Pengelolaan Investasi Terpadu.

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 18/36/DPSP Jakarta, 16 Desember S U R A T E D A R A N

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan:

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS) PBI NO. 10/2/PBI/2008 TANGGAL 4 FEBRUARI 2008 TENTANG BANK INDONESIA SRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

No. 17/33/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)?

Informasi Peserta Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN KSEI NO. X-B Tentang Tata Cara Penggunaan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No. 16/ 23 /DPM Jakarta, 24 Desember 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/3/PADG/2018 TENTANG LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No.3/ 24 /DPM Jakarta, 16 November 2001 SURAT EDARAN. Perihal: Tata Cara Penatausahaan Obligasi Pemerintah

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

CONTOH SURAT PENUNJUKAN PEGAWAI UNTUK TRANSAKSI LELANG. Surat Penunjukan Pegawai Untuk Transaksi Lelang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/5/ PBI/ 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Yang dimaksud dengan multilateral netting adalah mekanisme perhitungan hak dan kewaji

dan Valuta Asing di Pasar Perdana Domestik, perlu

Permohonan Sebagai Peserta Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 15/38/DPM Jakarta, 10 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 10/17/DPM Jakarta, 31 Maret Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

Peraturan KSEI No. I-D Tentang Rekening Dana (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0020/I/DIR/KSEI/0615 tanggal 3 Juni 2015)

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/13/PBI/2008 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 32 /DASP TAHUN 2011 PERIHAL PERIZINAN, PELAPORAN, DAN PENGAWASAN SUB-REGISTRY PEDOMAN PENYAMPAIAN LAPORAN SUB-REGISTRY Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia DAFTAR

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Pedoman 3 3 4 BAB II KLASIFIKASI NASABAH A. Status Nasabah B. Tipe Investor 5 5 5 BAB III PEMELIHARAAN DATA NASABAH A. Pemeliharaan data nasabah oleh Sub-Registry B. Prosedur Pemeliharaan Data Nasabah 8 8 8 BAB IV TATA CARA MELAKUKAN KOREKSI LAPORAN SUB- REGISTRY 10 BAB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Penatausahaan Surat Berharga yang terdiri atas Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Negara (SBN), Bank Indonesia menggunakan two tier system. Terkait dengan penatausahaan Surat Berharga oleh Sub-Registry, pada tier pertama Bank Indonesia sebagai Central Registry menatausahakan SBI dan SBN secara global (omnibus account) pada Rekening Surat Berharga Sub-Registry di BI-SSSS, dan selanjutnya Sub-Registry sebagai tier kedua menatausahakan SBI dan SBN secara individual untuk kepentingan nasabah. Dalam pelaksanaannya, Sub-Registry menggunakan sarana Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) yaitu sarana elektronik yang menghubungkan secara langsung (on-line) antara Sub-Registry dan Bank Indonesia sebagai Central Registry. Dalam rangka memenuhi kebutuhan Bank Indonesia mengenai data pasar keuangan domestik dan kebutuhan Pemerintah terkait data kepemilikan SBN, maka Bank Indonesia memerlukan dukungan dari Sub-Registry untuk melaporkan data nasabah, yang mencakup mutasi dan posisi kepemilikan Surat berharga secara individual. Sehubungan dengan adanya kewajiban pelaporan dari Sub- Registry kepada Central Registry untuk pelaksanaan Penatausahaan Surat Berharga melalui BI-SSSS atau Sistem Informasi BI-SSSS, dirasa perlu untuk memberikan pedoman teknis yang dapat digunakan sebagai acuan bagi Sub-Registry dalam proses menyampaikan pelaporan tersebut. Isi dari pedoman teknis tersebut mencakup pengertian mengenai status dan tipe nasabah pemilik Surat Berharga, dan tata cara menyampaikan serta koreksi laporan Sub-Registry melalui BI-SSSS dan Sistem Informasi BI-SSSS. Dengan

Dengan disusunnya pedoman teknis ini maka diharapkan terdapat suatu standardisasi pelaporan data nasabah Sub-Registry ke Central Registry. B. Tujuan Pedoman Tujuan penyusunan pedoman adalah sebagai berikut : 1. Memberikan petunjuk yang jelas kepada Sub-Registry dalam kegiatan mengklasifikasikan status nasabah dan tipe investor atas kepemilikan Surat Berharga yang ditatausahakan oleh Sub- Registry sehingga diharapkan tercipta data kepemilikan Surat Berharga yang akurat dan handal. 2. Memberikan petunjuk operasional yang memadai kepada Sub- Registry dalam prosedur koreksi laporan Sub-Registry dan pemeliharaan data nasabah dapat dilakukan dengan cepat dan benar. BAB

