PERALIHAN KREDIT MODAL KERJA PERMANEN MENJADI KREDIT UMUM PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA PADA DESA PAKRAMAN PADANGSAMBIAN DENPASAR

KENDALA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG DENPASAR.

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (AYDA) ATAS KREDIT MACET PADA PT. BPR TATA ANJUNG SARI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/ 11 /PBI/2002 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT BANK UMUM PASCATRAGEDI BALI GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa. Dengan jumlah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

ASPEK-ASPEK HUKUM PERKREDITAN PADA BANK EKA AYU ARTHA BHUWANA KABUPATEN GIANYAR. Oleh: I Gede Sakih Sastrawan Ida Bagus Putra Atmadja Dewa Gede Rudy

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB III PENUTUP. Jayapura, apabila perjanjian kredit macet dan debitur wanprestasi yaitu: (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT DAN JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

TINJAUAN MENGENAI PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN HAK TANGGUNGAN ABSTRAK. Keywords: Credit Agreement, Bail Right, Banking ABSTRAK

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

Transkripsi:

PERALIHAN KREDIT MODAL KERJA PERMANEN MENJADI KREDIT UMUM PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG NEGARA KABUPATEN JEMBRANA Oleh I Made Dwi Mei Anggara Ida Ayu Sukihana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper was written under the title Transitional Working Capital Loans from Credit Becomes Permanent General on Bank Daerah Bali Cabang Negara Kabupaten Jembrana. With a view to the consideration know Bank Pembangunan Daerah Bali Doing Transition Working Capital Loan from a Credit Permanent General, the author uses empirical legal research methods, so it concluded that in this transition to avoid the risk of credit losses from Bank Pembangunan Daerah Bali. Key Words: Transition, Credit, Bank Pembangunan daerah Bali ABSTRAK Tulisan ini dibuat dengan judul Peralihan Kredit dari Kredit Modal Kerja Permanen Menjadi Kredit Umum pada Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara Kabupaten Jembrana. Dengan tujuan untuk mengetahi dasar pertimbangan Bank Pembangunan Daerah Bali Melakukan Peralihan Kredit dari Kredit Modal Kerja Permanen menjadi Kredit Umum, maka penulis mengunakan metode penelitian yuridis empiris, sehingga dapat disimpulkkan bahwa didalam peralihan Kredit ini untuk menghindari resiko kerugian dari Bank Pembangunan Daerah Bali. Kata Kunci: Peralihan,Kredit,Bank Pembangunan Daerah Bali I. PENDAHULUAN Kredit secara etimologis berasal dari bahasa latin Credere, yang artinya kepercayaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara menggangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain. Dalam Pasal 1 butir 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dirumuskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka 1

