STUDI OPSI DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR BERBASIS REAKTOR PWR DAN CANDU

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI DUPIC SEBAGAI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

ATW (ACCELERATOR DRIVEN TRANSMUTATION WASTE) SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS DAN KONSEP PENANGANAN AKTINIDA MINOR DALAM LIMBAH PLTN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ADS

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

ATW (ACCLERATOR TRANSMUTATION WASTE) SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF PENUTUP AN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Analisis netronik 3-D tentang Skenario SUPEL pada BWR

KONTRIBUSI PLTN DALAM MENGURANGI EMISI GAS CO2 PADA STUDI OPTIMASI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK SUMATERA

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

KARAKTERISASI HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI SIKLUS I URANIUM OKSIDA

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

POTENSI THORIUM SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS UNTUK PLTN

PENGARUH SIKLUS PROSES OKSIDASI-REDUKSI URANIUM OKSIDA TERHADAP DENSITAS DAN BUTIRAN SERBUK U 3 O 8 DAN UO 2

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF

PE GARUH BUR -UP TERHADAP KUA TITAS DA KARAKTERISTIK BAHA BAKAR UKLIR BEKAS PLT. urokhim Pusat Teknology Limbah Radioaktif-BATAN

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Prinsip Dasar Pengelolaan Limbah Radioaktif. Djarot S. Wisnubroto

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

STUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

REAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.

PE GELOLAA BAHA BAKAR UKLIR BEKAS DARI REAKTOR PEMBA GKIT LISTRIK TE AGA UKLIR

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH JEPANG DALAM PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI 2011

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

INDUSTRI BAHAN BAKAR NUKLIR DI DUNIA

STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR. Abdul Waris 1* dan Budiono 2

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

ANALISIS TINGKAT BAHAYA PADA PASKA PERLAKUAN DAUR ULANG PEMBAKARAN/TRANSMUTASI AKTINIDA. Marsodi, dan Mulyanto

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/02/2018

STEAM REFORMING GAS ALAM DENGAN REAKTOR MEMBRAN MENGGUNAKAN REAKTOR NUKLIR TEMPERATUR MEDIUM

Studi Skenario Transmutasi Plutonium dan Aktinida Minor dengan Reaktor Termal

bahan bakar nuklir yang diadopsi selama ini. Daur bahan bakar nuklir dobel strata yang

Reaktivitas Reaktor Nuklir Sebagai Fungsi Burnup dan Waktu Operasi Reaktor a,1) Mohammad Heriyanto b,1) Giffari Alfarizy

Energi Nuklir dan Kebutuhan Energi Masa Depan (Era Renaisans Energi Nuklir Dunia dan Energi Nuklir Indonesia)

TINJAUAN TENTANG PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS REAKTOR DAY A. Pratomo B Sastrowardoyo, Pusat Pengemban..gan Pengelolaan Limbah Radioaktif

PENGARUH PANJANG SIKLUS OPERASI TERHADAP ONGKOS BAHAN BAKAR SUATU PLTN

ANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX)

EFISIENSI MATERIAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR LWR (LIGHT WATER REACTOR) DAN PHWR (PRESSURIZED HEAVY WATER REACTOR)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana pada Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung.

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

PEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

PENGARUH BURN-UP TERHADAP KUANTITAS DAN KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS PLTN. Nurokhim

ANALISIS EMISI CO2 PADA STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN LISTRIK WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

PENENTUAN DECAY GAMMA REAKTOR HTGR 10 MWth PADA BERBAGAI TINGKAT DAYA

2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX)

PERBANDINGAN PRODUKSI HIDROGEN DENGAN ENERGI NUKLIR PROSES ELEKTROLISIS DAN STEAM REFORMING

PERHITUNGAN FAKTOR EMISI CO2 PLTU BATUBARA DAN PLTN

KARAKTERISTIK PENYIMPANAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN GELAS-LIMBAH

