BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kuantitas dari bentuk kejahatan tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tugas pokok melaksanakan pemasyarakatan narapidana/anak didik. makhluk Tuhan, individu dan anggota masyarakat.

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

1 dari 8 26/09/ :15

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Hukum diciptakan oleh manusia mempunyai tujuan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. 1 Hal ini berarti setiap

NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Pemerintah dalam menegakan hukum dan memberantas korupsi

BAB I PENDAHULUAN. timbul berbagai macam bentuk-bentuk kejahatan baru. Kejahatan selalu

Institute for Criminal Justice Reform

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Layanan perpustakaan..., Destiya Puji Prabowo, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Dalam era pertumbuhan dan pembangunan dewasa ini, kejahatan

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

Pengertian dan Sejarah Singkat Pemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergeseran paradigma dalam hukum pidana, mulai dari aliran klasik,

SKRIPSI PERAN BAPAS DALAM PEMBIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MENJALANI CUTI MENJELANG BEBAS. (Studi di Balai Pemasyarakatan Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak akan pernah sembuh. Berbagai fakta dan kenyataan yang diungkapkan oleh

PENGAWASAN PEMBERIAN REMISI TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KLAS IIA ABEPURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. landasan pendiriannya yang telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan. Ini berarti, bahwa pembinaan dan bimbingan yang. diberikan mencakup bidang mental dan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. Negeri tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan menejemen Pegawai. Negeri Sipil sebagai bagian dari Pegawai Negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pemasyarakatan yang merupakan proses pembinaan yang

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

PENDAHULUAN. dalam penjelasan UUD 1945 yang secara tegas menyatakan bahwa Negara Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FUNGSI SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM MEREHABILITASI DAN MEREINTEGRASI SOSIAL WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Sri Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. sebutan penjara kini telah berubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercermin dalam UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, tetapi dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

BAB I PENDAHULUAN. tahanan, narapidana, anak Negara dan klien pemasyarakatan sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

UU 12/1995, PEMASYARAKATAN. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:12 TAHUN 1995 (12/1995) Tanggal:30 Desember 1995 (JAKARTA) Tentang:PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya warga Binaan Pemasyarakatan sebagai insan dan

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN. Negara indonesia adalah negara hukum rechstaats. 1 Sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tolak ukur segala hal mengenai harapan dan tujuan dari bangsa

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi kekacauan-kekacauan,

BAB IV. Pembinaan Narapidana, untuk merubah Sikap dan Mental. Narapidana agar tidak melakukan Tindak Pidana kembali setelah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi hanya sekedar penjeraan bagi narapidana,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

BAB 1 PENDAHULUAN. kemerdekaan bergerak seseorang, pada akhir tujuannya adalah untuk

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGAMATAN TERHADAP NARAPIDANA OLEH HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT STUDI KASUS DI LAPAS SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. penyiksaan dan diskriminatif secara berangsur-angsur mulai ditinggalkan melalui

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat agar dapat tercipta dan terpeliharanya ketertiban umum.

I. PENDAHULUAN. prinsip hukum acara pidana yang mengatakan peradilan dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang berlaku. Salah satu upaya untuk menjamin. dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ).

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERSPEKTIF DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PIDANA ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat Indonesia. Setelah adanya Keputusan Konferensi Dinas Para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Salah satu tujuan negara Indonesia sebagaimana termuat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penduduk Indonesia yang sangat besar jumlah pertumbuhan penduduknya yaitu

elr 24 Sotnuqri f,ole NPM EIALAMA}.{ PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, Tanda Tangan

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Ketika seseorang yang melakukan kejahatan atau dapat juga disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indie (Kitab Undang Undang Hukum pidana untuk orang orang. berlaku sejak 1 januari 1873 dan ditetapkan dengan ordonasi pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GUILTY FEELING PADA RESIDIVIS

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melakukan pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tidak ada masyarakat yang sepi dari kejahatan. Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalani masa pidana, hal ini sudah diatur dalam Undang undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan, Pasal 9 Ayat (1) yang menegaskan : Pasal 2 sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 Ayat (1) Undang Undang

