ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT (RESIN POLIESTER SERBUK GERGAJI KAYU SENGON)

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIESTER TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK KOMPOSIT PAPAN PARTIKEL ONGGOK LIMBAH SINGKONG

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

Djati Hery Setyawan D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Mulai

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

STUDI KOMPARASI LITERATUR Explorasi Material Serat Sabut Kelapa

Gambar 2.6 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN. atau laksanakan di Bengkel dan Laboratorium produksi Universitas Medan Area.

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

STUDI PEMBUATAN KOMPOSIT ALAMI DENGAN BAHAN EBONIT DAN KENAF

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: SYAIFUL ANWAR SANI D JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga dalam skala kecil. Misalnya bahan pembuat

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

DAFTAR ISI. Hal i ii iii iv vi vii ix

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. alur penelitian seper yang terdapat pada gambar flow chart seperti pada gambar

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%)

PENGARUH PEMBEBANAN STATIK TERHADAP PERILAKU MEKANIK KOMPOSIT POLIMER YANG DIPERKUAT SERAT ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMIE BERMATRIK POLYESTER BQTN 157 TERHADAP FRAKSI VOLUME DAN TEBAL SKIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

Jurusan Otomotif Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau. Jl. Tuanku Tambusai Ujung Pekanbaru-Riau

Uji Karakteristik Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Acak Cieba Pentandra (Kapuk Randu) Dengan Fraksi Berat Serat 10%, 20% dan 30%

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH Alwiyah Nurhayati Abstrak Serabut kelapa (cocofiber) adalah satu serat alam yang memiliki prospek yang cukup baik, dimana pengolahannya masih belum banyak dilakukan atau ditangani dengan baik, sehingga tidak dimanfaatkan secara optimal. Serabut kelapa yang dikombinasikan dengan resin poliester sebagai matriks akan dapat menghasilkan komposit alternatif untuk aplikasi struktural. Preparasi spesimen awal meliputi pemotongan serat kelapa sepanjang 2 cm, pencampuran poliester dan serabut kelapa dengan variasi fraksi volume serabut kelapa 1%, 2% dan 3%, dan pencetakan spesimen sesuai dengan standar uji tarik. Dari hasil pengujian didapatkan kekuatan tarik tertinggi pada spesimen dengan fraksi volume 3% yang memiliki tegangan 28 MPa dan regangan 0.027, modulus elastisitas 1027.523 MPa. Spesimen dengan fraksi volume 2% mempunyai tegangan 22 MPa dan regangan 0.027 pada komposit dengan modulus elastisitas sebesar 807.339 MPa. Spesimen denganl fraksi volume 1% mempunyai tegangan 20.4 MPa dan regangan 0.032 dengan modulus elatisitas sebesar 623.558 MPa. Kata kunci : serabut kelapa, resin poliester, fraksi volume, kekuatan tarik. 177

Alwiyah Nurhayati 1. PENDAHULUAN Penggunaan bahan komposit dengan filler serat alam mulai dikenal dalam bidang industri. Bahan yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu dihancurkan sendiri oleh alam merupakan tuntutan teknologi sekarang ini. Salah satu bahan yang diharapkan mampu memenuhi hal tersebut adalah bahan komposit dengan filler serat alam. Serabut kelapa merupakan serat alam yang memiliki prospek yang cukup baik, di mana pengolahan serabut kelapa sebagai filler bahan komposit masih belum banyak dilakukan sehingga hanya menjadi limbah yang kurang bermanfaat. Serabut kelapa memiliki sifat tahan lama, sangat ulet, kuat terhadap gesekan, tidak mudah patah, tahan terhadap air, tidak mudah membusuk, tahan terhadap jamur dan hama serta tidak dihuni oleh rayap dan tikus sehingga serat alam ini bisa menjadi alternatif filler bahan komposit, karena selain murah, ketersediaan serabut kelapa sangat berlimpah (Moncrieff, 1983). Penelitian ini mencoba mengembangkan bahan komposit berpenguat serabut kelapa dari jenis kelapa merah dengan variasi fraksi volume serabut kelapa 1%, 2% dan 3% dikombinasikan dengan bahan matriks poliester Yukalac C108yang diharapkan dapat menjadi material alternatif serta meningkatkan nilai ekonomis dari serabut kelapa. 2.TINJAUAN PUSTAKA Material komposit merupakan suatu jenis bahan baru dari kombinasi dua atau lebih bahan di mana memiliki bahan dan sifat yang berbeda, dari pencampuran tersebut akan menghasilkan material komposit yang memiliki sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda (Schwartz, 1984). Bahan komposit memiliki kelebihan antara lain berat yang lebih ringan, kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang lebih murah karena berkurangnya jumlah komponen,kekuatannya,ketahanan terhadap pengurangan 178

