No.9/1/DInt Jakarta, 15 Februari 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Bank

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

Likuditas Valuta Asing

Likuditas Valuta Asing

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

No. 2/ 20 /DLN Jakarta, 9 Oktober 2000 SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA

No. 1/5/DPNP Jakarta, 10 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 13/ 1 /DInt Jakarta, 20 Januari 2011 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARIAN BANK UMUM

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

No. 15/17 /DInt Jakarta, 29 April 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARIAN BANK UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 16/10/DSta Jakarta, 26 Mei 2014 SURAT EDARAN. Kepada: SEMUA DEBITUR DEVISA UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 18/11/DEKS Jakarta, 12 Mei Transaksi Lindung Nilai Berdasarkan Prinsip Syariah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

No.5/24/DSM Jakarta, 3 Oktober 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 14/39/DPM Jakarta, 28 Desember 2012 S U R A T E D A R A N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 20 /PBI/2011 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/11/PBI/1999

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 1 /PBI/ 2010 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Nega

No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS APLIKASI LAPORAN HARIAN BANK UMUM

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 3/ 5 /DPD Jakarta, 31 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/20/PBI/2000 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

No. 9/20/DPNP Jakarta, 24 September 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.17/16/DPM Jakarta, 12 Juni Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/2/PBI/2007 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 9 /PBI/2000 TENTANG SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

No. 15/6/DPNP Jakarta, 8 Maret 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 18/38/DKMP Jakarta, 28 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.8/27/DPNP Jakarta, 27 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 14/ 18 /DPM Jakarta, 8 Juni 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/ 10 /PBI/2005 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

No.9/1/DInt Jakarta, 15 Februari 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pinjaman Luar Negeri Bank Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/1/PBI/2005 tanggal 10 Januari 2005 tentang Pinjaman Luar Negeri Bank (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4467), perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut : I. A. KETENTUAN UMUM Dalam Surat Edaran ini yang dimaksud dengan : 1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabangnya di luar negeri dan kantor cabang bank asing di Indonesia. 2. Pinjaman Luar Negeri Bank yang untuk selanjutnya disebut PLN adalah semua bentuk pinjaman atau kewajiban Bank kepada bukan penduduk dalam valuta asing maupun rupiah dan surat berharga dalam valuta asing yang diterbitkan oleh Bank. 3. Bukan...

3. Bukan Penduduk adalah orang, badan hukum atau badan lainnya yang tidak berdomisili di Indonesia atau berdomisili di Indonesia kurang dari 1 (satu) tahun dan kegiatan utamanya tidak di Indonesia. 4. PLN Jangka Pendek adalah PLN dengan jangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun, serta giro, deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 5. PLN Jangka Panjang adalah PLN dengan jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun. 6. Modal Bank adalah : a. modal inti dan modal pelengkap bagi Bank yang berkantor pusat di Indonesia; atau b. dana bersih kantor pusat dan kantor lainnya di luar negeri (Net Head Office Fund) bagi kantor cabang bank asing, sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. 7. Dana Usaha adalah dana bersih kantor pusat bank asing pada kantor cabangnya di Indonesia yang merupakan komponen modal untuk kantor cabang bank asing sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Persyaratan dan Tatacara Pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Perwakilan Bank Asing. B. PRINSIP UMUM 1. PLN yang dilakukan oleh kantor cabang bank di luar negeri (KCLN) termasuk dalam perhitungan PLN kantor pusat Bank di Indonesia. 2. Orang, badan hukum atau badan lainnya dianggap sebagai Bukan Penduduk apabila : a. tidak berdomisili di Indonesia atau berdomisili di Indonesia kurang dari 1 (satu) tahun, dan b. kegiatan utamanya tidak di Indonesia. Sebagai...

