BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN PUSKESMAS OLEH MASYARAKAT DI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN PUSKESMAS OLEH MASYARAKAT DI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor kualitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pembangunan. yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,2009).

BAB III. METODOLOGI. diperoleh kesimpulan untuk mencapai tujuan dari suatu penelitian. Metodologi

SURYATI NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manajemen Pelayanan di Puskesmas

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

PROFIL PUSKESMAS II DENPASAR UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey.

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan.

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN TINGKAT PEMANFAATAN PUSKESMAS DI KECAMATAN KOTA BLORA KABUPATEN BLORA

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bupati dalam melaksanakan kewenangan otonomi. Dengan itu DKK. Sukoharjo menetapkan visi Masyarakat Sukoharjo Sehat Mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG (Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat)

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Pembangunan merupakan rangkaian dari program-program disegala bidang secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Suharsimi Arikunto, 2006:219). Dalam melakukan penelitian, haruslah dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebagai

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelah Selatan : Kecamatan Labuan

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, untuk jenjang tingkat pertama (Menkes, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1987 Tentang : Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah

III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Umumnya pengertian survey dibatasi. mewakili seluruh populasi Singarimbun, 1999:3)

BAB I PENDAHULUAN. nasional karies aktif (nilai D>0 dan karies belum ditangani) pada tahun 2007

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung dengan tujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas Kedaton dan Puskesmas Tamin di

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kepada responden. Data primer tersebut meliputi identitas responden, jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo,

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. meliputi pengumpulan data, analisis data sampel. B. Alat Dan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI BPG PUSKESMAS LOJI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum sebagai yang dimaksud dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan tersebut diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggitingginya. Sebagai pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah masyarakat, pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota), badan legislatif serta badan yudikatif. Dengan demikian dalam lingkungan pemerintah baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus saling bahu membahu secara sinergis melaksanakan pembangunan kesehatan yang terencana, terpadu dan berkesinambungan dalam upaya bersama-sama mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (Depkes RI, 2008) Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya melaksanakan pelayanan kesehatan yaitu setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. (Asrul Azwar, 1996). Salah satu bentuk upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan masyarakat yang bermutu, merata, terjangkau dengan peran masyarakat secara aktif tuntutan masyarakat terhadap pemanfaatan Puskesmas semakin kompleks sebagai dampak positif kemajuan ilmu 1

2 pengetahuan dan teknologi dari hasil pembangunan nasional bangsa Indonesia. Masyarakat semakin peka terhadap pemanfaatan Puskesmas yang bermutu sehingga tahu haknya tentang pemanfaatan Puskesmas yang seharusnya mereka terima. ( Depkes RI, 2003) Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan geografis merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Pada Kecamatan Ngrampal terdapat empat Puskesmas. Kecamatan Ngrampal sendiri terletak di Desa Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Luas Kecamatan Ngrampal adalah 34,40 Km2, dengan jumlah penduduk 36.613 jiwa. Kepadatan penduduk adalah 1.064 jiwa/km2. Kecamatan Ngrampal terdiri dari 8 desa yaitu Pilangsari, Ngarum, Bener, Kebonromo, Bandung, Gabus, Karangudi, dan Klandungan. Tabel 1.1. Daerah wilayah kerja Fasilitas Kesehatan Puskesmas No. Unit Pelayanan Lokasi Puskesmas Daerah wilayah Puskesmas kerja 1 Puskesmas Induk Desa Pilangsari Khusus - Pilangsari - Bener Umum - Seluruh desa/kelurahan di Kecamatan Ngrampal 2 Puskesmas Pembantu 1 Desa Ngarum - Ngarum 3 Puskesmas Pembantu 2 Desa Bandung - Bandung - Kebonromo 4 Puskesmas Pembantu 3 Desa Karangudi - Karangudi - Klandungan - Gabus Sumber : Puskesmas Kecamatan Ngrampal Dengan keberadaan keempat Puskesmas di wilayah Kecamatan Ngrampal, diharapkan dapat memudahkan pemerintah setempat dalam mengawasi tingkat kesehatan masyarakat dan segera mengambil suatu tindakan jika terjadi keadaan yang bahaya, seperti wabah penyakit. Meskipun demikian, masih terdapat kendala dalam pelaksanaan peningkatan kesehatan