debitur. 2 Namun, tidak dapat di pungkiri dalam pelaksanaan pengembalian kredit itu ada waktu tertentu dengan pemberian bunga 1. Dan yang cukup populer saat ini adalah pembelian rumah dengan fasilitas kredit yang diberikan oleh bank. Dalam perjanjian kredit pihak bank tidak akan memberikan kredit terhadap nasabah atau debitur apabila tidak disertai dengan adanya barang jaminan atau agunan dari pihak nasabah atau beberapa nasabah atau debitur yang tidak memenuhi kewajibannya dengan baik, karena disengaja ataupun tidak disengaja. Berkaitan dengan itu terdapat beberapa hal yang perlu kita ketahui lebih jauh yaitu, bagaimana penyelesaian kredit macet pada Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara Kabupaten Jembrana, yang khususnya tentang Peralihan Kredit Modal Kerja Permanen menjadui Kredit Umum upaya untuk menanggulangi kredit macet terhadap debitur yang tidak bisa melakukan kewajibannya untuk membayar kembali pinjaman kepada Bank, dan atas dasar apa pihak Bank mengalihkan kredit serta apa akibat hukum yang ditimbulkan akibat peralihan kredit dari Kredit Modal Kerja Permanen menjadi Kredit Umum tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dasar pertimbangan Bank Pembangunan Daerah Bali melakukan peralihan Kredit dari Kredit Modal Kerja Permanen menjadi Kredit Umum pada Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara Kabupaten Jembrana. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Agar memperoleh data yang obyektif dan dapat mencapai kebenaran yang sesungguhnya, maka penulis menggunakan satu metode penelitian. Pendekatan terhadap pokok masalah pada penelitian ini menerapkan metode yuridis-empiris, agar pokok masalah yang diteliti disamping dikaji dari segi aturan hukum juga dikaji dari kenyataan yang terjadi. Sumber data dalam penelitian ini ada data primer yang diperoleh dengan mengadakan penelitian lapangan pada Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara Kabupaten Jembrana yang melayani tentang perkredit dan juga menggunakan data skunder yang diperoleh dengan mengadakan penelitian kepustakaan terhadap bahanbahan bacaan yang relevan dengan pokok masalah penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang diterapkan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini 1 H.R. Daeng Naja., Hukum Kredit dan Bank Garansi, Citra aditya Bakti,Bandung.h.46. 2 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia,Kencana Grup, Jakarta.h.57. 2

adalah dengan teknik wawancara ke obyek penelitian, yaitu dilakukan pada Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara Kabupaten Jembrana. Teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kemudian disajikan secara deskriptif analisis. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1. DASAR PERTIMBANGAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI MELAKUKAN PERALIHAN KREDIT DARI KREDIT MODAL KERJA PERMANEN MENJADI KREDIT UMUM Dasar pertimbangan Bank mengalihkan Kredit Modal Kerja Permanen menjadi Kredit Umum yaitu disebabkan karena adanya kemacetan dalam pembayaran kredit. Menurut penjelasan Bapak Ida Bagus Rai Saskara sebagai Kepala Bagian Kredit di Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD) Cabang Negara, bahwa Pada dasarnya kemacetan pelunasan kredit yang terjadi, sering disebabkan oleh kesalahan kreditur dalam menetapkan jumlah bunga yang tinggi dan jangka waktu pelunasan kredit yang terlalu singkat. Sebelum dilakukan suatu peralihan kredit oleh Bank, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kredit macet yang terjadi yaitu : Tindakan Kooperatif yaitu dengan memberikan tambahan kredit baru, tindakan seperti ini dapat dilakukan oleh Bank (kreditur) apabila menurut pertimbangan bahwa kredit macet tersebut disebabkan adanya kekurangan modal usaha atau dibutuhkan investasi baru, mengaktifkan peralatan yang telah ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemacetan kredit seperti ini karena kesalahan pritungan tentang kebutuhan modal, untuk itu perlu adanya tambahan kredit, debitur bisa mengembalikan kreditnya baik itu kredit yang tertinggal maupun kredit yang diinjeksikan. 3 Campur tangan kreditur dalam manajemen perusahaan debitur, tindakan seperti ini dapat dilakukan oleh kreditur apabila menurut pengamatannya bahwa keadaan kredit macet tersebut disebabkan karena kegagalan debitur dalam menangani usaha yang menyebabkan campur tangan Bank sebagai badan pengawas atau badan penasehat. (Wawancara, tanggal 13 Juni 2013). Tindakan Non Kooperatif, tindakan ini dapat juga disebut tindakan penyelesaian kredit macet melalui jalur hukum. Biasanya tindakan ini dapat dilakukan oleh kreditur 3 Hadisoeprapto Hartono, 1984, Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan, liberty, Yogyakarta.h.72. 3

