II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

I. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

PERJUANGAN CORPS POLISI MILITER MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI KAWEDANAN GEDONGTATAAN LAMPUNG TAHUN 1949

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. dikepalai oleh seorang Residen Militer bernama Letnan Kol. Kurita (Dewan

I. PENDAHULUAN. Selama periode perang kemerdekaan ( ) banyak peraturan-peraturan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan. kita mampu untuk mengatur diri sendiri. 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1954 TENTANG URUSAN REKONSTRUKSI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB IV PEMBUBARAN NEGARA MADURA TAHUN A. Perjuangan Rakyat Madura Menentang Pembentukan Negara Madura

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

Materi Sejarah Kelas XII IPS

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

kata istoria diadopsi oleh bahasa inggris dengan perubahan fonem menjadi history

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1951 TENTANG TUGAS DEWAN DAN BIRO REKONSTRUKSI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generelisasi-generelisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah : 1.1 Konsep Perjuangan Kata Perjuangan berasal dari kata juang yang berarti berlaga memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga; berperang; berkelahi; berlanggaran (Hoetoma M.A, 2005:224). Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. (Susanto Tirtoprojo, 1982:7). Perjuangan adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai dorongan perintis yang mengantarkan bangsa kedepan suatu gerbang kemerdekaan dengan segala pengorbanan-pengorbanan (C.S.T Kansil dan Julianto, 1996: 182) Dari pemaparan ahli di atas dapat disimpulkan perjuangan adalah segala usaha yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk memperoleh atau mempertahankan kemerdekaan.

11 1.2 Konsep Bentuk Perjuangan Bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu dikalangan militer dengan memakai strategi-diplomasi (Non Fisik) dan menggunakan strategi kekerasan-bersenjata (fisik) (Yahya A.Muhaimin, 1982 : 27). Dari penjelasan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia ditempuh denga dua bentuk yaitu perjuangan secara fisik dan perjuangan non fisik. Menurut Sagimun MD, 1989 :331, membedakan bentuk perjuangan non fisik dan perjuangan fisik adalah sebagai berikut : Perjuangan non fisik : 1. Mengadakan perundingan-perundingan 2. Menarik simpati dari dunia internasional 3. Membentuk organisasi 4. Melakukan propaganda 5. Menghasilkan sebuah kesepakatan Perjuangan Fisik : 1. Perjuangan yang mengandalkan kekuatan militer atau senjata 2. Dilakukan dengan pertempuran 3. Menimbulkan banyak korban Sumber : Sagimun MD 1989 : 331 1.3 Konsep Proses Perjuangan Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam ruang dan waktu atau perkembangan yang mengandung serangkaian perubahan. Menurut Mohammad Ali (1985:24) yang dimaksud dengan proses adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui dengan harapan agar semua tujuan dapat

12 terwujud. Wikipedia Bahasa Indonesia mendefinisikan proses sebagai serangkaian kegiatan yang berawal dari mempersiapkan hal-hal yang diperlukan kemudian hal-hal yang saling terkait atau berinteraksi, serangkaian langkah yang sistematis atau tahapan yang jelas yang mempunyai akibat yang ditimbulkan dan jika setiap tahapan itu ditempuh secara konsisten maka akan mengarah pada hasil yang diinginkan (Wikipedia Bahasa Indonesia, Minggu 22 Juni 2014, pukul 22:22). Dari pendapat di atas yang dimaksud dengan proses adalah suatu runtutan pristiwa yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan tertentu yang saling berhubungan dan menimbulkan suatu perubahan yaitu mulai dari persiapan, pelaksanaan, akibat yang ditimbulkan serta hasil yang diinginkan dapat tercapai. Maka proses perjuangan adalah suatu kegiatan yang terdiri dari tahapan-tahapan yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan terdapat akibat yang ditimbulkan serta hasil atau tujuan yang didapatkan dari suatu perjuangan yang dilakukan dari suatu usaha dan perlawanan untuk mempertahankan. 1.4 Konsep Corps Polisi Militer (CPM) Pada tanggal 23 Desember 1945 para bekas tentara Gyugun, Heiho, dan lainnya mengadakan musyawarah untuk membentuk Resimen Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Polis i Tentara (PT) Resimen III di Lampung. Pada tahun 1947 TKR terjadi perubahan nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan selanjutnya pada saat terjadi rekonstruksi dan rasionalisasi pada tahun 1948 oleh Jendral Sudirman maka TRI berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan diikuti perubahan nama dari Polisi Tentara (PT) menjadi Corps Polisi Militer (CPM) (Alamsjah Ratuprawiranegara, Ex Peta dan Gyugun Cikal Bakal TNI:98). Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia terbesar di Indonesia yang memiliki beberapa kecabangan di dalam kesatuan. Kecabangan dari TNI AD yaitu :