3 antara lain masyarakat masih belum memanfaatkan pelayanan Puskesmas secara optimal. Masih rendahnya status sosial ekonomi masyarakat, tingkat pendidikan, perilaku, gaya hidup serta kebiasaan masyarakat mengenai kesehatan umumnya masih kurang. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa target jumlah pasien yang diharapkan pada tiap puskesmas di daerah penelitian 3000 orang/tahun atau 250 orang/bulan. Jumlah tersebut ternyata masih kurang dari kenyataan yang sebenarnya di lapangan, yaitu jumlah pengunjung yang berobat ke puskesmas di Kecamatan Ngrampal dalam 1 tahun terakhir sebanyak 2324 orang. Hal ini akan berubah menjadi kurang efisiennya keberadaan puskesmas apabila tidak didukung oleh pemanfaatan oleh masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap tingkat pemanfaatan puskesmas dengan judul ANALISIS PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN PUSKESMAS OLEH MASYARAKAT DI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas di daerah penelitian? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan fasilitas kesehatan Puskesmas? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui tingkat pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas di daerah penelitian. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan fasilitas kesehatan Puskesmas oleh masyarakat.

4 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian: 1. Diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman pengembangan pelayanan kesehatan pada daerah penelitian. 2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam menentukan alternatif kebijakan peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan Puskesmas. 1.5. Tinjauan Pustaka dan Penelitian Sebelumnya 1.5.1 Tinjauan Pustaka a. Puskesmas Pelayanan kesehatan di negara-negara sedang berkembang menghadapi dua masalah pokok, pertama, fasilitas pengobatan belum modern belum memadai karena jumlahnya kurang dan penyebarannya belum merata, kedua, fasilitas yang tersedia belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat karena faktor sosial, ekonomi, adat istiadat. Di satu pihak pendekatan pelayanan kesehatan lebih berorientasi pada masyarakat, akan turut membantu kepincangan tersebut (Masri Singarimbun, 1978). Menurut Supriyanto (1998) bahwa pemanfaatan pelayanan Puskesmas adalah penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga, dan ataupun masyarakat (Azrul Azwar, 1996). Beberapa pelayanan yang umumnya digolongkan sebagai pelayanan sosial adalah penyediaan air dan sanitasi, pendidikan, kesehatan dan transportasi walaupun pada lingkup yang sempit (Huisman, 1987). Jadi dalam hal ini pelayanan kesehatan termasuk dalam kelompok pelayanan sosial. Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan umum dalam upaya

5 pembangunan kesehatan masyarakat harus dapat dijangkau oleh semua penduduk yang ada dalam wilayah kerjanya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penempatan lokasi Puskesmas meliputi jumlah penduduk yang akan dilayani, luas wilayah kerja, kondisi geografis dan infrastruktur yang ada di wilayah yang akan dilayani. Hal ini berarti dengan meningkatnya kunjungan Puskesmas disebabkan adanya kesadaran individu dan masyarakat itu sendiri untuk mencapai serta mendapatkan pelayanan kesehatan dari fasilitas kesehatan yang pemerintah siapkan. Pemanfaatan fasilitas kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor waktu, jarak, biaya, pengetahuan, fasilitas, kelancaran hubungan antara dokter dengan klien, kualitas pelayanan dan konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit (Notoadmojo, 2003). b. Analisis Geografi Pendekatan yang digunakan dalam penelitian skripsi ini mengacu pada pendekatan keruangan dalam komplek wilayah. Dalam pendekatan ini mempunyai karakteristik analisis yang lebih mendalam dan lebih luas dengan membandingkan wilayah satu dengan lainnya dalam penekanan pada keterkaitan antara elemen lingkungan dengan kegiatan manusianya. Dalam skripsi ini yang diteliti adalah tentang tingkat pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas oleh masyarakat yang dikategorikan dalam tingkatan rendah, sedang dan tinggi berdasarkan pada variabel jumlah kunjungan, aksesibiltas, jenis kegiatan dan fasilitas pendukung. Dikatakan rendah apabila jumlah pengunjung puskesmas, akomodasi, jenis kegiatan, dan fasilitas pendukung di puskesmas induk maupun pembantu tersebut kurang memadai. Dikatakan sedang apabila jumlah pengunjung puskesmas, akomodasi, jenis kegiatan, dan fasilitas pendukung di puskesmas induk maupun pembantu tersebut cukup memadai. Dikatakan tinggi apabila jumlah pengunjung puskesmas, akomodasi, jenis kegiatan, dan fasilitas pendukung di puskesmas induk maupun pembantu tersebut sudah memadai.

