Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi, 0 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DI DESA PAJJUKUKANG KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS Lydia Fanny, Iin Octavia, Nursalim, Asmarudin Pakhri Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar Abstract Background: KADARZI is a family that has been practicing good nutrition behavior and correct according to the rules of nutrition, can recognize nutritional problems that exist in the family, is able to identify the potential of the family / environment, and be able to conduct a follow-up to address the nutritional problems that exist based on their potential. Objective: This study aims to determine of the level of knowledge of mothers about nutrition conscious family (KADARZI) in the Village District of Bontoa Pajjukukang Maros. Methods: This research is descriptive. Samples were children under the age of 6- months in the Village District of Bontoa Pajjukukang Maros as many as people were selected by purposive sampling. Data on knowledge about nutrition conscious family (KADARZI) were collected using interviews with the respondents (maternal samples) with a questionnaire and a test using the iodine content of salt iodine test. Results: The results showed that the picture of the mother's knowledge about weighing less by 6 respondents (.5%) and respondents (5.5%) classified as good. Knowledge on exclusive breastfeeding mothers were less by 5 respondents (5.%) and respondents (.%) classified as good. For mother's knowledge about foods that are less diverse as many as respondents (.%) and 9 respondents (.%) either. Mother's knowledge about iodized salt which is less by 9 respondents (.9%) and respondents (.%) either. And the mother's knowledge about vitamin A supplementation were less by respondents (.%) and 5 respondents (5.%) either. Conclusion: The conclusion of this research is the knowledge of mothers regarding the weighing is generally quite good, knowledge about exclusive breastfeeding mothers, varied food, iodized salt and KVA are generally lacking. Suggestion: It is suggested to provide information about nutrition conscious family (KADARZI), either directly or indirectly from the relevant officers. Keywords: Knowledge, KADARZI PENDAHULUAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan 005-009 mempunyai sasaran pembangunan kesehatan, salah satu diantaranya yaitu menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi 0%. Untuk mempercepat pencapaian sasaran ada strategi utama, yaitu ) menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat; ) meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas; ) meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, dan ) meningkatkan pembiayaan kesehatan. Dari empat strategi yang telah direncanakan maka ditetapkan sasaran, diantaranya yaitu seluruh keluarga menjadi keluarga sadar gizi (KADARZI) (Depkes, 00).
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi, 0 KADARZI merupakan keluarga yang telah mempraktekkan perilaku gizi yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu gizi, dapat mengenali masalah gizi yang ada dalam keluarga, mampu mengidentifikasi potensi yang dimiliki keluarga/lingkungan, serta mampu melakukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah gizi yang ada berdasarkan potensi yang dimilikinya (Depkes, 000). Agar program KADARZI dapat terlaksana, ada beberapa aspek yang perlu dicermati.salah satu aspek di tingkat keluarga yaitu pengetahuan dan kepercayaan.kadarzi berupaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga agar dapat mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggota (Depkes, 00). Berdasarkan hasil survey PSG dan KADARZI Sulawesi Selatan tahun 009, penimbangan berat badan balita yaitu 65.%, pemberian ASI eksklusif yaitu 0.%, balita yang mendapatkan kapsul vitamin A yaitu.5%, balita yang mengkonsumsi lauk hewani yaitu.65% dan konsumsi sayur/buah yaitu 6.%, serta keluarga yang menggunakan garam beryodium yaitu.%. Pada hasil survey PSG dan KADARZI, Kabupaten Maros untuk penimbangan balita yaitu.% (00) dan 6.5% (009), pemberian ASI eksklusif yaitu 0.6% (00) dan 6.9% (009), balita yang mengkonsumsi lauk hewani yaitu 9.% (00) dan.% (009), balita yang mengkonsumsi sayur/buah yaitu 5.% dan.%, balita yang mendapatkan kapsul vitamin A yaitu.% (00) dan 69.% (009) serta keluarga yang mengkonsumsi garam beryodium.9% (009) dan 6.