BAB IV PENYUSUNAN DAN PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Penyusunan Basis Data Assay

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN KOMPOSIT ZONA, ANALISIS STATISTIK DAN PENYAJIAN DATA HASIL OLAHAN Konstruksi Zona Endapan dan Optimasi Zona

BAB III BASIS DAN EVALUASI DATA

PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DAERAH X MENGGUNAKAN SOFTWARE DATAMINE STUDIO 3 PADA PT. VALE INDONESIA LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

PERMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT BLOK GB PULAU GEE, HALMAHERA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK STUDIO 3 DATAMINE

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

Bab IV Analisis Statistik dan Distribusi Lubang Bor

BAB IV PENGOLAHAN DATA

SARI ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel V.1 Batasan Kadar Zona Endapan Nikel Laterit. % berat Ni % berat Fe % berat Mg. Max Min Max Min Max Min

MOHAMAD ISHLAHUL AZIZ

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Tiga Dimensi (3D) Potensi Laterit Nikel Studi Kasus: Pulau Pakal, Halmahera Timur, Maluku Utara

PEMODELAN KADAR NIKEL LATERIT DAERAH PULAU OBI DENGAN PENDEKATAN METODA ESTIMASI ORDINARI KRIGING

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

Bab V Pembahasan. Hasil perhitungan cadangan dengan menggunakan masing-masing metode dapat di lihat pada tabel 5.1 (lampiran B)

BAB II DASAR TEORI Pembentukan Zona Pada Endapan Nikel Laterit

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PERBANDINGAN METODE NEAREST NEIGHBOURHOOD POINT (NNP), INVERSE DISTANCE WEIGHT (IDW) DAN KRIGING PADA PERHITUNGAN CADANGAN NIKEL LATERIT TESIS

BAB VI NIKEL LATERIT DI DAERAH PENELITIAN

INVERSE DISTANCE WEIGHTING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Asri P.H. dan Waterman Sulistyana B. Magister Teknik PertambanganUPN Veteran Yogyakarta

POTENSI DAN PEMANFAATAN BATUGAMPING DI PT. SUGIH ALAMNUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel

BAB III. KONDISI UMUM PT. INCO SOROWAKO

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

Bab IV Pengolahan dan Analisis Data

Surpac (pembuatan database dan kontur)

Langkah-Langkah Perhitungan Berikut diberikan data penjualan mobil Bima selama tahun 2000:

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

PEMODELAN ENDAPAN NIKEL LATERIT, KABUPATEN MOROWALI, PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENENTUAN BESAR BOULDER YANG EKONOMIS PADA OPERASI PENAMBANGAN NIKEL LATERIT DI MORONOPO, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS DATA EKSPLORATIF MODUL 4 PENGANTAR MINITAB

MEMULAI MINESCAPE. A. Membuat Project Minescape Click icon bar exceed, kemudian click icon bar minescape.

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan, Perancangan dan Geometri Penambangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III SIMULASI PENGGUNAAN PERTIDAKSAMAAN PADA DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

BAB II STUDI LITERATUR

DAFTAR ISI SARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data eksplorasi

Modul Responsi. TE-3231, Metode Perhitungan Cadangan. Asisten: Agus Haris W, ST

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

Muhammad Amril Asy ari (1)

MineScape Mine Planning and Design Software

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

DOMAIN GEOLOGI SEBAGAI DASAR PEMODELAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT PERBUKITAN ZAHWAH, SOROWAKO, KABUPATEN LUWU TIMUR, PROVINSI SULAWESI SELATAN

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

PENENTUAN BESAR BOULDER UNTUK MENCAPAI NILAI CUT-OFF GRADE PADA OPERASI PENAMBANGAN NIKEL LATERIT DI TANJUNG BULI, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

JTM Vol. XVI No. 3/2009

Metode Point Kriging Untuk Estimasi Sumberdaya Bijih Besi (Fe) Menggunakan Data Assay (3D) Pada Daerah Tanjung Buli Kabupaten Halmahera Timur

GEOSTATISTIK MINERAL MATTER BATUBARA PADA TAMBANG AIR LAYA

BAB IV ANALISA SUMBER DAYA BATUBARA

Statistik dan Statistika Populasi dan Sampel Jenis-jenis Observasi Statistika Deskriptif