berat material(konstruksi ringan).komponen utama dari bahan komposit adalah bahan pengikat (matriks) dan bahan pengisi (filler). Di dalam penelitian ini bahan komposit yang dibuat termasuk dalam jenis bahan komposit polimer. Bahan matriks yang digunakan adalah resin poliester sedangkan yang berperan sebagai bahan pengisi adalah serabut kelapa merah ditambah dengan bahan aditif katalis yang berfungsi sebagai pengeras bahan komposit yang dicetak. Resin poliester merupakan salah satu resinpoliester termoset yang mempunyai kemampuan berikatan dengan serat alam tanpa menimbulkan reaksi dangas, oleh karena itu resinpoliester digunakan dalam penelitian ini. Serabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya yang merupakan bagian berharga dari sabut (Isroful, 2006). Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari serabut), dan gabus 175 gram (25% dari serabut). Sifat-sifat komposit dipengaruhi kuantitas serabut kelapa yang digunakan, sehingga perlu diteliti pengaruh jumlah fraksi berat serabut kelapa dalam komposit resinpoliester atau serabut kelapa terhadap fisis dan mekanisnya(supriadi,1997). Faktor yang mempengaruhi performa komposit antara lain adalah faktor serabut, letak serabut, panjang serabut, bentuk serabut, faktor matrik, dan katalis (Sinuhaji, 1994). Ada dua jenis komposit serabut berdasarkan susunan dan panjang serat yaitu sebagai komposit serabut pendek yang memiliki panjang 20 100 mm dan komposit serabut panjang yang lebih mudah diorientasikan jika dibandingkan serabut pendek. Perbedaan serabut pendek dan serabut panjang yaitu serabut pendek dibebani secara tidak langsung dan kekuatan atau kelemahan matriks akan menentukan sifat dari produksi komposit tersebut yakni jauh lebih kecil dibandingkan dengan besaran yang terdapat pada serabut panjang yang memiliki kemampan yang tinggi (Derek Hull, 1981). 179

Alwiyah Nurhayati 3. METODE EKSPERIMEN Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan uji tarik terhadap bahan matriks dan filler untuk mendapatkan data kekuatan tarik dari kedua bahan tersebut. Pengujian filler menggunakan standar pengujian ASTM D3379-75. Penentuan densitas dari serabut kelapa dilakukan dengan menggunakan piknometer. Data densitas serabut kelapa merah yang didapatkan dari pengujian tersebut adalah sebesar 1,59 gr/ cm3. Serabut kelapa merah disiapkan dalam bentuk potongan kecil dengan ukuran panjang 2 cm dan diameter 0,1 mm yang telah dibersihkan dan dikeringkan selama tiga hari. Pencampuran bahan matriks poliester Yukalac C108 dan filler serabut kelapa merah beserta katalis dilakukan sesuai dengan kadar ukuran masing-masing variasi fraksi volume 1%, 2%, dan 3% untuk kemudian dicetak dalam cetakan yang dibuat sesuai dengan standar uji tarik material yaitu ASTM D3039. Pada penelitian ini filler ditata secara acak. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji tarik dari spesimen bahan komposit dari masing-masing spesimen untuk diperoleh data kekuatan tariknya dengan menggunakan Autograph. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Tarik Bahan Serabut Kelapa Dan Bahan Matrik (Resin poliester) Setelah dilakukan uji tarik pada serabut kelapa dan resin polyester, dilakukan pembuatan grafik tegangan-regangan serabut kelapa dan resin polyester sehingga dapat diketahui posisi titik elastis dan titik plastis dalam bahan-bahan tersebut seperti yang disajikan pada Grafik 4.1. 180

