KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 24/KPTS/M/2003 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 01/PERMEN/M/2005

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 20/KPTS/M/2004 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH,

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 04/PERMEN/M/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 01/PERMEN/M/2006 TENTANG

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 139/KPTS/M/2002 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 12/PERMEN/M/2006

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2007 TENTANG

TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN DUKUNGAN FASILITAS SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPR BERSUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan;

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 172/KPTS/M/2001 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 06/PERMEN/M/2007 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2008 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2006 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 07/PERMEN/M/2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 458/KPTS/M/2001 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 06/PERMEN/M/2008 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 07/PERMEN/M/2006 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 01/KPTS/1994 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 26/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 7/PERMEN/M/2007 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR:08/PERMEN/M/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Subsidi. KPRS/KPRS Mikro Syariah.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

-1- MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Perumahan. Rumah Sejahtera. Rumah Sejahtera Murah Tapak.


MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006


- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 20 /PERMEN/M/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPRS/KPRS MIKRO BERSUBSIDI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI KAWASAN PERKOTAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.715, 2010 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. KPR Bersubsidi. KPR Sarusuna Bersubsidi. Perubahan.

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PERMEN/M/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS

e. bahwa berhubung dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diatur pedoman pembangunan perumahan dan permukiman dengan

KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 13 /PERMEN/M/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/129/KPTS/013/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/PMK.03/2006 TENTANG

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 11/KPTS/1994 TENTANG PEDOMAN PERIKATAN JUAL BELI SATUAN RUMAH SUSUN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI KAWASAN PERKOTAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Perumahan. KPR Sederhana Sehat. Prosedur.

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

e. bahwa berhubung dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diatur pedoman pembangunan perumahan dan permukiman dengan

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 332/KPTS/M/2002 TENTANG

KEPMEN NO. 182 TH 2003

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN DAN RELOKASI PERUMAHAN MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 10 /PERMEN/M/2007

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.714, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Perumahan dan Pemukiman. Bantuan Pembiayaan.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 15/PJ.6/2005 TENTANG

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1994 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH OLEH BUKAN PEMILIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 13 /PERMEN/M/2006

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT SELAKU KETUA BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.104, 2008 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Subsidi Perumahan. KPR Bersubsidi. Tata Cara. Pelaksanaan.

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 369 / KPTS / M / 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 67/KPTS/M/2006 TENTANG MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN SEKOLAH DASAR TAHUN 1983/1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021)

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 122 /KPTS/013/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.01/MENHUT-II/2004 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Susunan Keanggotaan Dan Tata Kerja Komisi AMDAL

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1979 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN DESA TAHUN 1979/1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 063/KPTS-II/2000 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1994 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH OLEH BUKAN PEMILIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN MENTERI KOPERASI DAN PEMBINAAN PENGUSAHA KECIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188 / 232 / KPTS / 013 / 2008 TENTANG

Transkripsi:

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 24/KPTS/M/2003 TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN DUKUNGAN FASILITAS SUBSIDI PERUMAHAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH, Menimbang : a. bahwa perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, maka perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan perumahan untuk menjaga kelangsungan penyediaan perumahan dan permukiman; b. bahwa masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah, masih belum mampu tinggal di rumah yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur tanpa dukungan fasilitas subsidi perumahan, baik untuk pemilikan rumah maupun untuk pembangunan/perbaikan rumah sederhana sehat yang dilakukan secara individu maupun berkelompok; c. bahwa dalam rangka pemberian subsidi perumahan tersebut, perlu memperhatikan kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah, kebijakan moneter, sistem pendanaan dan kemampuan Bank Pelaksana dan Lembaga Pembiayaan lainnya serta ketersediaan lahan; d. bahwa dalam rangka pemberian subsidi perumahan tersebut perlu memperhatikan persyaratan teknis perumahan dan permukiman, dan bangunan gedung dengan memperhatikan muatan lokal maupun budaya setempat yang berkaitan dengan bentuk arsitektur dan struktur bangunan; e. bahwa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan perumahan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c dan d di atas, dan guna menjangkau lebih banyak lagi kelompok sasaran masyarakat berpendapatan rendah, maka diperlukan penyempurnaan atas jenis dan skim subsidi perumahan RS/RSS menjadi Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat / RSH); 1

f. bahwa sehubungan dengan huruf a, b, c, d dan e tersebut diatas, perlu menyempurnakan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 139/KPTS/M/2002 yang mengatur dukungan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi untuk RS/RSS; g. bahwa untuk keperluan tersebut, maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah yang mengatur dukungan fasilitas Kredit Perumahan Bersubsidi untuk Rs Sehat / RSH. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2002 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2003; 4. Keputusan Presiden RI Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Susunan Kabinet Gotong Royong; 5. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 54/PRT/1991 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana; 7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun; 8. Keputusan menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat). Memperhatikan : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 2004; 2. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah selaku Ketua Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional (BKP4N) Nomor: 217/KPTS/M/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP) 2