BAB II KLASIFIKASI NASABAH A. Status Nasabah (Custody Code) Kepemilikan Surat Berharga yang ditatausahakan oleh Sub- Registry dapat dibedakan menjadi Nasabah Residen (Client Resident) dan Nasabah Non Residen (Client Non Resident), dengan pengertian sebagai berikut : 1. Client Resident (CR) Nasabah Residen atau Client Resident (CR) adalah orang, badan hukum, atau badan lainnya, yang berdomisili atau berencana berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik Republik Indonesia di luar negeri. 2. Client Non Resident (CN) Nasabah Non Residen atau Client Non Resident (CN) adalah orang, badan hukum, atau badan lainnya yang tidak berdomisili di Indonesia atau tidak berencana berdomisili di Indonesia B. Tipe Investor (Investor Type) Surat Berharga yang ditatausahakan oleh Sub-Registry dapat dibedakan berdasarkan tipe investor yaitu Asuransi (Insurance), Reksadana (Mutual Fund), Dana Pensiun (Pension Fund), Perusahaan Sekuritas (Securities Company), Lembaga Keuangan Lainnya (Financial Institution), Perusahaan (Corporate), Yayasan (Foundation), Perorangan (Individual), dan Lainnya (Others). Adapun pengertian dari masing-masing tipe investor adalah sebagai berikut: 1. Insurance (IS) Perusahaan perasuransian atau Insurance (IS) adalah perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan reasuransi, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, agen asuransi, perusahaan penilai kerugian, dan perusahaan konsultan aktuaria sebagaimana

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. 2. Mutual Fund (MF) Reksadana atau Mutual Fund (MF) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 3. Pension Fund (PF) Dana Pensiun atau Pension Fund (PF) adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun, sebagaimana dimaksud dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. 4. Securities Company (SC) Perusahaan Sekuritas/Efek atau Securities Company (SC) adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau Manajer Investasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 5. Financial Institution (IB) Lembaga Keuangan Lainnya atau Financial Institution (IB) adalah Bank dan badan usaha yang bergerak di sektor keuangan yang tidak dapat dikategorikan sebagai Asuransi, Reksadana, Dana Pensiun, dan Perusahaan Efek. 6. Corporate (CP) Perusahaan atau Corporate (CP) adalah badan usaha yang berbentuk Firma (Fa) atau Commanditaire Vennotscaap (CV) atau Perseroan Terbatas (PT) yang jenis usahanya di luar sektor keuangan. 7. Foundation

7. Foundation (FD) Yayasan atau Foundation (FD) adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. 8. Individual (ID) Perorangan atau Individual (ID) adalah orang perseorangan. 9. Others (OT) Lainnya atau Others (OT) adalah investor yang tidak dapat dikategorikan sebagai Asuransi, Reksadana, Dana Pensiun, Perusahaan Efek, Lembaga Keuangan Lainnya, Perusahaan, Yayasan, dan Perorangan. BAB

BAB III PEMELIHARAAN DATA NASABAH A. Pemeliharaan data nasabah oleh Sub-Registry Dalam melakukan penatausahaan Surat Berharga, Sub-Registry harus memberikan identitas yang bersifat unik bagi setiap nasabah yang selanjutnya disebut dengan Account Identifier (AID). AID dimaksud mencakup informasi NPWP, nama, alamat, custody code dan investor type. Pemeliharaan AID meliputi kegiatan: 1. Pemeliharaan AID pada ST Client Kegiatan pemeliharaan AID pada ST Client digunakan untuk melakukan pemeliharaan data nasabah masing-masing Sub-Registry yang terdapat pada ST Client yang mencakup penambahan/pendaftaran data nasabah baru, pengubahan atau penghapusan data nasabah lama. 2. Pemeliharaan AID pada Sistem Informasi BI-SSSS Kegiatan pemeliharaan AID pada Sistem Informasi BI-SSSS meliputi koreksi data informasi AID pada master database. B. Prosedur Pemeliharaan Data Nasabah Kegiatan pemeliharaan data nasabah meliputi kegiatan pendaftaran/penambahan data nasabah baru, kegiatan pengubahan/koreksi data nasabah dan kegiatan penghapusan data nasabah yang dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Pendaftaran/penambahan data nasabah baru Kegiatan ini dilakukan oleh Sub-Registry melalui ST Client melalui menu database dan secara otomatis akan menambah AID pada master database di Sistem Informasi BI-SSSS pada saat pertama kali pengiriman data setelmen transaksi atas nama nasabah baru dilakukan. AID baru juga akan ditambahkan secara otomatis pada master