BAB IV PENGUMPULAN DATA

EKSPLORASI ENDAPAN BIJIH NIKEL LATERIT

MA5182 Topik dalam Statistika I: Statistika Spasial. Utriweni Mukhaiyar

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

IDENTIFIKASI SEBAAN NIKEL LATERIT DAN VOLUME BIJIH NIKEL DAERAH ANOA MENGGUNAKAN KORELASI DATA BOR

Agar pelatihan efektif, buku petunjuk ini dibuat dengan asumsi sebagai berikut:

BAB I STATISTIK DESKRIPTIF

Oleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model

BELAJAR SPSS. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara menginstal terlebih dahulu software SPSS

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Meilani Magdalena/

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB V PEMBAHASAN. Untuk mengetahui gambaran penyebaran kandungan komposisi kimia secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KCMI ( Kode Cadangan Mineral Indonesia )

IMPORT DATA LUBANG BOR FORMAT EXCEL KEDALAM PERANGKAT LUNAK ROCKWORKS 14

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 2 September 2014

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

FORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BITUMEN PADAT

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

Kartion 1, Juli Chandra Teruna 2 dan Program Studi Teknik Pertambangan, Politeknik Muara Teweh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV PENYUSUNAN DAN PENGOLAHAN DATA Dalam studi penelitian Permodelan dan Estimasi Sumberdaya Nikel Laterit di Pulau Gee, Halmahera Timur Propinsi Maluku Utara ini data awal yang digunakan berasal dari hasil kegiatan eksplorasi Unit Geomin PT Antam Tbk. Obyek penelitian ini berupa pengamatan terhadap hasil pemboran yang tembus zona bijih dari nikel laterit yaitu zona limonit dan zona saprolit sebagai produk utama disamping zona soil dan zona bedrock. Penelitian ini dilakukan pengolahan data Blok GB Pulau Gee dengan luas area pemboran eksplorasi ± 25 Ha dari ruang lingkup pemboran eksplorasi nikel Blok GA, Blok GC, Blok GD dan Blok GE di Pulau Gee dengan luas area pemboran eksplorasi ± 60 Ha. Pada daerah penelitian terdapat 319 drillholes dan 4559 assay data yang terekam dengan menggunakan data pemboran eksplorasi berjarak spasi antar lubang bor 25 meter. Selain unsur Ni yang dianalisis, terdapat unsur logam lain yaitu unsur Fe dan MgO yang terdapat di masing masing horizon nikel yaitu pada zona Limonite dan Low Saprolite Zone Ore / High Saprolite Ore Zone (Saprolite). Area Daerah Penelitian Distribusi Titik Bor Gambar 4.1 : Distribusi Titik Bor Eksplorasi di Pulau Gee 53

Secara umum dalam pemodelan dan estimasi sumberdaya endapan nikel diperlukan data-data dasar sebagai berikut : Peta topografi, Peta geologi lokal (meliputi litologi, stratigrafi, & struktur geologi). Data bor tembus zona bijih, menghasilkan data berformat.*csv yaitu : - Data Collar - Data Assay, Berdasarkan kombinasi data-data olahan tersebut di atas dapat dilakukan analisis dan evaluasi untuk penentuan dan perhitungan jumlah sumberdaya nikel pada daerah penelitian. Setiap tahapan dan prosedur pekerjaan seperti diuraikan di atas dapat dikerjakan dan dihitung secara bertahap dan simultan dengan menggunakan kombinasi perangkat lunak AutoCad dan Microsoft Excel diolah serta diinterpretasikan dalam perangkat lunak Studio 3 Datamine. Secara umum tahapan pengerjaan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tujuh) tahapan utama, yaitu : Konstruksi peta topografi Permodelan geologi horizon nikel dalam 3 dimensi (limonit, saprolit) Penaksiran sumberdaya nikel pada setiap zona zona bijih dalam model blok. Dimana urutan pengerjaannya secara spesifik adalah sebagai berikut : 1. Pemasukan, penyusunan dan validasi data collar dan assay untuk input file data drillhole (lubang bor). 2. Input / pemasukan basis data menjadi file drillhole tiga dimensi pada perangkat lunak Datamine (Database). 3. Composite drillhole untuk pembuatan legenda dan korelasi. 4. Pemeriksaan model drillhole terhadap listing data collar dan assay pada Ms. Excel (Validasi). 5. Korelasi badan bijih dari data penembusan badan bijih/horizon/zona. 6. Pembuatan model tiga dimensi kerangka badan bijih (3-D Orebody Modelling). 54

