BAB I PENDAHULUAN. individual, melainkan timbunan pengalaman-pengalamn dari generasigenerasi. lampau yang mencakup semua dimensi kehidupan.

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh PUJIATI NIM : Pembimbing : Drs. AHMAD MUSLIH, M.Si SUYITNO, MA

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Melalui pendidikan, dapat diperoleh hal-hal baru yang dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Study Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (1) yang berbunyi tiap-tiap warga

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kearifan dan bijaksana, merupakan suatu usaha secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

SRI MARDANI A

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum, diantara arti pendidikan adalah seperti yang dirumuskan oleh M. Amien Rais, (1987:158) Hakekat pendidikan adalah Pengalihan pengalaman dari suatu generasi ke generasi berikutnya, dan yang dialihkan itu bukanlah pengalaman individual, melainkan timbunan pengalaman-pengalamn dari generasigenerasi lampau yang mencakup semua dimensi kehidupan. Menurut M Ngalim Purwanto, (2002:10). Pendidikan adalah: Segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rokhaninya kearah kedewasaan. Menurut J. Adler yang dikutip oleh H. Muzayyin Arifin,(2003:12) menyebutkan Pendidikan adalah: Proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh)yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik. Menurut Nur Uhbiyati (1999:12) Bilamana pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik (jasmaniyah) yang menghasilkan manusia yang berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kuwajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah,maka Pendidikan 1

2 berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian)serta menanamkan rasa tanggung jawab. Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan adalah: Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rokhani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dari beberapa makna pendidikan yang dijabarkan diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah Usaha sadar yang dilakukan oleh semua orang dari yang belum tau menjadi tau,dari yang sudah tau menjadi lebih tau dan dari yang kurang baik menjadi lebih baik dan menuju kearah kematangan berfikir dan bersikap. Tujuan pendidikan secara mendasar bisa dirumuskan sebagai hasil akhir yang diinginkan dari proses sebuah kegiatan pendidikan. Seperti tujuan pendidikan yang khusus di negara kita dewasa ini, (Undang-Undang Sisdiknas no. 20 tahun 2003 : Pasal 30), berbunyi, Memberikan dasar untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, disentralisasi, otonami, keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia,.. Hal tersebut dipertegas dalam Garis Garis Besar Haluan Negara, bahwa: Pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang briman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras dan bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani.

3 Dari dasar tersebut di atas, jelas bahwa arah dan strategi pendidikan nasional Indonesia adalah terbinanya manusia-manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memperhatikan aspek-aspek kecerdasan dan ketrampilan.hal ini berarti pendidikan nasional Indonesia bermaksud memperhatikan sikap mental dan akhlak yang luhur. Oleh karena itu ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah unsur yang diutamakan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, sedangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tersebut merupakan tujuan pokok dalam beragama. Dengan dasar bahwa Akidah akhlak merupakan pembentuk karakter akhlakul karimah seorang anak didik, maka seyogyanyalah pada mata pelajaran Akidah akhlak di pendidikan Dasar dan Menengah yaitu di Madrasah Tsanawiyah mempergunakan metode yang relevan dalam proses pembelajarannya. Guru Akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah Pacitan selama ini dalam menyampaikan pembelajaran Akidah akhlak menggunakan metode yang cenderung hanya menceramahi anak tanpa memberikan waktu kepada anak untuk berkreasi sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga anak hanya mendengarkan tanpa adanya kesempatan mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga metode ini kurang efisien diterapkan. Keberhasilan penggunaan metode tersebut sangat ditunjang dengan adanya kurikulum yang menjadi acuan untuk menentukan silabus dan perencanaan lain dalam pembelajaran. Dengan dasar tersebut maka pembelajaran Akidah akhlak Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 01 Tegalombo Kecamatan

4 Tegalombo Kabupaten Pacitan menggunakan kurikulum terbaru yang diterbitkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Berdasarkan pernyataan diatas, penulis melakukan penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif tentang pengaruh pendidikan agama non formal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak dengan judul "Pengaruh pendidikan agama non formal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akidah akhlak di MTs Muhammadiyah 01 Tegalombo Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang, kiranya perlu dituangkan dalam suatu rumusan masalah yang jelas untuk memberikan arahan terhadap pembahasan selanjutnya, adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut : 1. Bagaimana prestasi belajar siswa yang mengikuti pendidikan agama luar sekolah diniyah dalam mata pelajaran akidah akhlak di MTs 2. Bagaimana prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti pendidikan agama luar sekolah diniyah dalam mata pelajaran akidah akhlak di MTs

5 3. Bagaimana pengaruh pendidikan agama luar sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui prestasi belajar siswa yang mengikuti pendidikan agama luar sekolah diniyah dalam mata pelajaran akidah akhlak di MTs 2. Mengetahui prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti pendidikan agama luar sekolah diniyah dalam mata pelajaran akidah akhlak di MTs 3. Mengetahui pengaruh pendidikan agama luar sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik kepada sekolah, guru, murid dan peneliti itu sendiri.

6 1. Bagi Guru Sebagai bahan acuan pengembangan dan peningkatan mutu kinerja guru. 2. Bagi Kepala Sekolah Sebagai bahan acuan penilaian proses kegiatan pembelajaran seorang guru sekaligus sebagai bahan pembinaan guru 3. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akidah akhlak khususnya. D. Hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H 0 : Tidak ada Pengaruh pendidikan agama non formal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akidah akhlak di MTs H 1 : Ada Pengaruh pendidikan agama non formal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akidah akhlak di MTs E. Ruang Lingkup Penelitian/Batasan Masalah Suatu Penelitian memiliki ruang lingkup atau batasan masalah. Adapun batasan masalah penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

7 1. Subyek penelitian ini yaitu pelajaran akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 01 Tegalombo 2. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru mata pelajaran Akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 01 Tegalombo. 3. Ruang lingkup penelitian dalam penelitian ini adalah : a. Pengaruh pendidikan agama non formal pada prestasi belajar Mata pelajaran Akidah akhlak Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 01 Tegalombo b. Kendala yang dihadapi dalam peningkatan prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran Akidah akhlak Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 01 Tegalombo.