Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KARANGASEM MELALUI PENDEKATAN AGRIBISNIS

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Penentuan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Penentuan Kawasan Agroindustri Berdasarkan Komoditas Unggulan di Kabupaten Bondowoso

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Probolinggo

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

Arahan Pengembangan Ekonomi Kabupaten Lamongan Berdasarkan Sektor Unggulan (Studi Kasus: Sektor Pertanian)

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi titik ungkit pembangunan daerah, mewujudkan misi Pemda

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

PEMBAHASAN (Lanjutan..)

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata kunci : Komoditi Unggulan, Spesialisasi, Lokalisasi dan Lokasi (LQ)

3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Minapolitan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi suatu negara, terutama negara

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Katalog BPS

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan

ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I. PENDAHULUAN Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) merupakan daerah agraris dan

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN PADA PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KULIAH KE 10: AGROBISNIS DAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Budidaya. Izin Usaha.

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN DALAM KAWASAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH) TANAH LAUT

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-184 Pengembangan Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis Kadek Ayu Novita Prahastha Dewi dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: eko_budi@urplan.its.ac.id Abstrak Sektor pertanian merupakan sektor utama pendukung perekonomian Kabupaten Karangasem. Meskipun Kabupaten Karangasem memiliki potensi pada sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan yang cukup besar, namun hingga kini belum mampu meningkatkan perekonomian daerah secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Karangasem melalui pendekatan agribisnis. Tahapan penelitian untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini yaitu analisis LQ dan Shift Share untuk menentukan komoditas unggulan tanaman pangan, analisis Delphi untuk menentukan faktor faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan nilai tambah komoditas unggulan, analisis Expert Judegement untuk menentukan jenis kegiatan pasca panen subsistem agribisnis hilir dan analisis Descriptive Kualitatif untuk merumuskan arahan pengembangan. Hasil penelitian dari keseluruhan proses analisa didapatkan bahwa komoditas unggulan tanaman pangan yang berpotensi dan memiliki daya saing dan dapat dikembangkan lebih lanjut adalah padi, ubi kayu dan kacang kedelai. Arahan pengembangan komoditas unggulan terdiri atas kegiatan penanganan primer (pasca panen) dan kegiatan penanganan sekunder (pengolahan) dari masing masing komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan. Arahan kegiatan penanganan primer (pasca panen) berupa arahan untuk menekan kehilangan hasil komoditas unggulan dan sebagai penyediaan bahan baku berkualitas yang akan digunakan dalam kegiatan pengolahan. Selanjutnya, kegiatan penanganan sekunder (pengolahan) berupa produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian. Kata Kunci Agribisnis, unggulan, Subsektor tanaman pangan. P I. PENDAHULUAN ENGEMBANGAN wilayah pada dasarnya mempunyai tujuan agar suatu wilayah berkembangan menuju tingkat perkembangan yang diinginkan. Salah satu pendekatan yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan wilayah adalah pengembangan sektor. Suatu wilayah dapat berkembangan melalui berkembangnya sektor unggulan pada wilayah tersebut yang dapat mendorong perkembangan sektor lain [1]. Salah satu sektor yang kerap kali mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian. Sektor pertanian dalat menjadi basis dalam menggambarkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis. Agribisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi. Pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran dan kelembagaan penunjang kegiatan [2] [3] [4]. Kabupaten Karangasem merupakan salah satu daerah di Provinsi Bali yang memiliki potensi di sektor pertanian. Hingga saat ini sektor pertanian masih menjadi sektor utama pendukung perekonomian Kabupaten Karangasem [5]. Potensi sektor pertanian yang cukup besar juga dapat terlihat dari mata pencaharian penduduk di Kabupaten Karangasem yang sebagian besar bekerja sebagai petani, yaitu sebesar 50,61% [5]. Besarnya peranan sektor pertanian terhadap Kabupaten Karangasem ini tidak terlepas dari upaya Kabupaten Karangasem untuk mempertahankan penggunaan lahan khusunya pada usaha pertanian. Apabila dilihat dari gambar kontribusi subsektor pertanian terhadap sektor pertanian Kabupaten Karangasem tahun 2008 2010, dapat dilihat bahwa subsektor tanaman pangan selalu memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan subsektor subsektor lainnya, meskipun trennya tidak selalu menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, dalam perkembangannya, subsektor tanaman pangan di Kabupaten Karangasem sebagian besar hanya bergerak pada usaha budidaya (on farm) saja tanpa diikuti pembangunan agribisnis yang dapat meningkatkan nilai tambah pada komoditas unggulan tanaman pangan. Teknologi pasca panen yang seharusnya mampu meningkatkan nilai tambah produk belum bisa dilakukan dengan baik. hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya penguasaan teknologi pengolahan produk pertanian yang berakibat rendahnya nilai tambah produk karena sebagian besar produk dijual dalam bentuk bahan baku, sehingga penduduk yang bermata pencaharian di sektor pertanian belum menikmati hasil yang maksimal walaupun sektor