Grafik 4.1 Uji Tarik antara Serabut Kelapa Merah dengan Resin Poliester Gambar di atas menunjukkan hubungan antara tegangan dan regangan dari resin poliester dan serabut kelapa merah pada saat di lakukan pengujian tarik pada bahan tersebut. Pada titik 0.027 MPa termasuk daerah elastisitas pada resin poliester dan pada titik 0.032 MPa pada serat, karena pada titik tersebut regangan yang dihasilkan oleh resin poliester dan serabut kelapa lebih tinggi di bandingkan dengan regangan. Dan apabila semakin ke atas, gaya elastisitasnya semakin berkurangnya ke elastisitasnya karena kualitas massa dari serabut dan resin poliester yang berbeda dan tegangan yang di muat oleh resin poliester dan serabut tersebut semakin tinggi di banding dengan regangan yang terdapat pada serabut dan resin poliester yang ada. Keelastisitasan pada resin poliester dan serabut kelapa merah menurun dan dapat dilihat pada titik 26.4 terdapat pada resin poliester dan pada titik 6.369 MPa terdapat pada serat yang semakin naik, menyebabkan elastisitas yang terdapat pada resin poliester tersebut semakin menurun atau dapat juga di katakan bahwa semakin besarnya regangan yang terdapat pada benda maka gaya elastisitasnya semakin lama semakin menurun. Data hasil pengujian ini digunakan sebagai dasar untuk pembuatan bahan komposit dengan variasi fraksi volume yang telah ditentukan. 181

Alwiyah Nurhayati B. Hasil Uji Tarik Bahan Komposit Tabel 4.1 Hasil Tegangan Tarik Komposit (MPa) Panjang Serabut kelapa Fraksi Volume 1% 2% 3% Spesimen 1 (MPa) 169.323 147.529 128.583 Spesimen 2 (MPa) 107.364 84.309 92.58 Spesimen 3 (MPa) 104.387 117.576 85.939 Rata - Rata (MPa) 127.025 116.471 102.367 Dari pengujian uji tarik komposit terdapat penurunan tegangan dari 127.024 MPa ke 116.471 MPa dan ke 102.367265 MPa dikarenakan oleh adanya pengaruh penambahan volume serabut kelapa. Penurunan tegangan tarik komposit dari volume 1% ke 2% Penurunan tegangan tarik komposit dari volume 2% ke 3% Penurunan tegangan tarik komposit dari volume 1% ke 3% 182

Dari pengujian uji tarik komposit terdapat penurunan rengangan dari fraksi volume 1% ke 2% dan ke 3%, dimungkinkan karena belum terbentuknya ikatan antara serabut kelapa dengan resin polyester sehingga mengakibatkan penurunan rengangan yang terjadi. Kenaikan regangan tarik komposit dari volume 1% ke 2% Penurunan tegangan tarik komposit dari volume 2% ke 3% Penurunan tegangan tarik komposit dari volume 1% ke 3% Berdasarkan data yang didapatkan dari pengujian tarik spesimen, dibuat grafik perbandingan bahan komposit dari masingmasing variasi fraksi volume sebagai berikut. 183

Alwiyah Nurhayati Perbandingan Hasil Uji Tarik Bahan Komposit Variasi Fraksi Volume Dari grafik yang diperoleh di atas hasil komposit dengan fraksi volume 1% dari pengujian tarik spesimen mempunyai tegangan pada daerah elastis sebesar 20.4 MPa dan regangan 0.032 dengan modulus elastisitas sebesar 632.558 MPa. Komposit dengan fraksi volume 2 % mempunyai tegangan pada daerah elastis sebesar 22 MPa dan regangan 0.027 dengan modulus elastisitas sebesar 807.339 MPa. Komposit dengan fraksi volume 3 % dari pengujian tarik terdapat modulus elastisitas yang paling tinggi yaitu pada spesimen mempunyai tegangan pada daerah elastis sebesar 28 MPa dan regangan 0.027 dengan modulus elastisitas sebesar 1027.523 MPa. Dari grafik yang diperoleh diatas hasil komposit perbandingan dari spesimen dengan pengujian tarik terdapat modulus elastisitas yang paling tinggi dari fraksi volume 1%, 2%, 3% yaitu pada komposit 3% karena didalam memiliki tegangan pada daerah elastis sebesar 28 MPa dan regangan sebesar 0.027 dan sedikitnya fraksi volume yang ada dengan mempunyai modulus elatisitas sebesar 1027.523 MPa. Pada komposit 3% mempunyai daerah elastis dengan tegangan sebesar 28 Mpa dan regangan sebesar 0.027 sedangkan daerah plastis dengan tegangan 45 Mpa dan regangan sebesar 0.125 Sehingga dari perbandingan tersebut komposit mengalami peningkatan yang dipengaruhi adanya penambahan fraksi volume dapat menyebabkan meningkatnya nilai modulus elastisitas pada komposit. Semakin tinggi tegangan dan semakin rendah regangannya maka mempunyai modulus elastisitas yang baik. 184