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

STATUS PENCEMBANCAN INFRA - KODE ANALISIS KINERJA BAHAN BAKAR PLTN di KOREA SELATAN

STUDI TI GKAT RADIOAKTIVITAS DA PA AS PELURUHA BAHA BAKAR BEKAS REAKTOR AIR RI GA SEBAGAI FU GSI WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

APLIKASI REAKTOR NUKLIR TEMPERATUR TINGGI PADA PRODUKSI HIDROGEN DARI AIR PROSES HIBRIDA SIKLUS BELERANG

KAJIAN PENGELOLAAN LlMBAH PLTN. Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI

KAJIAN PERKEMBANGAN PLTN GENERASI IV

PERHITUNGAN EKONOMI GTHTR 300 DENGAN MINI G4ECONS SEBAGAI DASAR MENGHITUNG BIAYA PEMBANGKIT GTHTR 10 MWe

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

Nomor 36, Tahun VII, April 2001

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.

ANALISIS PERFORMA UNTUK SISTEM TURBIN DAN KOMPRESOR. Oleh Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN

masih mengandung bahan fisil dengan jumlah yang cukup signifikan. Kandungan bahan fisil yang

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

PROSES SIKLUS REDUKSI (U3O HASIL FISI) UNTUK BAHAN BAKAR DUPIC

STUDI PERHITUNGAN KARAKTERISTIK REAKTIVITAS AYUN PADA SISTEM SUB-KRITIK

Oleh : TRI MULYATI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Studi Fleksibilitas dan Posibilitas Daur Bahan Bakar Reaktor Temperatur Tinggi (HTR)

Definisi PLTN. Komponen PLTN

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya

KAJIAN FLUKS NEUTRON TERAS REAKTOR DAY A GENERASI LAN JUT. Oleh: Maman Mulyaman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BA TAN ABSTRAK

KAJIAN AWAL ASPEK NEUTRONIK DARI RANCANGAN KONSEPTUAL FASILITAS ADS BERBASIS REAKTOR KARTINI

PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 )

ENERGI NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI PANAS ALTERNATIF PADA KILANG MINYAK

PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK NUKLIR DAN FOSIL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK LINGKUNGAN. Mochamad Nasrullah, Suparman

Kajian Awal Aspek Neutronik Dari Rancangan Konseptual Fasilitas ADS Berbasis Reaktor Kartini

KECENDERUNGAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF*) Djarot S. Wisnubroto

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

Transkripsi:

STUDI OPSI DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR BERBASIS REAKTOR PWR DAN CANDU Djati H. Salimy, Ida N. Finahari Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan Jakarta 12710 Telp/Fax: (021)5204243 Email: djatihs@batan.go.id ABSTRAK STUDI OPSI DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR BERBASIS REAKTOR PWR DAN CANDU. Telah dilakukan studi opsi daur bahan nuklir berbasis reaktor PWR dan CANDU. Ada 5 jenis opsi daur berbasis PWR dan CANDU, yaitu: opsi PWROT, PWRMOX, CANDUOT, DUPIC, dan PWR CANDUOT. Sedang parameter yang ditinjau dalam studi ini adalah kebutuhan bahan bakar, volume limbah dan total plutonium yang dihasilkan. Dari hasil studi diperoleh bahwa opsi DUPIC membutuhkan bahan bakar yang paling sedikit untuk membangkitkan listrik dalam jumlah yang sama. Untuk volume limbah, opsi PWRMOX menghasilkan limbah yang paling sedikit, namun jumlah limbah level tinggi yang dihasilkan dua kali lebih banyak dibanding opsi DUPIC. Sedang untuk total plutonium, opsi PWR MOX menghasilkan total plutonium yang paling sedikit, tetapi opsi DUPIC menghasilkan plutonium fisil yang paling sedikit. Dengan kata lain efektivitas pemanfaatan plutonium pada daur DUPIC lebih baik dibanding opsi yang lain. Kata Kunci: opsi daur, PWR, CANDU, DUPIC, plutonium, limbah ABSTRACT THE STUDY OF NUCLEAR FUEL CYCLE OPTIONS BASED ON PWR AND CANDU REACTORS. The study of nuclear fuel cycle options based on PWR and CANDU type reactors have been carried out. There are 5 cycle options based on PWR and CANDU reactors, i.e.: PWROT, PWROT, PWRMOX, CANDUOT, DUPIC, and PWRCANDUOT options. While parameters which assessed in this study are fuel requirement, generating waste and plutonium from each cycle options. From the study found that the amount of fuel in the DUPIC option needs relatively small compared the other options. From the view of total radioactive waste generated from the cycles, PWRMOX generate the smallest amount of waste, but produce twice of high level waste than DUPIC option. For total plutonium generated from the cycle, PWRMOX option generates smallest quantity, but for fissile plutonium, DUPIC options produce the smallest one. It means that the DUPIC option has some benefits in plutonium consumption aspects. Keywords: cycle option, PWR, CANDU, DUPIC, plutonium, waste. 1. PENDAHULUAN Dalam teknologi daur bahan bakar nuklir, dikenal istilah daur dengan olah ulang dan daur sekali pakai (once through). Daur dengan olah ulang adalah suatu sistem daur bahan bakar nuklir dengan melakukan proses olah ulang bahan bakar bekas untuk memungut uranium sisa (recovered uranium) dan bahan fisil plutonium untuk diumpankan kembali sebagai bahan bakar. Sedang pada sistem daur sekali pakai, tidak dilakukan proses olah ulang. Bahan bakar bekas setelah habis masa pakainya disimpan pada penyimpanan sementara untuk suatu 1

saat dikirim ke fasilitas penyimpanan lestari. Juga dikenal sistem daur terbuka yang berarti wait and see, masih terbuka untuk pilihan apakah memilih daur dengan olah ulang atau daur tanpa olah ulang. Pada kenyataannya banyak negara yang mengoperasikan PLTN, pada awalnya menganut sistem yang bersifat wait and see. Hal ini mengingat sejak saat bahan bakar habis masa pakainya di reaktor sampai proses olah ulang atau penyimpanan lestari dibutuhkan waktu yang relatif cukup lama. Fakta bahwa dalam bahan bakar bekas masih mengandung bahan fisil uranium dan plutonium, mendorong berbagai litbang di negara maju untuk memungut bahan fisil tersebut guna dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar nuklir [1]. Teknologi olah ulang yang sudah ada sampai saat ini merupakan warisan teknologi militer untuk memisahkan plutonium untuk digunakan sebagai hulu ledak senjata nuklir. Teknologi ini dianggap rentan terhadap proliferasi nuklir, mengingat dengan teknlogi tersebut dimungkinkan pemungutan bahan plutonium fisil. Karena itu, berbagai penelitian proses olah ulang yang dianggap lebih aman terus dilakukan. Salah satunya adalah teknologi OREOX (Oxidation and Reduction of Oxide Fuel) yang dikembangkan di Korea Selatan dan Kanada sejak awal dasawarsa 1990 [2]. Teknologi OREOX merupakan proses oksidasi dan reduksi kering berbasis proses termal dan mekanik untuk memanfaatkan bahanbahan fisil yang ada dalam bahan bakar bekas reaktor PWR, guna difabrikasi sebagai bahan bakar reaktor CANDU. Teknologi ini merupakan kunci opsi daur DUPIC (direct use of PWR spent fuel in CANDU) yang bertujuan untuk menghemat pemakaian uranium alam sekaligus mereduksi jumlah limbah radioaktif yang berasal dari bahan bakar bekas. Dalam makalah ini akan dibahas berbagai opsi daur bahan bakar berbasis teknologi reaktor PWR dan CANDU, dua jenis reaktor yang saat ini banyak dioperasikan di dunia dan diramalkan di masa yang akan datang juga masih akan banyak dipakai. Kedua jenis reaktor ini juga banyak dikaji di Indonesia dan sangat potensial menjadi kandidat reaktor daya pertama yang akan beroperasi di Indonesia. Tujuan dari studi adalah mempelajari karakteristik berbagai aspek implementasi opsi daur bahan bakar nuklir berbasis teknologi reaktor PWR dan CANDU. Hasil studi diharapkan dapat menjadi masukan dalam melakukan pemilihan sistem daur bahan bakar nuklir yang akan diterapkan di Indonesia di masa yang akan datang. 2. DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR DAN KARAKTERISTIKA REAKTOR 2.1 Opsi Daur Bahan Bakar Nuklir Secara umum, opsi daur bahan bakar berbasis reaktor PWR dan CANDU dikelompokkan menjadi 5 opsi daur seperti terlihat berturutturut pada Gambar 1, 2, 3, 4, dan 5. Gambar 1 menunjukkan opsi daur berbasis reaktor PWR yang paling sederhana, yaitu daur sekali pakai (once through), tanpa melakukan proses olah ulang terhadap bahan bakar bekas. Bahan bakar bekas, setelah habis masa pakainya dalam reaktor, disimpan pada fasilitas penyimpanan sementara, untuk selanjutnya disimpan ke penyimpanan lestari. Gambar 1. Opsi Daur PWROT [3,4,5] 2