Sebagai contoh : Kantor Perwakilan dari lembaga/perusahaan/bank asing yang berdomisili di Indonesia dianggap sebagai Bukan Penduduk. 3. PLN dapat berupa : a. Pinjaman baik dalam rupiah maupun valuta asing dari Bukan Penduduk yang dilakukan berdasarkan perjanjian pinjaman (loan agreement); b. Surat berharga baik dalam rupiah maupun valuta asing yang diterbitkan di pasar keuangan internasional; c. Surat berharga baik dalam rupiah maupun valuta asing yang dijual secara over the counter (OTC) kepada Bukan Penduduk. OTC sebagaimana dimaksud di atas adalah transaksi penjualan surat berharga yang dilakukan secara private placement tidak melalui bursa pasar keuangan, tetapi penjualan secara langsung yang dilakukan secara bilateral antara Bank dengan Bukan Penduduk pada saat penerbitan. d. Surat berharga dalam valuta asing yang diterbitkan di pasar keuangan dalam negeri; e. Surat berharga dalam valuta asing yang dijual secara OTC kepada penduduk; f. Kewajiban dalam bentuk giro, deposito, tabungan, call money dan kewajiban lainnya kepada Bukan Penduduk baik dalam rupiah maupun valuta asing. Contoh kewajiban lainnya sebagaimana dimaksud di atas adalah : 1) kewajiban yang timbul dari transaksi repo penjualan Surat-Surat Berharga (SSB) yang diterbitkan oleh Bukan Penduduk (offshore). 2) kewajiban yang timbul dari transaksi derivatif yang tercatat dalam on balance sheet. g. Bentuk...

g. Bentuk kewajiban dan surat berharga sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f berdasarkan prinsip syariah. Surat berharga sebagaimana dimaksud di atas dapat berupa Bond, Commercial Paper, Promissory Notes, Medium Terms Notes (MTN), Floating Rate Notes (FRN), Negotiable Certificate Deposit (NCD) dan bentuk surat berharga lainnya. Surat berharga sebagaimana dimaksud dalam butir b, c, d dan e yang diperhitungkan sebagai PLN adalah surat berharga pada saat penerbitan. C. PLN JANGKA PENDEK 1. Bank dapat memperoleh PLN Jangka Pendek tanpa persetujuan dari Bank Indonesia. 2. Bank wajib membatasi posisi saldo harian PLN Jangka Pendek paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari modal bank termasuk yang dimiliki oleh kantor cabangnya di luar negeri. 3. Pembatasan posisi saldo harian PLN Jangka Pendek sebagaimana dimaksud pada angka 2 dikecualikan terhadap : a. PLN Jangka Pendek dari Pemegang Saham Pengendali dalam rangka mengatasi kesulitan likuiditas Bank. PLN Jangka Pendek dari Pemegang Saham Pengendali dimaksud dikecualikan mengingat Pemegang Saham Pengendali mempunyai kewajiban untuk membantu Bank apabila Bank mengalami kesulitan likuiditas. Yang dimaksud dengan Pemegang Saham Pengendali adalah Pemegang Saham Pengendali sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Bank Umum yang berlaku. Yang dimaksud dengan kesulitan likuiditas adalah kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya...

terjadinya arus dana masuk yang lebih kecil dibandingkan dengan arus dana keluar (mismatch) baik valas maupun rupiah, tidak termasuk dalam rangka kegiatan ekspansi usaha. b. Dana Usaha kantor cabang bank asing di Indonesia sampai dengan paling tinggi 100% (seratus perseratus) dari Dana Usaha yang dinyatakan (declared Dana Usaha). c. Giro, tabungan dan deposito milik perwakilan negara asing serta lembaga internasional, termasuk anggota stafnya. Perwakilan negara asing termasuk juga perwakilan pemerintah daerah negara asing yang mewakili secara resmi pemerintah daerah negara asing tersebut dalam melakukan tugasnya. Lembaga internasional termasuk antara lain International Monetary Fund (IMF), World Bank dan lembaga internasional lainnya sejenis yang kegiatannya bersifat nirlaba. d. Giro milik Bukan Penduduk yang digunakan untuk kegiatan investasi di Indonesia. Deposito, tabungan dan lainnya yang sejenis diluar giro milik Bukan Penduduk yang digunakan untuk kegiatan investasi tidak termasuk yang dikecualikan. 4. PLN Jangka Pendek yang diperpanjang (roll over) tetap merupakan PLN Jangka Pendek. Dalam hal akan diperpanjang lebih dari 1 (satu) tahun maka akan diperlakukan sebagai PLN Jangka Panjang baru yang harus mengikuti prosedur berdasarkan ketentuan yang berlaku. D. PLN JANGKA PANJANG 1. Pengertian masuk pasar dibedakan untuk masing-masing jenis instrumen PLN Jangka Panjang sebagai berikut: a. untuk...