7. Verifikasi permodelan terhadap topografi dan terhadap masing masing zona bijih (Smoothing). 8. Analisis statistik kadar rata rata dari setiap unsur bijih dan pembawa bijih 9. Pembuatan prototype model blok sumberdaya (Block Size). 10. Pemilihan metode estimasi. 11. Estimasi sumberdaya blok badan bijih (zona). 12. Pelaporan sumberdaya blok badan bijih (Tabulasi). Permodelan dibatasi dengan jarak toleransi setengah dari jarak spasi antar titik bor terluar. Sedangkan permodelan terhadap zona soil tidak dimasukkan karena dari statistik kadar Ni di dalam soil diklasifikasikan tidak ekonomis, begitu juga dengan bedrock. 4.1 Basis Data Assay Basis data assay berisi informasi-informasi dari data eksplorasi rinci yang akan menjadi input file assay dan drillhole pada Studio 3 Datamine berupa datadata dalam file Microsoft Excel dengan format *.csv (comma delimitted) sebanyak 4 macam file. Informasi dasar basis data assay diperoleh dari kegiatan pemboran eksplorasi. Basis data ini harus dilakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pengolahan data lebih lanjut, hal ini sangat penting karena di dalam proses pemodelan dan estimasi sumberdaya bersumber dari basis data assay ini. Data assay tersebut meliputi : File Collar, memuat informasi koordinat x,y,z permukaan dari drillhole. File Survey, memuat informasi bearing/dip direction, dip, dan deviasi lubang bor/trench/stope sampling. Dalam penelitian ini data survey tidak digunakan karena pemboran untuk ekpslorasi nikel adalah pemboran tegak. File Assay, memuat informasi kedalaman penembusan (from and to) beserta kadar Ni, Fe, MgO, CaO,Co dan SiO 2 pada tiap penembusan bor inti atau interval sampling pada bijih. File Lithologi, memuat informasi kedalaman penembusan (from and to) dan informasi rock type yang membedakan jenis batuan (ore/waste) dari tiap 55

penembusan bor inti atau tiap interval sampling, namun file lithologi ini digabungkan dengan file assay. Basis basis data di atas dijadikan satu basis data yang memuat informasi drillholes data dan assay data (data kadar) beserta koordinat dan elevasi serta kedalaman lubang bor. Termasuk juga basis data Lithologi. Basis data tersebut digunakan dalam penentuan horizon / zona nikel. Parameter yang digunakan meliputi unsur unsur seperti pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Batasan Kandungan Fe & Ni dalam Penentuan Horizon Laterit (Sumber : Geomin PT. Antam Tbk) Horizon Kadar Fe (%-berat) Nilai Cut Off Kadar Ni (%-berat) Limonite 40 < Fe < 50 1.0 < Ni < 1.4 Low Saprolite Ore Zone (L.S.O.Z) High Saprolite Ore Zone (H.S.O.Z) 30 < Fe < 40 1.4 < Ni < 1.8 Fe < 30 Ni > 1.8 Batasan yang digunakan pada tabel tersebut dapat berubah tergantung dari kebutuhan user / perusahaan dan berdasarkan kondisi pangsa pasar logam. Kemudian untuk data topografi, importing data ke dalam perangkat lunak Studio 3 Datamine dengan format *.DWG (Autocad) dalam bentuk 3 dimensi (3D). Sedangkan data hasil pemboran disusun ke dalam worksheet Microsoft Excel (format *.xls) dengan tabel-tabel kolom utama sebagaimana terlihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Tabulasi Data Collar BHID X COLLAR Y COLLAR Z COLLAR GB 19 601.17 2225.72 33.27 GB 20 626.17 2225.72 32.02 GB 21 651.17 2225.72 26.50 56

