KODE MODUL TS.006 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING.

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik Pengoperasian CCU (Cardphone Connection Unit)

Teknik Operasional PCM 30

KODE MODUL TS.005 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING.

Dasar Pensinyalan Sisi CPE

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

Teknik Operasional Perangkat Wartel

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

MODULASI DELTA ADAPTIF

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

Rijal Fadilah. Transmisi Data

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon

MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

1.2 Rumusan Masalah Permasalahan-permasalahan yang perlu dirumuskan untuk akhirnya dapat

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

PERCOBAAN 2 MULTIFREQUENCY RECEIVER UNIT. Tabel 2.1. Kombinasi 2 Frekuensi pada Metode DTMF

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING. By : Dwi Andi Nurmantris

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

Pokok Bahasan 2. Transmisi Digital

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

RANGKAIAN DIGITAL TO ANALOG CONVERTER (DAC) DAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

PERCOBAAN I. ENCODER DAN DECODER PCM (Pulse Code Modulation)

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

Pertemuan 2 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

Pokok Bahasan 6. Multiplexing

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3)

Model Sistem Komunikasi

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN TEKNOLOGI

BAB I PENGANTAR SISTEL

MAKALAH SWITCHING & SIGNALING

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

PERCOBAAN 6 INTEGRASI LENGKAP SENTRAL DIGITAL

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Teknik Telekomunikasi

INSTALLASI DASAR PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE (PABX)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Rijal Fadilah. Transmisi Data

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 1 Pendahuluan

LAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

Bab I Garis-garis Besar Sistem Komunikasi

TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2012 Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

PERCOBAAN 4 PEMROGRAMAN PENOMORAN DI PABX

Sinyal dan Sistem Digital. Tutun Juhana KK Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

TS.004 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Komputer, terminal, telephone, dsb

Analog to Digital Converter (ADC)

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital 8-QAM, 16-QAM, dan 64-QAM dengan Menggunakan Software

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)

Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing

Modul #10 ADC / PCM. Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2007

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN. Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko.

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

Sistem Telekomunikasi

MULTIPLEKS VI.1 PENGERTIAN UMUM

BAB II TEORI PENUNJANG

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

Teknik Encoding. Data digital, sinyal digital Data analog, sinyal digital Data digital, sinyal analog Data analog, sinyal analog

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB III TEORI DASAR SENTRAL TELEPON DIGITAL. 3.1 Sejarah Perkembangan Teknologi Sentral Telepon Digital

BAB II WIDE AREA NETWORK

Transkripsi:

KODE MODUL TS.006 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING Dasar Teknik PABX BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2003

KATA PENGANTAR Modul Dasar Teknik PABX digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu : mengoperasikan peralatan suitsing PABX. Modul ini dapat digunakan untuk untuk peserta diklat Program Keahlian Teknik Suitsing. Modul ini membahas dasar-dasar teknik PABX. Kegiatan Belajar 1 membahas tentang dasar PCM 30 dan sentral digital, Kegiatan Belajar 2 membahas tentang sistem telekomunikasi dan Kegiatan Belajar 3 membahas tentang sistem PABX/ STLO. Yogyakarta, Desember 2003 Penyusun Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta ii

DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN DEPAN...... i KATA PENGANTAR...... ii DAFTAR ISI... iii PETA KEDUDUKAN MODUL... v PERISTILAHAN/ GLOSSARY... vii I. PENDAHULUAN... 1 A. DESKRIPSI... 1 B. PRASYARAT... 1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL. 1 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat... 1 2. Peran Guru... 2 D. TUJUAN AKHIR... 2 E. KOMPETENSI... 3 F. CEK KEMAMPUAN.. 3 II. PEMBELAJARAN... 4 A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT... 4 B. KEGIATAN BELAJAR... 5 1. Kegiatan Belajar 1 : Dasar PCM 30 dan Sentral Digital... 5 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 5 b. Uraian Materi 1... 5 c. Rangkuman 1... 9 d. Tugas 1...... 10 e. Tes Formatif 1... 10 f. Kunci Jawaban Formatif 1... 10 iii