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PENGATURAN PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN DUKUNGAN FASILITAS SUBSIDI PERUMAHAN Pertama : Pengaturan tentang kelompok sasaran penerima subsidi perumahan dalam rangka pemilikan/pembelian dan pembangunan/perbaikan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat / RSH) untuk masyarakat berpenghasilan rendah, sebagaimana diatur dalam lampiran keputusan ini; Kedua : Ketentuan tentang pilihan jenis dan skim subsidi bagi masyarakat kelompok sasaran berpenghasilan rendah, yang mencakup jenis rumah dan batas harga rumah yang dapat dibeli atau pagu pinjaman perumahan yang bisa diperoleh, uang muka, batas maksimum kredit/pinjaman, maksimum jangka waktu pinjaman (tenor) dan skim subsidi kredit perumahan, sebagaimana diatur dalam lampiran keputusan ini; Ketiga Keempat : Bank Pelaksana dan atau lembaga pembiayaan lainnya yang berpartisipasi dalam program kredit bersubsidi bertanggungjawab sepenuhnya untuk menyediakan pokok pinjaman yang dibutuhkan. Sedangkan Pemerintah bertanggungjawab sepenuhnya untuk menyediakan dana subsidi yang dibutuhkan, baik untuk subsidi selisih bunga maupun subsidi uang muka. : Bank Pelaksana dan atau lembaga pembiayaan lainnya dapat memberikan kredit perumahan bersubsidi kepada keluarga berpenghasilan tidak tetap yang berhimpun dalam wadah koperasi. Kelima : Dalam rangka menjaga kelancaran dan kontinyuitas pasokan rumah bersubsidi, dipandang perlu untuk memberikan waktu peralihan pembangunan rumah sederhana dengan pedoman teknis lama (RS/RSS) menjadi dengan pedoman teknis baru (Rs Sehat / RSH) sebagai berikut: (a) Pembangunan rumah bersubsidi dengan menggunakan pedoman teknis lama (RS/RSS) masih dapat difasilitasi dengan KPR bersubsidi sepanjang penerbitan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) sudah dikeluarkan oleh bank pelaksana paling lambat 31 Maret 2003; (b) Bank pelaksana harus sudah mengajukan permintaan pembayaran dana subsidi paling lambat akhir 31 Juli 2003 untuk dapat dibebankan pada APBN 2003. 3

Keenam : Pilihan jenis rumah dan pelaksanaan pembangunan Rs Sehat / RSH mengacu kepada Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.403/KPTS/M/2002 dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi bahan bangunan lokal, penyesuaian bentuk dan jenis bangunan sesuai dengan budaya/arsitektur setempat, dan tetap memperhatikan pengaturan aspek lingkungan permukiman dan bangunan gedung. Ketujuh Kedelapan Kesembilan : Koordinasi pelaksanaan Subsidi Perumahan untuk Rs Sehat / RSH merupakan tanggungjawab dan dilaksanakan oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah. : Ketentuan sebagaimana tercantum dalam diktum pertama sampai dengan ketujuh mengikat bagi semua instansi / lembaga pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah kota/kabupaten, perbankan, lambaga pembiayaan lainnya (koperasi dan lembaga pembiayaan di tingkat komunitas) yang bergerak dalam bidang perumahan, serta masyarakat yang akan memanfaatkan subsidi perumahan. : Keputusan ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2003 dan bilamana dikemudian hari terdapat kekeliruan atau ketidaksesuaian di dalam keputusan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 06 Pebruari 2003 Tembusan Surat Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Yth. Presiden Republik Indonesia, sebagai laporan; 2. Yth. Para Menteri Kabinet Gotong Royong; 3. Yth. Gubernur Bank Indonesia; 4. Yth. Para Gubernur KDH Propinsi; 5. Yth. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Kimpraswil; 6. Yth. Para Bupati/Walikota; 7. Yth. Direksi Perum Perumnas; 8. Yth. DPP Real Estat Indonesia (REI); 9. Yth. DPP APERSI 10. Yth. Direksi Bank Tabungan Negara; 11. Yth. Ketua Sektertariat Pelaksana SEKTAP BAPERTARUM PNS; 12. Yth. Ketu Umum INKOPKAR; 13. Yth. Direksi Lembaga Perbankan dan Lembaga Pembiayaan lainnya; 14. Yth. Para Kepala Dinas PU/Kimpraswil Propinsi di seluruh Indonesia; 15. Yth. Sekretaris dan para Direktur di lingkungan Ditjen. PERKIM, Dept. Kimpraswil. 4

