KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

VARIASI ARUS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA HASIL PENGELASAN SM490

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

PENGARUH PENDINGINAN CAIRAN RADIATOR COOLANT (RC) AHM TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN SMAW PADA PLAT BAJA ST 37

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA SMAW TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS BUTT JOINT PADA PLAT MILD STEEL

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

ANALISIS KEKUATAN TARIK ALUMINIUM 5083 HASIL PENGELASAN GMAW POSISI 1G DENGAN VARIASI KUAT ARUS DAN DEBIT ALIRAN GAS PELINDUNG

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

Analisa Pengaruh PerubahanParameter Arus Pada PengelasanMaterial Plat Astm A36 Terhadap Sifat Mekanik DenganPengelasan Smaw

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

ANALISA KEKUATAN TARIK PENYAMBUNGAN PELAT DENGAN KETEBALAN BERBEDA PADA TYPE SAMBUNGAN BUTT JOINT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.2 pp 91-98, 2014 ISSN

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

PENGARUH DAN SUDUT KAMPUH PENGELASAN TERHADAP KEKERASAM DAN KERETAKAN PADA LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018

Chamdani Achmad

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP KETANGGUHAN SAMBUNGAN BAJA A36 PADA PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

ANALISA PENGARUH ARUS PENGELASAN SMAW PADA MATERIAL BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KEKUATAN MATERIAL HASIL SAMBUNGAN

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS DAN JARAK PENGELASAN TERHADAP NILAI KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON RENDAH DENGAN ELEKTRODA 6013 METODE ANAVA

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR S T U DI LAJU KOROSI WELD JOINT M A T ERIAL PHYTRA AGASTAMA

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA STAINLESS STEEL AISI 304 DENGAN VARIASI ARUS DAN DIAMETER ELEKTRODA

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGARUH ARUS PENGELASAN SMAW PADA MATERIAL BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KEKUATAN MATERIAL HASIL SAMBUNGAN. Abdul Hamid

Dimas Hardjo Subowo NRP

PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract

Transkripsi:

Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 1: Januari 215: 55-555 ISSN 286-343 KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 49 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW Naharuddin, Alimuddin Sam, Candra Nugraha Jurusan Teknik Mesin Universitas Tadulako Palu, Indonesia Email: naharuddin_untad@yahoo.co.id Abstract: Tensile Strength and Welding Bending on SM 49 Steel With SMAW and SAW Weldeing Method. This research aims to determine the strength of welded steel SM49. The process of SAW welding used welding current 1-125 Ampere and SMAW 3 Ampere. Electrodes used in this welding method was E 718 (SMAW) and F7A4EM12K (SAW). The seam type used seam V with angle 6. This experiment was testing the tensile and bending. The highest tensile strength of weld joint was in SMAW welding method with an average value of 666.5 MPa tensile stress compared with SAW welding method of 621.78 MPa and raw materials was 68.28 MPa. The bending strength of the weld joint SMAW welding method was 19.46 MPa was greater than the value of the bending strength SAW method was 76.68 MPa, and raw material or without welding was 68.28 MPa Key Words: SMAW, SAW, steel SM49, tensile, bending Abstrak: Kekuatan Tarik dan Bending Sambungan Las Pada Material Baja SM 49 Dengan SMAW dan SAW. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan sambungan las baja SM49. Proses pengelasan SAW menggunakan arus pengelasan 1 125 Amper dan SMAW 3 Amper. Elektroda yang digunakan dalam metode pengelasan ini adalah E 718 (SMAW) dan F7A4EM12K (SAW). Jenis kampuh yang digunakan adalah kampuh V dengan sudut 6. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik dan bending. Kekuatan tarik sambungan las tertinggi terjadi pada metode pengelasan SMAW dengan nilai rata rata tegangan tarik sebesar 666,5 MPa dibandingkan dengan metode pengelasan SAW sebesar 621,78 Mpa dan raw material sebesar 68,28 MPa. Kekuatan bending pada sambungan las metode pengelasan SMAW sebesar 19,46 MPa lebih besar dibandingkan dengan nilai kekuatan bending pada metode SAW sebesar 76,68 MPa, dan raw material atau tanpa pengelasan sebesar 68,28 MPa Kata Kunci : SMAW, SAW, baja SM49, tarik, bending PENDAHULUAN Perkembangan teknologi produksi dan bahan baku logam tidak dapat dipisahkan dari pemanfaatan teknologi pengelasan. Sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang tidak dapat dilas. Pengelasan adalah salah satu teknik penyambungan logan dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam tambahan dan menghasilkan sambungan yang kontinu (Sonawan, 26). Penyambungan dengan cara mengelas merupakan salah satu metode penyambungan yang luas penggunaannya pada kontruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Metode penyambungan lain yang digunakan pada sambungan logam adalah baut dan keling. Teknologi pengelasan, selain dapat dipakai untuk menyambung dan memotong logam, juga dapat dipakai untuk mengisi lubang- 55