Tabel 4.3 Tabulasi Data Assay BHID FROM TO LITHO Ni Fe Co SiO2 CaO MgO GB 19 0.00 1 SOIL 1.00 55.63 0.05 11.62 0.02 7.00 GB 19 1.00 2 SOIL 1.05 58.58 0.06 9.71 0.02 6.47 GB 19 2.00 3 LIMONITE 0.86 42.41 0.05 15.46 0.02 7.37 GB 19 4.00 5 HSOZ 2.12 8.36 0.02 42.55 0.01 20.53 4.2 Permodelan Badan Bijih Data assay dan collar yang telah diinputkan menjadi satu file assay di dalam Studio 3 Datamine digunakan untuk korelasi badan bijih berdasarkan data data geologi dan penampang inti bor tembus zona bijih yang dibuat dari setiap section / penampang dan divisualisasikan dalam bentuk warna yang berbeda beda dari setiap zona. Visualisasinya dapat dilihat pada gambar 4.2. 190 Elev 190 Elev 790 E 800 E 180 Elev 170 Elev 810 E 860 E 850 E 840 E 830 E 820 E String Correlation Section 5 W-E 870 E 880 E 890 E 900 E 910 E 920 E 930 E 940 E 950 E 960 E 970 E 980 E 990 E 1000 E 1010 E 1020 E 1030 E 180 Elev 170 Elev 160 Elev Scale 1:1000 Studio 3 Datamine 160 Elev 150 Elev 150 Elev 140 Elev 140 Elev 130 Elev 120 Elev 110 Elev 100 Elev 90 Elev GB 492 GB 493 GB 494 GB 495 GB 496 GB 497 GB 498 GB 499 130 Elev 120 Elev 110 Elev 100 Elev 90 Elev 80 Elev 80 Elev 70 Elev 60 Elev 0 10 20 30 40 Legenda [BEDROCK] [LIMONITE] 70 Elev 60 Elev 790 E 50 Elev 800 E 40 Elev 810 E 820 E 830 E 840 E 850 E 860 E 870 E 880 E 890 E 900 E 910 E 920 E 930 E 940 E 950 E 960 E 970 E 980 E [SOIL] [SPRLITE] 990 E 1000 E 1010 E 1020 E 50 Elev 1030 E 40 Elev Gambar 4.2 Korelasi Zona Nikel Pada Section GB 492 - GB 499 57

Korelasi di atas dilakukan di setiap penampang / section bor yang ditarik dari arah barat timur. Kemudian dari korelasi tersebut dihasilkan model badan bijih awal berupa wireframe (kerangka) badan bijih tiga dimensi. Seperti pada gambar 4.3 berikut. Gambar 4.3 Wireframe 3 Dimensi Badan Bijih Nikel Blok GB P. Gee Kerangka model badan bijih yang berupa jaring-jaring wireframe tiga dimensi ini menjadi batas pengisian model blok kosong yang belum memiliki nilai kadar logam pada masing-masing zona bijih. Model blok sumberdaya pada Blok GB Pulau Gee ini dibuat dengan dimensi blok dalam X x Y x Z = ½ Jarak Spasi Antar Titik Bor (1/2 x 25 m), Y = ½ Jarak Spasi Antar Titik Bor (1/2 x 25 m) dan Z = 2 m (Berdasarkan Konvensi) untuk klasifikasi sumberdaya terukur. Pembuatan model blok tersebut berdasarkan pada titik acuan koordinat awal pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Batasan Koordinat Acuan Model Blok FIELD (A8) MINIMUM (N) MAXIMUM (N) RANGE (N) XP 508.49231 1166.526978 658.034668 YP 988.219971 1788.219971 800 ZP 4 160.477097 156.477097 Model blok ini sebenarnya ditentukan berdasarkan dari kemampuan dan kapasitas alat penambangan. Oleh karena itu asumsi model blok yang di ambil dalam penelitian ini adalah berdasarkan unit penambangan terkecil. 58

