Analisis Desain Turbin Air Tipe Aliran Silang (Crossflow) dan Aplikasinya di Desa Were I Kabupaten Ngada-NTT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

PEMODELAN TURBIN CROSS-FLOW UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA SUMBER AIR DENGAN TINGGI JATUH DAN DEBIT KECIL

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

ANALISA CFD DAN AKTUAL PERFORMA TURBINE BULB DENGAN HEAD 0,6 METER Gatot Eka Pramono 1

PEMBUATAN TURBIN MIKROHIDRO TIPE CROSS-FLOW SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI DESA BUMI NABUNG TIMUR

Rancang Bangun Model Turbin Crossflow sebagai Penggerak Mula Generator Listrik Memanfaatkan Potensi Pikohidro

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

KAJIAN EKSPERIMENTAL TURBIN TURGO DENGAN VARIASI SUDUT NOSEL

Pengaruh Pitch Terhadap Perputaran Pada Turbin Screw 3 Lilitan

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

PENGARUH JUMLAH SUDU RODA JALAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN ALIRAN SILANG (CROSS FLOW)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT

PERANCANGAN MODEL AIR ALIRAN SILANG (CROSS FLOW TURBINE) DENGAN HEAD 2 m DAN DEBIT 0,03 m 3 /s

UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN DENGAN VARIABEL PERUBAHAN KETINGGIAN 4M,3M,2M DAN PERUBAHAN DEBIT NASKAH PUBLIKASI

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI

Rancang Bangun Prototipe Portable Mikro Hydro Menggunakan Turbin Tipe Cross Flow

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB II LANDASAN TEORI

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

ABSTRAK. Kata kunci : PLTMH, Prosedur Praktikum, Sudu Turbin, Efisiensi.

Turbin Reaksi Aliran Ke Luar

ANALISIS PENGUJIAN SIMULATOR TURBIN AIR SKALA MIKRO

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air

KAJI EKSPERIMENT PERFORMA TURBIN PELTON TYPE FM 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TURBIN AIR. Turbin air mengubah energi kinetik. mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara. dan ketinggian.

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 3, Juli 2017 ( )

PERFORMANSI POMPA AIR DAB TYPE DB-125B YANG DIFUNGSIKAN SEBAGAI TURBIN AIR

Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar

I. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAYA DAN EFISIENSI TURBIN AIR KINETIS AKIBAT PERUBAHAN PUTARAN RUNNER

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 2013: ISSN X. Pengaruh Variasi Sudut Input Sudu Mangkok Terhadap Kinerja Turbin Kinetik

PENGUJIAN PRESTASI KINCIR AIR TIPE OVERSHOT DI IRIGASI KAMPUS UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENSTOCK BERVARIASI

RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

Energi dan Ketenagalistrikan

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

Pengaruh Diameter Katup Limbah dan Jarak antara Katup Limbah dengan Katup Penghantar terhadap Efisiensi Pompa Hidram

LAPORAN TUGAS SARJANA

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

Turbin Screw Untuk Pembangkit Listrik Skala Mikrohidro Ramah Lingkungan

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

PROTOTYPE TURBIN PELTON SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF MIKROHIDRO DI LAMPUNG

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI JARAK VERTIKAL RUNNER TERHADAP SUDUT GUIDE VANE 60 0

Pembuatan dan Pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Turbin Banki Daya 200 Watt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI SUDUT GUIDE VANE

PERENCANAAN TURBIN CROSS FLOW SUDU BAMBU SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PICO HIDRO KAPASITAS 200 WATT

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

BAB I PENDAHULUAN. melakukan sebuah usaha seperti foto kopi, rental komputer dan. warnet. Kebutuhan energi lisrik yang terus meningkat membuat

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SAMPUL DALAM... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

KAJIAN EKSPERIMENTAL OPTIMASI TIPE LEKUK SUDU TURBIN PELTON SUDU BASIS KONSTRUKSI ELBOW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada PDAM Way Sekampung Kabupaten Pringsewu

Publikasi Online MahsiswaTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN MENGGUNAKAN TURBIN PELTON