Lampiran Surat Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 24/KPTS/M/2003 Tanggal : 06 Februari 2003 1. dan Pilihan Jenis Subsidi Perumahan 1.1 Subsidi perumahan diberikan kepada keluarga/rumah tangga yang baru pertama kali memiliki rumah dan termasuk kedalam kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan rendah, sebagai berikut: Batasan Penghasilan (Rp./Bulan) I 900.000 < Penghasilan 1.500.000 II 500.000 < Penghasilan < 900.000 III 350.000 < Penghasilan < 500.000 1.2 Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran, baik yang berpenghasilan tetap maupun yang berpenghasilan tidak tetap, yang memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas kredit melalui bank pelaksana atau lembaga pembiayaan lainnya yang bersedia memberikan kredit bersubsidi. 1.3 Kredit bersubsidi untuk masing-masing kelompok sasaran sebagaimana dinyatakan pada butir 1.1 dapat berupa salah satu dari: (i) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi; atau (ii) Kredit Perumahan Bersubsidi. 1.4 Pilihan skim subsidi yang diberikan lewat KPR Bersubsidi dapat berupa salah satu dari: (i) Subsidi Selisih Bunga; atau (ii) Subsidi Uang Muka, dengan besaran nilai subsidi untuk masing-masing kelompok sasaran adalah sebagai berikut: Nilai Subsidi / Rumah Tangga (Rp.) Subsidi Selisih Bunga Subsidi Uang Muka I 2.400.000 2.400.000 II 3.000.000 3.000.000 III 3.500.000 3.500.000 5

1.5 Pilihan skim subsidi yang diberikan lewat KPRS Bersubsidi dapat berupa salah satu dari: (i) Subsidi Selisih Bunga; atau (ii) Subsidi Membangun Rumah, dengan besaran nilai subsidi untuk masing-masing kelompok sasaran adalah sebagai berikut: Nilai Subsidi / Rumah Tangga (Rp.) Subsidi Selisih Bunga Subsidi Membangun Rumah I 2.400.000 2.400.000 II 3.000.000 3.000.000 III 3.500.000 3.500.000 2. Ketentuan Kredit Bersubsidi 2.1 KPR Bersubsidi diterbitkan oleh bank pelaksana atau lembaga pembiayaan lainnya dalam rangka memfasilitasi pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (Rs Sehat /RSH) oleh masyarakat berpendapatan rendah yang merupakan kelompok sasaran sebagaimana dinyatakan pada butir 1.1 di atas. 2.2 KPRS Bersubsidi diterbitkan oleh bank pelaksana atau lembaga pembiayaan dalam rangka memfasilitasi pembangunan atau perbaikan rumah sederhana sehat (Rs Sehat / RSH) secara swadaya oleh masyarakat berpendapatan rendah, baik secara individu maupun berkelompok dalam wadah koperasi, yang merupakan kelompok sasaran sebagaimana dinyatakan pada butir 1.1 di atas. 2.3 Jenis rumah yang dapat dibeli atau dibangun/diperbaiki oleh masingmasing kelompok sasaran mencakup seluruh pilihan jenis Rs Sehat / RSH, dan sesuai dengan batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR Bersubsidi, atau pagu pinjaman melalui KPRS Bersubsidi sebagai berikut: Batas Harga Rumah / Pagu Pinjaman Perumahan (Rp.) I 25.000.000 36.000.000 II 14.000.000 25.000.000 III - 14.000.000 6

3. Ketentuan tentang KPR Bersubsidi 3.1 KPR Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran untuk memiliki rumah yang memenuhi batasan harga rumah sebagaimana dinyatakan pada butir 2.3, dan memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas: (i) Uang Muka; (ii) KPR; dan (iii) Jangka Waktu Kredit (Tenor); dan (iv) Skim Subsidi. 3.2 Persyaratan atas minimum uang muka, maksimum KPR dan maksimum jangka waktu kredit (tenor) sebagaimana disebut pada butir 3.1, adalah sebagai berikut Uang Muka (%) Subsidi Selisih Bunga KPR (Rp.) Tenor (Tahun) Uang Muka (%) Subsidi Uang Muka KPR (Rp.) Tenor (Tahun) I 15 30.600.000 20 22.5 27.900.000 20 II 10 22.500.000 20 27.5 18.125.000 20 III 10 12.600.000 20 35.0 8.050.000 20 3.3 Persyaratan atas skim subsidi selisih bunga adalah sebagai berikut: Suku Bunga Bersubsidi (%/tahun) Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 I 12 13 14 15 @ @ @ @ @ @ @ II 10 11 12 13 14 15 @ @ @ @ @ III 8 8,5 9 9,5 10 11 12 13 14 15 @ @: Sesuai bunga pasar yang berlaku 3.5 Persyaratan atas skim subsidi uang muka adalah sebagai berikut: Uang Muka (%) Subsidi dari Pemerintah yang Harus Disediakan Total Uang Muka [1] [2] [3] [4] = [2] + [3] I 6,7 15,8 22,5 II 12,0 15,5 27,5 III 25,0 10,0 35,0 7