4.3 Estimasi Kadar Model Blok Tidak semua data pada assay drillhole ini dipakai dalam estimasi sumberdaya, hanya data-data yang masuk dalam ruang badan bijih hasil korelasi yang digunakan untuk memberikan pengaruh terhadap penaksiran kadar dalam badan bijih / zona masing-masing. Dalam Datamine untuk pemilahan data ini dilakukan dengan perintah seltri yang akan mengestimasi kadar pada setiap model blok berdasarkan zona awal yang sudah ditentukan dari hasil rekapitulasi data (batasan kadar) pada tabel 4.1. Setelah model blok ditentukan, dilakukan estimasi kadar pada tiap blok tersebut berdasarkan dari informasi setiap interval kadar bor inti terhadap masing masing zona nikel baik limonit dan saprolit. Dalam penelitian ini tidak di lakukan komposit data dikarenakan dari data asli sudah memiliki interval yang cukup baik yaitu interval setiap 1 meter. Untuk metode estimasi kadar tersebut digunakan metode konvensional yaitu Inverse Distance Power terutama Inverse Distance Square (pangkat 2). Estimasi pada model blok dilakukan dari informasi kadar Ni dari setiap interval bor. Radius pencarian data yang digunakan pada penelitian ini adalah X = 37.5 m dan Y = 37,5 m yaitu 1 ½ jarak antar lubang bor dan Z = 5 m. Dalam Datamine parameter ini diinputkan dalam perintah Estima dari parameter espar dan sparm. Parameter tersebut merupakan prototype dalam estimasi kadar pada setiap model blok. Visualisasi estimasi kadar tersebut dapat dilihat pada gambar 4.4. 59

B B Gambar 4.4 Estimasi Kadar pada Model Blok Section N-S 901 E (BHID GB 365 GB 628) 60

4.4 Statistik Deskriptif Analisis statistik digunakan untuk memberikan gambaran menyeluruh dan kecenderungan dari data awal dan data hasil olahan. Dengan pendekatan statistik ini maka akan didapatkan batas pencilan data untuk tujuan verifikasi data awal. Tujuan dilakukannya analisis statistik adalah untuk mengetahui parameterparameter atau karakteristik populasi endapan dari data yang akan diolah yaitu data kadar hasil analisis dari pemboran. Hasil pengolahan data statistik deskriptif tersebut seperti pada table 4.5 berikut. Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Zona Nikel Blok GB P. Gee ZONA Statistik LIMONIT LSOZ HSOZ Ni Fe MgO Ni Fe MgO Ni Fe MgO Minimum 1.01 8.07 6.32 1.4 6.41 6.45 1.8 7.55 9.18 Maximum 1.39 56.88 33.77 1.78 55.6 31.06 4.02 42.81 36.05 Range 0.38 48.81 27.45 0.38 49.19 24.61 2.22 35.26 26.87 Mean 1.257 41.56 10.22 1.534 36.87 13.013 2.061 16.02 25.737 Median 1.27 43.25 9.225 1.51 39.86 10.99 1.93 14.33 26.09 Mode 1.33 44.24 9.61 1.49 11.35 18.95 1.83 11.46 30.01 ST Dev 0.089 9.594 4.13 0.097 11.16 5.5065 0.315 6.372 4.7633 Skewness -0.66-1.24 3.451 0.903-0.73 1.4195 2.119 1.418-0.647 Kurtosis -0.09 1.847 14.13-0 -0.28 1.3182 6.485 2.227 0.3496 Untuk mempermudah penaksiran kadar dan melihat penyebaran kadar, daerah penelitian dibagi menjadi 2 bagian yaitu blok utara dan blok selatan blok GB Pulau Gee yang ditinjau dan dilihat dari 3 unsur yaitu nilai kadar Ni, Fe dan MgO seperti pada gambar 4.5 berikut. 61

Blok Utara Blok Selatan Gambar 4.5 Pembagian Blok Utara Blok Selatan Peta Penelitian Blok GB Pulau Gee 62