6 1.5.2 Penelitian Sebelumnya Tabel 1.2. Tabel perbandingan dengan penelitian sebelumnya No. Penyusun Suryati, 2007 Nova Dela Ira Ika Sejati, 2011 1. Judul Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Masyarakat di Puskesmas Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kota Madya Surakarta Analisis SIG Untuk Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Puskesmas Oleh Masyarakat Di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen 2. Tujuan Mengetahui tingkat Mengetahui tingkat pelayanan kesehatan yang potensi pemanfaatan dimiliki puskesmas di dua fasilitas kesehatan puskesmas wilayah puskesmas di daerah penelitian. penelitian. Mengetahui faktor-faktor Mengetahui faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi pemanfaatan puskesmas di pemanfaatan fasilitas daerah penelitian. kesehatan Puskesmas. Mengetahui besarnya jumlah penduduk yang dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan puskesmas di daerah penelitian. 3. Metode Survei Survei 5. Hasil Tingkat potensi puskesmas Banjarsari 1 tinggi dan tingkat potensi Banjarsari 2 rendah. Faktor pendidikan tidak berpengaruh. Faktor pendapatan berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas. Faktor jarak untuk puskesmas Banjarsari 1 tidak berpengaruh, untuk puskesmas Banjarsari 2 berpengaruh.

7 1.6. Kerangka Penelitian Masyarakat menetapkan pemanfaatan fasilitas kesehatan tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat fasilitas kesehatan yang tersedia tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. Pengembangan suatu puskesmas pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki fasilitas yang sudah ada atau menambah fasilitas yang belum ada sehingga fasilitas yang akan dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna puskesmas. Puskesmas di Kecamatan Ngrampal mempunyai potensi untuk mengalami perkembangan, oleh karena itu perlu dibuat klasifikasi masingmasing puskesmas untuk melihat perkembangannya. Dengan mengetahui klasifikasi masing-masing puskesmas, maka akan terlihat mana yang mempunyai tingkat perkembangan tinggi, sedang atau rendah. Dengan demikian puskesmas dengan perkembangan rendah perlu ditingkatkan lagi.

8 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Karakteristik: 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pendapatan 4. Mata pencaharian Penduduk Puskesmas Pemanfaatan Puskesmas Faktor-faktor yang mempengaruhi: Tingkat pemanfaatan 1. Jumlah pengunjung 2. Aksesibilitas (jarak dan transportasi) 3. Jenis kegiatan Analisis 4. Fasilitas pendukung - Tinggi - Sedang - Rendah Peta Tingkat Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Ngrampal di Kabupaten Sragen Sumber : Penulis (2012)

9 1.7. Hipotesis Berdasarkan beberapa hal di atas, maka dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Tingkat pemanfaatan Puskesmas Induk lebih baik daripada tingkat pemanfaatan Puskesmas Pembantu. 2. Faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan puskesmas adalah jumlah pengunjung dan jenis kegiatan. 1.8. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Dalam metode penelitian tersebut informasi dikumpulkan dari responden yang telah ditetapkan dengan menggunakan kuesioner (Masri Singarimbun,1982). Langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini meliputi: 1.8.1 Pemilihan Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Puskesmas Induk maupun Puskesmas Pembantu 1, 2 dan 3 yang terletak di Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen dengan pertimbangan tingkat pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat Kecamatan Ngrampal masih rendah, belum sesuai dengan target yang ingin dicapai Puskesmas tersebut. 1.8.2 Pemilihan Responden Adapun pengambilan responden dengan menggunakan metode acak sederhana Simple Random Sampling yaitu setiap sampel dari penelitian yang diambil dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan pengunjung dari Puskesmas Induk maupun Puskesmas Pembantu 1, 2 dan 3 yang memanfaatkan fasiltas kesehatan tersebut yaitu sebanyak 2324 pengunjung dalam 1 tahun. Sampel dari penelitian adalah sebagian pengunjung Puskesmas Induk maupun Puskesmas Pembantu 1, 2 dan 3 diambil 5% dari populasi yaitu menjadi 116 responden. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna puskesmas yang memanfaatkan fasilitas

