STATUS GIZI IBU HAMIL PASCA KRISIS EKONOMI (Kajian Dampak kebijakan ekonomi di Desa Gunung Malang Sumberjambe Jember) Awatiful Azza*

dokumen-dokumen yang mirip
BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lantin sulistyorini, Erti Ikhtiarini Program studi Ilmu Keperawatan Program studi Ilmu Keperawatan

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

Dahlia Indah Amareta Jurusan Kesehatan, Prodi Gizi Klinik, Politeknik Negeri Jember ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB II LANDASAN TEORI

makalah KEK dalam kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

INFOKES, VOL. 3 NO. 3 November 2013 ISSN :

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh: EMAH KUDYANI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dian Purnama Sari. Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

Transkripsi:

STATUS GIZI IBU HAMIL PASCA KRISIS EKONOMI (Kajian Dampak kebijakan ekonomi di Desa Gunung Malang Sumberjambe Jember) Awatiful Azza* *Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRACT BBM increase has caused prize of stuffs increase, especially food stuffs that is more and more. The increasing of the prize causes limitation in public buy power, especially for who has low income, many families are not able to supply good food for pregnant mothers. This research out put for identification about nutrition status of pregnant mother post BBM increase in Gunung Malang village uses descriptive method. Data accumulation uses observation and measurement to pregnant mother of threesemester II and III in Gunung Malang village with 58 respondents by total sampling or bores sampling 2007. Out put this research analisis about nutrition status of pregnant mother post BBM increase 33% with good nutrition status and 67 % with lack nutrition status. From that reality, there are some things that influence nutrition status of pregnant mother, that is job factor that has a deal with activity, knowledge factor in lack of natural resource that can be used to fulfill nutrition necessity, and economic factor in lack of buy power of public toward quality and quantity of food. Therefore, it s expected that public can increase their knowledge about available natural resource and can use their land by planting useful and nutritious plants. Key words : Nutrition status of pregnant mother, BBM increase PENDAHULUAN Melambungnya harga minyak dunia telah mempengaruhi perkembangan inflasi dalam negeri. Tingginya harga minyak dunia tersebut memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM domestik guna menjaga kesinambungan fiskal. Respon tersebut memberikan tekanan kuat terhadap inflasi 2005. Kondisi tersebut berdampak pada membengkaknya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi beban subsidi tersebut diantaranya melalui langkah penyesuaian fiskal terutama melalui pengurangan dan relokasi subsidi BBM. Kondisi tersebut tentunya mengakibatkan daya beli masyarakat menurun terhadap kebutuhan pokok sehari-hari dan kebutuhan lainnya, dikarenakan kenaikan BBM diikuti oleh kenaikan harga barang-barang kebutuhan lainnya. Daya beli tentunya berkaitan langsung dengan kesejahteraan. Asumsinya jika daya beli menurun berarti tingkat pendapatan riil menurun, dan pada akhirnya potensi keluarga untuk menjadi lebih miskin menjadi lebih 124

besar. (Suara Merdeka, 6 Oktober 2007). Akibatnya terdapat pengurangan pengalokasian dana pada masyarakat untuk pembelian makanan sehari-hari, hal ini akan mengurangi jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat per hari. Dampak buruk yang mengikutinya adalah makin menurunnya status gizi dan kesehatan perempuan terutama ibu hamil. (Rachmawati E., 2004 : 3) Kehamilan merupakan masa yang sangat penting, karena pada masa ini kualitas seorang anak akan ditentukan. Selama kehamilan seorang ibu akan mengalami perubahan baik anatomi, fisiologis, maupun perubahan lainnya, yang akan meningkatkan kebutuhan zat gizi dalam makanannya (Soetjiningsih, 1997 : 132). Agar kehamilan berjalan dengan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil mendapatkan tambahan protein, mineral seperti zat besi dan kalsium, vitamin asam folat dan energi. Nutrisi yang baik selama kehamilan erat hubungannya dengan proses pertumbuhan berbagai organ pendukung proses kehamilan. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan dan peningkatan penggunaan energi, maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi membutuhkan pula peningkatan metabolisme berbagai zat mineral. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka akan terjadi gangguan dalam kehamilan baik terhadap ibu maupun janin seperti keguguran, perdarahan setelah persalinan, kelahiran prematur, kematian pada bayi sebelum lahir dan berat badan lahir rendah. (Paath, Erna, 2004 : 52) Data yang diperoleh dari badan kependudukan tahun 2006/2007 didapatakan jumlah keluarga pra sejahtera dikabupaten Jember sebanyak 21,9 % dari total jumlah penduduk 674.744 (diambil dari 31 kecamatan yang ada di kabupaten Jember) dimana 4,3 % dari keluarga pra sejahtera tersebut berada di kecamatan Sumberjambe. Sedangkan dari data Puskesmas Sumberjambe Tahun 2006, jumlah ibu hamil sebanyak 1168 orang, 553 orang diantaranya mengalami masalah gizi, dimana ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm berjumlah 264 (23%) orang dan ibu hamil dengan Hb < 11 gr/dl berjumlah 289 (25%) orang. Perlu upaya yang serius dari pemerintah daerah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang gizi untuk menuju keluarga sadar gizi dan melaksanakan program pemberian makanan tambahan terutama bagi ibu hamil. Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang biasa dikonsumsi baik kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi yang akan dilahirkannya. (Paath, E.F. : 2004) 125