4.4.1 Statistik Univarian Statistik deskriptif yang digunakan untuk melihat hubungan antar data dalam satu populasi, tanpa mempertimbangkan faktor posisi dari data-data tersebut. Tabel 4.6 Hasil analisis statistik univarian kadar Ni Statistik Kadar Ni (%) Parameter Blok Utara Blok Selatan Minimum 0.32 0.34 Maximum 5.81 4.62 Mean 1.552615651 1.783637 Median 1.52 1.72 Mode 1.45 1.35 Standard Deviation 0.644818 0.669382 Standard Error 0.013027 0.01422 Variance 0.41579 0.448072 Kurtosis 1.654829-0.214228 Skewness 0.510274 0.207604 Range 5.49 4.28 Sum 3583.12 49720.98 Count 2314 2228 Pertimbangan yang melatarbelakangi membagi 2 daerah blok utara dan blok selatan blok GB Pulau Gee adalah untuk membandingkan penyebaran kadar Ni, Fe dan MgO yang relatif menyebar tidak merata. Disamping itu juga bermanfaat sebagai bahan tambahan evaluasi dan pertimbangan didalam estimasi kadar pada suatu model blok. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa karakteristik populasi data kadar Ni pada blok utara sedikit berbeda dengan populasi data kadar Ni pada blok selatan. Hal ini dapat ditunjukkan pada besarnya nilai mean / rata rata blok utara sebesar 1.55 % sedangkan blok selatan sebesar 1.78 %. Kemudian untuk sebaran datanya dari dua tempat yang dibandingkan dapat dilihat dari nilai skewness dan kurtosis yang memberikan hasil yang tidak jauh berbeda (nilai Ni antara blok utara dan blok selatan memiliki karakteristik yang hampir sama). 63

a) b) Gambar 4.6 Histogram Kadar Ni Blok ; a) Blok Utara,b) Blok Selatan 64

4.4.1.1 Histogram Kadar Ni Histogram berguna untuk melihat sebaran data dari suatu populasi data. Apakah data tersebut mengumpul pada suatu populasi data yang bernilai tinggi ataupun sebaliknya atau juga menyebar secara merata. Konsekuensinya kita dapat mengetahui karakteristik dari populasi data tersebut dan mempermudah kita di dalam menentukan kualitas data di dalam estimasi kadar yang akan dilakukan. Taksiran bentuk populasi data ini dapat mengurangi besarnya kesalahan dan dapat digunakan sebagai informasi awal di dalam pengolahan data selanjutnya. Dari gambar 4.6a histogram kadar Ni blok utara dapat dilihat bahwa penyebaran data terletak pada nilai kadar yang relatif rendah yaitu di histogram puncak range 1,55 1,6 %, dapat juga dilihat dari nilai skewness positif yang menunjukkan data cenderung ke arah kiri/kadar rendah. Kemudian dari nilai variansinya yang relatif kecil menunjukkan ekor histogram yang pendek. Jika ekor histogram tersebut panjang maka memiliki nilai varians yang besar. Namun penyebaran data pada blok utara ini menunjukkan distribusi data yang hampir simetris dengan nilai puncak histogram 1,6 mendekati nilai rataan (mean). Sedangkan untuk kadar Ni blok selatan yang ditunjukkan pada gambar 4.6b dapat dilihat bahwa penyebaran data cenderung menyebar hampir secara merata tetapi sedikit lebih besar ke nilai kadar rendah. Dapat juga dilihat dari nilai skewness yang positif. Tetapi dibandingkan dengan blok utara, blok selatan ini memiliki penyebaran distribusi data yang mendekati simetris (distribusi normal) dengan memberikan nilai skewness yang hampir mendekati 0 yaitu 0,20 dan nilai variansi yang kecil serta puncak histogram yang mendekati nilai rataan (mean) yaitu 1,7 %. 65

Tabel 4.7 Hasil analisis statistik univarian kadar Fe Statistik Kadar Fe (%) Parameter Blok Utara Blok Selatan Minimum 4.1 4.31 Maximum 77.339996 58.080002 Mean 21.782522 21.607147 Median 13.17 12.475 Mode 8.21 8.54 Standard Deviation 15.590073 15.455306 Standard Error 0.314967 0.328317 Variance 243.050369 238.86647 Kurtosis -0.839354-1.014735 Skewness 0.805585 0.751835 Range 73.239998 53.77 Sum 49720.98 47767.84005 Count 2314 2228 Berdasarkan tabel 4.7 data statistik Fe untuk blok utara dan blok selatan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda, dilihat dari nilai mean untuk blok utara 21.78 % dan blok selatan 21.06 % dan nilai skewness dan kurtosis yang relatif sama. Sehingga untuk nilai kadar Fe pada blok utara dan blok selatan dianggap memiliki karakteristik yang hampir sama. 66