2. Kegiatan Belajar 2 : Dasar Sistem Telekomunikasi... 12 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 12 b. Uraian Materi 2... 12 c. Rangkuman 2... 13 d. Tugas 2... 13 e. Tes Formatif 2... 13 f. Kunci Jawaban Formatif 2... 13 3. Kegiatan Belajar 3 : Dasar Teknik PABX...... 14 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 14 b. Uraian Materi 3... 14 c. Rangkuman 3... 15 d. Tugas 3... 15 e. Tes Formatif 3... 15 f. Kunci Jawaban Formatif 3... 15 g. Lembar Kerja 3...... 15 III. EVALUASI... 17 A. PERTANYAAN... 17 B. KUNCI JAWABAN..... 17 C. KRITERIA PENILAIAN..... 17 IV. PENUTUP... 18 DAFTAR PUSTAKA...... 19 iv

PETA KEDUDUKAN MODUL A. Diagram Pencapaian Kompetensi Diagram ini menunjukkan tahapan untuk pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun. Modul Dasar Teknik PABX merupakan salah satu dari 12 modul untuk membentuk kompetensi Mengoperasikan peralatan suitsing PABX TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT III A 1 D 4 I 9 A B 2 E 5 J 10 F 6 K 11 G. 7 L 12 C 3 H 8 Keterangan : A. : Mengoperasikan Peralatan Suitsing PABX B. : Memelihara Peralatan Suitsing C. : Mengoperasikan Peralatan Pendukung Sentral D. : Mengoperasikan Peralatan Sentral PSTN E. : Memelihara Peralatan Sentral PSTN F. : Mengoperasikan Pensinyalan (Signalling) pada Sentral G. : Memelihara Pensinyalan (Signalling) pada Sentral H. : Memelihara Peralatan Pendukung Sentral I. : Mengoperasikan Peralatan Sentral ISDN J. : Memelihara Peralatan Sentral ISDN K. : Mengoperasikan Rrafik POTS L. : Memelihara Trafik POTS v

B. Kedudukan Modul Modul dengan kode TS-006 ini merupakan salah satu prasyarat untuk menempuh modul TS-008 dan TS-009. TS-001 TS-005 TS-002 TS-008 TS-006 TS-003 TS-009 TS-007 TS-004 TS-010 TS-011 1 TS-012 Keterangan : TS-001 : Dasar Elektronika Analog dan Digital TS-002 : Dasar Rangkaian Listrik TS-003 : Alat Ukur dan Teknik Pengukuran TS-004 : Pengantar Teknik Telekomunikasi TS-005 : Teknik Suitsing TS-006 : Dasar Teknik PABX TS-007 : Pengantar Teknik Telekomunikasi TS-008 : Teknik Penyembungan Kabel Suitsing TS-009 : Dasar Pensinyalan Sisi CPE TS-010 : Teknik Operasional PCM 30 TS-011 : Teknik Pengoperasian CCU (Cardphone Connectine Unit) TS-012 : Teknik Operasional Telnic/Perangkat Wartel vi