Tujuan penataan gizi pada wanita hamil adalah untuk menyiapkan : 1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi ibu, janin serta plasenta. 2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak. 3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil. 4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal. 5. Perawatan gizi dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan. 6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyakit yang terjadi selama kehamilan. 7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik. (Arisman, 2004 : 13). Setiap ibu hamil memerlukan gizi yang seimbang sesuai kebutuhannya. Yang dimaksud gizi seimbang adalah keseimbangan proporsi antara zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur dalam makanan sehari-hari sesuai kecukupan gizi yang akan dianjurkan. (Dep. Kes. RI : 1996). Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi ibu hamil tiap trimester antara lain : 1. Pada kehamilan trimester I (minggu 1 13) kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa. 2. Pada kehamilan trimester II (minggu 13 26) dimana pertumbuhan janin cepat. Ibu memerlukan tambahan kalori 285 dan protein lebih tinggi dari biasa menjadi 1,5 gram/kg BB atau 12 gr serta zat besi 30 mg. 3. Pada kehamilan trimester III (minggu 27 lahir) kalori sama dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2 gram/kg BB. (Dep. Kes. RI : 1996) Menilai Status Gizi Ibu Hamil Pada saat hamil status gizi seseorang penting diperhatikan mengingat pengaruhnya terhadap kesehatan saat hamil dan tumbuh kembang janin. Status gizi dapat dilihat dari tiga hal yaitu berat badan, ukuran lingkar lengan atas (LILA) dan kadar Hb. (Kasdu D. : 2004) 1. Berat Badan Untuk melihat status gizi dari berat badan pada saat hamil adalah dengan melihatnya setiap bulan. Idealnya memang bila pertambahan itu disesuaikan dengan berat ibu sebelum hamil, apakah termasuk kurus normal atau kegemukan. Namun yang penting ibu hamil harus menunjukkan peningkatan berat badan. (Kasdu D. : 2004) Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah sekitar 10 12,5 kg termasuk penimbunan lemak pada ibu lebih kurang 3,5 kg setara dengan 30.000 kkal. (Soetjiningsih : 1995) Selama trimester I, kisaran pertambahan berat badan ibu hamil adalah 700 1400 gr, sementara trimester II dan III sekitar 0,34 0,50 kg tiap minggu. Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan, anak terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persalinan, sebaliknya jika kenaikan berat badan ibu hamil kurang dari normal kemungkinan ibu berisiko keguguran, kelahiran prematur, berat 126