Sedang Gambar 2 merupakan opsi daur berbasis reaktor PWR dengan proses olah ulang. Olah ulang dilakukan untuk memungut uranium sisa dan bahan fisil plutonium, guna di fabrikasi menjadi bahan bakar MOX. Uranium sisa dari bahan bakar bekas dikembalikan ke proses konversi dicampur dengan uranium alam, kemudian melewati proses pengayaan dan fabrikasi bahan bakar uranium oksida. Sedangkan uranium yang dibutuhkan untuk fabrikasi bahan bakar MOX diambil dari uranium susut kadar (depleted uranium) luaran dari proses pengayaan. Bahan bakar MOX digunakan sebagai bahan bakar reaktor PWR bersamasama dengan bahan bakar konvensional uranium oksida pengayaan rendah. Gambar 2. Opsi Daur PWRMOX [3,4,5] Gambar 3 adalah daur bahan bakar sekali pakai berbasis reaktor tipe CANDU. Berbeda dengan reaktor PWR, reaktor CANDU dioperasikan dengan bahan bakar tipe uranium dioksida tanpa pengayaan (uranium alam). Gambar 3. Opsi Daur CANDUOT [3,4,5] Gambar 4 adalah opsi daur bahan bakar DUPIC (direct use of PWR spent fuel in CANDU). Konsep daur DUPIC dikembangkan sejak awal 1990 an. Ide dasarnya adalah memanfaatkan kandungan uranium sisa pada bahan bakar bekas PWR yang kadar U235 nya masih lebih tinggi daripada uranium alam, tanpa memungut plutonium fisil yang ada dalam bahan bakar bekas. Studi sangat intensif dilakukan di Kanada, Korea Selatan dan Jepang untuk mewujudkan konsep daur DUPIC. Gambar 4. Opsi Daur DUPIC [3,4,5] Pada Gambar 5 disajikan daur sekali pakai berbasis reaktor PWR dan CANDU yang saling terpisah. Diasumsikan sebuah negara mengoperasikan reaktor PWR dan CANDU, 3