4. Ketentuan tentang Kredit Perumahan Bersubsidi 4.1 KPRS Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran, yang memiliki kapling milik bersertifikat, untuk membangun atau memperbaiki rumah secara swadaya yang memenuhi batasan pagu pinjaman perumahan sebagaimana dinyatakan pada butir 2.3, dan memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas: (i) Uang Muka; (ii) Pinjaman; (iii) Jangka Waktu Pinjaman (Tenor); dan (iv) Skim Subsidi. KPRS dengan skim subsidi membangun rumah tidak mensyaratkan adanya uang muka, melainkan maksimum nilai subsidi. 4.2 Persyaratan atas minimum uang muka, maksimum KPR, maksimum jangka waktu pinjaman (tenor), dan maksimum nilai subsidi sebagaimana disebut pada butir 4.1, adalah sebagai berikut Uang Muka (%) Subsidi Selisih Bunga KPR (Rp.) Tenor (Tahun) Subsidi Membangun Rumah Uang Muka Pinjaman (Rp.) Tenor (Tahun) I 15 30.600.000 20 0 33.600.000 20 II 10 22.500.000 20 0 22.000.000 20 III 10 12.600.000 20 0 10.500.000 20 4.3 Persyaratan atas skim subsidi selisih bunga adalah sebagai berikut: Suku Bunga Bersubsidi (%/tahun) Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 I 12 13 14 15 @ @ @ @ @ @ @ II 10 11 12 13 14 15 @ @ @ @ @ III 8 8,5 9 9,5 10 11 12 13 14 15 @ @: Sesuai bunga pasar yang berlaku 8

4.4 Persyaratan atas skim subsidi membangun rumah adalah sebagai berikut: Total Pagu Pinjaman Subsidi Membangun Rumah (Rp.) Subsidi dari Pemerintah Pinjaman [1] [2] [3] [4] = [2] [3] I 36.000.000 2.400.000 33.600.000 II 25.000.000 3.000.000 22.000.000 III 14.000.000 3.500.000 10.500.000 1. Ketentuan Khusus 5.1 sasaran dengan penghasilan lebih tinggi diperbolehkan memiliki/ membeli rumah dengan batas harga lebih rendah, atau membangun/memperbaiki rumah dengan pagu pinjaman lebih rendah sepanjang tetap menggunakan skim dan nilai subsidi maksimum yang diberlakukan untuk masing-masing kelompok sasaran. 5.2 Mengingat pemenuhan kebutuhan lahan dalam rangka pembangunan Rs Sehat / RSH, khususnya di kota-kota metro dan besar di Jabotabek, Jawa dan Bali terkendala oleh kelangkaan ketersediaan lahan, maka di lokasilokasi tersebut pembangunan Rs Sehat / RSH dapat menggunakan kapling dengan ukuran luas minimum 60m 2 dan lebar minimum 5 meter. Tembusan Surat Keputusan ini disampaikan kepada : 1 Yth. Presiden Republik Indonesia, sebagai laporan; 2. Yth. Para Menteri Kabinet Gotong Royong; 3. Yth. Gubernur Bank Indonesia; 4. Yth. Para Gubernur KDH Propinsi; 5. Yth. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Kimpraswil; 6. Yth. Para Bupati/Walikota; 7. Yth. Direksi Perum Perumnas; 8. Yth. DPP Real Estat Indonesia (REI); 9. Yth. DPP APERSI 10. Yth. Direksi Bank Tabungan Negara; 11. Yth. Ketua Sektertariat Pelaksana SEKTAP BAPERTARUM PNS; 12. Yth. Ketu Umum INKOPKAR; 13. Yth. Direksi Lembaga Perbankan dan Lembaga Pembiayaan lainnya; 14. Yth. Para Kepala Dinas PU/Kimpraswil Propinsi di seluruh Indonesia; 15. Yth. Sekretaris dan para Direktur di lingkungan Ditjen. PERKIM, Dept. Kimpraswil. 9