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-185 pertanian merupakan sektor unggul di Kabupaten Karangasem. Dengan demikian dibutuhkan penelitian mengenai pengelolaan sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan dengan konsep agribisnis agar dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi Kabupaten Karangasem. 1. Metode Pengumpulan Data II. METODE PENELITIAN Dalam melakukan pengumpulan data, dilakukan melalui survei primer dan survei sekunder. Survei primer diperoleh dari hasil pengamatan atau observasi lapangan secara langsung, kuisioner serta wawancara. Survei sekunder terdiri dari survei instansional dan survei literatur. Survei instansional dilakukan pada instansi yang memiliki relevansi dengan penelitian, yaitu BAPPEDA dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Karangasem. Survey literatur dilakukan dengan meninjau isi dari literatur yang sesuai dengan penelitian, diantaranya berupa buku, hasil penelitian, artikel dan dokumen tata ruang. 2. Metode Analisis Dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode analisis yang akan dijelaskan sebagai berikut: A. Menganalisa Unggulan Tanaman Pangan Untuk menentukan komoditas unggulan tanaman pangan, dilakukan dengan menggunakan analisis Location Quetiont dan Shift Share Analysis. Analisis LQ digunakan untuk mengetahu komoditas basis dan non basis dalam suatu wilayah. Hasil perhitungan akan menunjukan bahwa suatu komoditas tergolong basis atau tidak pada masing masing kecamatan, yang ditandai dengan nilai LQ>1. Model LQ memiliki rumus sebagai berikut: Dimana: Vik = Nilai produksi komoditas di daerah studi k (Kec.) Vk = Total nilai produksi seluruh komoditas di Kec. Vip = Nilai produksi komoditas I di daerah studi k (Kec.) Vp = Total nilai produksi di Kabupaten Karangasem Untuk mengetahui tingkat daya saing masing masing wilayah terkait komoditas unggulan subsektor tanaman pangan maka perlu melihat dengan kemajuan produksi masing masing kecamatan di Kabupaten Karangasem dengan menggunakan Shift Share Analysis. Model SSA memiliki rumus sebagai berikut: PPW = ri (ri /ri nt /nt) PP = ri (nt /nt Nt /Nt) Keterangan: ri = produksi komoditas i kecamatan tahun awal ri = produksi komoditas i kecamatan tahun akhir nt = produksi komoditas i kabupaten tahun awal nt = produksi komoditas i kabupaten tahun akhir Nt = produksi total kabupaten tahun awal Nt = produksi total kabupaten tahun akhir PP > 0 = komoditas i pada region j pertumbuhannya cepat. PP < 0 = komoditas i pada region j pertumbuhannya lambat. PPW > 0 = region j memiliki daya saing yang baik di komoditas i dibandingkan dengan wilayah lain atau region j memiliki comparative advantage untuk komoditas i PPW < 0 = dibandingkan dengan wilayah lain. komoditas i pada region j tidak dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah lain. PB = pergeseran bersih = PP + PPW PB 0 = pertumbuhan komoditas i pada wilayah j termasuk kelompok progresif (maju). PB < 0 = pertumbuhan komoditas i pada wilayah j termasuk lamban. B. Menentukan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Nilai Tambah Unggulan Untuk mencapai sasaran ini, digunakan analisis Delphi, yaitu suatu usaha untuk memperoleh consensus/grup/expert yang dilakukan secara kontinyu sehingga diperoleh konvergansi opini. Dalam penelitian ini, faktor yang digunakan yaitu faktor yang diperoleh dari hasil sintesa pustaka. Faktor faktor tersebut antara lain: 1. Faktor Produksi (Kapasitas Produksi) 2. Faktor Teknologi (Penggunaan Teknologi) 3. Faktor Sumber Daya Manusia (Jumlah tenaga kerja; kualitas tenaga kerja; upah tenaga kerja) 4. Faktor Produk Olahan (Kualitas produk olahan dan harga produk olahan) 5. Faktor Bahan Baku ( Kuantitas bahan baku; harga bahan baku; kualitas bahan baku). C. Menentukan Jenis Kegiatan Pasca Panen Subsistem Agribisnis Hilir di Kabupaten Karangasem Untuk mencapai sasaran ini digunakan analisis Expert Judgement, yaitu memberikan arahan sesuai dengan kondisi eksisting hasil analisa, dan tanggapan responden ahli yang memiliki pengetahuan cukup baik terhadap lokasi penelitian mengenai jenis kegiatan penanganan primer (pasca panen) dan kegiatan penanganan sekunder (pengolahan) yang dapat diterapkan di Kabupaten Karangasem. D.Merumuskan Arahan Pengembangan Unggulan di Kabupaten Karangasem melalui Pendekatan Agribisnis Untuk mencapai sasaran ini digunakan analisisi Descrptive Kualitative sebagai sarana untuk memperoleh arahan pengembangan. Dalam analisa ini digunakan tinjauan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-186 stakeholder, penelitian terdahulu, dan tinjauan literature yang nantinya akan dibandingkan dengan kondisi eksisting wilayah penelitian. III. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Unggulan Tanaman Pangan Penentuan komoditas basis dilakukan pada komoditas sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Karangasem. dari hasil analisa LQ dan Shift Share, didapatkan 3 jenis komoditas yang dapat dikembangkan lebih lanjut yang dapat dilihat pada tabel 1, dan pemetaan lokasi komoditas unggulan dapat dilihat pada gambar 1,2, dan 3. Unggulan Padi Ubi Kayu Kacang Kedelai Tabel 1. Persebaran Basis Gambar 1. Kawasan Basis Padi Kecamatan Manggis, Bebandem dan Selat Kubu Manggis Gambar 2. Kawasan Basis Kacang Kedelai Gambar 3. Kawasan Basis Ubi Kayu B. Penentuan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Nilai Tambah Unggulan Untuk mendapatkan faktor faktor yang mempengaruhi peningkatkan nilai tambah komoditas unggulan, digunakan analisis Delphi, dimana respondennya yang digunakan dalam wawancara adalah responden yang telah dipilih melalu analisis Stakeholders. Tahap awal analisis ini adalah penjelasan deskriptif variabel berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang disesuaikan dengan kondisi eksisting untuk menjadi fakor yang nantinya akan digunakan sebagai input analisis Delphi. Proses analisis Delphi dimulai dari tahap eksplorasi mengenai faktor faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai tambah komoditas unggulan. Pada tahap eksplorasi, tidak semua responden sepakat dengan faktor yang didapatkan dan adanya faktor baru. Untuk mencapai kesepakatan, dilakukan analisis Delphi tahap 2 (iterasi I) dan tahap 3 (iterasi II) hingga mendapatkan consensus faktor faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai tambah komoditas unggulan. Adapun faktor faktor untuk meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dari analisis Delphi adalah sebagai berikut: 1. Faktor Produksi Kapasitas Produksi 2. Faktor Teknologi Penggunaan Teknologi 3. Faktor Sumber Daya Manusia Jumlah Tenaga Kerja Kualitas Tenaga Kerja Upah Tenaga Kerja 4. Faktor Produk Olahan Kualitas Produk Olahan Manajemen Pengolahan Harga Jual Produk Olahan 5. Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Kualitas Bahan Baku Harga Bahan Baku 6. Pemasaran Manajamen Pemasaran