badan lahir rendah dan perdarahan sehabis persalinan. Dan salah satu tanda kurang gizi pada ibu hamil bila berat badan lebih atau kurang dari normal. (Nadesul H. : 2004). 2. Lingkar Lengan Atas (LILA) Selama ini ukuran lingkar lengan atas (LILA) seringkali diabaikan, padahal ini salah satu indikator status gizi ibu hamil baik atau tidak. (Kasdu D. : 2004) Pengukuran lingkar lengan atau adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur, khususnya ibu hamil. Batas normal ukuran lingkar lengan atas adalah 23,5 cm. (Dep. Kes. RI : 1996). 3. Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam keadaan tidak hamil, 70% wanita mengalami kekurangan hemoglobin (Hb). Hal ini karena metabolisme tubuh wanita dan asupan zat besi yang kurang. Salah satu indikator status gizi yang baik bila kebutuhan zat besi yang meningkat saat hamil dapat terpenuhi. (Kasdu D. : 2004) Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimiawi dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. (Supariasa : 2004). Batas normal terendah nilai hemoglobin menurut WHO untuk wanita hamil adalah 11 gr/dl. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi status gizi ibu hamil pasca krisis dengan menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif yaitu penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan suatu variabel masa sekarang. Pada penelitian ini populasinya adalah ibu hamil trimester II dan III tanpa penyakit penyerta di Desa Gunung Malang Sumberjambe sebanyak 58 orang. Tekhnik pengumpulan data untuk mengetahui status gizi ibu hamil dilakukan melalui observasi dan pengukuran. Pada penelitian ini yang diobservasi dan diukur adalah berat badan, lingkar lengan (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb). Hasil dari pengukuran kemudian dilakukan scoring untuk mengetahui status gizi ibu hamil melalui parameter : a. Berat badan : dikatakan baik jika Kenaikan Trimester II dan III, 340 500 gram tiap minggu. b. Lingkar Lengan atas (LILA) : jika 23,5 cm maka dikatakan status gizi ibu hamil baik c. Hemoglobin (Hb) : Jika penilaian dengan Hb sahli 11 gr/dl maka status gizi ibu hamil baik. Jika nilai dari hasil pengukuran menunjukkan data dibawah parameter tersebut maka dapat dikatakan bahwa status gizi ibu kurang. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gunung Malang 127

Jumlah Prosentase THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012 % 60 50 40 28% 30 20 10 0 Tidak Tamat SD 57% 10% 5% 0% SD SLTP SLTA PT Gambar 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gunung Malang tahun 2007. Desa Gunung Malang secara demografis terletak di sebelah selatan Kabupaten Jember berdekatan dengan perbatasan kabupaten Bondowoso. Wilayah yang cukup terjal dan berbukit menyebabkan masyarakat kurang mampu mengakses beberapa fasilitas yang memang telah di adakan pemerintah. Jauhnya masyarakat mengakses sarana pendidikan dan rendahnya sosial ekonomi menyebabkan masyarakat di daerah ini banyak yang tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sangat bervariasi, namun sebagian besar responden berpendidikan SD yakni sejumlah 57% (33 responden) dan tidak tamat SD. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kehamilan 45% 55% 13-26 Minggu 27-40 Minggu Gambar 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kehamilan di Desa Gunung Malang Tahun 2007 Identifikasi dari usia kehamilan responden didapatkan bahwa sebagian besar umur kehamilan responden adalah 27-40 minggu sebanyak 55% (32) 128

Jumlah Prosentase THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012 responden dan sisanya antara 13-26 minggu. % 50 40 35% c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Gunung Malang 36% 30 22% 20 7% 10 0% 0 Tidak Bekerja Petani PNS Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Gunung Malang tahun 2007 Hasil penelitian ini mampu mengungkapkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah petani yaitu 21 responden (36%). d. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Berat Badan Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Berat Badan di Desa Gunung Malang Sumberjambe Tahun 2007 Pengukuran Berat Badan Jumlah Persentase (orang) (%) Berat badan kenaikan trimester II dan III 18 31 340 500 gram tiap minggu Berat badan kenaikan trimester II dan III < 40 69 atau > 340 500 gram tiap minggu Jumlah 58 100 Dari tabel di atas dapat dilihat status gizi ibu hamil melalui pengukuran berat badan sebanyak 40 responden memiliki berat badan dengan kenaikan pada trimester II dan III 340 500 gram tiap minggu. e. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Lingkar Lengan Atas Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Lingkar Lengan Atas di Desa Gunung Malang Sumberjambe tahun 2007. 129