a) b) Gambar 4.7 Histogram Kadar Fe Blok ; a) Blok Utara,b) Blok Selatan 67

4.4.1.2.Histogram Kadar Fe Histogram kadar Fe pada blok utara gambar 4.7a menunjukkan nilai variansi yang cukup besar (ekor histogram yang panjang) kemudian nilai distribusi taksimetri (skewness) yang cukup besar yaitu 0,81 (positif). Namun disini dapat dilihat hasil nilai distribusi taksimetri (skewness) terjadi dikarenakan terdapat sedikit data yang memiliki frekuensi yang sangat banyak pada kadar Fe yang rendah tetapi data cenderung menyebar secara merata pada range selanjutnya, sehingga karakteristik kadar Fe pada blok utara ini menunjukkan nilai yang memiliki variasi yang cukup tinggi pada kadar Fe rendah, tetapi relatif menyebar pada kadar medium ke atas. Sedangkan untuk kadar Fe pada Blok Selatan yaitu pada gambar 4.7b menunjukkan nilai skewness dan mean serta variansi yang hampir sama dengan kadar Fe blok utara sehingga distribusi data pada kadar Fe blok selatan ini memiliki karakteristik yang hampir sama. 68

Tabel 4.8 Hasil analisis statistik univarian kadar MgO Statistik Kadar MgO (%) Parameter Blok Utara Blok Selatan Minimum 2.21 2.21 Maximum 44 70.029999 Mean 22.497616 22.75593 Median 25.120001 26.62 Mode 7.92 8.18 Standard Deviation 10.127538 10.351607 Standard Error 0.204607 0.219899 Variance 102.567024 100.155777 Kurtosis -1.431594-1.332928 Skewness -0.174772-0.217232 Range 41.790001 67.82 Sum 52449.02997 50740.88005 Count 2306 2220 Berdasarkan tabel 4.8 hasil statistik MgO untuk blok utara dan blok selatan memberikan hasil yang juga tidak jauh berbeda, dilihat dari nilai mean untuk blok utara 22.49 % dan blok selatan 22.77 % dan nilai skewness dan kurtosis yang relatif sama sehingga untuk nilai kadar MgO pada blok utara dan blok selatan memiliki karakteristik yang hampir sama. 69

a) b) Gambar 4.8 Histogram Kadar MgO Blok ; a) Blok Utara,b) Blok Selatan 70

4.4.1.3.Histogram Kadar MgO Pada gambar 4.8a ditunjukkan kadar MgO relatif menyebar pada kadar yang bernilai tinggi (nilai skewness yang negatif yaitu -0,17). Kemudian nilai variansinya besar ditunjukkan ekor histogram yang panjang. Histogram untuk kadar MgO ini menyebar relatif merata walaupun sedikit cenderung ke kadar yang tinggi. Namun histogram tersebut mendekati bentuk simetris. Sedangkan kadar MgO blok selatan pada gambar 4.8b ditunjukkan oleh penyebaran data yang relatif menyebar secara fluktuatif pada kadar rendah <12 % dan pada kadar sangat tinggi yaitu >25 %, tetapi bentuk histogram cukup simetris. Namun data nilai statistik memberikan gambaran untuk blok selatan ini hampir sama dengan blok utara. 4.4.2 Statistik Bivarian Metode statistik bivarian digunakan untuk menganalisis 2 (dua) kelompok data yang berbeda tetapi terletak pada lokasi yang sama, dimana dalam kasus ini kelompok data yang dianalisis yaitu data kadar Ni dan data kadar Fe serta data kadar MgO yang terdapat pada lokasi yang sama yaitu pada masing-masing blok pemodelan. Adapun metode statistik bivarian yang umum digunakan yaitu diagram pencar atau scatter plot. 71

Gambar 4.9 Diagram Pencar antara Kadar Ni dan Fe Blok Utara Gambar 4.10 Diagram Pencar antara Kadar Ni dan Fe Blok Selatan 72

Gambar 4.11 Diagram Pencar antara Kadar Ni dan MgO Blok Utara Gambar 4.12 Diagram Pencar antara Kadar Ni dan MgO Blok Selata 73