karena debitur tidak dapat menunjukan itikad baik untuk melunasi utang kreditnya walaupun kreditur telah berusaha dengan tindakan-tindakan sebelumnya, yaitu perpanjangan waktu pelunasan hutang, adanya tambahan kredit maupun campur tangan kreditur dalam usaha debitur. Adanya cara umum yang dipergunakan dalam menyelesaikan kredit macet, lewat jalur hukum di indonesia yaitu bagi kreditur (Bank swasta) diajukan melalui pengadilan negeri di domisili Bank (kreditur) yang bersangkutan, dengan mengajukan semua dokumen kredit seperti : pinjaman kredit, surat-surat pengakuan hutang, surat kuasa, surat bukti pemilikan barang yang dijaminkan kepada Bank, panggilan dalam memproses perkara ini secara perdata yang menyangkut hutang piutang. Jika pengadilan negeri sudah memutuskan dengan menyatakan debitur dalam keadaan macet membayar utang kredit, maka barang jaminan kredit sesuai dengan perjanjian jaminan, dilelang dan hasil pelelangan dipotong kredit yang tertunggak pembayarannya dikembalikan kepada debitur. Sedangkan bagi Bank Pemerintah penyelesaian kredit macet tersebut dilakukan melalui urusan piutang negara ( PUPN). Menurut Bapak Ida Bagus Rai Saskara, jika usaha yang disebutkan diatas tidak berhasil, maka kreditur dapat menjual barang-barang jaminan dan hasil penjualannya diserahkan kepada Bank, dan jika ada kelebihan diserahkan kembali kepada debitur. Tidak jarang juga bahwa seorang debitur dapat melakukan tindak pidana berupa penggelapan terhadap barang jaminan sesuai dengan perjanjian jaminan, jika terjadi keadaan seperti ini maka Bank dapat melaporkan kepada kepolisian menurut hukum yang berlaku. Disamping itu Bank (kreditur) dapat melaporkan kepada Bank Indonesia agar debitur dimaksukkan dalam daftar hitam kredit macet sehingga akan diketahui oleh seluruh Bank. Dalam hubungannya dengan penyelesaian kredit macet pada umumnya dan khususnya Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) yang diuraikan diatas Bank Pembangunan Daerah Bali mempunyai kebijakan lain dalam menanggulangi kredit macet, dalam bentuk Kredit Modal Kerja Permanen menjadi kredit Umum. Dalam hal ini dasar pertimbangan atau alasan Bank Pembangunan Daerah Bali, dengan menanggulangi kredit macet dalam Kredit Modal Kerja Permanen dengan mengambil kebijakan mengalihkan Kredit Modal Kerja Permanen menjadi Kredit Umum adalah untuk menjaga kolektibility atau kualitas kredit yang tetap baik, artinya Bank Pembangunan Daerah Bali untuk jaga nama baik dengan Bank Indonesia (BI) dalam 4

pemberian kredit Modal Kerja Permanen, maka terhadap masalah kredit macet dalam bentuk Kredit Modal Kerja Permanen dari debitur, ditutup dengan dana atau modal Bank Pembangunan Daerah Bali sendiri, sehingga Kredit Modal Kerja Permanen dari jumlah yang disalurkan Bank Indonesia (BI) melalui rekening Bank Pembanguna Daerah Bali, dianggap telah lunas sedangkan terhadap debitur yang macet membayar kredit Modal Kerja Permanen dialihkan menjadi Kredit Umum. (Wawancara, tanggal 13 Juni 2013) III. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut : Dasar pertimbangan Bank Pembangunan Daerah Bali Melakukan peralihan Kredit dari Kredit Modal Kerja Permanen menjadi Kredit umum untuk menghindari resiko kerugian yang ditimbulkan akibat kredit macet terhadap Bank Pembangunan Daerah Bali DAFTAR PUSTAKA Hadisoeprapto Hartono, 1984, Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan, liberty, Yogyakarta. Hermansyah, 2003, Hukum Perbankan Indonesia. Cet.II, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. H.R. Daeng Naja., Hukum Kredit dan Bank Garansi, Citra aditya Bakti,Bandung. Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 5