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa komposit 3 % lebih elastis dibandingkan dengan tiga variasi fraksi volume 1% dan 2% dengan tegangan sebesar 28 MPa dan regangan 0.027 dan modulus elastisitas sebesar 1027.52 MPa. Berdasarkan data hasil pengujian dapat diketahui: 1) Komposit yang telah diisi dengan serabut kelapa merah kekuatannya lebih tinggi dari kekuatan resin poliester. Dari penelitian diperoleh besarnya kekuatan tarik yaitu dari fraksi volume 1 % sebesar 632.558 MPa, fraksi volume 2% sebesar 807.339 MPa, dan fraksi volume 3% sebesar 1027.52 MPa. Maka dapat disimpulkan dari pengujian uji tarik komposit bila semakin banyak volume serabut kelapanya maka semakin tinggi kekuatannya, sedangkan bila semakin sedikit serabut maka kekuatan semakin kecil, akan tetapi bila terlalu sedikit serabut kelapa yang tidak seimbang dengan volume matriknya, maka kekuatannya juga akan melemah. 2) Pengujian komposit belum tentu membawa hasil yang baik tetapi harus melihat penyebab penurunan kekuatannya. Penurunan kekuatan tarik disebabkan oleh banyak faktor yaitu : a. Pada pengujian penurunan kekuatan komposit disebabkan kurang seragamnya kondisi serabut kelapa merah dan ketidak ratanya campuran resin poliester murni dan serabut kelapa pada cetakan. 185

Alwiyah Nurhayati b. Penurunan kekuatan komposit juga dikarenakan oleh adanya void/lubang pada komposit yang menyebabkan kerusakan yang lebih dahulu sebelum terjadi pengujian. c. Selain itu juga karena pengaruh posisi dari serabut kelapa yang tidak saling berkaitan yang menyebabkan mudahnya retak komposit pada matriknya. Di dalam teori, panjang serabut kelapa juga mempengaruhi kekuatannya, serabut kelapa pendek kekuatannya lebih kecil dibanding serabut kelapa panjang. d. Dan juga penurunan terjadi karena pada saat pembuatan komposit, antara resin poliester dengan serabut kelapa kurang terikat atau tercampur dengan sempurna. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan dari data-data yang diperoleh dari hasil pengujian tentang pengaruh penambahan variasi fraksi volume serabut kelapa pada matrik resin poliester maka dapat diambil suatu simpulan bahwa kekuatan tarik komposit serabut kelapa - metrik resin poliester dengan penambahan variasi fraksi volume 1%, 2%, 3% mengalami peningkatan dengan modulus elastisitas 1 % sebesar 632,558 MPa, sedangkan modulus elastisitas 2 % sebesar 807,339 MPa, dan pada 3 % terdapat modulus elastisitas sebesar 1027,523 MPa. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar variasi fraksi volume dapat mempengaruhi keelastisitasan benda dari komposit tersebut dikarenakan adanya perpaduan antara serabut kelapa dan resin poliester. Oleh karena itu, variasi fraksi volume 3 % mempunyai kekuatan tarik yang tertinggi dengan modulus elastisitas sebesar 1027,523 MPa. 186

DAFTAR PUSTAKA Hul, Derek. 1981. An Introduction To Composite Material. Cambridge University Press. Cambridge Isroful. 2009. Impact Komposit Serat Kenaf Acak-Polyester. Unnes. Semarang Moncrieff, R.W. 1983. Struktur Dan Sifat Serat Serat. Terjemahan Rosima Samah. Jakarta: Djambatan Schwartz, M.M. 1984. Composite Materials Handbook. United States Of America: Mc.Graw Hill BookCompany Sinuhaji, Ferdian. 1994. Pengarah Tata Letak Serat Terhadap Uji Tarik Pada Komposit Ortropik Yang Dibuat Dari Poliester Serat Kenaf. Medan: Univertas Sumatera Utara. Supriadi, Tjahyono.1997. Pengaruh Serat Nabati Dan Fraksi Volume Serat Terhadap Sifat Mekanik Material Komposit. Jurusan teknik mesin FTI - ITS 187