KEGUNAAN SURVEILANS TUJUAN SUMBER INFORMASI 15/11/2013. PENGERTIAN (Surveilans Malaria)

dokumen-dokumen yang mirip
M.Arie w. FKM Undip. M. Arie W, FKM Undip

Distribution Distribution

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

KUESIONER. Petunjuk : Lingkari jawaban yang menurut saudara paling benar. 1. Salah satu upaya pemberantasan malaria dilakukan dengan surveilans

Situasi Malaria di Kabupaten Lebak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

PENYELENGGARAAN SURVEILANS DAN SISTEM INFORMASI MALARIA. DAERAH PEMBERANTASAN dan DAERAH ELIMINASI MALARIA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERINGATAN HARI MALARIA SEDUNIA

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN ELIMINASI MALARIA DI KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM ELIMINASI MALARIA DI KOTA BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Prevalence of Clinical Malaria and Positive Plasmodium spp. Based on the Mass Blood Survey in Rokan Hilir Riau Province

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BUPATI POLEWALI MANDAR

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ELIMINASI MALARIA DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya


BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

Prevalensi Malaria Klinis Dan Positif Plasmodium spp. Berdasarkan Mass Blood Survey Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BEBERAPA FAKTOR PETUGAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI MALARIA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN PURWOREJO

LAPORAN TAHUNAN PENEMUAN PENDERITA MALARIA DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN (JAN- DES) Positif Klinis MOMI Mikrosko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan bagi negara tropis/

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

STUDI KOMPREHENSIF PENINGKATAN KASUS / KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN RESERVOIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World


BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

Hubungan Insidens Malaria dengan Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten pada Tahun

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ELIMINASI MALARIA DI PUSKESMAS SE KOTA KUPANG

Evaluasi Pelaksanaan Penemuan dan Pengobatan Malaria oleh Juru Malaria Desa (JMD) pada Program Pemberantasan Malaria di Kabupaten Purworejo Tahun 2005

ARTIKEL SURVEIDINAMIKA PENULARAN MALARIA DIDESA BANJARETNO, KECAMATAN KAJORAN, KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH

SKRIPSI ANALISIS SPASIAL KASUS MALARIA DI KELURAHAN PAYA SEUNARA KECAMATAN SUKAKARYA KOTA SABANG PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi Millenium

Tuberkolosis. Rencana Operasional Promosi Kesehatan untuk Eliminasi Malaria

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Uji sensitivitas in vivo Plasmodium falciparum terhadap klorokuin: Studi di Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

SKRINING MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUASIN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO PROPINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

kematian, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti bayi, balita dan

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

ARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada tahun 2006 diperkirakan 3.3 milyar orang berisiko tertular malaria. Dari

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MALARIA DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009 TESIS OLEH :

KOMPOSISI PARASIT MALARIA DI DAERAH LOMBOK BARAT BERDASARKAN MALARIOMETRIC SURVEY (MS)

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. umum dari kalimat tersebut jelas bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. penularan malaria masih ditemukan di 97 negara dan wilayah. Saat ini sekitar 3,3

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

' Puslitbang Pernberantasan Penyakit. Badan Litbangkes

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

Transkripsi:

PENGERTIAN (Surveilans Malaria) Surveilans malaria dapat diartikan sebagai pengawasan yang dilakukan secara terus-menerus dan sistematik terhadap distribusi penyakit malaria dan faktor-faktor penyebab kejadian kesakitan serta yang berkaitan dengan sehat dan sakit yang kegiatannya meliputi; pengumpulan, analisis, penafsiran dan penyebaran data dan dianggap sangat berguna untuk penanggulangan penyakit secara efektif. Surveilans malaria merupakan suatu sistem pelaporan khusus yang diadakan untuk lebih memantapkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria. M. Arie W, TUJUAN Untuk memperoleh data informasi tentang penyakit malaria (frekuensi, distribusi, insidens dll) dan faktor-faktor yang berpengaruh serta dapat dibaca secara cepat dan untuk menjawab pertanyaan apa, dimana dan kapan, sehingga dapat dilaksanakan tindakan pencegahan/ penanggulangan yang cepat dan terarah. KEGUNAAN SURVEILANS 1. Identifikasi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria guna pemastian tindakan penanggulangan dan pengendalian. 2. Evaluasi pelaksanaan program 3. Membantu penetapan masalah kesehatan prioritas dan sasaran 4. Identifikasi kelompok resiko tinggi menurut umur, alamat pekerjaan, dll dimana masalah kesehatan sering terjadi. SUMBER INFORMASI Laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan : Puskesmas, RS dll. Laporan masyarakat Laporan dari pemeriksaan laboratorium Laporan dari petugas lapangan. data 1