RANCANG MAJU SCALE DOWN PELTON UNTUK SIMULASI KONDISI LINGKUNGAN FORWARD ENGINEERING PELTON TURBINE SCALE DOWN FOR ENVIRONMENTAL CONDITION SIMULATION

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

RANCANG BANGUN RUNNER TURBIN KAPLAN UNTUK TURBIN AIR KAPASITAS DAYA 16 KW

METAL: Jurnal Sistem Mekanik dan Termal

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air pada saluran

UNJUK KERJA TURBIN ARUS LINTANG BERLORONG PENGARAH DENGAN VARIASI SUDUT PIPA PANCAR

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO SUDU SETENGAH SILINDER DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG NOSEL

Eksperimental Bentuk Sudu Turbin Pelton Setengah Silinder Pada Variasi Sudut Keluaran Air Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GIBRAN

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI DAN INSTALASI KELISTRIKAN PADA PEMBANGKIT MIKROHIDRO DENGAN KAPASITAS 750 WATT

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI

Transkripsi:

LJTMU: Vol., No. 1, April 15, (1-8) ISSN Print : 56- ISSN Online : 7-555 http://ejournal-fst-unc.com/index.php/ljtmu Analisis Desain Turbin Air Tipe Aliran Silang (Crossflow) dan Aplikasinya di Desa Were I Kabupaten Ngada-NTT Verdy A. Koehuan 1), Agustinus Sampealo ) 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto, Penfui-Kupang NTT Email: verdy_koehuan@yahoo.com ABSTRACT Utilization of water energy potential for the development of hydroelectric power generation systems, especially the use of crossflow type water turbine applications include virtually any location with water flow rate and high head or falling water is low and medium. This type of water turbine performance can be known through the analysis of the turbine runner and the steering nozzle turbine inlet flow and a series of tests in the field. Turbine characteristics to changes in water flow, high water fall (head), angle of attach falling water, and the flow velocity in the runner can be known, and then the application becomes more optimal. With a head of 15 m and and discharge available liters/s, do the design parameters of the length and diameter of the runner, can be obtained specific speed of 7.91 rpm for water discharge.161 m /s. Dimensional turbine runner DA, (L=15 cm) and (D 1=15 cm), turbine efficiency is obtained 88.7 % yield effective power of Pe (16.66 kw). While the dimensions of the turbine runner DB, (L= cm) and (D 1= cm), can be obtained specific speed of 55.6 rpm for the flow rate Q (.1681 m /s), and the efficiency of 88.7 % effective at generating power Pe (1.95 kw). The results of the analysis parameters for turbine runner diameter (D 1) 15 cm with DA turbine runner length (L=15 cm) to the turbine DB (L= cm) showed increase in the flow rate and the effective power as well as 5 %, but the rotation and turbine efficiency does not change. Keywords: Crossflow Water Turbine, Runner Dimension, Effective Power, Turbine Efficiency ABSTRAK Pemanfaatan potensi energi air untuk pengembangan sistem pembangkitan listrik tenaga air, terutama penggunaan turbin air tipe aliran silang (crossflow) aplikasinya mencakup hampir semua lokasi dengan debit aliran air dan head atau tinggi jatuh air yang rendah dan menengah. Performansi turbin air tipe ini dapat diketahui melalui analisis pada roda turbin (runner) dan nosel pengarah aliran masuk turbin serta serangkaian pengujian di lapangan. Karakteristik turbin terhadap perubahan debit air, tinggi jatuh air (head), sudut jatuh air, dan kecepatan aliran pada runner dapat diketahui, maka aplikasinya menjadi lebih optimal. Dengan head sebesar 15 m dan dan debit tersedia liter/s, dilakukan desain parameter panjang dan diameter runner, dapat diperoleh kecepatan spesifik 7,91 rpm untuk debit air,161 m /s. Dimensi runner turbin DA, (L=15 cm) dan (D 1=15 cm), efisiensi turbin diperoleh 88,7 % menghasilkan daya efektif sebesar Pe (16,66 kw). Sedangkan pada dimensi runner turbin DB, (L= cm) dan (D 1= cm), dapat diperoleh kecepatan spesifik 55,6 rpm untuk debit aliran Q (,1681 m /s), dan efisiensi 88,7 % menghasilkan daya efektif sebesar Pe (1,95 kw). Hasil analisis parameter turbin untuk kondisi dimensi runner yaitu diameter runner (D 1) 15 cm dengan panjang runner turbin DA (L=15 cm) terhadap turbin DB (L= cm) menunjukkan kenaikan debit aliran dan daya efektif juga sebesar 5%, tapi putaran dan efisiensi turbin tidak berubah. Kata kunci: Turbin Air Aliran Silang, Dimensi Runner, Daya Efektif, Efisiensi Turbin PENDAHULUAN Pengembangan potensi sumber-sumber energi seperti energi angin, energi air, energi matahari, bio gas, dan sebagainya untuk kebutuhan energi listrik di daerah-daerah terpencil yang potensinya cukup basar sementara pemanfaatannya belum maksimal untuk kesejahteraan masyarakat. Pengembangan turbin air misanya, di wilayah Flores-NTT yang memiliki potensi yang cukup

LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol., No. 1, April 15 besar untuk pembangkitan energi listrik, namun belum banyak dimanfaatkan. Pembangkit listrik tenaga air telah banyak dilakukan pengembangan di berbagai daerah di Indonesia, terutama turbin air tipe aliran silang (crossflow) yang aplikasinya mencakup semua lokasi dengan debit aliran air dan head atau tinggi jatuh air yang rendah dan menengah. Haimerl, L.A. (196, hal ). Hal ini masih terkendala sumber daya manusia maupun ekonomi yang membuat banyak daerah yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi ini. Unjuk kerja atau performansi dari turbin air tipe aliran silang (crossflow) dapat diketahui melalui analisis pada roda turbin ( runner) dan nosel pengarah aliran masuk turbin (Koehuan V., dkk, 9) serta serangkaian pengujian di lapangan. Misalnya karakteristik turbin terhadap perubahan debit air, tinggi jatuh air (head), sudut jatuh air, dan kecepatan aliran pada runner. Fang Qing jiang, (1991, hal 1). Efisiensi turbin yang telah terpasang pada kondisi ini juga berubah sesuai dengan karakteristik masukan seperti debit air, kecepatan air, arah jatuh air pada sudu runner. Dengan diketahuinya karakteristik turbin, maka operasional tubin air tipe aliran silang (crossflow) ini menjadi lebih maksimal. C. A. Mocmoore (199, hal 8). Turbin air memanfaatkan energi yang terkandung dalam aliran air untuk menghasilkan daya yang bermanfaat berupa daya listrik pada generator. Air yang ada di alam, sebelum dialirkan ke turbin, terlebih dahulu ditampung pada bak penampung, kemudian melalui pipa (penstock) atau melalui saluran air dialirkan ke turbin. Selama proses aliran di dalam pipa, energi potensial air berangsur-angsur berubah menjadi energi kinetik. Di dalam turbin, air akan menumbuk atau memberi tenaga pada sudu turbin dan menyebabkan poros turbin berputar. Pada kondisi ini, energi kinetik air berubah lagi menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin dan selanjutnya poros turbin dihubungkan dengan generator menggunakan transmisi mekanik, Aris Munandar, W. (198. hal 1). Pada penelitian ini dilakukan analisis desain turbin air tipe aliran silang ( crossflow) dan aplikasinya di desa Were I kabupaten Ngada-NTT melalui analisis parameter desain pada bagian runner turbin untuk mengetahui karakteristik turbin terhadap kondisi lapangang. Di desa Were I kabupaten Ngada-NTT, sesuai hasil survei memiliki potensi energi air dengan tinggi jatuh 15 m dan debit air liter/s. Oleh karena itu, maka penelitian ini dilakukan analisis performa turbin untuk mengoptimalkannya sesuai dengan kondisi turbin terpasang, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk perencanaan tipe turbin yang sama pada lokasi lainnya di pulau Timur maupun di wilayah NTT secara umum. MATERI DAN METODE Kondisi Rancangan Turbin impuls terdiri dari sebuah poros yang berputar yang dinamakan runner turbin. Pada runner, terpasang sudu-sudu. Jet mengenai sudu turbin (air memukul sudu turbin) dan mengubah arah aliran air. Perubahan momentum (impuls) yang terjadi menyebabkan gaya pada sudu turbin sehingga runner turbin berputar menghasilkan kerja. Akibat pukulan air yang mengenai sudu, energi potensial air dikonversikan menjadi energi kinetik dengan sebuah nozle yang diarahkan terpusat ke turbin. Turbin implus terdiri dari beberapa jenis yaitu Turbin Pelton dan Turbin aliran silang (Crossflow) Adam Harway, (199, hal ). Parameter penelitian sebagai kondisi rancangan, yakni kecepatan air masuk turbin, debit air tersedia liter/s atau, m /s, tinggi jatuh air tersedia adalah 15 m, sudut aliran masuk sudu turbin rancangan (sudut nosel tetap, α = 16 ), putaran rotor turbin, diameter dan panjang runner, daya efektif turbin, dan efisiensi turbin Prosedur penelitian - Berdasarkan kondisi rancangan dan parameter penelitian di atas, perlu dilakukan analisis tentang parameter desain runner turbin aliran silang ( crossflow) untuk dapat meningkatkan efisiensi turbin. Misalkan bagaimana efisiensi turbin pada perubahan debit air dan dan kecepatan aliran masuk turbin pada sudut masuk sudu turbin yang tetap. - Analisa data penelitian atau parameter