PERISTILAHAN/ GLOSSARY Inword Dialing : Pendialan ke dalam yaitu sejenis fasilitas yang dipasang di dalam STLO yang memungkinkan pesawat cabang dari STLO dapat dihubungi oleh panggilan dari luar PABX : Singkatan dari Private Automatic Branch Exchange PCM : Singkatan dari Pulse Code Modulation, modulasi kode pulsa Sentral Digital : Sentral digital adalah sejenis sentral yang dalam menghubungkan percakapan dua orang pelanggan atau lebih melakukan proses pengubahan sinyal analog dari pesawat telepon pelanggan analog, atau sinyal digital dari pesawat telepon digital kemudian di proses dengan kode digital (8 bit PCM word) pada jalur percakapan, dan bagian terima diubah lagi ke sinyal analog supaya dapat didengar oleh penerima dengan pesawat analog STLO/ STLTO : Singkatan dari Sentral Telepon Langganan Otomat/ Sentral Telepon Langganan Tidak Otomat, adalah sejenis setral telepon yang dipasang ditempat pelanggan, biasanya milik pelanggan dan tersambung pada sentral telepon pada Telkom. Hubungan ke sentral telkom hanya bila, unit-unit kerja yang disediakan pesawat telepon itu hendak berhubungan ke luar kantor/ perusahannya. vii

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI JUDUL Dasar Teknik PABX merupakan modul praktikum yang berisi tentang pengetahuan dasar PCM 30, pengetahuan dasar telekomunikasi, dan sistem PABX/ STLO. Modul ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar. Kegiatan Belajar 1 membahas tentang dasar PCM 30 dan sentral digital, Kegiatan Belajar 2 membahas tentang sistem telekomunikasi dan Kegiatan Belajar 3 membahas tentang sistem PABX/ STLO. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas tentang pengoperasian PCM 30, pengantar sistem telekomunikasi dan teknik suitsing. B. PRASYARAT Pelaksanaan modul Dasar Teknik PABX memerlukan persyaratan yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu peserta diklat telah memahami : 1. Dasar Elektronika Analog dan Digital 2. Dasar Rangkaian listrik. 3. Alat ukur dan Teknik Pengukuran 4. Pengantar Teknik Telekomunikasi B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat Peserta diklat diharapkan dapat berperan aktif dan berinteraksi dengan sumber belajar yang dapat digunakan, karena itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh 1) Persiapkan alat dan bahan 2) Bacalah dengan seksama lembar informasi pada setiap kegiatan belajar. 1

3) Cermatilah langkah langkah kerja pada setiap kegiatan belajar sebelum mengerjakan, bila belum jelas tanyakan pada instruktur. 4) Kembalikan semua peralatan praktik yang digunakan. b. Perlengkapan yang harus dipersiapkan Guna menunjang keselamatan dan kelancaran tugas/ pekerjaan yang harus dilakukan, maka persiapkanlah seluruh perlengkapan yang diperlukan. Beberapa perlengkapan yang harus dipersiapkan adalah: 1) Peralatan tulis 2) Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja 3) Peralatan PABX c. Hasil pelatihan Peserta diklat mampu : 1) Memahami dasar PCM 30 dan sentral digital 2) Memahami dasar sistem telekomunikasi 3) Memahami dasar teknik PABX 2. Peran Guru Guru yang akan mengajarkan modul ini hendaknya mempersiapkan diri sebaik-baiknya yaitu mencakup aspek strategi pembelajaran, penguasaan materi, pemilihan metode, alat bantu media pembelajaran, dan perangkat evaluasi. Guru harus menyiapkan rancangan strategi pembelajaran yang mampu mewujudkan peserta diklat terlibat aktif dalam proses pencapaian/ penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan. Penyusunan rancangan strategi pembelajaran mengacu pada kriteria unjuk kerja (KUK) pada setiap sub kompetensi yang ada dalam GBPP. D. TUJUAN AKHIR Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan, peserta diklat memiliki pengetahuan dasar teknik PABX. 2