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Jumlah (0rang) Persentase (%) LILA 23,5 cm 18 31 LILA < 23,5 cm 40 69 Jumlah 58 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi ibu hamil melalui pengukuran lingkar lengan atas sejumlah 40 responden (69%) memiliki LILA 23,5. f. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pemeriksaaan Kadar Hemoglobin Table 3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pemeriksaan Kadar Hemoglobin di Desa Gunung Malang Sumberjambe tahun 2007 Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Jumlah (orang) Hb 11 gr/dl 20 34 Hb < 11 gr/dl 38 66 Jumlah 58 100 Persentase (%) Dari tabel di atas menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil melalui pemeriksaan kadar hemoglobin sebanyak 38 responden (66%) memiliki Hb 11 gr/dl. g. Status Gizi Ibu Hamil Pasca Krisis Tabel 4. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Pasca Krisis di desa Gunung Malang Sumberjambe tahun 2007 Status Gizi Ibu Hamil Jumlah Persentase (orang) (%) Status gizi baik 19 33 Status gizi kurang 39 67 Jumlah 58 100 Hasil penelitian menyebutkan bahwa status gizi ibu hamil pasca krisis sebagian besar dalam kondisi kurang yaitu sebanyak 57%. Secara konsep disebutkan bahwa untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang biasa dikonsumsi baik kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi yang akan dilahirkannya. (Paath, E.F. : 2004) Banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Pengetahuan dan pendidikan yang 130

rendah serta perilaku yang tidak sadar gizi juga dapat menjadi pemicu masalah gizi. Untuk mendapat status gizi yang baik selama kehamilan maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan makanan bagi dirinya sendiri maupun janinnya, makanan yang biasa dikonsumsi baik kwalitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Rendahnya sosial ekonomi masyarakat juga menyebabkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok menjadi berkurang. Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi pada saat hamil status gizi seseorang penting untuk diperhatikan mengingat pengaruhnya terhadap kesehatan saat hamil dan terhadap tumbuh kembang janin. Tujuan penataan gizi pada wanita hamil adalah untuk menyiapkan : 1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi ibu, janin serta plasenta. 2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak. 3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil. 4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal. 5. Perawatan gizi dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan. 6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyakit yang terjadi selama kehamilan. 7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik. (Arisman, 2004 : 13). 8. Setiap ibu hamil memerlukan gizi yang seimbang sesuai kebutuhannya. Yang dimaksud gizi seimbang adalah keseimbangan proporsi antara zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur dalam makanan seharihari sesuai kecukupan gizi yang akan dianjurkan. (Dep. Kes. RI, 1996). Kasdu, D. 2004 menyatakan bahwa penilaian terhadap status gizi wanita hamil dapat dilihat dari tiga hal yaitu berat badan, ukuran lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb). Penilaian terhadap status gizi dari berat badan pada saat hamil adalah dengan melihatnya setiap bulan. Idealnya memang bila pertambahan itu disesuaikan dengan berat ibu sebelum hamil, apakah termasuk kurus normal atau kegemukan. Namun yang penting ibu hamil harus menunjukkan peningkatan berat badan (Kasdu D, 2004). Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah sekitar 10 12,5 kg termasuk penimbunan lemak pada ibu lebih kurang 3,5 kg setara dengan 30.000 kkal. (Soetjiningsih : 1995). Indikator lain yang tidak kalah penting untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan LILA. Selama ini ukuran lingkar lengan atas (LILA) seringkali diabaikan, padahal ini salah satu indikator status gizi ibu hamil baik atau tidak. (Kasdu D. : 2004) Pengukuran lingkar lengan adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur, khususnya ibu 131