dengan masingmasing reaktor mempunyai daur sendirisendiri. Model ini digunakan sebagai perbandingan dengan konsep daur DUPIC. Gambar 5. Opsi Daur PWR CANDU OT [3,4,5] 2.2 Karakteristika Reaktor dan Bahan Bakar Untuk menganalisis aliran bahan bakar pada masingmasing opsi daur, diasumsikan semua opsi daur berbasis pada reaktor PWR dan CANDU yang sama. Untuk keperluan analisis ditentukan PWR dan CANDU dengan masingmasing daya listrik sebesar 950 MWe dan 713 MWe, sebagai basis reaktor yang dioperasikan. Karakteristik masingmasing reaktor dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tabel tersebut, jumlah bahan bakar yang dimuatkan per reaktor (loading per core) diprediksi menggunakan sejumlah parameter penting, mengikuti rumus. P 100 G SH (1) dengan G adalah jumlah pemuatan bahan bakar per teras (MTU), P daya listrik (MWe), SH adalah panas spesifik (MWt/MTHM), dan efisiensi termal konversi listrik. Tabel 1. Karakteristik Reaktor [3,4,] Parameter Reaktor PWR CANDU Daya listrik, MWe Daya termal, MWt Efisiensi termal, % Daya spesifik, MWt/tU Faktor beban Panjang siklus (full power day) Jumlah bundle bahan bakar per teras Jumlah penggantian bahan bakar, kali Pemuatan per teras, MTU 950 2.794 34 40,2 0,8 290 157 3 69,5 713 2.161 33 25,5 0,9 4560 84,7 Pada Tabel 2 ditunjukkan kebutuhan bahan bakar untuk masingmasing opsi daur bahan bakar nuklir. Pada tabel tersebut diasumsikan bahwa bahan bakar uranium oksida pengayaan rendah dan bahan bakar MOX untuk PWR mempunyai nilai burnup yang sama sekitar 35.000 MWd/MTU, meskipun pada kenyataanya nilai burnup bahan bakar PWR saat ini biasanya di atas 40.000 MWd/MTU. Nilai burnup sebesar 35000 MWd/MTU diambil untuk menyesuaikan dengan burnup bahan bakar uranium oksida pengayaan rendah untuk PWR yang bahan bakar bekasnya diasumsikan sebagai sumber bahan bakar reaktor CANDU, dalam 4

opsi daur DUPIC. Kebutuhan bahan bakar tahunan yang terlihat pada Tabel 2 dihitung dengan rumus: P 365 C G t (2) BU dengan Gt adalah jumlah pemuatan bahan bakar per teras (MTU) per tahun, P daya listrik (MWe), C faktor kapasitas, efisiensi termal konversi listrik, dan BU menyatakan burnup bahan bakar dalam (MWd/MTHM). Parameter Reaktor Pemuatan per teras (MTU) Kebutuhan bahan bakar tahunan (MTU) Bahan bakar Pengayaan awal Jumlah batang bahan bakar per bundel Burnup (MWD/kgHM) Jumlah bahan bakar untuk produksi listrik 1 GWeyr (MTU) Tabel 2. Karakteristik Reaktor dan Bahan Bakar [3,4] Opsi Daur PWROT PWRMOX CANDUOT CANDUDUPIC 69,5 23,31 69,5 MOX: 10,22 LEU: 59,28 23,31 MOX: 3,43 LEU: 19,88 3,5% MOX: 5% Puf 264 LEU: 3,5% 264 35 35 24,54 24,54 MOX: 3,61 LEU: 20,93 84,7 94,63 Ualam 37 7,5 84,7 46,09 Bahan bakar bekas PWR 43 15,4 132,73 64,64 3. PEMBAHASAN Dalam studi ini opsi daur dibatasi hanya untuk reaktor PWR dan CANDU dengan pertimbangan 2 jenis reaktor tersebut merupakan reaktor yang saat ini banyak dipakai, dan diprediksi masih akan dipakai pada masa yang akan datang. Dengan karakteristik reaktor dan bahan bakar yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2, sejumlah pemodelan dan simulasi yang dilakukan oleh para peneliti Korea Selatan dan Kanada memberikan hasil perkiraan kebutuhan bahan bakar, volume limbah dan jumlah putonium yang dihasilkan dari masingmasing opsi daur. 3.1 Kebutuhan Bahan Bakar Kebutuhan bahan bakar untuk masingmasing opsi daur ditunjukkan pada Tabel 3. Terlihat pada tabel tersebut bahwa kebutuhan bahan bakar untuk opsi daur DUPIC hanya sekitar 17,6 MTHM/GWeyr, jauh lebih kecil dibandingkan opsi daur yang lain. Sementara kebutuhan bahan bakar untuk opsi daur PWROT, CANDUOT, PWRMOX, dan PWRCANDUOT masingmasing adalah 24,54 MTHM/GWeyr, 132,73 MTHM/GWeyr, 24,54 MTHM/GWeyr 5