E. KOMPETENSI Sub Kriteria Unjuk Lingkup Materi Pokok Pembelajaran Kompetensi Kerja Belajar Sikap Pengetahuan Keterampilan 1 2 3 4 5 6 A9. Menguasai dasar teknik PABX Prosedur suitsing sentral untuk sentral Teliti, cermat, dan kritis dalam menerapkan telekomunika dasar suitsing si Prinsip kerja suitsing dipelajari berdasar pada standar manual yang berlaku Kebutuhan peralatan suitsing diidentifikasika n sesuai dengan SOP yang berlaku Peralatan suitsing dipersiapkan sesuai dengan SOP yang berlaku Dasar-dasar PCM 30 dan sentral digital Sistem Telekomunik asi Sistem PABX/STLO Pemeliharaa n kabel gedung Manmachine Communicat ion Fitur-fitur suitsing Menjelaskan dasar-dasar PCM 30 dan Dasar Sentral Telepon Digital Menjelaskan Sistem Telekomunikasi Menguasai PABX Melaksanakan pemeliharaan kabel gedung Menguasai Manmachine Communication F. CEK KEMAMPUAN Isilah cek list ( ) seperti pada tabel di bawah ini dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki. Sub Kompetensi Menguasai dasar teknik PABX Pernyataan Jawaban Bila Jawaban Ya Ya Tidak Kerjakan 1. Memahami dasar PCM 30 dan sentral digital Tes Formatif 1 2. Memahami dasar sistem telekomunikasi Tes Formatif 2 3. Memahami dasar teknik PABX Tes Formatif 3 Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas, maka pelajarilah modul ini. 3

BAB II PEMBELAJARAN A. RENCANA PEMBELAJARAN Kompetensi : Mengoperasikan Peralatan Suitsing PABX Sub Kompetensi : Menguasai Dasar Teknik PABX Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Memahami dasar PCM 30 dan sentral digital Tempat Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan Guru Memahami dasar sistem telekomunikasi Memahami dasar teknik PABX 4

B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 : Dasar PCM 30 dan Sentral Digital a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran 1 diharapkan peserta diklat dapat memahami dasar PCM 30 dan sentral digital. b. Uraian Materi 1 1) Dasar PCM PCM 30 adalah sejenis teknologi digital dalam menggandakan kanal percakapan yang memungkinkan satu jalur fisik disaluri 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain. Metode Pulse Code Mudulation (PCM) berbeda dengan Pulse Amplitude Modulation (PAM), Pulse Width Modulation (PWM), Pulse Position Modulation (PPM) sekalipun menggunakan teknik pencuplikan (sampling), tetapi pada PCM diterapkan suatu proses digitalisasi. Pembangkit PCM akan menghasilkan sederetan simbol atau digit, dengan setiap slot waktu digit menyatakan pendekatan harga amplitudo sesaat sinyal hasil pencuplikan dari sinyal informasi analog. Prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM dapat dijelaskan sebagai berikut : sinyal informasi baseband (analog) pertama kali dicuplik dengan menggunakan metode sample and hold, kemudian dilakukan proses konversi analog ke digital menggunakan rangkaian ADC yang di dalamnya dilakukan proses kuantisasi dan pengkodean. Shift register paralel in serial out dan serial in paralel out diperlukan karena biasanya rangkaian ADC dan DAC lebih dari satu keluaran (simultan) delapan digit biner. Setelah ditransmisikan sinyal PCM tersebut diubah kembali menjadi sinyal informasi asli (analog) sebuah decoder atau DAC dan sebuah rangkaian low Pass Filter, seperti ditunjukkan Gambar1. 5

Analogue baseband in Sample and Stepped PAM Quantizing Encoding Parralel to serial converte 8 bit PCM Transmission channel 8 bit PCM Serial to parralel converter D/A decoder Receiver Stopped PAM Lowpass filter Analogue baseband out Gambar 1. Sistem Transmisi dengan Metode PCM 2) Sample and Hold Tujuan dari proses sample and hold adalah untuk mencuplik secara berkala sinyal informasi analog dan mengkonversikannya menjadi deretan pulsa-pulsa PAM dengan amplitudo konstan (rata). Amplitudo konstan atau rata diperlukan untuk mendapatkan konversi yang akurat bila hendak diubah ke bentuk kode digital oleh rangkaian ADC. Secara sederhana blok rangkaian sample and hold ditunjukkan seperti : Gambar 2. Blok Rangkaian Sample And Hold 6