Pengumpulan data Merupakan komponen yang sangat penting karena kualitas informasi yang diperoleh sangat ditentukan kualitas data yang dikumpulkan. Pencatatan angka kematian Laporan penyakit Laporan hasil pemeriksaan laboratorium Hasil survei Pengamatan vektor/ reservoir penyakit Laporan Wabah / KLB dll back data Kompilasi, Analisis, dan Interpretasi Data yang telah terkumpul dikompilasi dan dianalisa berdasarkan orang, tempat dan waktu baik berupa teks, tabel, grafik, spot map dll. Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan seperti apakah terjadi peningkatan kasus / KLB atau faktor-faktor yang berpengaruh sehingga dapat diambil tindakan secara cepat dan tepat. data back Penyebaran hasil analisa dan Hasil analisa dan data harus disebarluaskan pada unit-unit yang berkepentingan agar dapat digunakan untuk perencanaan tindak lanjut. Penyebaran informasi bisa kepada lintas sektor, lintas program, masyarakat maupun sebagai feed back kepada unit-unit yang mengirimkan laporan. Bagian ini salah satu komponen terpenting dari sistem surveilans karena pada bagian ini biasanya digunakan untuk perencanaan maupun pengambilan keputusan program kesehatan masyarakat. next INDIKATOR PENTING Annual Parasite Incidence (API) Angka kesakitan malaria tahunan dengan rumus yaitu : 2

Klasifikasi daerah endemis malaria ; Monthly Parasite Incidence (MoPI) HCI (Hight Case Incidence) MCI (Middle Case Incidence) LCI (Low Case Incidence) API : > 5 /1000 penduduk API : 1-4,9 /1000 penduduk API : < 1 /1000 penduduk Desa HCI : Bila angka kesakitan (API) pertahun di suatu desa diatas 5/1000 penduduk, indikator ini sebagai kinerja upaya pemberantasan malaria di suatu wilayah serta, perluasan penularan malaria disuatu daerah. Angka kesakitan malaria bulanan dengan formula jumlah kasus malaria perbulan dibagi jumlah penduduk dikalikan 1000. Digunakan untuk mengetahui perkembangan kasus malaria perbulan. Annual Blood Examination Rate (ABER) Adalah prosentase penduduk yang diambil dan diperiksa sediaan darahnya dalam setahun. Prosentase ABER untuk menentukan besarnya cakupan penduduk yang diambil dan diperiksa sediaan darahnya. Cakupan dianggap baik bila ABER > 10 %. Slide Positive Rate (SPR) adalah prosentase jumlah sediaan darah positive malaria dari sediaan darah yang diperiksa. Digunakan untuk : Melihat besarnya tingkat infeksi pada kelompok populasi tertentu. Serta kualitas pemeriksaan baik di lapangan maupun di laboratorium. Error Rate Untuk mengukur kinerja kemampuan mikroskopis dalam pemeriksaan sediaan darah. Dianggap baik bila nilai error rate < 5%. Parasite Formula Untuk menentukan parasit apa yang dominan pada suatu daerah. Contoh, jumlah sediaan darah positif = 100 orang. P.falciparum : 56 orang, P.mixed : 4 orang, P.vivax : 40 orang. Maka P.falciparum : 56+4/ 100 = 60%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa P.falciparum dominan (60%) di daerah tersebut. 3

Interpretasi P.falciparum dominan : Transmisi malaria sedang berlangsung atau belum lama berlangsung dan pengobatan kurang sempurna sehingga timbul short term relapse. P.vivax dominan : Transmisi dini yang tinggi dengan vektor potensial (gamet cepat terbentuk antara 2-3 hari). Selain itu radical treatment kurang sempurna (adequat) sehingga menimbulkan long term relaps Kasus Bayi Perlu dikaji kemungkinan adanya kasus bayi sebagai indikator bahwa transmisi lokal berlangsung dan cenderung terjadi di dalam rumah mengingat bayi kemungkinan akan tetap tinggal di lokasi. Hal ini juga merupakan indikator besarnya transmisi di suatu daerah. Origin Menyatakan apakah penderita termasuk dalam penularan indegenous (lokal), relaps, atau import case yang datang dari luar wilayah. Hal ini berguna untuk menilai kinerja penemuan kasus di lapangan serta peningkatan surveilans migration. Falciparum ring dan gamet Merupakan indikator kinerja petugas lapangan dalam menemukan kasus di lapangan. Penemuan F.ring yang tinggi menunjukkan penemuan yang dini. Penemuan F.gamet yg tinggi menunjukkan keterlambatan penemuan di lapangan. Bila F.gamet > 30% kegiatan penemuan kasus di lapangan dianggap kurang dini (terlambat). Time lapse Waktu yang diperlukan dari pengambilan sediaan darah sampai mendapat pengobatan radikal, dengan waktu yang masih bisa ditolerir adalah < 7 hari. Bila time lapse lebih dari 7 hari maka perlu dicari penyebabnya mengingat bila time lapse terlalu panjang berakibat transmisi akan sulit diputus rantai penularannya. Hal ini sangat berguna untuk penilaian kenerja petugas di lapangan. Mass Fever Survey (MFS) Upaya surveilans (penemuan kasus) di lapangan secara aktif dengan mengambil sediaan darah penderita dengan gejala klinis malaria, lalu diperiksa secara mikroskopis guna dilakukan pengobatan radikal dalam rangka pemutusan rantai penularan. 4

Mass Blood Survey (MBS) Upaya surveilans (penemuan kasus) dilapangan secara aktif dengan mengambil sediaan darah semua penduduk secara masal baik dengan atau tanpa gejala klinis malaria, lalu diperiksa secara mikroskopis guna dilakukan pengobatan radikal dalam rangka pemutusan rantai penularan. Kegiatan ini dapat menjaring penderita positif malaria yang tanpa gejala (carrier). 5