dan 54,1 MTHM/GWeyr. Rendahnya kebutuhan bahan bakar untuk opsi DUPIC bisa dipahami karena bahan bakar DUPIC sepenuhnya difabrikasi dari bahan bakar bekas reaktor PWR. Tabel 3. Kebutuhan Bahan Bakar untuk masingmasing Opsi [2,4] Tipe Bahan Kebutuhan Bahan Bakar (MTHM/GWeyr) Bakar PWROT PWRMOX CANDUOT PWRCANDUOT DUPIC PWR CANDU MOX DUPIC 24,54 20,93 3,61 132,73 17,84 36,26 17,66 3.2 Volume Limbah Pada Tabel 4 ditunjukkan volume limbah yang dihasilkan untuk masingmasing opsi daur. Limbah level tinggi dihasilkan hanya dari proses olah ulang bahan bakar bekas, sehingga limbah jenis ini hanya muncul pada opsi daur DUPIC dan PWRMOX. Pada Tabel 4 terlihat bahwa proses olah ulang OREOX yang berbasis proses kering pada opsi DUPIC hanya menghasilkan limbah level tinggi hanya setengahnya dibanding proses basah konvensional yang digunakan untuk memungut plutonium dan uranium sisa pada opsi PWRMOX. Volume limbah bahan bakar bekas paling banyak adalah untuk opsi daur CANDUOT, sedang yang paling sedikit adalah opsi PWRMOX. Secara umum total volume limbah opsi DUPIC lebih rendah dibanding opsi PWROT, CANDUOT, dan PWRCANDUOT, tetapi sedikit lebih banyak jika dibanding opsi PWRMOX. Tabel 4. Volume Limbah yang dihasilkan, m 3 /Gweyr [2,3] Opsi Daur Jenis Limbah Tailing LLW ILW HLW BBB PWROT Volume PWRMOX Volume CANDUOT Volume DUPIC Volume PWRCANDUOT Volume 52.578 137 36.576 95 40.386 105 38.354 100 49.378 129 434 610 92 102 466 649 99 108 534 627 113 105 471 599 100 100 453 605 96 101 17 49 76 91 42 94 188 176 54 85 241 159 22 53 100 100 27 58 120 108 37 138 4 6 5 20 200 751 2 27 100 81 306 3.3 Plutonium dalam Bahan Bakar Bekas Pada Gambar 6 ditunjukkan total plutonium yang dihasilkan dari setiap produksi listrik sebesar 1 GWeyr. Nampak pada Gambar 6 tersebut bahwa opsi PWRMOX menghasilkan plutonium yang paling sedikit (88 gpu/gweyr), sementara opsi CANDU menghasilkan plutonium yang terbanyak (535 gpu/gweyr). Ini berarti bahwa opsi PWRMOX memberikan keuntungan yang lebih baik, karena aspek konsumsi plutoniumnya yang paling besar. Sedang untuk opsi daur DUPIC, jumlah plutonium yang dihasilkan adalah 141 gpu/gweyr, sedikit lebih besar dibanding opsi PWRMOX. Tetapi jika ditinjau dari jumlah plutonium fisil yang dihasilkan, opsi daur DUPIC paling sedikit dibanding opsi daur yang lain. 6