3) Kuantisasi Kuantisasi adalah proses penentuan (konversi) dari setiap harga analog hasil pencuplikan ke level nomor yang mendekati, yang merupakan harga analog diskrit. Operasi kuantisasi dengan memperhatikan Gambar 3, berikut ini : Gambar 3. Proses Kuantisasi Nampak sinyal analog m(f) yang dibatasi range amplitudonya dari V L sampai V H. Range amplitudo tersebut dibagi menjadi M bagian (level) yang sama dengan ukuran setiap bagian sebesar S. Sehingga harga S=V H V L / M yang menyatakan ukuran setiap level atau setiap step. Dari gambar tersebut nampak ada 8 bagian (M=8). Di tengah-tengah setiap bagian ditandai level-level kuantisasi seperti m 0, m 1, m 2, m 3,...m 7. Jika sinyal m(f) berada didaerah (q=0,1,2,..7) maka sinyal mq(f) mempunyai level konstan sebesar mq. Misal jika m(f) berada di daerah maka mq(f) mempunyai level konstan m dst. Setelah memperoleh harga level konstan sebanyak 8 (m 0 samapi m 7 ) proses berikutnya adalah mengkodekan level-level konstan tersebut ke dalam kode biner. Yang perlu diperhatikan bahwa pemilihan level kuantisasi 7

dari sinyal m(f) dilakukan dengan memperhatikan level kuantisasi mana yang terdekat dari amplitudo hasil pencuplikan sinyal m(f). 4) Pengkodean Telah dipilih sebanyak delapan bagian yang menghasilkan delapan buah level kuantisasi, maka jumlah digit kode binernya sebanyak tiga buah (2 3 = 8). Akhirnya diperoleh kode-kode biner dari sinyal m(f0 yang tercuplik seperti tersebut dibawah : Amplitudo pada level m 0, menjadi kode biner 000 Amplitudo pada level m 1, menjadi kode biner 001 Amplitudo pada level m 2, menjadi kode biner 010 Amplitudo pada level m 3, menjadi kode biner 111 Amplitudo pada level m 4, menjadi kode biner 100 Amplitudo pada level m 5, menjadi kode biner 101 Amplitudo pada level m 6, menjadi kode biner 110 Amplitudo pada level m 7, menjadi kode biner 111 Hasil berupa deretan kode-kode biner inilah yang disebut sinyal PCM yang hendak dikirim. Lebar band yang diperlukan oleh sinyal PCM tentu saja menjadi jauh lebih besar dibanding lebar band sinyal baseband yang dihitung seperti : Frekuensi maksimum sinyal baseband (lebar band) f max Frekuensi pencuplikan minimum fs = 2f max Bit rate (n bit tiap cuplik)f b = nf s = 2nf maks Lebar band transmisi sinyal PCM B = f b = 2nf max Salah satu dari 6 teknik modulasi PCM adalah timbulnya kesalahan pada proses kuantisasi yang dikenal Quantization noise (error). Kesalahan itu timbul karena adanya perbedaan amplitudo riil sinyal analog m(f) dengan amplitudo tercuplik yang dikodekan dan diterima pada sisi penerima untuk dikodekan ulang. 5) Sentral Digital Sentral digital adalah sejenis sentral yang dalam menghubungkan percakapan dua orang pelanggan atau lebih melakukan proses pengubahan sinyal analog dari pesawat telepon pelanggan analog, atau sinyal digital dari pesawat telepon 8