Kekuatan Tarik dan Bending Sambungan Las Pada Material Baja SM 49 Dengan SMAW dan SAW lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam-macam reparasi lainnya. Las adalah salah satu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan (Widharto, 21). Faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan adalah prosedur pengelasan yaitu cara pembuatan konstruksi las yang sesuai rencana dan spesifikasi dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Proses produksi pengelasan yang dimaksud adalah proses pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan (meliputi: pemilihan mesin las, penunjukan juru las, pemilihan elektroda, penggunaan jenis kampuh) (Wiryosumarto, 2). Pada saat ini teknik pengelasan SAW (Submerged Arc Welding ) dan SMAW (Shielding Metal Arc Welding) telah dilakukan secara luas, salah satunya pada pembangunan PLTA Poso II. Jenis Pengelasan yang digunakan pada PLTA poso II yaitu SAW dan SMAW. Penggunaan pengelasan terutama digunakan untuk menyambung bagian dari pipa pesat (penstock). Pipa penstock berfungsi untuk menyalurkan air menuju power house yang merupakan rumah turbin yang akan memutar generator, oleh karena itu proses pengelasan pada pipa penstock memiliki peranan yang sangat penting. Permasalahan yang terjadi setiap menyambung pada material konstruksi adalah berapa besar kekuatan sambungan las setelah mengalami pengelasan Penelitian sebelumnya, Hadi (29) telah melakukan penelitian mengenai pengelasan metode SMAW, FCAW, dan SAW pada material mild steel (ST.42). Metode SMAW kawat las yang digunakan AWS A5.1 E613 dia. 3,2 mm dan dia. 4mm. Metode SAW digunakan kawal las AWS A5-17 EM 12K dia. 4 mm dengan pelindung fluks.hasil penelitiannya menunjukkan, pengelasan metode SAW mempunyai kekuatan tarik lebih baik dari metode SMAW. Sedangkan hasil pengujian tegangan lentur (bending), menunjukkan bahwa pengelasan dengan metode SMAW mempunyai tegangan lentur atau kekuatan bending lebih baik. Menurut Tarkono (212), Perbedaan penggunaan jenis-jenis elektroda akan mempengaruhi kekuatan tarik hasil pengelasan dan perpanjangan (elongation). Peneliti lainnya (syahrani, 213) melakukan penelitian dengan variasi arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan bending pada baja SM 49 diperoleh perbedaan nilai kekuatan tarik dan bending. Penelitian ini menggunakan perbedaan metode pengelasan, penggunaan arus, dan jenis elektroda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kekuatan tarik dan bending sambugan las pada material baja SM 49 dengan SAW (Submerged Arc Welding ) dan SMAW (Shielding Metal Arc Welding) METODE PENELITIAN Proses pengelasan yang digunakan adalah SAW(Submerged Arc Welding) dan SMAW (Shielded Metal Arc Welding). Pengelasan SAW atau las listrik busur terendam menggunakan arus pengelasan 1-125 Amper dengan elektroda F7A4EM12K. Proses pengelasan SMAW menggunakan arus 3 Amper dengan elektroda E 718. Jenis kampuh yang digunakan adalah kampuh V dengan sudut 6. Penelitian untuk proses pengelasan dilakukan di PT.POSO ENERGY yang terletak di Desa Sulewana Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso sedangkan untuk Pengujian tarik dan bending dilakukan di Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako Pembuatan spesimen sesuai dengan bentuk standar untuk suatu pengujian bahan, maupun bentuk lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dengan menggunakan mesin-mesin perkakas. Mesin perkakas yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin skrap 551