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-187 C. Penentuan Jenis Kegiatan Pasca Panen Subsistem Agribisnis Hilir di Kabupaten Karangasem Untuk mennetukan kegiatan pasca panen pada tahap ini menggunakan analisis Expert Judgement sehingga dapat diketahui jenis jenis kegiatan apa saja yang bisa dikembangkan di Kabupaten Karangasem. Responden yang digunakan dalam analisis ini ditentukan menggunakan kriteria yag telah ditentukan oleh peneliti. Berikut merupakan kegiatan penanganan primer dan sekunder yang dapat diterapkan di Kabupaten Karangasem: Tabel 2. Kegiatan Penanganan Primer (Pasca Panen) yang dapat dilakukan di Kabupaten Karangasem Tabel 5. Kegiatan Penanganan Sekunder (Pengolahan) Kacang Kedelai yang dapat dilakukan di Kabupaten Karangasem Kacang Kedelai Kegiatan Penanganan Sekunder Tahu, Tempe dan Susu Bungkil (Pakan Ternak) Wilayah Pengembangan Kecamatan Karangasem dan Sidemen Kecamatan Karangasem dan Manggis Berikut ini merupakan pemetaan lokasi wilayah pengembangan kegiatan penanganan sekunder masing masing komoditas di Kabupaten Karangasem: Kegiatan Penanganan Primer Padi Pemanenan; Perontokan; Pengeringan; Penyimpanan dan Penggilingan Ubi Kayu Pemanenan; Pengupasan; Pencucian; dan Penyimpanan Kacang Kedelai Pengeringan Brangkasan; Pembijian atau Pemolongan; Pembersihan; Pengemasan dan Pengangkutan; Penyimpanan Tabel 3. Kegiatan Penanganan Sekunder (Pengolahan) Padi yang dapat dilakukan di Kabupaten Karangasem Padi Kegiatan Penanganan Sekunder Beras Panganan (Kue basah dan kering; Kerupuk; Tepung beras) Dedak Wilayah Pengembangan Kecamatan Bebandem, Sidemen, Selat, Karangasem dan Manggis Kecamatan Karangasem, Bebandem, Rendang, dan Selat. Kecamatan Karangasem dan Manggis Gambar 4. Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Padi Beras Sekam Kecamatan Karangasem, Sidemen, Bebandem, Manggis, Selat, Rendang, dan Abang. Gambar 5. Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Ubi Kayu Tabel 4. Kegiatan Penanganan Sekunder (Pengolahan) Ubi Kayu yang dapat dilakukan di Kabupaten Karangasem Ubi Kayu Kegiatan Penanganan Sekunder Wilayah Pengembangan Pakan Ternak Kecamatan Kubu, Manggis dan Karangasem Tape Kecamatan Karangasem, Kubu dan Selat Gaplek Kecamatan Kubu dan Karangasem Sawut (Tepung Kasava) Kecamatan Abang dan Kubu Gambar 6. Wilayah Pengembangan Kegiatan Pengolahan Kacang Kedelai.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-188 D. Arahan Pengembangan Unggulan Tanaman Pangan melalui Pendekatan Agribisnis di Kabupaten Karangasem Untuk merumuskan arahan pengembangan, digunakan analisis Desciptive Kualitative. Sumber sumber yang dibandingkan dalam analisis ini adalah kondisi eksisting di wilayah studi, kebijakan dan teori yang mendukung dan tinjauan stakholder. Dalam merumuskan arahan pengembangan kegiatan penanganan primer menggunakan komparasi terhadap kondisi eksisting, studi literatur terkait/penelitian terdahulu dan tinjauan stakeholder. Sedangkan untuk merumuskan kegiatan penanganan sekunder dilakukan dengan menjelaskan terlebih dahulu kondisi eksisting per jenis kegiatan pengolahan sesuai dengan faktor faktor yang dapat meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan. Arahan untuk kegiatan penanganan sekunder ini nantinya akan per faktor yang hanya memiliki permasalahan saja. Berikut merupakan arahan pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Karangasem: 1. Padi a. Arahan pengembangan kegiatan penanganan primer komoditas padi adalah dengan pengadaan alat & mesin pemanenan, perontokan dan pengeringan; mengoptimalkan penggunaan gudang & RMU di Kecamatan Selat, Bebandem dan Manggis karena memiliki produksi padi yang cukup tinggi. b. Arahan pengembangan kegiatan penanganan sekunder komoditas padi adalah mengembangkan industri pengolahan beras, panganan, dedak dan sekam. Adapun faktor faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengolahan tersebut adalah: Teknologi: Perbaikan mutu beras dan penerapan sistem manajemen mutu