Verdy Koehuan, Agustinus Sampealo, Analisis Desain Turbin Air Tipe Aliran Silang (Crossflow) dan Aplikasinya di Desa Were I Kabupaten Ngada-NTT penelitian dengan menggunakan teknik analisa data dengan mengacu pada analisis efisiensi turbin menurut A. Mocmoore (199, hal 8), dan Koehuan V., dkk (9). Teknik Analisa Data Teknik analisa digunakan model matematik yaitu teknik analisa data dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ada pada prosedur perancangan turbin aliran silang (crossflow). Pada penelitian terdahulu, telah dikembangkan prosedur perhitungan oleh Koehuan V., dkk, (9), sehingga dapat diterapkan disini untuk analisa desain turbin crossflow. Terutama pada perhitungan segitiga kecepatan pada runner Bachtiar, Asep Neris. 7 (199, hal 8). Kecepatan spesifik dipakai sebagai suatu standar untuk membedakan tipe turbin atau roda turbin yang digunakan dan dipakai sebagai suatu besaran penting dalam turbin air. Dikatakan demikian karena kecepatan spesifik merupakan jumlah putaran roda turbin yang bekerja pada tinggi jatuh air (H = 1 m) dan kapasitas air (Q = 1 m /dtk), dimana dapat dihitung dengan persamaan berikut: F. Dietzel (199: ). Untuk turbin air tipe crossflow, besaran kecepatan spesifiknya adalah Q Nq = n. H / dimana Nq adalah ecepatan spesifik (rpm), n adalah putaran roda turbin, Q adalah kapasitas air (m/dtk), serta H adalah tinggi air jatuh (m) 1) ditentukan (rpm) dan mempunyai harga Nq yang sama, maka turbin tersebut secara geometri (bentuk) adalah mirip/serupa. Besar ukuran-ukuran pokoknya (diameter dan lebar) roda adalah berbeda, tetapi bentuk sudu dan perbandingan diameter roda turbin adalah sama. Daya Turbin Daya aktual merupakan daya turbin sesuai dengan kondisi awal di lapangan. Dengan diketahuinya kapasitas air (Q aktual) maka daya turbin dapat diketahui. Daya teoritis turbin adalah merupakan daya yang dihasilkan oleh sebuah turbin tanpa dihitung dengan efisiensi dari turbin tersebut, tetapi hanya dihitung head (H) dan kapasitas air (Q) yang ada. Untuk menghitung daya tersebut dapat dipakai persamaan berikut: P t = Q. g. H ) dimana P t adalah daya turbin teoritis (kw) dan g adalah gravitasi (9,81 m /s). Gambar 1. Turbin crossflow Suatu roda turbin yang bekerja pada tinggi air jatuh yang berbeda dan kapasitas air yang berbeda, serta bekerja pada putaran yang telah Gambar. Tinjauan Segitiga Kecepatan Daya output generator merupakan daya efektif turbin dikalikan dengan efisiensi transmisi dan efisiensi generator. Untuk mendapatkan daya output generator menurut Dietz (199: ) dapat dihitung dengan persamaan: P.. ) o P e transmisi generator dimana P o adalah daya output generator (kw), P e

LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol., No. 1, April 15 adalah daya efektif (kw), dan efisiensi transmisi (%), serta transmisi generator adalah adalah efisiensi generator (%). Analisa karakteristik dan efisiensi turbin tipe aliran silang pada penelitian ini menggunakan asumsi teoritik (Banki, 199) dengan titik berat analisis pada perhitungan segitiga kecepatan aliran masuk dan keluar runner turbin. Menurut Banki pada segitiga kecepatan (Gambar ) secara ideal adalah: C = C ) U = U W = W 9 5) 9 sedangkan sudut Kecepatan absolut untuk air masuk ditentukan dengan menggunakan persamaan, Haimerl, L.A.(196, hal 5): C 1 Cd.. g. h 6) dimana C 1 adalah kecepatan absolut m/s, Cdadalah faktor koreksi kecepatan aliran, g adalah percepatan gravitasi (9,81 m), dan h adalah head atau tinggi jatuh air. Kecepatan keliling masuk (U 1) dapat dihitung dengan persamaan berikut :. D1. n U1 7) 6 dimana n adalah putaran poros turbin (rpm), D 1 adalah diameter runner (m), menurut C. A. Mocmoore, (199, hal. 15) dapat ditentukan dengan persamaan berikut D1 = 1 h n 8) Kecepatan relatif dapat ditentukan dengan persamaan berikut : W1 Wu1 / cos1 9) dimana kecepatan relatif terhadap kecepatan keliling (Wu) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: WU CU 1 U 1 1) Kecepatan absolut terhadap kecepatan keliling (Cu) dapat dihitung dengan persamaan berikut : CU C1. cos1 11) Kecepatan keliling U dapat dihitung dengan persamaan berikut :. n. D U 1) 6 Kecepatan absolut (C ) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: U C 1) Cos = sudut antara C dengan U dapat dicari dengan persamaan dimana :. tg1 tg ( D / D1 ) Kecepatan relatif W dapat dihitung dengan persamaan : W C U 1) Menurut A. Mocmoore (199, hal 8) turbin aliran silang ( crossflow) secara teoritis memiliki parameter pada saat masuk runner (titik ) sama dengan parameter saat keluar runner (titik ) sehingga: C = C U = U W = W Karena titik 1 dan berada dalam lingkaran luar runner, maka U 1 = U sedangkan berdasarkan Gambar., W 1 = W Kecepatan absolut (C ) dapat ditentukan dengan persamaan berikut : C W U 15) Daya efektif turbin dapat dihitung dengan persamaan, C. A. Mocmoore, (199, hal. 1): P e u. c.cos u. c cos u. c.cos u. c cos Q Q 16) Nilai efisiensi merupakan perbandingan daya efektif tubin terhadap daya teoritis. Pe t x1% 17) P t Pengolahan Data Pada turbin air tipe aliran silang