digital kemudian di proses dengan kode digital (8 bit PCM word) pada jalur percakapan, dan bagian terima diubah lagi ke sinyal analog supaya dapat didengar oleh penerima dengan pesawat analog. Sedangkan pelanggan yang memiliki pesawat telepon digital, maka yang melakukan pengubahan sinyal menjadi analog adalah pesawat telepon digital tersebut. Salah satu penerapan sentral digital adalah sentral otomat full electronic SPC (Store Programmed Control) digital, yang proses penyambunganya dikendalikan oleh satu program yang disimpan dalam prosesor SPC, serta bagian lintas percakapan antar pelanggan sudah bekerja secara digital. Kelebihan sistem SPC digital adalah kecepatan proses penyambungnya. Kalau dalam sentral otomat elektromekanik satuan waktunya adalah mili detik, maka dalam sentral SPC digital proses penyambungnya dalam mikro detik. Kelebihan lain sentral digital adalah tidak adanya gesekan atau gerakan mekanik sehingga usia pakai peralatan lebih tahan lama. Kelemahan mendasar dari sentral digital adalah komponen elektronika yang peka terhadap perubahan suhu sehingga untuk sentral digital memerlukan ruang ber-ac full time. c. Rangkuman 1 Pada PCM diterapkan suatu proses digitalisasi. Prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM adalah sinyal informasi baseband (analog) pertama kali dicuplik dengan menggunakan metode sample and hold, kemudian dilakukan proses konversi analog ke digital menggunakan rangkaian ADC yang didalamnya dilakukan proses kuantisasi dan pengkodean. Shift register paralel in serial out dan serial in paralel out diperlukan karena biasanya rangkaian ADC dan DAC lebih dari satu keluaran (simultan) delapan digit biner. Setelah ditransmisikan sinyal PCM tersebut diubah kembali menjadi sinyal informasi asli (analog) sebuah decoder atau DAC dan sebuah rangkaian Low Pass Filter. 9

Sentral digital adalah sejenis sentral yang dalam menghubungkan percakapan dua orang pelanggan atau lebih melakukan proses pengubahan sinyal analog dari pesawat telepon pelanggan analog, atau sinyal digital dari pesawat telepon digital kemudian diproses dengan kode digital (8 bit PCM word) pada jalur percakapan, dan bagian terima diubah lagi ke sinyal analog supaya dapat didengar oleh penerima dengan pesawat analog. Sedangkan pelanggan yang memiliki pesawat telepon digital, maka yang melakukan pengubahan sinyal menjadi analog adalah pesawat telepon digital tersebut. d. Tugas 1 1) Pelajarilah uraian materi tentang dasar PCM 30 dan sentral digital! 2) Bagaimanakah sistem kerja dari PCM 30? e. Tes Formatif 1 1) Bagaimanakah prinsip kerja sistem transmisi menggunakan PCM? 2) Apakah yang dimaksud dengan sentral digital? f. Kunci Jawaban Formatif 1 1) Prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM adalah sinyal informasi baseband (analog) pertama kali dicuplik dengan menggunakan metode sample and hold, kemudian dilakukan proses konversi analog ke digital menggunakan rangkaian ADC yang didalamnya dilakukan proses kuantisasi dan pengkodean. Shift register paralel in serial out dan serial in paralel out diperlukan karena biasanya rangkaian ADC dan DAC lebih dari satu keluaran (simultan) delapan digit biner. Setelah ditransmisikan sinyal PCM tersebut diubah kembali menjadi sinyal informasi asli (analog) sebuah decoder atau DAC dan sebuah rangkaian low pass filter. 2) Sentral digital adalah sejenis sentral yang dalam menghubungkan percakapan dua orang pelanggan atau lebih melakukan proses 10

pengubahan sinyal analog dari pesawat telepon pelanggan analog, atau sinyal digital dari pesawat telepon digital kemudian di proses dengan kode digital (8 bit PCM word) pada jalur percakapan, dan bagian terima diubah lagi ke sinyal analog supaya dapat didengar oleh penerima dengan pesawat analog. Sedangkan pelanggan yang memiliki pesawat telepon digital, maka yang melakukan pengubahan sinyal menjadi analog adalah pesawat telepon digital tersebut 11