Gambar 6. Total plutonium yang dihasilkan dari opsi daur [3,4,5] 3.4 Perkembangan teknologi daur dan prediksi keekonomian Secara umum perkembangan teknologi daur bahan bakar nuklir terbagi dalam 3 katagori, yaitu: yang saat ini digunakan, yang segera diimplementasikan dalam waktu kurang dari 25 tahun, dan yang akan diimplementasikan dalam kurun waktu 2550 tahun. Pada Tabel 5 disajikan jenisjenis daur bahan bakar nuklir, berdasarkan status implementasinya. Pada studi ini, pembahasan dibatasi pada daur yang saat ini digunakan dan daur DUPIC sebagai alternatif yang segera diimplementasikan. Tabel 5. Status Daur Bahan Bakar Nuklir [5] Yang digunakan saat ini Daur LWROT Daur CANDUOT Daur PWRMOX (monocycling) Yang Potensial Komersial < 25 tahun Daur DUPIC Daur HTGR Daur PWR multicycling LWRPu+MA Yang Potensial Komersial 25 50 tahun Daur Mixed LWRFR Daur FR 100% Daur Dobel Strata P&T Daur Torium Catatan: HTGR: High Temperature Gas cooled Reactor, MA: minor actinide, FR: Fast neutron breeder Reactor, P&T: Partition and Transmutation, monocycling: daur ulang plutonium, multicycling: daur ulang plutonium dan uranium 7

Terlihat pada Tabel 5, bahwa evolusi teknologi daur bahan bakar nuklir didasari pada kesadaran bahwa uranium bukanlah bahan bakar terbarukan. Tujuan pengembangan teknologi daur, adalah untuk menghemat cadangan uranium agar umur pemanfaatan teknologi nuklir selama mungkin, dan menurunkan laju akumulasi volume limbah. Daur PWRMOX (monocycling) yang sudah digunakan di sejumlah negara maju, merupakan daur ulang terbatas hanya plutonium untuk bahan bakar MOX pada reaktor PWR. Periode berikutnya (25 tahun ke depan), daur ulang juga dilakukan terhadap uranium sisa (multicycling) yang masih terkandung dalam bahan bakar bekas, untuk bahan bakar MOX atau DUPIC. Juga dimanfaatkan daur berbasis HTGR yang memungkinkan pemanfaatan torium sebagai bahan bakar. Di samping itu, studi pemanfaatan plutonium dan aktinida minor (Pu+MA) juga dipertimbangkan. Sedang periode 2550 tahun berikutnya, teknologi reaktor pembiak berbasis neutron cepat diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan bahan bakar nuklir lebih optimal lagi. Pada periode ini, sistem daur gabungan berbasis LWR dan FR, atau dobel strata antara LWR dan sistem P&T berbasis teknologi ADS (Accelerator Driven System) juga bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan bahan bakar nuklir. Di samping uranium, torium yang kelimpahannya 4 kali lebih banyak daripada uranium, dimanfaatkan sebagai bahan bakar baik pada reaktor pembiak cepat (FR), maupun reaktor HTGR. Daur DUPIC (Gambar 4) maupun daur PWRMOX (Gambar 2), secara teknologi dianggap cukup layak untuk diimplementasikan. Tapi kajian ekonomi masih menunjukkan bahwa daur dengan olah ulang masih relatif lebih mahal atau kurang kompetitif dibanding daur sekali pakai. Meskipun begitu, daur dengan olah ulang dianggap cukup menarik karena aplikasi daur ini akan memberi keuntungan dari sisi penghematan cadangan uranium alam dan penurunan limbah bahan bakar bekas dari operasi PLTN. Studi daur DUPIC di Korea Selatan [3] menunjukkan bahwa daur DUPIC akan mampu menghemat cadangan uranium alam sebesar 5% jika rasio daya antara PWR dan CANDU sebesar 7. Sedangkan jika rasio daya antara PWR dan Candu sebesar 2, penghematan cadangan uranium bisa mencapai 30%. Penurunan jumlah limbah bahan bakar bekas juga cukup signifikan, yaitu 16% dan 44%, masingmasing untuk rasio daya PWR terhadap CANDU sebesar 7 dan 2. Ini mengindikasikan semakin banyak bahan bakar bekas reaktor PWR yang diproses ulang untuk bahan bakar DUPIC, akan semakin besar penghematan yang diperoleh. Berdasarkan studi di beberapa negara [6], biaya fabrikasi bahan bakar DUPIC adalah sekitar 430800 USD/kgHM. Biaya ini sama dengan biaya fabrikasi bahan bakar MOX, atau biaya olah ulang dan conditioning bahan bakar bekas. Jika dibandingkan biaya fabrikasi bahan bakar PWR atau CANDU, biaya fabrikasi DUPIC atau MOX sekitar 10 kali lebih mahal. Meskipun begitu, simulasi biaya daur di Korea Selatan menunjukkan bahwa biaya daur DUPIC akan lebih murah atau kompetitif dibanding daur PWRCANDUOT (Gambar 5), jika rasio daya LWR dan CANDU semakin kecil [7]. Sedang untuk daur ulang plutonium untuk bahan bakar MOX reaktor LWR, studi di Amerika [8] memprediksi biaya daur akan sangat kompetitif jika harga uranium alam cukup mahal, yaitu di atas 300 USD/kg. 4. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Untuk membangkitkan listrik dalam jumlah yang sama opsi daur DUPIC membutuhkan bahan bakar yang paling sedikit dibanding opsi daur yang lain. 8