Verdy Koehuan, Agustinus Sampealo, Analisis Desain Turbin Air Tipe Aliran Silang (Crossflow) dan Aplikasinya di Desa Were I Kabupaten Ngada-NTT (crossflow), koefisien gesek atau faktor koreksi (C d) merupakan hal yang penting untuk mendapatkan daya turbin. Meskipun aliran air mengalir secara konstan namun terdapat hambatan akibat gesekan pada saluran masuk turbin dan nosel, serta faktor pembukaan dan penutupan katup nosel, sehingga harga C d (- 1) menunjukkan variasi debit aliran air masuk turbin. Hasil perhitungan dibuat dalam tabel analisis dengan mengubah koefisien Cd dari 1, dimana saat Cd = (posisi katup nosel tertutup) dan Cd = 1 (posisi katup nosel terbuka). Selanjutnya dibuat grafik karakteristik turbin dengan menentukan dimensi turbin terbaik pada efisiensi dan daya yang optimal, sesuai dengan kondisi debit air dan head di lokasi yang disurvei. Enoh, R.Moh. (199, hal 6).. Efisiensi (%).175 Debit DA, m/s.15 Debit DB, m/s.15.1.75.5.5 Debit, m /s PEMBAHASAN Desain turbin crossflow yang di desa Were I kabupaten Ngada-NTT mempunyai spesifikasi yang digunakan sebagai parameter penelitian untuk menganalisa unjuk kerja dari tubin tersebut, yaitu: tinggi jatuh air atau head (H) adalah 15 m dengan sudut nosel tetap (α 1) adalah 16. Sudut masuk air kedalam runner (β 1) adalah dan sudut keluar air (β ) adalah 9 sedangkan efisiensi transmisi ( transmisi ) adalah 75% dan efisiensi generator ( generator ) adalah 9%...5.6.7.8.8.9 1. 1. Gambar. Hubungan debit dan efisiensi terhadap koefisien aliran masuk turbin pada diameter runner (D1) 15 cm dengan panjang runner turbin DA (L=15 cm) dan turbin DB (L= cm) Cd 1 8 6 Efisiensi, % Daya efektif, W 5 15 1 5 Efisiensi (%) Pe DA, W Pe DB, W..5.6.7.8.8.9 1. 1. Cd 1 8 6 Efisiensi, % Gambar. Hubungan daya efektif turbin dan efisiensi terhada koefiein aliran masuk turbin pada diameter runner (D1) 15 cm dengan panjang runner turbin DA (L=15 cm) dan turbin DB (L= cm) 5

LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol., No. 1, April 15 Daya. W 15 1 5 Efisiensi (%) Pe DA, (kw) Pout DA, (kw)..5.6.7.8.8.9 1. 1. Cd 1 8 6 Efisiensi, % Gambar 5. Hubungan daya turbin dan efisiensi terhada koefiein aliran masuk turbin diameter runner (D1) 15 cm dengan panjang runner turbin DA (L=15 cm) Efisiensi (%) 1 9 8 7 6 5 1 Efisiensi C (m/s) C = C (m/s) C1 (m/s).5.5.6.7.75.8.9.98 1. Cd 18 16 1 1 1 8 6 Kecepatan, m/s Gambar 5. Hubungan kecepatan absolut dan efisiensi terhada koefiein aliran masuk turbin diameter runner (D1) 15 cm dengan panjang runner turbin DA (L=15 cm) Pada Tabel 1-5 di Lampiran I masingmasing berturut-turut menunjukkan hasil perhitungan putaran runner, debit aliran, kecepatan putar spesifik dan daya output generator serta efisiensi turbin), pada koefisien gesek atau faktor koreksi,98, serta perubahan dimensi runner yaitu diameter runner (m) dan panjang runner (m). Dari tabel terebut, perubahan daya turbin pada kondisi head (H) adalah 15 m dengan panjang (L) yang divariasikan dan diameter runner (D) divariasikan pada setiap perubahan faktor koreksi (Cd), maka diperoleh efisiensi turbin optimum 88,7 %. 6 Pada Gambar hingga Gambar menunjukkan hasil analisis parameter turbin untuk kondisi penambahan panjang runner sebesar 5%. Diameter runner (D 1) 15 cm dengan panjang runner turbin DA (L = 15 cm) terhadap turbin DB (L = cm) menunjukkan kenaikan debit aliran dan daya efektif juga sebesar 5%, tapi putaran dan efisiensi turbin tidak berubah. Analisa parameter desain di atas menunjukkan dimensi turbin air tipe aliran silang ( crossflow) yang divariasikan sesuai karakteristik atau potensi debit aliran dan head atau beda tinggi air yang ada. Dengan head