2. Kegiatan Belajar 2 : Dasar Sistem Telekomunikasi a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran 2 diharapkan peserta diklat dapat memahami dasar sistem telekomunikasi. b. Uraian Materi 2 Sistem telekomunikasi terdiri dari beberapa sistem pendukung yaitu sistem terminal, suitsing, transmisi dan catu daya. Sub sistem terminal misalnya dapat kita masukkan pesawat telepon, pesawat telex, facsimile, komputer, terminal data dan sebagainya. Sub sistem suitsing dapat kita masukkan sentral telepon, sentral data, sentral telex dan sebagainya. Konfigurasi blok diagram dari sistem telekomunikasi yang dimaksud bisa dilihat pada gambar berikut ini : Terminal Suitsing Terminal Transmisi Transmisi Catu Daya Gambar 4. Kaitan antara Sub Sistem pada Sistem Telekomunikasi Gambar di atas memperlihatkan bahwa masing-masing sub sistem tidak berdiri sendiri walaupun sebenarnya sudah bisa beroperasi sendiri. Namun untuk untuk mencapai tujuan memberikan sesuatu yang bermanfaat dalam menghasilkan jasa telekomunikasi yang utuh, maka masing-masing sub sistem tadi harus saling mendukung. Terminal akan mempunyai daya guna bila tersambung dengan suitsing, untuk menyambungkan terminal dengan suitsing diperlukan media transmisi. Yang paling utama dalam bekerjanya setiap sub sistem adalah adanya catu daya sebagai sumber catuan listrik. Semua sub sistem dalam sistem telekomunikasi tersebut merupakan 12

piranti elektronik yang membutuhkan tenaga listrik, sehingga catu daya memegang peranan penting dalam sistem ini. Dari penjelasan tersebut maka definisi dari sistem telekomunikasi adalah suatu totalitas himpunan bagian yang satu sama lain saling berinteraksi dan saling mendukung untuk menyediakan jasa layanan telekomunikasi yang utuh. c. Rangkuman 2 Sistem telekomunikasi terdiri dari beberapa sistem pendukung yaitu sistem terminal, suitsing, transmisi dan catu daya. Sistem telekomunikasi adalah suatu totalitas himpunan bagian yang satu sama lain saling berinteraksi dan saling mendukung untuk menyediakan jasa layanan telekomunikasi yang utuh. d. Tugas 2 1) Pelajarilah uraian materi tentang sistem telekomunikasi! 2) Bagaimanakah kaitan antara sub sistem pada sistem telekomunikasi? e. Tes Formatif 2 1) Sebutkan sistem pendukung dari sistem telekomunikasi? 2) Apakah yang dimaksud dengan sistem telekomunikasi? f. Kunci Jawaban Formatif 2 1) Sistem telekomunikasi terdapat beberapa sistem pendukung yaitu sistem terminal, suitsing, transmisi dan catu daya 2) Sistem telekomunikasi adalah suatu totalitas himpunan bagian yang satu sama lain saling berinteraksi dan saling mendukung untuk menyediakan jasa layanan telekomunikasi yang utuh. 13

3. Kegiatan Belajar 3 : Dasar Teknik PABX a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran 3 diharapkan peserta diklat dapat memahami dasar teknik PABX. b. Uraian Materi 3 Sentral PABX (Private Outomatic Branch Exchange) ini bila di Indonesia disebut STLO (Sentral Telepon Langganan Otomat) atau STLTO (Sentral Telepon Langganan Tidak Otomat). Pesawat telepon cabang yang tersambung ke STLO untuk berhubungan sesamanya dapat langsung secara otomat, sedangkan pada STLTO melaui operator. Namun pemanggil luar yang ingin berhubungan dengan pesawat cabang, haruslah melalui bantuan operator STLO/ STLTO yang bersangkutan. Namun proses ini dapat tanpa bantuan operator dengan cara menambah suatu peralatan sentral lokalnya. Sistem ini disebut Inword Dialing. Sebaliknya, pesawat cabang dapat berhubungan keluar melalui operator. Gambar 5. Sentral Telepon PABX/ PMBX 14