a. untuk perjanjian pinjaman adalah pada saat perjanjian ditandatangani; b. untuk surat berharga yang diterbitkan di bursa adalah pada saat dilakukan penawaran resmi di pasar (public expose); c. untuk surat berharga melalui private placement antara lain dalam bentuk MTN, FRN atau Credit Link Notes (CLN) adalah pada saat surat berharga diterbitkan. 2. Rencana Masuk Pasar a. Bank yang akan masuk pasar untuk memperoleh PLN Jangka Panjang wajib mencantumkan rencana masuk pasar dimaksud dalam Rencana Bisnis Bank. Rencana Bisnis Bank adalah rencana bisnis sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Rencana Bisnis Bank Umum. b. Rencana masuk pasar yang dicantumkan dalam Rencana Bisnis Bank termasuk rencana roll over PLN Jangka Panjang yang sudah direalisasikan oleh Bank. 3. Permohonan Persetujuan Masuk Pasar a. Bank yang akan masuk pasar untuk memperoleh PLN Jangka Panjang wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. b. Bank yang akan masuk pasar wajib menyampaikan permohonan persetujuan rencana masuk pasar kepada Bank Indonesia c.q Direktorat Internasional (DInt) paling lambat 1 (satu) bulan sebelum masuk pasar dengan mencantumkan hal-hal sebagai berikut : 1) Rencana waktu/tanggal masuk pasar 2) Informasi terms and conditions pinjaman, meliputi : a) mata

a) mata uang, jumlah dan bentuk pinjaman; b) pemberi pinjaman (untuk penerbitan surat utang atau pinjaman sindikasi memperhatikan region/negara potensial pembeli/target pembeli serta underwriter atau lead manager); c) hubungan dengan peminjam; d) jangka waktu pinjaman, termasuk masa tenggang (grace period); e) maturity pinjaman (pokok dan bunga); f) suku bunga indikatif pinjaman; g) biaya-biaya dan all in cost pinjaman; h) debt covenant; i) lain-lain (jika terdapat hal-hal lain yang perlu disampaikan). 3) Alasan dan tujuan melakukan pinjaman 4) Analisis forecast cashflow yang dibuat Bank, sesuai dengan tenor pinjaman dengan memperhatikan current exposure Bank dan komposisi utang lainnya termasuk dalam rupiah. 5) Analisis kesiapan risk management/assessment Bank terhadap risiko (yang diuraikan Bank antara lain risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar). 6) Draft perjanjian pinjaman (jika ada) Penjelasan masing-masing item dapat disampaikan dalam lembaran-lembaran terpisah. Bank yang dapat mengajukan permohonan masuk pasar sewaktuwaktu adalah Bank dalam pengawasan khusus (special surveillance) sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank. Rencana masuk pasar yang perlu dimintakan persetujuan termasuk rencana roll over PLN Jangka Panjang dan rencana roll over PLN Jangka Pendek menjadi PLN Jangka Panjang. c. Persetujuan

c. Persetujuan masuk pasar yang diberikan oleh Bank Indonesia berlaku untuk jangka waktu selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal persetujuan masuk pasar diberikan. d. Bank yang belum dapat merealisasikan masuk pasarnya dalam waktu 3 (tiga) bulan, harus melaporkan alasan pembatalan atau penundaannya dengan menggunakan formulir Laporan Realisasi Masuk Pasar. e. Dalam hal melampaui 3 (tiga) bulan dan Bank tetap akan masuk pasar maka Bank wajib meminta persetujuan masuk pasar kembali dengan prosedur sebagaimana ketentuan tatacara masuk pasar. f. Bank dapat merealisasikan masuk pasar secara bertahap sepanjang tidak melampaui jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak persetujuan masuk pasar diberikan oleh Bank Indonesia. g. Apabila permohonan ijin masuk pasar Bank ditolak, maka sewaktuwaktu Bank dapat mengajukan permohonan ijin masuk pasar kembali. h. Apabila dalam pelaksanaannya Bank melakukan penarikan dan pelunasan PLN Jangka Panjang dalam kurun waktu kurang dari 1 (satu) tahun, maka PLN Jangka Panjang tersebut dikategorikan sebagai PLN Jangka Pendek. Sebagai contoh prepayment, revolving, atau penarikan dan pelunasan bertahap yang masing-masing dilakukan dalam kurun waktu kurang dari 1 (satu) tahun. II. TATACARA PENYAMPAIAN LAPORAN MASUK PASAR : A. Bank wajib menyampaikan laporan masuk pasar kepada Bank Indonesia c.q. Direktorat Internasional/Bagian Analisis Pinjaman Luar Negeri dan Hubungan Investor (APHI), Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350 dengan