pada penggilingan padi di Kecamatan Bebandem, Selat, Manggis, Sidemen dan Karangasem; pengadaan alat penepung yang sesuai dengan bahan baku beras di Kecamatan Karangasem; perbaikan sistem penggilingan gabah di Kecamatan Karangasem dan Kecamatan Manggis Sumber Daya Manusia: Peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia melalui pemberdayaan masyarakat seperti melakukan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan secara terprogram mengenai pengembangan dan pengolahan industri pengolahan beras, panganan, dedak dan sekam di masing masing kecamatan. Produk Olahan: Memberikan pelatihan terhadap 3. 3. Kacang Kedelai masyarakat yang bergerak dibidang pengolahan produk seperti cara pemilihan dan pengolahan bahan baku, proses pembuatan hingga cara pengemasan produk yang baik dan menarik agar bisa dipasarkan secara lebih luas. Bahan Baku: Peningkatan kualitas komoditas padi sebagai bahan baku produk olahan pangan dapat dilakukan melalui pembudidayaan bibit dengan varietas unggul. Pemasaran: Perluasan jaringan pasar dengan menggunakan sistem informasi untuk memasarkan hasil produk olahan berupa beras, panganan, dedak dan sekam; melakukan program kemitraan antara kelompok tani dengan swasta untuk mempermudah aliran pemasaran. 2. Ubi Kayu a. Arahan pengembangan kegiatan penanganan primer komoditas ubi kayu adalah dengan memperhatikan umur panen, peningkatan kualitas sarana pengupasan ubi kayu, pengadaan fasilitas pencucian dan gudang penyimpanan ubi kayu di Kecamatan Kubu, karena memiliki produksi ubi kayu yang cukup tinggi. b. Arahan pengembangan kegiatan penanganan sekunder komoditas ubi kayu adalah mengembangkan industri pengolahan pakan ternak, tape, gaplek dan sawut. Adapun faktor faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengolahan tersebut adalah: Teknologi: Pengadaan alat pengering gaplek dengan menggunakan mesin chipping di Kecamatan Kubu dan Karangasem. Sumber Daya Manusia: Peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia melalui pemberdayaan masyarakat seperti melakukan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan secara terprogram mengenai pengembangan dan pengolahan industri pakan ternak, tape, gaplek dan sawut di masing masing kecamatan Produk Olahan: Memberikan pelatihan terhadap masyarakat yang bergerak dibidang pengolahan produk seperti cara pemilihan dan pengolagan bahan baku, proses pembuatan hingga cara pengemasan produk yang baik dan menarik agar bisa dipasarkan secara lebih luas Bahan Baku: Peningkatan kualitas komoditas ubi kayu sebagai bahan baku produk olahan pangan dapat dilakukan melalui pembudidayaan bibit dengan varietas unggul. Pemasaran: Perluasan jaringan pasar dengan menggunakan sistem informasi untuk memasarkan hasil produk olahan berupa pakan ternak, tape, gaplek dan sawut; melakukan program kemitraan antara kelompok tani dengan swasta untuk mempermudah aliran pemasaran a. Arahan pengembangan kegiatan penanganan primer komoditas kacang kedelai adalah pengadaan alat & mesin pengeringan, pembijian, pembersih; pengadaan gudang penyimpanan serta peningkatan kualitas wadah penyimpanan di Kecamatan Manggis, karena produksi kacang kedelai yang cukup tinggi.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-189 b. Arahan pengembangan kegiatan penanganan sekunder komoditas kacang kedelai adalah mengembangkan industri pengolahan tahu, tempe, susu dan bungkil. Adapun faktor faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengolahan tersebut adalah: Sumber Daya Manusia: Peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia melalui pemberdayaan masyarakat seperti melakukan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan secara terprogram mengenai pengembangan dan pengolahan industri tahu, tempe, susu dan bungkil di masing masing kecamatan. Produk Olahan: Memberikan pelatihan terhadap masyarakat yang bergerak dibidang pengolahan produk seperti cara pemilihan dan pengolahan bahan baku, proses pembuatan hingga cara