hamil. Batas normal ukuran lingkar lengan atas adalah 23,5 cm. (Dep. Kes. RI : 1996). Selain dua pengukuran di atas maka pemeriksaan hemoglogin juga dapat menjadi indicator status gizi ibu hamil. Dalam keadaan tidak hamil, 70% wanita mengalami kekurangan hemoglobin (Hb). Hal ini karena metabolisme tubuh wanita dan asupan zat besi yang kurang. Salah satu indikator status gizi yang baik bila kebutuhan zat besi yang meningkat saat hamil dapat terpenuhi. (Kasdu D. : 2004). Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimiawi dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. (Supariasa : 2004). Batas normal terendah nilai hemoglobin menurut WHO (1972) untuk wanita hamil adalah 11 gr/dl. Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki berat badan dan lingkar lengan atas yang baik namun kadar hemoglobin kurang dari normal dan sebaliknya. Hal ini mungkin dikarenakan saat hamil ibu telah cukup mendapatkan asupan makanan namun kwalitas makanan tersebut tidak diperhatikan sehingga status gizi yang didapatkan masih kurang. Untuk mendapat status gizi yang baik selama kehamilan maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan makanan bagi dirinya sendiri maupun janinnya, makanan yang biasa dikonsumsi baik kwalitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Selain dari responden itu sendiri, hal ini mungkin disebabkan faktor lain. Menurut Paath, E.F. 2004 bahwa setiap aktivitas memerlukan energi, makin banyak aktivitas yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh. Banyaknya energi yang diperlukan tubuh harus diimbangi dengan masukan nutrisi. Selama kehamilan kebutuhan gizi seorang wanita hamil mengalami peningkatan, apabila hal tersebut tidak diimbangi maka akan menguras cadangan energi saat hamil dan mempengaruhi pada status gizi wanita tersebut. Arisman 2002, juga mengungkapkan bahwa kendala utama masalah kurang gizi di Indonesia adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang hidup disekelilingnya, padahal berbagai jenis tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai santapan bergizi bagi keluarga. Apabila pengetahuan akan sumber daya alam yang ada disekeliling manusia dapat dikuasai maka keterbatasan daya beli bukan merupakan rintangan bagi masyarakat untuk menyediakan makanan bergizi artinya mereka dapat mengupayakan sendiri dengan cara menanam atau mencari bahan makanan yang dapat diolah dari alam sekitar. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil yang mengalami peningkatan terutama pada trimester II dan III. Selain itu faktor ekonomi juga mempengaruhi dalam pemenuhan gizi selama hamil. Menurut Dartanto T. 2005 bahwa dampak dari kenaikan BBM terhadap kemiskinan sangat tergantung kenaikan BBM terhadap inflasi terutama inflasi bahan makanan cukup tinggi maka dampak kenaikan 132

BBM terhadap kemiskinan juga tinggi. Hal ini berkaitan dengan penghasilan keluarga per bulan yang kebanyakan responden berpenghasilan 250.000-500.000 yaitu 29 responden (50%), sehingga mempengaruhi daya beli keluarga terhadap jumlah dan kualitas makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari terutama bagi ibu hamil. KESIMPULAN Dampak nyata dari krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun lalu di Indonesia adalah rendahnya status gizi pada ibu hamil. Ada 57% ibu hamil di desa Gunung Malang Sumberjambe dengan status gizi kurang. Kondisi ini didukung juga dengan rendahnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat. Untuk meningkatkan status gizi tidak hanya dilihat dari jumlah suatu makanan namun kualitas suatu makanan penting untuk diperhatikan. Ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang gizi ibu hamil. Perlunya meningkatkan peran serta masyarakat dalam memahami tentang gizi dan dampaknya bagi pertumbuhan dan perkembangan. Edukasi dan motivasi untuk menyadarkan masyarakat juga perlu dilakukan agar keluarga dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan cara menanam jenisjenis tumbuhan yang dapat dijadikan santapan bergizi dalam menaikkan status gizi ibu hamil DAFTAR PUSTAKA Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Dep. Kes. RI. (1996). Gizi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui. Penerbit Dep. Kes. RI. Jakarta. Dartanto, Teguh. (2006). BBM, Kebijakan Energi, Subsidi dan Kemiskinan di Indonesia. www/http : Inovasi Online Vol. 5/XVIII/November. Farrer, H. (2009). Perawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Kasdu, D. (2004). Gizi Ibu Hamil Agar Bayi Cerdas. Penerbit 36 Publisher. Jakarta. Manuaba, I.B.G. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit Arcan. Jakarta. Muhammad, Mari e (2006). Kenaikan Harga BBM dan Kemiskinan. www//http : transparansi.or.id Nadesul, H. (2004). Makanan Sehat Ibu Hamil. Puspa Swara. Jakarta. Paath, Erna F. (2004). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Rachmawati, E. (2004). Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan Bersalin. Penerbit Kepustakaan Erja Insani. Bandung. Said, Umar. (2001). Kajian Dampak ekonomi Kenaikan Harga BBM. Soetjiningsih. (1997). ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. 133

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Sudrajat, Ihwan. (2006). Stagflasi Ekses Harga BBM. Suara Merdeka 06 Oktober. Supariasa, I.D. Nyoman. (2001). Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.. (2005). Pemerintah Kalang- Kabut oleh Kenaikan Harga BBM. Pikiran Rakyat 20 Oktober.. (2005). Pencapaian Sasaran Inflasi 2005. www//http:bi.go.id/nr/ rdonlyres. 134