% (00) (Depkes, 00). Hasil penelitian Nadimin tahun 009 di Kabupaten Bulukumba, keluarga yang melakukan pemantauan berat badan balita secara teratur masih dibawah standar yaitu 6.9% sedangkan target cakupan penimbangan balita menurut Depkes (00) adalah 0%, balita yang mendapatkan ASI eksklusif masih sangat rendah yaitu 6.% sedangkan menurut Depkes (00) target pemberian ASI eksklusif minimal adalah 0%, balita yang mendapatkan kapsul vitamin A masih rendah yaitu.5% karena belum mencapai target nasional yaitu 90%, balita yang mengkonsumsi makanan beranekaragam sudah mendekati angka yang ditargetkanyaitu.6%sedangkan angka yang ditarget oleh pemerintah menurut Depkes (00) adalah 0%, dan Rumah Tangga yang mengkonsumsi garam beryodium masih rendah yaitu 6.% sedangkan target nasional adalah 90%. Hasil penelitian Nurul Aini tahun 00 di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa, penimbangan secara teratur pada balita.%, pemberian ASI eksklusif 6.%, keanekaragaman makanan yang dikonsumsi 6.%, pengguna garam beryodium 5.%, pemberian kapsul vitamin A 6.% serta cakupan KADARZI di Kecamatan Bontomarannu yaitu.% dan tidak KADARZI yaitu 66.%. Hasil penelitian Nirma Idris tahun 00 di Desa Baliase Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara, jumlah balita yang ditimbang secara teratur yaitu 9.%, keluarga yang memberikan ASI eksklusif.%, keanekaragaman makanan yang dikonsumsi 9.0%, penggunaan garam beryodium 90.5%, dan pemberian kapsul Vitamin A pada balita.% serta cakupan KADARZI di Kecamatan Bontomarannu yaitu.% dan tidak kadarzi yaitu 6.9%. Secara nasional menurut Riskesdas tahun 00, prevalensi gizi buruk yaitu 5.% (00) menjadi.9% (00).Bayi umur 0 bulan yang mendapat ASI eksklusif adalah 9.%.Bayi berumur 5 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 5.%.Hasil presentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif mengalami penurunan dengan meningkatnya kelompok umur.penimbangan berat badan yang dilakukan kali yaitu 9.9%.Pemberian kapsul vitamin A umur 6-59 bulan yaitu 69.% (Balitbangkes, 00). Hasil Riskesdas 0, pemberian ASI saja umur 6 bulan yaitu 0.%.Pemantauan pertumbuhan dilakukan kali.6%.rumah Tangga yang mengkonsumsi garam beryodium yaitu.% dan pemberian kapsul vitamin A yaitu 5.5%.Tahun 00 secara nasional, Maros termasuk kabupaten/kota yang mempunyaipersentase Balita yang ditimbang rutin terendah yaitu (0.5%)(Balitbangkes, 0). Hasil Praktek Belajar Lapangan di Kota Maros Desa Pajukukang bahwa pada umumnya pendidikan ibu tamat SD sebanyak 59.%, ibu yang tamat SMP sebanyak.6%, dan ibu yang tamat SMA sebanyak 6.%. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti telah melakukan penelitian mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang 5
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi, 0 Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di Desa Pajjukukang Kabupaten Maros. METODE PENLITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menilai pengetahuan ibu tentang keluarga sadar gizi (KADARZI) di Desa Pajjukukang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Waktu penelitian pada bulan maret 0. Sampel adalah anak balita umur 6 bulan Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros, sedangkan responden adalah ibu balita sebanyak 5 orang. Dengan kriteria: Keluarga yang memilki anak balita umur 6- bulan, Tidak dalam keadaan sakit, Keluarga memiliki balita umur 6- bulan, Penduduk tetap di wilayah pengumpulan data dasar, Bersedia menjadi responden, Anak dan ibu dalam kondisi sehat, dan tidak meninggalkan tempat selama pengumpulan data. Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Purpossive Sampling yaitu salah satu teknik pengumpulan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan oleh peneliti. Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan lembar kuesioner dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara terhadap responden dengan instrumen kuesioner dan tes kadar yodium garam menggunakan iodine test. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Tabel 0 Distribusi Data Demografi Ibu Pekerjaan Ibu Ibu rumah Tangga 00.0 Pendidikan Ibu tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA perguruan tinggi 6.5.. Hubungan Dengan Balita ibu kandung ibu tiri 9.0 Total 00.0 Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa pekerjaan ibu pada umumnya bekerja sebagai Ibu rumah tangga orang (00%), dengan pendidikan tamat SD dan perguruan tinggi 6 orang (.5%) dan (%). Tabel 0 Distribusi Data Demografi Ayah Pekerjaan Ayah PNS/TNI/Polri karyawan swasta pedagang(barang campuran/sayuran/ikan) pengusaha(hasil bumi/kerajinan/makanan) petani pemilik(tambak/padi) buruh(tambak/tani/bangunan/ tukang kayu/tukang batu) nelayan sopir/tukang ojek.. 6. 6. Pendidikan Ayah tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA perguruan tinggi 9 6. 5.6. 9. Hubungan Dengan Balita Ayah Kandung 00.0 Total 00.0 Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwapekerjaan suami sebagaian besar nelayan sebanyak orang (6.%), dengan pendidikan tamat SD dan perguruan tinggi 9 orang (5.6%) dan orang (%). Tabel 0 Distribusi Data Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Anggota Keluarga 5 6 9 9 5 9... 5.. 6. 6. Total 00.0 6