c. Rangkuman 3 Sentral PABX (Private Outomatic Branch Exchange) ini bila di Indonesia disebut STLO (Sentral Telepon Langganan Otomat) atau STLTO (Sentral Telepon Langganan Tidak Otomat). d. Tugas 3 1) Pelajarilah uraian materi tentang dasar teknik PABX! 2) Terangkan sambungan sentral telepon PABX pada gambar 5 diatas! e. Tes Formatif 3 1) Apakah kepanjangan dari PABX? 2) Apakah perbeadaan antara STLO dan STLTO? f. Kunci Jawaban Formatif 3 1) PABX : Private Automatic Branch Exchange 2) Pesawat telepon cabang yang tersambung ke STLO untuk berhubungan sesamanya dapat langsung secara otomat, sedangkan pada STLTO melaui operator. g. Lembar Kerja 3 Alat dan Bahan 1) Pesawat telepon... 3 buah 2) Perangkat PABX... 1 buah 3) Line telepon... 1 buah Keselamatan Kerja 1) Berdo alah sebelum memulai kegiatan belajar! 2) Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar! 3) Gunakanlah peralatan sesuai fungsinya dan dengan hati-hati! Langkah Kerja 1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan! 15

2) Sambungkan 3 pesawat telepon ke perangkat PABX! 3) Sambungkan perangkat PABX ke Line telepon! 4) Settinglah perangkat PABX sesuai buku manualnya! 5) Coba lakukan dialing antar pesawat telepon cabang! 6) Coba lakukan dialing ke pesawat telepon luar cabang! 7) Coba lakukan dialing dari pesawat telepon luar cabang ke pesawat telepon cabang! 8) Buatlah kesimpulan dan kumpulkanlah hasil pekerjaan jika sudah selesai! 9) Setelah selesai bersihkanlah peralatan yang digunakan dan kembalikan ke tempatnya! 16

BAB III EVALUASI A. PERTANYAAN 1. Apakah yang dimaksud dengan PCM 30? 2. Sebutkan piranti apakah yang dibutuhkan oleh setiap sub sistem pendukung dalam sistem telekomunikasi? 3. Apakah yang dimaksud dengan inword dialing? 4. Rencanakan pemasangan 10 pesawat telepon dalam satu kantor yang terhubung ke sentral telepon dengan memanfaatkan perangkat PABX! B. KUNCI JAWABAN 1. PCM 30 adalah sejenis teknologi digital dalam menggadakan kanal percakapan yang memungkinkan satu jalur fisik disaluri 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain 2. Piranti yang dibutuhkan adalah catu daya sebagai sumber catuan listrik 3. Inword dialing adalah pendialan ke dalam, yaitu sejenis fasilitas yang dipasang di dalam STLO yang memungkinkan pesawat cabang dari STLO tersebut dapat dihubungi oleh telepon atau panggilan luar C. KRITERIA PENILAIAN Kriteria Skor (1-10) Kognitif (soal no 1 s/d 3) 3 Kebenaran sambungan 3 Kerapian dan kebersihan 2 Ketepatan waktu 1 Ketepatan penggunaan alat 1 Nilai Akhir Bobot Nilai Keterangan Syarat lulus nilai minimal 70 17

BAB IV PENUTUP Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul TS-008 atau TS-009. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya. Jika peserta diklat telah lulus menempuh 12 modul, maka peserta diklat berhak memperoleh sertifikat kompetensi Operator Peralatan Suitsing PABX. 18

DAFTAR PUSTAKA Saydam, Gouzali (1994), Sistem Telekomunikasi di Indonesia. Jawa Barat : IKAPI www.intracom.gr (10 Desember 2003). 19