Kekuatan Tarik dan Bending Sambungan Las Pada Material Baja SM 49 Dengan SMAW dan SAW dan mesin gerinda. Mesin skrap dan mesin gerinda digunakan untuk membentuk spesimen sesuai dengan standar uji bahan Pengujian tarik dan bending menggunakan mesin uji tarik. Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis dari suatu logam terhadap tarikan dari bahan yang akan di uji. Pengujian tarik dapat diketahui beberapa sifat mekanik material yang sangat dibutuhkan dalam desain rekayasa yaitu kekuatan (tegangan), keuletan (elongasi) dan modulus elastisitas. Menurut surdia (1995), hubungan antara tegangan dan regangan pada beban tarik ditentukan dengan rumus sebagai berikut. (1) Dimana: F = beban (N) A = luas penampang (mm 2 ) σ = tegangan (Mpa). Menurut surdia (1995), bahwa besarnya regangan adalah jumlah pertambahan panjang. Nilai regangan ini adalah regangan proporsional yang didapat dari garis Proporsional pada grafik tegangan-tegangan hasil uji tarik. = l / Lo (2) Dimana : = regangan (mm/mm) l = pertambahan panjang (mm) Lo = panjang mula-mula (mm) Menurut surdia (1995), daerah proporsional adalah daerah dimana tegangan regangan yang terjadi masih sebanding. Defleksi yang terjadi masih bersifat elastis dan masih berlaku hukum hooke. Besarnya nilai modulus elastisitas spesimen merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan pada daerah proporsional yang dapat dihitung dengan persamaan. E = / ε (3) Dimana : E = modulus elastisitas (Mpa). = kekuatan tarik (Mpa). = regangan (mm/mm) Pembuatan spesimen uji tarik mengacu pada standar ASTM E 8M-1. Dimensi pengujian kekuatan tarik bahan dapat di lihat pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Spesimen Uji Tarik (ASTM E 8M-1) Setelah proses pengelasan selesai, di lanjutkan pembuatan spesimen sesuai standar ASTM E 8M-1 yang nantinya akan di uji tarik. Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui besarnya kekuatan tarik dari spesimen yang di uji. Pengujian dilakukan dengan mesin uji Universal Testing Machine. Pengujian bending ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kekuatan lentur dari spesimen. Pengujian dilakukan dengan jalan memberikan beban lentur secara perlahan-lahan sampai spesimen mencapai titik lelah. Pembuatan spesimen uji bending mengacu pada standar ASTM E23-2 untuk pengujian bending dapat di lihat pada gambar 2 berikut: Gambar 2. Spesimen uji bending (ASTM E23-2) Pada perlakuan uji bending bagian atas spesimen mengalami proses penekanan dan bagian bawah mengalami proses tarik sehingga spesimen mengalami patah bagian bawah karena tidak mampu menahan tegangan tarik P 552 ½ L L ½ L