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi, 0 Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui jumlah anggota keluarga pada umumnya yang mempunyai 5 anggota keluarga sebanyak 9 keluarga (.%). Tabel 0 Distribusi Data Jumlah Anak<5 Tahun Jumlah anak <5 Tahun.. 6. Total 00.0 Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui keluarga yang mempunyai jumlah anak <5 tahun sebanyak orang yaitu keluarga (.%). Karakteristik Sampel Tabel 05 Distribusi Data Jenis Kelamin Anak Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 5 5.5 5.5 Total 00.0 Dari data yang dikumpulkan responden umumnya memiliki anak yang berjenis kelamin sebagai laki-laki 5 orang (5.5%) dan yang berjenis kelamin sebagai perempuan yaitu orang (5.5%). Pengetahuan Ibu tentang Penimbangan Balita Tabel 06 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Penimbangan Balita Pengetahuan Ibu Tentang Penimbangan Balita kurang baik 6.5 5.5 Total 00.0 pengetahuan ibu tentang penimbangan balita yang baik sebanyak orang (5.5%), dan kurang sebanyak 6 orang (.5%). Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Tabel 0 Distribusi Data Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif kurang baik 5 5.. Total 00.0 pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif yang baik sebanyak orang (.%), dan kurang sebanyak 6 orang (5.%). Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Beraneka ragam Tabel 0 Distribusi Data Pengetahuan Ibu Tentang Konsumsi Balita >6 Bulan Pengetahuan ibu tentang konsumsi balita >6 bulan kurang baik 9.. Total 00.0 pengetahuan ibu tentang konsumsi balita >6 Bulan yang baik sebanyak 9 orang (.%), dan kurang sebanyak orang (.%). Pengetahuan Ibu Tentang Garam Beryodium Tabel 09 Distribusi Data Pengetahuan Ibu Tentang Garam Beryodium Pengetahuan Ibu Tetang Garam Beryodium Kurang Baik 9.9. Total 00.0 pengetahuan ibu tentang garam beryodium yang baik sebanyak orang (.%), dan kurang sebanyak 9 orang (.9%).
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi, 0 Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A Tabel 00 Distribusi Data Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Kapsul Vit. A Pengetahuan Ibu Tetang Pemberian Kapsul Vit A Kurang Baik 5. 5. Total 00.0 pengetahuan ibu tentang garam beryodium yang baik sebanyak 5 orang (5.%), dan kurang sebanyak 9 orang (.%). PEMBAHASAN Pengetahuan Penimbangan Balita dilakukan Kabupaten Maros bahwa pengetahuan ibu tentang penimbangan balita yang kurang sebanyak 6 orang (.5%) yang tidak mengetahui tujuan penimbangan setiap bulan dan yang baik orang (5.5%). Hasil tersebut berbanding terbalik dengan hasil penilitian yang dilakukan oleh Nadimin (009) di Kabupaten Bulukumba yang menujukkan bahwa keluarga yang melakukan pemantauan pertumbuhan balita secara teratur sebanyak 6.9% dan yang tidak melakukan sebanyak.%. Salah satu penyebab masih kurangnya kesadaran ibu untuk untuk mengetahui pentingnya penimbangan setiap bulan karena pengetahuan yang sangat minim. Meskipun, antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi secara langsung yang telah lama dikenal. (Aritonang, 00). Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif telah dilakukan Kabupaten Maros mengenai pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terdapat 5 orang (5.%) ibu yang masih kurang yang tidak mengetahui manfaat ASI Eksklusif dan terdapat orang (.%) yang tergolong baik. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Winda (0), yang menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif yang baik sebanyak 5,5%. Masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada bayi, dipengaruhi banyak hal.diantaranya rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif (Riksani, 0). Pengetahuan Tentang Makanan beraneka ragam telah dilakukan Kabupaten Maros mengenai pengetahuan tentang makanan beraneka ragam terdapat orang (.