4.5 Tabulasi Sumberdaya Penelitian ini menghasilkan 2 model blok yaitu zona limonit dan zona saprolit yang merupakan gabungan antara Low Saprolite Ore Zone dan High Saprolite Ore Zone. Selain tabulasi sumberdaya secara umum, terdapat juga tabulasi sumberdaya yang tergolong ekonomis yang tersusun didalam skenario. 4.5.1 Presentasi Sumberdaya Blok GB Pulau Gee Berikut ini adalah gambar model blok sumberdaya nikel blok GB Pulau Gee berdasarkan klasifikasi zona nikel : 1 0 N 700 E 600 E 500 E 350 Elev 300 Elev 500 E 800 E 600 E 1000 E 900 E 1:4000 250 Elev 200 Elev 1800 N 1800 N 150 Elev -50 Elev 1700 N 1700 N -100 Elev 1600 N 1600 N 700 E 1500 N 1500 N 800 E 1100 E Block Model Zone Nickel 100 Elev 50 Elev 0 Elev Datamine: ORE (mod_ore (block model)) [LIMONITE] [SPRLITE] 900 E 1200 E 1300 N 1300 N 1400 N 1400 N 1000 E 1200 N 1200 N 1100 N 1000 N 1300 E 350 Elev 1300 E 300 Elev 250 Elev 200 Elev 1200 E 150 Elev 100 Elev 50 Elev 0 Elev 1100 E -50 Elev -100 Elev 1100 N 1000 N 9 Gambar 4.13 Model Blok Nikel Blok GB P. Gee 74

4.5.2 Tabulasi Sumberdaya Nikel Dari hasil permodelan dan estimasi kadar pada setiap model blok yang dibuat, dikumpulkan dan diakumulasikan di dalam suatu tabulasi seperti tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Tabulasi Total Sumberdaya Nikel Blok GB P. Gee ZONA VOLUME (m 3 ) DENSITY (Ton/m 3 ) TONNES (Ton) Kadar Rata - Rata (%) Ni Co Fe SiO2 CaO MgO LIMONIT 310,704.41 1.6 497,127.06 1.286 0.12 44.3 16.27 0.0201 9.3931 SAPROLIT 1,486,248.13 1.6 2,377,997.01 2.076 0.07 20 34.64 0.0574 23.322 TOTAL 1,796,952.54 1.6 2,875,124.06 1.68 0.09 32.18 25.46 0.04 16.36 Dalam estimasi sumberdaya yang bernilai ekonomis pada daerah penelitian dilakukan asumsi asumsi yang diambil, hal ini dimasukkan didalam skenario skenario. Skenario ini diambil dari parameter paremeter yang digunakan oleh beberapa perusahaan. Kemudian dalam skenario skenario tersebut zona limonit dan zona saprolit dijadikan menjadi satu produk yaitu zona ore dan untuk overburden nya disebut waste. Asumsi density ore 1,6 ton/m 3. Hasil statistik dan tabulasi sumberdaya skenario 1 dan skenario 2 terdapat pada tabel berikut. Tabel 4.10 Hasil Statistik Deskriptif Skenario 1 (COG >1,2) Nikel Blok GB P. Gee Statistik Kadar (%) Ni Fe MgO Minimum 1.802481 8.561625 14.77826 Maximum 3.241168 36.7694 32.00795 Range 1.438687 28.20778 17.22968 Mean 2.097591 20.28745 23.13431 ST Dev 0.230292 5.849509 3.719005 Skewness 1.348307 0.256561 0.094485 Kurtosis 2.932097-0.61757-0.626072 75

Tabel 4.11 Tabulasi Sumberdaya Ekonomis Skenario 1 (COG >1,2) Nikel Blok GB P. Gee ZONA VOLUME(m 3 ) TONNES (ton) Ore 1,768,039.00 2,682,186.50 Waste 336,795.78 Tabel 4.12 Hasil Statistik Deskriptif Skenario 2 (COG >1,8) Nikel Blok GB P. Gee Statistik Kadar (%) Ni Fe MgO Minimum 1.205347 8.561625 8.623197 Maximum 3.241168 45.0274 32.00795 Range 2.035821 36.46577 23.38475 Mean 1.949525 23.35858 21.23238 ST Dev 0.288747 7.81679 4.605278 Skewness 0.633174 0.461153-0.09408 Kurtosis 1.133735-0.301104-0.40276 Tabel 4.13 Tabulasi Sumberdaya Ekonomis Skenario 2 (COG > 1,8) Nikel Blok GB P. Gee ZONA VOLUME (m 3 ) TONNES (ton) Ore 1,171,253.63 1,766,697.88 Waste 210,562.27 76