13 1. Infantri (INF) 2. Kavaleri (KAV) 3. Artileri Medan (ARM) 4. Corps Polisi Militer (CPM) 5. Zeni (CZI) 6. Peralatan (CPL) 7. Perhubungan (CHB) 8. Ajudan Jendral (CAJ) 9. Pembekalan Angkutan (CBA) 10. Topografi (CTP) 11. Kesehatan Militer (CKM) 12. Keuangan (CKU) 13. Hukum (CHK) 14. Penerbangan (CPN) Corps Polisi Militer merupakan kesatuan bantuan administrasi (Banmin) yang berfungsi membantu tugas kesatuan lain dengan hal administrasi dan pengurusan hukum militer. Polisi Militer berada di bawah pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Puspomad) yang bertugas sebagai penegak hukum disiplin dan tata tertib di lingkungan TNI AD (Dokumen Polisi Militer Daerah Militer II/Sriwijaya Detasemen Polisi Militer II/3). Corps Polisi Militer (CPM) merupakan kecabangan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang mengalami perubahan nama akibat diadakannya rekonstruksi dan rasionalisasi yang diputuskan oleh Amir Syarifudin yang merubah nama TRI menjadi TNI dengan Panglima besar Jendral Sudirman, sejak saat itu, Polisi Tentara juga mengalami perubahan. Polisi Tentara, Polisi Tentara Laut dan Polisi Tentara Udara digabung menjadi satu kesatuan dengan nama Corps Polisi Militer (CPM) yang fungsinya untuk mengawasi gerakan-gerakan musuh, menarik perhatian musuh untuk keluar dari sarangnya agar mereka tidak merasa aman, operasi propaganda atau intelijen lapangan dengan tujuan mengantisipasi propaganda lawan dan mengadakan pengacauan di daerah musuh/daerah pendudukan Belanda (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 : 336). Polisi tentara merupakan nama awal dari satuan Polisi Militer, di Lampung dahulu Corps Polisi Militer (CPM) bernama Polisi Tentara Resimen XI Brigader Garuda Hitam, namun setelah tahun 1948 Polisi Tentara digabungkan dengan polisi tentara laut serta udara dan kemudian berubah nama menjadi Corps Polisi Militer (Dokumen Perjuangan Pahlawan Kemerdekaan Daerah Provinsi Lampung, Kapten Endro Suratmin 1995.Hal:1).

14 Dari penjelasan para ahli di atas, maka Corps Polisi Militer (CPM) merupakan kecabangan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang bertugas sebagai penegak hukum disiplin dan tata tertib di lingkungan TNI AD serta menjaga dan mempertahankan keamanan negara yang tugas dan fungsinya diatur oleh Undang-Undang. 1.5 Konsep Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Mempertahankan adalah mengusahakan supaya tetap atau membiarkan pada keadaan semula (W.J.S Poerwadarminta, 1985 : 647). Kemerdekaan adalah suatu kebebasan dari penjajahan atau kebebasan untuk berdiri sendiri (W.J.S Poerwadarminta, 1985 : 648). Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hal yang amat penting bagi seluruh rakyat Indonesia, karena dengan proklamasi kemerdekaan merupakan sumber hukum bagi tegak dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan membentuk masyarakat adil dan makmur ( C.S.T Kansil dan Julianto, 1996: 45). Mempertahankan kemerdekaan merupakan usaha yang dilakukan bangsa Indonesia baik itu perjuangan secara diplomasi ataupun konfrontasi. Hal ini dilakukan agar Negara Republik Indonesia yang telah merdeka ini tetap tegak dipertahankan (Tirto Projo, 1996 : 32). Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa mempertahankan kemerdekaan adalah suatu usaha untuk dapat menjaga, melindungi dan membela diri dari segala bentuk penjajahan baik dengan cara diplomasi maupun konfrontasi dan merupakan kemampuan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar.