Elastisitas (GPa) Elongation (%) Teg. Tarik (MPa) Kekuatan Tarik dan Bending Sambungan Las Pada Material Baja SM 49 Dengan SMAW dan SAW 6 Gambar 3. Metode three-point Bending (sumber: Syahrani, 213) Kekuatan bending dirumuskan sebagai sebagai berikut : (4) 4 2 Dimana : b = kekuatan bending (Mpa) P = beban /load (N) L = panjang span (mm) b = lebar/ width (mm) d = tebal / depth (mm) HASIL DAN PEMBAHASAN Kekuatan tarik hasil pengelasan dengan metode pengelasan SAW dan SMAW dapat ditunjukkan pada tabel 1 dan gambar 4. Hasil pengujian tarik tersebut menunjukkan besarnya harga gaya maksimal pada saat putus (P max ) dan pertambahan panjang material saat putus (ΔL). Hasil pengujian tarik yang dilakukan dengan variasi metode pengelasan didapatkan harga tegangan maksimum (σ max ), tegangan putus (σ), dan elongation (ε). Tiap-tiap variabel percobaan terdapat tiga sampel spesimen. Berikut ini merupakan hasil dari perhitungan data saat pengujian tarik yang dikelompokkan berdasar metode pengelasan. Tabel 1. Data hasil pengujian tarik nilai rata rata No Metode σ Є E (Mpa) (%) (GPa) 1 Tanpa Las (TL) 68,28 25,5 3585,3 2 SAW 621,78 23,7 481,5 3 SMAW 666,5 24,2 4545,1 Gambar 4. Grafik tegangan pengujian tarik 3 2 1 Gambar 5. Grafik regangan pengujian tarik 5 4 3 2 1 Gambar 6. Elastisitas Pengujian Tarik Berdasarkan gambar 4 di atas, nilai rata rata tegangan tarik raw material atau tanpa pengelasan (TL) lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata rata tegangan tarik metode pengelasan SAW dan SMAW. Nilai rata rata untuk tegangan tarik raw material sebesar 68,28 MPa, tegangan tarik rata-rata untuk metode pengelasan SAW sebesar 621,78 MPa, dan untuk metode pengelasan SMAW diperoleh nilai tegangan tarik rata rata 553

Teg. Lentur (MPa) Defleksi (mm) Kekuatan Tarik dan Bending Sambungan Las Pada Material Baja SM 49 Dengan SMAW dan SAW sebesar 666,5 MPa. Berdasarkan data tersebut menunjukkan kualitas pengelasan yang baik karena tegangan tarik dari metode pengelasan SAW dan SMAW lebih besar dari pada tegangan tarik Raw Material atau tanpa pengelasan (TL). Membandingkan kedua metode pengelasan tersebut, tegangan tarik pengelasan SMAW lebih besar dari SAW. Berdasarkan Gambar 5 di atas, perbandingan nilai regangan tarik pada metode pengelasan SAW dan SMAW lebih kecil dibandingkan dengan nilai regangan raw material atau tanpa pengelasan (TL). Nilai rata rata regangan tarik metode pengelasan SAW sebesar 23,7% dan SMAW mempunyai nilai rata rata sebesar 24,2%. Sedangkan nilai rata rata regangan spesimen raw material sebesar 25,5 %. Berdasarkan gambar 6 di atas, perbandingan nilai rata rata elastisitas hasil pengujian tarik metode pengelasan SAW lebih besar bila dibandingkan dengan nilai rata rata hasil pengujian tarik metode pengelasan SMAW dan raw material. Nilai rata rata elastisitas untuk metode pengelasan SAW sebesar 481,5 GPa, SMAW sebesar 4545,1 GPa, dan nilai rata rata elastisitas raw material sebesar 3585,3 GPa Hasil pengujian bending diperoleh besarnya harga gaya beban maximum saat menekuk. Dari pengujian tekuk tersebut didapatkan harga gaya beban (P beban ) dan tegangan lentur maximum (σ max ). Tiap-tiap variabel pengujian terdapat tiga sampel spesimen. Tabel 2, gambar 7, dan gambar 8 merupakan hasil dari perhitungan defleksi dan tegangan bending (lentur) pada saat pengujian bending. Data tersebut dikelompokkan berdasarkan metode pengelasan. Tabel 2. Data hasil pengujian bending nilai rata rata No Metode Defleksi (mm) (MPa) 1 Tanpa las (TL) 32,5 68,28 2 SAW 28,28 76,68 3 SMAW 29,87 19,46 4 3 2 1 Gambar 7. Grafik Defleksi dengan pengujian bending 12 9 6 3 Gambar 8. Grafik tegangan lentur pengujian bending Berdasarkan data dan hasil Pengujian bending di atas, nilai rata rata tegangan bending pada metode pengelasan SMAW lebih besar dibanding dengan nilai rata rata tegangan bending pada metode pengelasan SAW dan raw material atau tanpa pengelasan. Nilai rata rata tegangan bending untuk proses pengelasan SAW sebesar 76,68 MPa. Sedangkan nilai rata rata tegangan bending metode pengelasan SMAW sebesar 19,46 MPa, dan nilai rata rata raw material atau tanpa pengelasan (TL) sebesar 68,28 MPa. Berdasarkan hasil uji bending, tidak ditemukan keretakan pada hasil lasan baik pada proses las SAW dan SMAW. Hasil tersebut menunjukkan hasil las memenuhi standar. Nilai tegangan bending yang diperlukan untuk menekuk spesimen hasil pengelasan dengan metode pengelasan SMAW lebih besar dibanding dengan nilai tegangan lentur metode pengelasan SAW. Nilai tegangan lentur SAW lebih besar dibandingkan 554