dengan tembusan kepada Direktorat Pengawasan Bank (DPB) terkait, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah masuk pasar. B. Laporan masuk pasar disampaikan secara tertulis dengan menggunakan contoh surat Laporan Realisasi Masuk Pasar, yang antara lain mencakup: 1. tanggal masuk pasar; 2. jumlah masuk pasar; 3. suku bunga; 4. terms and condition; 5. kreditur C. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana masuk pasar dengan realisasi masuk pasar termasuk perbedaan terms and condition, Bank wajib mengemukakan perbedaan dan alasan terjadinya perbedaan tersebut. Perbedaan terms and condition antara lain mencakup bentuk pinjaman, currency, jumlah pinjaman, suku bunga, maturity profile, biaya-biaya lain dan debt covenants. D. Penyampaian Laporan masuk pasar dilakukan secara tertulis dan terpisah dengan penyampaian laporan utang luar negeri secara online melalui Sistem Informasi Utang Luar Negeri sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri. III. SANKSI A. Jenis Pelanggaran 1. Bank yang posisi saldo harian PLN Jangka Pendek lebih dari 30% (tiga puluh perseratus) dari modal bank akan dikenakan sanksi kewajiban

kewajiban membayar sebesar 1% (satu perseratus) pertahun dari jumlah kelebihan perhari. 2. Kantor cabang bank asing yang memelihara posisi harian Dana Usaha kurang dari 90% (sembilan puluh perseratus) dari declared Dana Usaha yang telah ditetapkan, akan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 1% (satu perseratus) pertahun dari jumlah kekurangan perhari. 3. Bank yang masuk pasar untuk memperoleh PLN Jangka Panjang tanpa persetujuan Bank Indonesia, akan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 2% 0 (dua perseribu) dari jumlah pinjaman yang diterima. 4. Bank yang menerima PLN Jangka Panjang lebih besar dari rencana jumlah PLN Jangka Panjang yang telah disetujui Bank Indonesia, akan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 2% 0 (dua perseribu) dari kelebihan jumlah yang telah disetujui oleh Bank Indonesia. 5. Bank yang menyampaikan laporan masuk pasar dengan jangka waktu lebih dari 7 (tujuh) hari kerja setelah masuk pasar, akan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) perhari kerja dan paling tinggi Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah). 6. Apabila terdapat perubahan yang mendasar berkaitan dengan terms and conditions dan Bank tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai, maka akan dikenakan sanksi administratif berupa : a. Surat teguran; dan atau b. Larangan melakukan PLN untuk jangka waktu tertentu B. Mekanisme

B. Mekanisme Pengenaan Sanksi 1. Dalam rangka pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada angka III.A, Bank Indonesia akan memberitahukan kepada Bank secara tertulis dengan menyebutkan: a. Bentuk pelanggaran b. Besarnya sanksi kewajiban membayar, dan c. Perhitungan besarnya kewajiban membayar. 2. Bank diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atas pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam angka 1 paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal surat pemberitahuan Bank Indonesia. 3. Dalam hal sampai dengan berakhirnya batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 2 Bank tidak menyampaikan tanggapan atau tanggapan yang disampaikan Bank tidak dapat diterima oleh Bank Indonesia, maka Bank Indonesia akan mengenakan sanksi dengan mendebet saldo rekening giro Rupiah Bank yang ada di Bank Indonesia. 4. Bank Indonesia dapat memberikan keringanan atau penghapusan pengenaan sanksi setelah melakukan analisa dan mempertimbangkan aspek micro dan macro prudential atas tanggapan, data-data dan dokumen pendukung yang disampaikan oleh Bank. IV. LAIN-LAIN Ketentuan dalam Surat Edaran ini tidak berlaku untuk kewajiban Bank dalam rangka perdagangan internasional sepanjang kewajiban tersebut didukung oleh bukti-bukti transaksi yang mendasarinya (underlying transaction) secara memadai. Kewajiban Bank dalam rangka perdagangan internasional meliputi antara lain L/C, usance L/C, red clause L/C, stand by L/C, dan lainnya yang sejenis. Kewajiban Bank dalam rangka perdagangan internasional

internasional lainnya yang sejenis meliputi pula non L/C atau transaksi yang cara pembayarannya menggunakan inkaso, collection, telegraphic transfer, tidak termasuk fasilitas pembiayaan pada saat preshipment. 2007. Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 15 Februari Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA, HARTADI A. SARWONO DEPUTI GUBERNUR