BAB II PENGERTIAN ANAK PIDANA DAN HAK-HAKNYA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

PP 58/1999, SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, dimana penanganan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejahatan dewasa ini menunjukan tingkat kerawanan yang cukup tinggi. Hal ini dapat diketahui melalui pemberitaan media cetak maupun elektronik serta sumber-sumber lain. Peningkatan tersebut bukan hanya terbatas pada kuantitas dari bentuk kejahatan tersebut. Dalam kaitannya dengan tingkat kejahatan yang semakin rawan tersebut, maka salah satu usaha untuk menekan laju kejahatan ialah dengan membina dengan baik terhadap para narapidana agar supaya nantinya setelah mereka keluar dari Lembaga Permasyarakatan mereka sadar akan berusaha untuk tetap berbuat baik terhadap lingkungan masyarakat disekitarnya, karena setiap kejahatan yang dilakukan oleh manusia itu tidak semata-mata murni dari hati nurani mereka melainkan banyak juga kejahatan dilakukan karena disebabkan oleh tuntunan ekonomi, politik yang mau tidak mau harus mereka lakukan walaupun hal itu sangat bertentangan sekali dengan hati nurani mereka. Banyak sekali para narapidana yang dulu pernah dipidana (Residivis) yang kembali masuk keluar lapas dikarenakan mereka kurang mengerti akan pola pembinaan yang baik sehingga diperlukan adanya pola peranan yang harus dikerjakan oleh para residivis maupun narapidana baru yang ada di lapas supaya kelak mereka mengerti akan apa itu peranan dari 1

2 adanya pola pembinaan dari lapas. Adapun pola pembinaannya adalah sebagai berikut : 1. Pola penerimaan/pendaftaran warga baru. 2. Pola perawatan narapidana. 3. Pola tata tertib disiplin narapidana. 4. Pola bimbingan/pendidikan agama bagi narapidana. 5. Pola pendidikan bagi narapidana. 6. Pola pekerjaan narapidana. 7. Pola tentang hak-hak narapidana. 8. Pola tentang keamanan. 9. Pola pemeliharaan sarana fisik lembaga pemasyarakatan. Ditinjau dari sejarahnya : Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Klas II A Pemuda Tangerang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, tanggal 16 Desember 1983 Nomor : M.03.UM.01.06 Tahun 1983 Tentang Penetapan Lembaga Pemasyarakatan Tertentu Sebagai Rumah Tahanan Negara. Dalam lampiran II dari surat keputusan tersebut Lapas Klas II A Tangerang disamping ditetapkan sebagai Lapas, juga sebagian ruangannya ditetapkan sebagai Rumah Tahanan Negara (Rutan). Oleh karena itu dengan berjalannya waktu diharapkan dengan adanya lembaga permasyarakatan ini, hak para narapidana bisa diekspresikan namun tetap dalam pola pengembangan yang terkendali

3 dan baik untuk mereka kedepannya maupun sampai mereka keluar dari lapas tersebut. Jadi jelas sekali bahwa tugas Lembaga Pemasyarakatan adalah membina narapidana, memberikan bekal yang cukup kepada para napi untuk memperbaiki akhlaknya agar kelak jika kembali ke masyarakat ia tidak akan mengulangi lagi kejahatannya. Namun, Lembaga Pemasyarakatan, masyarakat juga diharapkan berperan aktif ikut serta dalam pembinaan narapidana setelah kembali ke masyarakat dengan jalan melibatkan mantan napi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat tanpa kecuali bersama anggota masyarakat agar mantan napi tidak merasa diasingkan dan juga diharapkan setiap mantan napi dapat berinteraksi dengan baik ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Lembaga Pemasyarakatan sebagai ujung tombak pelaksanaan asas pengayoman merupakan tempat untuk mencapai tujuan tersebut di atas melalui pendidikan, rehabilitasi, dan reintegrasi. Sejalan dengan peran Lembaga Pemasyarakatan yang melaksanakan tugas pemprograman pembinaan yang diantara lain: 1. Program pendidikan. 2. Program olahraga. 3. Program kesehatan. 4. Program keamanan. 5. Program integrasi sosial.