10 kesehatan tersebut di Puskesmas Induk maupun Puskesmas Pembantu 1, 2 dan 3 yang dapat dilihat pada Tabel 1.3. Unit pelayanan kesehatan masyarakat yang diteliti adalah Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu 1, 2 dan 3 yang ada di Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Pembatasan responden disini dimaksudkan agar mendapatkan data yang sebaik-baiknya. Tabel 1.3. Perhitungan Jumlah Responden No. Nama puskesmas Jumlah pengunjung Sampel 5 % dalam 1 tahun 1 Puskesmas Induk 1382 69 2 Puskesmas Pembantu I 317 16 3 Puskesmas Pembantu II 315 16 4 Puskesmas Pembantu III 310 15 Jumlah 2324 116 Sumber:Data Puskesmas Kecamatan Ngrampal 1.8.3 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a. Data primer, diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan diharapkan dapat menggambarkan keadaan dengan lengkap dan akurat. b. Data sekunder, diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari berbagai instansi yang terkait dengan obyek penelitian antara lain Kantor Puskesmas, Dinas Kesehatan, BPS, dan instansi lain yang terkait. 1.8.4 Analisis Data Variabel merupakan salah satu unsur pokok penelitian, dimana menurut Singarimbun dan Effendi (1989), variabel adalah pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut. Tidak ada standar acuan yang digunakan untuk mengkelaskan variabel-variabel dari tingkat pemanfaatan puskesmas, sehingga sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem pengkelasan beracuan kelompok (nilai terkecil dari data sebagai kelas terendah dan nilai terbesar dari data sebagai nilai tertinggi).

11 Adapun teknik dari masing-masing variabel tersebut antara lain: 1. Jumlah pengunjung puskesmas, semakin banyak jumlah pengunjungnya maka akan semakin baik tingkat pemanfaatannya. Dari penilaian skor dibedakan menjadi 3 yaitu: Skor 3 dengan kriteria tinggi apabila jumlah pengunjung yang memanfaatkan puskesmas >3000 orang/tahun target yang diharapkan oleh puskesmas tiap tahunnya. Skor 2 dengan kriteria sedang apabila jumlah pengunjung yang memanfaatkan puskesmas antara 1500-3000 orang/tahun target yang diharapkan oleh puskesmas tiap tahunnya yaitu Skor 1 dengan kriteria rendah apabila jumlah pengunjung yang memanfaatkan puskesmas <1500 orang/tahun target yang diharapkan oleh puskesmas tiap tahunnya. 2. Aksesibilitas yang dimaksud disini adalah kemudahan daya jangkau menuju puskesmas yaitu jarak dan sarana transportas yang ada. Tidak ada standar acuan yang digunakan untuk mengkelaskan aksesibilitas, sehingga sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem pengkelasan beracuan kelompok (nilai terkecil dari data sebagai kelas terendah dan nilai terbesar dari data sebagai nilai tertinggi). a. Jarak diukur dari pusat kota ke lokasi masing-masing puskesmas dalam kilometer. Perhitungannya sebagai berikut Rumus K= = a - b X 6 0,5 3 = 1,8 Dengan asumsi jika jarak yang ditempuh jauh jauh ( 4,3-6,1 km) diberi skor 1, jarak dekat (2,4-4,2 km) diberi skor 2 dan jarak sangat dekat ( 0,5-2,3 km) diberi skor 3.

12 b. Sarana Transportasi, didasarkan pada sarana transportasi yang ada di daerah tersebut untuk menuju ke puskesmas. Sarana transportasi di Kecamatan Ngrampal cukup bervariasi mulai dari angkutan umum (mini bus, ojek, becak), mobil, motor, atau jalan kaki. Dari penilaian skor dibedakan menjadi 3 yaitu: Skor 3 dengan kriteria apabila terdapat sarana transportasi, seperti angkutan umum (mini bus, ojek, becak), mobil, motor dan jalan kaki. Skor 2 dengan kriteria apabila hanya terdapat beberapa sarana transportasi yang kurang, misalnya tidak ada angkutan umum. Skor 1 dengan kriteria apabila tidak terdapat sarana transportasi. 3. Jenis kegiatan disini adalah jenis-jenis kegiatan yang ada di Puskesmas Induk maupun Puskesmas Pembantu 1, 2, dan 3. Berikut jenis kegiatan di Puskesmas Kecamatan Ngrampal. Tabel 1.4. Jenis Kegiatan No. Jenis Kegiatan Ada Tidak 1 kesejahteraan ibu dan anak 2 keluarga berencana 3 perbaikan gizi 4 kesehatan lingkungan pemukiman 5 pemberantasan penyakit menular 6 upaya pengobatan 7 penyuluhan kesehatan masyarakat 8 upaya kesehatan sekolah 9 kesehatan gigi dan mulut 10 perawatan kesehatan masyarakat 11 laboratorium sederhana 12 kesehatan jiwa Sumber:Puskesmas Kecamatan Ngrampal