15 1.6 Konsep Kawedanan Gedongtataan Kawedanan ( ke -wedana-an ) bentuk bahasa Jawa adala wilayah administrasi kepemerintahan yang berada di bawah Kabupaten dan di atas kecamatan yang berlaku pada masa Hindia-Belanda. pemimpinnya disebut Wedana (Wikipedia Bahasa Indonesia, Kamis 19/06/2014. 20:06). Pada masa pemerintahan pendudukan militer Jepang, Lampung segera dijadikan Karesidenan (Syu). Syu merupakan pemerintahan yang tertinggi dan berotonomi, kedudukannya sama dengan seorang gubernur jendral. Di bawah karesidenan diadakan kawedanan yang dikepalai oleh seorang Gunco atau Wedana. Di bawah Kawedanan diadakan kecamatan yang dikepalai oleh Son dan desa dikepalai oleh seorang Fuku Gunco (Iskandarsyah, 2008:3). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Kawedanan Gedongtataan adalah suatu daerah administrasi di dalam Kabupaten Lampung Selatan yang dikepalai oleh seorang Wedana. Pada tahun 1949 Wedana pertamanya adalah Nurdin dengan ibukota pemerintahannya berada di Pringsewu. Sedangkan di bawah kawedanan terdapat kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat/son. Pada tahun 1949 kecamatan di Kawedanan Gedongtataan meliputi : kecamatan Gedongtataan, Gadingrejo, Sukoharjo, Pardasuka dan Pagelaran (Peta Sejarah Propinsi Lampung : 23). 1.7 Konsep Karesidenan Lampung Setelah Jepang menduduki daerah Lampung, sebagaimana di daerah-daerah lainnya di Indonesia, maka daerah Lampung oleh pemerintahan pendudukan Militer Jepang segera dijadikan Karesidenan (Syu). Syu merupakan pemerintahan yang tertinggi dan berotonomi, Syu diperintah oleh Syucokan, Syucokan memegang kekuasaan tertinggi di daerah Syu karena mempunyai kekuasaan

16 Legislatif dan Ekskutif, sehingga disebutkan sebagai otokrasi yang sederajat di bawah hingga ke atas. Dalam sistem pemerintahan Jepang di Karesidenan Lampung, maka di bawah Karesidenan terdapat Ken (Kabupaten), selanjutnya terdapat Gun (Kewedanan), di bawah Kewedanan terdapat Fuku Gunco (Kecamatan) dan di bawah kecamatan terdapat Son (kampung) (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 : 104). Karesidenan Lampung pada tahun 1946 hingga tahun 1964 dibagi menjadi 3 Kabupaten dan 11 Kawedanan. Kabupaten-Kabupaten dan Kawedanan- Kawedanan di daerah Karesidenan Lampung adalah : 1. Kabupaten Lampung Utara dengan Kawedanan : a. Kawedanan Menggala b. Kawedanan Kota Bumi c. Kawedanan Way Kanan d. Kawedanan Krui 2. Kabupaten Lampung Tengah dengan Kawedanan : a. Kawedanan Sukadana b. Kawedanan Metro c. Kawedanan Way Seputih 3. Kabupaten Lampung Selatan dengan Kawedanan : a. Kawedanan Kalianda b. Kawedanan Teluk Betung c. Kawedanan Kedondong d. Kawedanan Gedongtataan (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 buku III : 124) F. Kerangka Pikir Dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949, Corps Polisi Militer (CPM) berjuang untuk menghadapi serangan-serangan tentara Belanda di berbagai kecamatan di Kawedanan Gedongtataan seperti di Kecamatan Gedongtataan, Gadingrejo dan Sukoharjo. Masing-masing kecamatan terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan

17 kemerdekaan, tahapan-tahapan tersebut meliputi persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian (akibat). Berdasarkan data yang diperoleh peneliti hal-hal yang dipersiapkan untuk melakukan perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) adalah melakukan konsolidasi pasukan di Kecamatan Gedongtataan, Gadingrejo dan Sukoharjo. Pada tahap pelaksanaan di kecamatan Gedongtataan, Gadingrejo dan Sukoharjo berisi kapan terjadi perjuangan, waktu pelaksanaan, dimana terjadi serta bentuk perjuangan. Pelaksanaan perjuangan di Gedongtataan dilaksanakan mulai pada tanggal 3 Januari 1949, di Gadingrejo mulai tanggal 16 januari 1949 dan di Sukoharjo dilaksanakan mulai tanggal 13 Maret 1949. Perjuangan yang terjadi berbentuk pertempuran fisik. akibat yang ditimbulkan dari pertempuran di Gedongtataan yaitu pada akhirnya Gedongtataan dan Gadingrejo dapat dikuasai oleh Belanda setelah dilakukan pertempuran sengit, sedangkan di Sukoharjo diadakan gencatan senjata dan melakukan perundingan antara CPM yang diwakili oleh pihak RI dan Belanda. Tahapan-tahapan tersebut merupakan suatu proses perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung.

18 F. Paradigma Perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) mempertahankan kemerdekaan RI di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949 Perlawanan di Kecamatan Gedongtataan - Persiapan - Mengadakan Konsolidasi Pasukan - Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan, bentuk perjuangan, tempat terjadi - Akibat Gedongtataan berhasil dikuasai oleh Belanda Perlawanan di Kecamatan Gadingrejo - Persiapan Mengadakan Konsolidasi Pasukan - Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan, bentuk perjuangan, tempat terjadi - Akibat Gadingrejo berhasil dikuasai oleh Belanda Perlawanan di Kecamatan Sukoharjo - Persiapan Mengadakan Konsolidasi Pasukan - Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan, bentuk perjuangan, tempat terjadi - Akibat Diadakan perundingan antara CPM dengan Belanda Proses Perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) mempertahankan kemerdekaan RI di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949 Keterangan : a. Garis Kegiatan b. Garis Tujuan

REFERENSI Hoetomo M.A.2005.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya.Mitra Pelajar.Hal:224 Susanto Tirto Projo.1996.Sejarah Revolusi Nasional Indonesia Pembangunan.Jakarta.Hal:7 C.S.T Kansil dan Julianto.1996.Sejarah Pergerakkan Kebangsaan Indonesia.Jakarta.Gramedia.Hal:182 Yahya A.Muhaimin.1982.Perkembangan Militer dan Politik di Indonesia 1945-1966.Gajah Mada University Press.Hal:27 Sagimun MD.1989.Indonesia Abad ke-20.yogyakarta.kansius.hal:331 http://id.m.wikipedia.org/wiki/proses (Minggu, 22 Juni 2014, pukul 22:22) Alamsyah Ratuprawiranegara.1987.Ex Peta dan Gyugun Cikal Bakal TNI.Jakarta.Hal:98 Dokumen Polisi Militer Daerah Militer II/Sriwijaya datasemen Polisi Militer II/3 Dewan Harian Daerah Angkatan-45.1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku III.Badan Penggerak Potensi Angkatan-45.Propinsi Lampung.Hal : 336 Dokumen Kapten Endro Suratmin.Lampung.1995.Hal:1 W.J.S Poerwadarminta.1985.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta.Hal:647 Ibid. Hal:648 C.S.T Kansil dan Julianto.1996.Sejarah Pergerakkan Kebangsaan Indonesia.Jakarta.Gramedia.Hal:45 Revolusi Susanto Tirto Projo.1996.Sejarah Revolusi Nasional Indonesia Pembangunan.Jakarta.Hal:32 http://id.m.wikipedia.org/wiki/kawedanan (Kamis, 19 Juni 2014, pukul 20:06) Iskandarsyah.2008.Sejarah Daerah Lampung.Lampung.Universitas Lampung.Hal:3

11 Husin Sayuti.1988.Peta Sejarah Propinsi Lampung.Jakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Hal:23 Dewan Harian Daerah Angkatan-45.1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku III.Badan Penggerak Potensi Angkatan-45.Propinsi Lampung.Hal : 104 Ibid.Hal:124