Verdy Koehuan, Agustinus Sampealo, Analisis Desain Turbin Air Tipe Aliran Silang (Crossflow) dan Aplikasinya di Desa Were I Kabupaten Ngada-NTT sebesar 15 m dan perubahan pada panjang dan diameter runner, dapat diperoleh kecepatan spesifik 7,91 rpm untuk debit air,161 m /s. Pada dimensi runner turbin DA, (L=15 cm) dan (D 1=15 cm), efisiensi turbin diperoleh 88,7 % menghasilkan daya efektif sebesar Pe (16,66 kw). Sedangkan pada dimensi runner turbin DB, ( L= cm) dan (D 1= cm), dapat diperoleh kecepatan spesifik 55,6 rpm untuk debit aliran Q (,1681 m /s), dan efisiensi 88,7 % menghasilkan daya efektif sebesar Pe (1,95 kw). Geometri turbin air tipe aliran silang (crossflow) untuk kondisi tinggi jatuh air (head) yang diketahui dan debit aliran yang tersedia, dapat didesain konstruksi runner yang berbeda. Sedangkan untuk penentuan konstruksi runner yang akan diaplikasikan, faktor lain yang tidak kalah penting untuk diperhitungkan antara lain: pemilihan bahan runner dan bahan poros yang berpengaruh pada biaya konstruksinya, putaran kritis, getaran runner, dan ruang bebas antara runner dan muka air bawah. SIMPULAN - Hasil analisis parameter turbin untuk kondisi penambahan panjang runner sebesar 5%. Diameter runner (D 1) 15 cm dengan panjang runner turbin DA (L = 15 cm) terhadap turbin DB (L = cm) menunjukkan kenaikan debit aliran dan daya efektif juga sebesar 5%, tapi putaran dan efisiensi turbin tidak berubah. - Dengan head sebesar 15 m dan perubahan pada panjang dan diameter runner, dapat diperoleh kecepatan spesifik 7,91 rpm untuk debit air,161 m /s. Pada dimensi runner turbin DA, (L=15 cm) dan (D 1=15 cm), efisiensi turbin diperoleh 88,7 % menghasilkan daya efektif sebesar Pe (16,66 kw). Sedangkan pada dimensi runner turbin DB, ( L= cm) dan (D 1= cm), dapat diperoleh kecepatan spesifik 55,6 rpm untuk debit aliran Q (,1681 m /s), dan efisiensi 88,7 % menghasilkan daya efektif sebesar Pe (1,95 kw). - Efisiensi turbin tipe aliran silang ( crossflow) yang terpasang yaitu 88,7 % sehingga sesuai dengan karakteristik turbin tipe aliran silang (crossflow) yaitu 85-9 %. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukkan kepada Dierjen Dikti atas dukungan dana dan kegiatan dilaksanakan atas biaya DIPA Universitas Nusa Cendana MAK 5119 Kode Kegiatan 1.19. sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Program Ipteks Bagi Masyarakat pada Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 98/UN15./PM/1, Tanggal 1 Juli 1. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Pimpinan Universitas, LPM Undana, dan Fakultas Sains dan Teknik atas dukungan fasilitas dan motivasi yang diberikan dan pihakpihak lainnya yang telah terlibat dalam kegiatan int, diucapkan limpah terima kasih. DAFTAR PUSTAKA [1] Adam Harway, Andy Brown, Priyantha Hattiarachi and Allen Inversin, Micro Hydro Design Manual: Aguide to smallscale waterpower schemes, ITDG Publishing, 199. [] Aris Munandar, W.198. Penggerak mula turbin. Bandung : ITB Bandung [] Bachtiar, Asep Neris. 7. Uji efisiensi runner turbin cross flow dengan variasi sudut air masuk sudu (θ). Jurnal Momentum. ISSN 111-617. volume. nomor, Agustus 7 [] Bachtiar, Asep Neris. 7. Perencanaan runner turbin crossflow untuk sistem PLTM di Desa Datar Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok, Jurnal Akademika. ISSN 85-6. volume II. nomor. Oktober 7. [5] C. A. Mocmoore, Fred Merryfield. The Banki Water Turbine, Buletin Series No. 5, 199. [6] Dietzel, F.(1988). Turbin, pompa dan kompresor. Jakarta : Erlangga [7] Enoh, R.Moh. 199. Suatu eksperimen pembuatan pembangkit lisrik tenaga mikrohidro (PLTM) dengan penggerak mula turbin banki untuk kelistrikan desa di Kecamatan lembang Jaya Kabupaten Solok Sumatera Barat. Padang : Laporan Penelitian IKIP Padang. 7

LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol., No. 1, April 15 [8] Fang Qing jiang, Construction of Axial flow and Diagonal flowturbines,, Mei Zu- Yan (Ed), Hydraulic Machinery Book Series, Avebury Technical 1991, pp 7-79. [9] Haimerl, L.A.196. The crossflow turbine. Jerman Barat. [1] Koehuan V., Yusuf Rumbino, (9). Analisis Unjuk Kerja Turbin Air Tipe Aliran Silang ( Cross Flow) Dan Aplikasinya, Buletin Teknologi, Vol 6 No., september 9, hal 68-75. Lampiran 1. Hasil Analisa Daya Turbin Crossflow Pada Koefisien Gesek / Faktor Koreksi (Cd) =,98 Cu1 = 16.161 m/s Efisiensi Transmisi =.75 beta1 = derajat Efisiensi Generator =.9 Debit air tersedia =. m /s alfa = 5.88 derajat Cd =.98 alfa1 = 16 derajat H = 15 m alfa = 9 derajat g = 9.81 m /s C1 = 16.81 m/s D =.66 D 1 Tabel 1. Putaran Runner (rpm) Panjang runner (m) Diameter runner, D1 (m).1.15..5..5..1 15. 15. 15. 15. 15. 15. 15..15 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8. 771.6 771.6 771.61 771.6 771.6 771.61 771.6.5 617. 617. 617.97 617. 617. 617.97 617.. 51.1 51.1 51.1 51.1 51.1 51.1 51.1.5.9.9.96.9.9.96.9. 85.81 85.81 85.811 85.81 85.81 85.811 85.81 Tabel. Debit Aliran (m/s).1.56.81.118.11.1681.1961..15.81.161.1681.1.5.91.6..111.1681.16.8.6.98.8.5.11.1.8.5..95.56..1681.5.6..5.588.675.5.1961.9.98.9.588.6869.786...6.8.56.675.7856.8966 Tabel. Putaran spesifik (rpm).1 7.91 58.7 67.786 75.785 8.19 89.675 95.86.15 9.15 7.91 55.59 61.879 67.785 7.157 78.71..89 1.59 7.99 5.588 58.7 6.66 67.785.5.1 7.17.877 7.91 5.56 56.716 6.68. 7.67.89 9.15.755 7.91 51.771 55.6.5 5.6 1.78 6..59.75 7.99 51...965 9.5.89 7.89 1.59.85 7.91 Tabel. Daya teoritis turbin (kw),.1 8.6 1.69 16.96.616.79 8.861.985.15 1.69 18.55.79.9 7.18.9 9.78. 16.9.79.985 1. 9.78 57.7 65.971.5.616.9 1.16 51.5 61.87 7.155 8.6..79 7.18 9.779 61.87 7.17 86.586 98.956.5 8.86.9 57.7 7.155 86.586 11.17 115.5..985 9.78 65.976 8.6 98.956 115.8 11.9 Tabel. Daya Efektif Turbin (kw).1 7.18 1.977 1.66 18.95 1.95 5.61 9.7.15 1.977 16.66 1.95 7..91 8..98. 1.66 1.95 9.7 6.59.98 51.6 58.5.5 18.95 7. 6.59 5.78 5.885 6. 7.181. 1.95.91.98 5.885 65.86 76.8 87.817.5 5.61 8. 51.6 6. 76.8 89.66 1.5. 9.7.98 58.5 7.181 87.817 1.5 117.89 8