13 Dalam penilaian skor dari variabel jenis kegiatan dibedakan menjadi 3 klasifikasi yaitu sangat lengkap, lengkap, dan kurang lengkap. Perhitungan menggunakan metode interval sebagai berikut: Rumus K= a - b X = 12-1 3 = 3,6 Skor 3 dengan kriteria sangat lengkap apabila ada 8,4-12 jenis kegiatan. Skor 2 dengan kriteria lengkap apabila ada 4,7-8,3 jenis kegiatan. Skor 1 dengan kriteria kurang lengkap apabila ada 1-4,6 jenis kegiatan. 4. Fasilitas pendukung yang dimaksud adalah sarana fisik(gedung), perlengkapan medis, obat-obatan, dan ada tenaga kesehatan. Dapat dilihat pada lampiran 8. Dalam penilaian skor dibedakan menjadi 3 yaitu: Skor 3 dengan kriteria jumlah fasilitas pendukung sangat lengkap yaitu jika terdapat 3 buah sarana dan tenaga kesehatan paling banyak ± 36-51 tenaga kesehatan. Skor 2 dengan kriteria jumlah fasilitas pendukung lengkap yaitu jika terdapat kurang dari 3 buah sarana dan tenaga kesehatan yang sedikit ± 20-35 tenaga kesehatan. Skor 1 dengan kriteria jumlah fasilitas pendukung kurang lengkap jika tidak terdapat sarana dan tenaga kesehatan paling sedikit ± 4-19 tenaga kesehatan. Metode Skoring Setelah memberikan penialaian atau skor pada masing-masing indikator pemanfaatan pelayanan fasilitas kesehatan puskesmas, kemudian dilakukan klasifikasi akhir yaitu dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

14 pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas mana yang termasuk kategori tingi, sedang, rendah dengan menggunakan metode interval. Rumus K= a - b X Keterangan : K = klasifikasi a = nilai total skor tertinggi b = nilai total skor terendah X = jumlah kelas Analisis Deskriptif Analisis deskriptif berfungsi untuk menjelaskan fenomenafenomena dan permasalahan yang dikaji di dalam penelitian. Analisis ini dimaksudkan untuk mendukung dan memperkuat hasil analisis tersebut. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis korelasi sederhana. Untuk menyatakan besar kecilnya nilai korelasi digunakan angka. Angka yang menyatakan besar kecilnya hubungan (korelasi) disebut koefisien korelasi (r) yang dapat bergerak antara -1 dan +1. Apabila r = 1 berarti hubungan sempurna positif r = -1 berarti hubungan sempurna negatif -1 < r < 0 berarti hubungan moderat negatif 0 < r < 1 berarti hubungan moderat positif Parameter untuk menyatakan besar kecilnya korelasi adalah sebagai berikut: r = 0,90 1,00 hubungan sangat tinggi 0,78 0,89 hubungan tinggi 0,64 0,77 hubungan sedang 0,46 0,63 hubungan rendah 0,00 0,45 hubungan sangat rendah Menurut Karl Pearson rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi product moment adalah sebagai berikut:

15 r = dimana : r = koefisien korelasiantara variabel X dan variable Y. x = variabel pengaruh (tingkat pendidikan dan jarak). y = variabel terpengaruh (tingkat pemanfaatan puskesmas). n = jumlah sampel yang diteliti. 1.9. Batasan Operasional Analisis merupakan uraian atau usaha untuk mengetahui arti suatu keadaan. Data atau bahan keterangan mengenai suatu keadaan yang diuraikan dan diselidiki hubungannya dan kaitannya antara satu sama lain (Soewardjoko Warpani, 1984). Desa/kelurahan merupakan unit pemerintahan terendah yang berada di bawah struktur pemerintahan kecamatan dari stuktur pemerintahan di Indonesia (Depkes, 1988). Pemanfaatan Puskesmas adalah sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang dipilih oleh masyarakat. Indikator untuk mengukur pemanfaatan puskesmas jika dikatakan baik dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang memanfaatkan puskesmas dan jumlah tersebut dapat melebihi dari target yang ditentukan atau ditetapkan sebelumnya oleh puskesmas (Dr. Azrul Azwar, MPH, 1983).Puskesmas merupakan suatu unit atau organisasi yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan (Endah Entjang, 1986). Puskesmas Pembantu merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang lebih sederhana dari Puskesmas. Terdapat di desa-desa wilayah kerja Puskesmas, serta terdapat di wilayah integrasi dan bertanggungjawab kepada Puskesmas (Departemen Kesehatan RI, 1976).

16 Wilayah merupakan daerah dengan batasan administratif dan digunakan sebagai satuan perencanaan, seperti propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan (Daldjoeni, 1993). Wilayah kerja merupakan daerah-daerah yang penduduknya diharapkan dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan secara efektif (Bappeda, 2003).