Kekuatan Tarik dan Bending Sambungan Las Pada Material Baja SM 49 Dengan SMAW dan SAW dengan nilai tegangan lentur raw material tanpa pengelasan (TL). Raw material tanpa pengelasan tidak mengalami pemanasan sehingga mempunyai nilai tegangan lentur yang lebih kecil. Sedangkan nilai modulus elastisitas metode pengelasan SMAW juga lebih besar dibandingkan nilai modulus elastisitas metode pengelasan SAW maupun raw material. Hal ini menunjukan bahwa material dengan pengelasan SMAW lebih lentur dibandingkan pengelasan SAW dan raw material, mengingat pengelasan SAW menggunakan butiran fluks untuk menstabilkan nyala busur listrik sehingga tidak mempengaruhi karekteristik dari logam induk. Sedangkan pengelasan SMAW menyebabkan logam induk mengalami pemanasan akibat nyala busur listrik. SIMPULAN Bandung Surdia, Tata. 1995. Pengetahuan Bahan Teknik. Edisi 2. PT Pradnya Paramita. Jakarta Syahrani, A., Sam, A., Chairulnass. 213. Variasi Arus Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending pada Hasil Pengelasan SM 49. Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 213: 393-42 Tarkono, Siahaan, P.,G., Zulhanif. 212. Studi Penggunaan Jenis Elektroda yang Berbeda Terhadap Sifat mekanik Pengelasan Baja AISI 145. Jurnal Mechanical. Volume 3. Nomor 2. 51-62. Widharto S., 26. Petunjuk Kerja Las. Cetakan keenam. PT Pradnya Paramita. Jakarta Wiryosumarto, H., 2. Teknologi Pengelasan Logam. Erlangga. PT Pradnya Paramita. Jakarta Kekuatan tarik sambungan las tertinggi terjadi pada metode pengelasan SMAW dengan nilai rata rata tegangan tarik sebesar 666,5 MPa dibandingkan dengan metode pengelasan SAW sebesar 621,78 MPa dan raw material/tanpa pengelasan sebesar 68,28 MPa. Kekuatan bending pada sambungan las metode pengelasan SMAW sebesar 19,46 MPa lebih besar dibandingkan dengan nilai kekuatan bending pada metode SAW sebesar 76,68 MPa, dan raw material/tanpa pengelsan sebesar 68,28 MPa. DAFTAR RUJUKAN Hadi,S.,Eko. 29. Analisa Pengelasan Mild Steel (St.42) Dengan Proses SMAW, FCAW Dan SAW Ditinjau Dari Segi Kekuatan Dan Nilai Ekonomis. KAPAL, Vol. 6, No.2, 17-117. Sonawan, H., Sutratman, R., 26. Pengantar Untuk Memahami Pengelasan Logam. Αlfa Beta. 555