master database di Sistem Informasi BI-SSSS pada saat dilakukan pengiriman laporan melalui Sistem Informasi BI- SSSS. 2. Pengubahan/koreksi data nasabah a. Dalam hal terdapat perubahan data nasabah atau terdapat ketidakkonsistenan data nasabah antara Sistem Informasi BI-SSSS dan ST Client, Sub-Registry harus melakukan perubahan/koreksi pada ST Client dan/atau Sistem Informasi BI-SSSS. b. Sub-Registry dapat melihat informasi data nasabah yang tidak konsisten sebagaimana dimaksud pada butir a melalui Sistem Informasi BI-SSSS. c. Perubahan/koreksi data nasabah pada ST Client dapat dilakukan pada sepanjang jam operasional BI-SSSS. d. Perubahan/koreksi data nasabah pada Sistem Informasi BI-SSSS memerlukan approval dari Supervisor. e. Perubahan/koreksi data nasabah melalui Sistem Informasi BI-SSSS dan ST Client berlaku efektif pada T+0. 3. Penghapusan data nasabah Sub-Registry hanya dapat melakukan penghapusan data nasabah yang terdapat pada ST Client. Penghapusan data nasabah dimaksud tidak akan menghapus data nasabah pada master database di Sistem Informasi BI-SSSS. Dengan demikian Sub-Registry tidak dapat menggunakan AID yang sudah dihapus pada ST Client untuk AID nasabah yang baru. BAB

BAB IV TATA CARA MELAKUKAN KOREKSI LAPORAN SUB-REGISTRY 1. Prosedur Koreksi Laporan Transaksi Harian melalui Sistem Informasi BI-SSSS Dalam hal terjadi kesalahan data laporan setelmen transaksi, maka Sub-Registry melakukan koreksi atas data tersebut melalui Sistem Informasi BI-SSSS pada T+1 dan langsung meng-update posisi kepemilikan surat berharga milik nasabah pada (T+0). Transaksi koreksi hanya dapat dilakukan atas kesalahan transaksi antar nasabah Sub-Registry tersebut, khususnya pada data nominal transaksi serta informasi pada data AID penjual dan AID pembeli, dengan prosedur sebagai berikut : a. menampilkan data setelmen transaksi pada menu enquiry transaksi. b. memilih transaksi yang akan dikoreksi untuk kemudian melakukan koreksi atas data dimaksud. c. melakukan approval terhadap koreksi data oleh Supervisor. 2. Prosedur Koreksi Laporan Bulanan melalui Sistem Informasi BI- SSSS Dalam hal pengiriman laporan bulanan posisi kepemilikan melalui Sistem Informasi BI-SSSS berstatus koreksi atau koreksi terlambat, maka Sub-Registry melakukan up-load ulang data pelaporan dengan data yang benar sampai status Diterima atau Diterima terlambat Penyampaian koreksi laporan melalui Sistem Informasi BI-SSSS dilakukan sesuai batas waktu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 3. Prosedur Dummy Transaction Untuk Mengubah Kesalahan Input Surat Berharga Dalam hal terjadi kesalahan input surat berharga, maka perbaikan dapat dilakukan dengan membuat dummy transaction dengan

dengan prosedur sebagai berikut. Contoh transaksi yang seharusnya terjadi: Penjual Pembeli SB Nominal 001 : RD Jaya 002 : PT. ABC FR0046 Rp100 miliar SB yang dijual : FR0047 Dampak : nasabah dengan AId 001 akan berkurang FR0047 sebesar Rp100 miliar dan nasabahdengan AID 002 akan bertambah FR0047 sebesar Rp100 miliar. Langkah-langkah perubahan : a. Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT Inhouse Transfer, dengan seller : AID 002 dan buyer : AID 001, SB FR0047, sebesar Rp100 miliar. b. Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT Inhouse Transfer, dengan seller : AID 001 dan buyer : AID 002, SB FR0046, sebesar Rp100 miliar. DIREKTUR AKUNTING DAN SISTEM PEMBAYARAN, RONALD WAAS