2. Opsi daur PWRMOX menghasilkan total limbah yang paling rendah, tetapi dibanding opsi DUPIC, jenis limbah level tinggi yang dihasilkan 2 kali lebih banyak. 3. Opsi daur PWRMOX menghasilkan plutonium total paling sedikit dibanding opsi daur yang lain, tetapi untuk plutonium fisil opsi DUPIC adalah yang paling rendah. 4. Meskipun secara ekonomi daur dengan olah ulang belum bisa bersaing, tapi daur ini menarik ditinjau dari sisi penghematan cadangan uranium alam dan penurunan volume limbah bahan bakar bekas. DAFTAR PUSTAKA [1]. OECD/NEA, The Economics of the Nuclear Fuel Cycle, Organization for Economic Cooperation and Development/Nuclear Energy Agency, 1994. [2]. SULLIVAN, J. D., Ryz, M. A., LEE, J. W., Fabrication of CANDU DUPIC Fuel, IAEA Technical Committee Meeting on Fuel Cycle Options for LWRs and HWRs, Victoria, Canada, April 28 May 1, 1998. [3]. KO, W. I., KIM, H. D., YANG, M. S., Radioactive Waste Arisings from Various Fuel Cycle Options, Journal of Nuclear Science and Technology, Vol. 39, No. 2, Feb. 2002. [4]. KO, W. I., KIM, H. D., Analysis of Nuclear Proliferation Resistance of DUPIC Fuel Cycle, Journal of Nuclear Science and Technology, Vol. 38, No. 9, Sept. 2001. [5]. ALLAN, C. J., BAUMGARTNER, P., Backend of the Nuclear Fuel Cycle: A Comparison of the Direct Disposal and Reprocessing Options, Proceeding of the 10 th Pacific Basin Nuclear Conference, Kobe, Japan, 2025 Oct., 1996. [6]. OECD/NEA, Trends in the Nuclear Fuel Cycle: Economic, Environtmental and Social Aspects, OECD Publ., Paris 2001. [7]. YANG, M. S., et.al., The Status and Prospect of DUPIC Fuel Technology, Nuclear Engineering and Technology, Vol. 8, No. 4, June 2006. [8]., The Economic of Reprocessing vs. Direct Disposal of spent nuclear Fuel, Belfer Center for Science & International Affairs, Harvard University, 2003. http://belfercenter.ksg.harvard.edu/publication/2089/ 9