4 B. Pokok Permasalahan Lembaga Pemasyarakan bertugas membina narapidana, mempersiapkan mereka dalam rangka kembali ketengah-tengah masyarakat dan selanjutnya bagaimana peran masyarakat dalam menerima mantan narapidana. Kenyataan menunjukan bahwa Lembaga Pemasyarakatan belum berperan optimal dan masih banyak orang yang kurang menerima mantan narapidana kembali ketengah-tengah masyarakat. Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas maka penulis dalam hal ini ingin merumuskan beberapa permasalahan, yaitu : 1. Bagaimanakah upaya pembinaan yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pemuda Tangerang dalam rangka membina narapidana untuk menjadi warga negara yang baik? 2. Bagaimana sikap mental dan perasaan para narapidana yang sedang menjalani masa tahanan di LP Pemuda? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pemuda Tangerang dalam rangka pembinaan narapidana untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, setelah kembali ke lingkungan masyarakat.

5 2. Untuk mengetahui sikap narapidana itu sendiri yang sedang menjalani masa tahanan di LP Pemuda. D. Definisi Operasional 1. Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana. 1 2. Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara Pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesadaran, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. 3. Terpidana adalah Seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuasaan hukum tetap. 1 Indonesia, Undang-Undang tentang Pemasyarakatan, Undang-Undang No. 12 Thn 1995, LN No.77 Thn 1995, TLN No. 3617., Psl 1 angka 1 Ibid psl 1 angka 2 Ibid psl 1 angka 6

6 4. Narapidana adalah Terpidana yangmenjalani pidana hilang kemerdekaan di LAPAS. 5. Klien Pemasyarakatan seseorang yang berada bimbingan LAPAS. 6. Menteri adalah Menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang Pemasyarakatan. 7. Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan. 8. Balai Pemasyarakatan adalah tempat yang mempunyai tugas pokok membimbing narapidana diluar Lembaga disamping juga didalam Lembaga Pemasyarakatan. 9. Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik. 2 E. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penulisan yaitu : Penelitian Empiris 1. Pengumpulan data atau bahan penelitian yang harus diupayakan atau dicari sendiri dilapangan oleh karena belum tersedia, kegiatan dapat berbentuk wawancara, menyusun kuisioner dan pengamatan. 2 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Psl 1 angka 21

7 Penelitian Deskriptif 2. Suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memaparkan dan memberikan gambaran dan hasil penelitian yang sudah diperoleh. Penelitian Normatif 3. Suatu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti Undang-Undang, KUHP dan bahan pustaka yang ada. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan skripsi, maka penulis membaginya dalam 5 bab, yang masing-masing dibagi sub bab yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Secara singkat urutan bab tersebut sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TENTANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN Dalam bab ini penulis akan membahas tentang sejarah perlakuan narapidana dalam sistem kepenjaraan di Indonesia, gagasan pemasyarakatan sebagai tujuan pidana

8 penjara, gagasan tentang pelaksanaan sistem pemasyarakatan, proses pemasyarakatan, pola-pola pembinaan narapidana dalam sistem pemasyarakatan. BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A TANGERANG Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengertian Lembaga Pemasyarakatan, tujuan pemidanaan, teori pemidanaan, hak-hak narapidana, sejarah singkat Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Tangerang, organisasi dan tata kerja Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Tangerang, program pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Tangerang, fasilitas didalam Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Tangerang. BAB IV PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A TANGERANG TENTANG PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA Dalam bab ini penulis akan menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam bab I dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh penulis di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Tangerang dan masyarakat di sekitarnya soal narapidana yang belum tentu tinggal di tempatnya sendiri.

9 BAB V PENUTUP Pada bab terakhir dari penulisan skripsi ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan juga akan memberikan saran yang sekiranya bermanfaat untuk kita semua.