pengemasan produk yang baik dan menarik agar bisa dipasarkan secara lebih luas. Bahan Baku: Peningkatan kualitas komoditas kacang kedelai sebagai bahan baku produk olahan pangan dapat dilakukan melalui pembudidayaan bibit dengan varietas unggul. Pemasaran: Perluasan jaringan pasar dengan menggunakan sistem informasi untuk memasarkan hasil produk olahan berupa tahu, tempe, susu dan bungkil; melakukan program kemitraan antara kelompok tani dengan swasta untuk mempermudah aliran pemasaran. IV. KESIMPULAN Salah satu sektor yang unggul di Kabupaten Karangasem adalah sektor pertanian dengan sub sektor tanaman pangan. Berdasarkan hasil analisis, jenis komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut untuk dalam sektor pertanian adalah komoditas padi di Kecamatan Manggis, Kecamatan Bebandem dan Kecamatan Selat; ubi kayu di Kecamatan Kubu; dan kacang kedelai di Kecamatan Manggis. Agar komoditas unggulan memiliki nilai jual lebih tinggi dan dapat meningkatkan perekonomian wilayah, maka komoditas unggulan kemudian diolah agar memiliki nilai tambah. Faktor faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas adalah faktor produksi (kapasitas produksi); faktor sumber daya manusia (jumlah tenaga kerja, kualitas tenaga kerja dan upah tenaga kerja); faktor produk olahan (kualitas produk olahan, harga jual produk olahan dan manajemen pengolahan), faktor bahan baku (kuantitas bahan baku, kualitas bahan baku dan harga bahan baku); dan faktor pasar (manajemen pemasaran). Kegiatan pasca panen yang dapat dilakukan untuk menjadikan komoditas padi sebagai bahan baku yang berkualitas adalah pemanenan, perontokan, pengeringan, penyimpanan dan penggilingan. Sedangkan kegiatan pengolahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah pada komoditas padi dapat dikembangkan menjadi industri pengolahan beras, panganan, dedak dan sekam. Selain itu, kegiatan pasca panen yang dapat dilakukan untuk menjadikan komoditas ubi kayu sebagai bahan baku yang berkualitas adalah pemanenan, pengupasan, pencucian, dan penyimpanan. Sedangkan kegiatan pengolahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah pada komoditas ubi kayu adalah mengembangkan industri pengolahan pakan ternak, tape, gaplek dan sawut. Selanjutnya, kegiatan pasca panen yang dapat dilakukan untuk menjadikan komoditas kacang kedelai sebagai bahan baku yang berkualitas adalah pengeringan, pembijian, pembersihan, pengemasan & pengangkutan, dan penyimpanan. Sedangkan kegiatan pengolahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah pada komoditas kacang kedelai adalah mengembangkan industri pengolahan tahu, tempe, susu dan bungkil. Arahan pengembangan komoditas unggulan pertaniannya yaitu mengembangkan kegiatan penanganan primer (pasca panen) yang ditujukan sebagai penyediaan bahan baku yang berkualitas untuk kegiatan pengolahan selanjutnya, dan kegiatan penanganan sekunder (pengolahan) di dalam kawasan komoditas basis padi, ubi kayu, dan kacang kedelai. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kemudahan yang diberikan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tuhas akhir dengan judul Pengembangan Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem melalui Pendekatan Agribisnis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada BAPPEDA Kabupaten Karangasem dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Karangasem serta semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Djakapermana, R. D. (2010). Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan Kesisteman. Bogor: IPB Press. [2] Firdaus, Muhammad. (2007). Manajemen Agrbisnis. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. [3] Pasaribu A.M. (2012). Kewirausahaan Berbasis Agribisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta. [4] Ratnaningtyas, Sudrajati dan Yogi. (2012). Pengantar Ekonomi Pertanian. Bandung: Penerbit ITB. [5] Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem Tahun 2013. Kabupaten Karangasem Dalam Angka Tahun 2013.