%) pengetahuan kurang mengenai berapa kali seharusnya anak diberikan buah dalam seminggu dan 9 orang (.%) yang tergolong baik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nadimin (00) di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan yang menyatakan bahwa keluarga yang memberikan makanan yang beraneka ragam sebanyak 5%. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada umumnya keluarga yang memberikan makanan yang beraneka ragam masih tergolong kurang baik.hal ini didukung dengan kurangnya pengetahuan dan informasi yang diperoleh ibu. Pengetahuan Tentang Garam Beryodium Garam yang beryodium adalah garam yang mempunyai kandungan yodium dengan kadar yang cukup (>0 ppm KIO). Garam beryodiumsangat perlu dikonsumsi oleh keluarga karena zat yodium diperlukan tubuh setiap hari. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) menimbulkan penurunan kecerdasan pada anak-anak, gangguan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok (Depkes RI, 005 dalam Anonim, 0). Hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Pajjukukang Kabupaten Maros mengenai pengetahuan ibu tentang garam beryodium terdapat 9 orang (.9%) ibu yang kurang yang tidak mengetahui penyebab kekurangan yodium dan orang (.%) ibu yang baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asriansyah di Desa Karang Intan Kabupaten Banjar(0), pengetahuan ibu yang tergolong baik sebanyak.5%, kategori cukup sebanyak 0.% dan kategori kurang sebanyak 0.9%.
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi, 0 Pengetahuan Tentang Kapsul Vitamin telah dilakukan Kabupaten Maros mengenai pengetahuan ibu tentang kapsul vitamin A terdapat orang (.%) ibu yang tergolong kurang yang tidak mengetahui cara mencegah gangguan kesehatan mata akibat kekurangan vitamin A dan 5 orang (5.%) ibu yang tergolong baik. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustyani (0) di Polindes Singosari Mojosongo Boyolali yang menyatakan bahwa 0.5% pengetahuan ibu tentang vitamin A tergolong baik, 6.% tergolong cukup baik dan yang kurang sebanyak 5.%. Sering kali kebutuhan Vitamin A tidak terpenuhi dengan makan sehari-hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan pemberian Vitamin A dosis tinggi 00.000 SI (kapsul biru) untuk balita umur 6- bulan dan Vitamin A dosis tinggi 00.000 SI (kapsul merah) untuk balita umur -59 bulan. Pemberian Vitamin A dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus dan dapat diperoleh di posyandu maupun puskesmas (Depkes RI, 00). Pengetahuan ibu mengenai Kapsul Vitamin A dapat membantu dalam mengatasi masalah gizi di Oleh karena itu, pengetahuan ibu tentang Kapsul Vitamin A perlu di tingkatkan dengan maksimal, baik dalam bentuk penyuluhan dan pendekatan oleh Pemerintah. KESIMPULAN. Pengetahuan ibu tentang penimbangan balita yang kurang sebanyak 6 responden (.5%) dan tergolong baik sebanyak responden (5.5%).. Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif yang kurang sebanyak 5 responden (5.%) dan yang tergolong baik sebanyak responden (.%).. Pengetahuan ibu tentang makanan beranekaragam yang kurang sebanyak responden (.%) dan yang tergolong baik sebanyak 9 responden (.%).. Pengetahuan ibu tentang garam beryodium yang kurang sebanyak 9 responden (.9%) dan yang tergolong baik sebanyak responden (.%). 5. Pengetahuan ibu tentang pemberian kapsul vitamin A yang kurang sebanyak responden (.%) dan yang tergolong kurang sebanyak 5 responden (5.%)\ SARAN. Bagi petugas kesehatan di Desa Pajukukang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai pentingnya Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).. Petugas kesehatan di Desa Pajukukang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros sebaiknya memperbanyak informasi pentingnya ASI Eksklusif, garam beryodium, makanan beranekaragam dan vitamin A.. Memberikan motivasi kepada ibu agar lebih aktif mencari informasi baik kepada mahasiswa kesehatan, petugas kesehatan atau pegawai setempat agar menambah pengetahuan mengenai Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). DAFTAR PUSTAKA Adriani M, dkk. (0). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta; Kencana Predana Media Group. Agustyani TF, (0). Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A Pada Balita Di Polindes Singosari Mojosongo Boyolali. http://digilib.stikeskusumahusada.ac. id/download.php?id= (diakses, Juli 0). Almatsier S. (009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Anonim, (0). KADARZI Keluarga Sadar Gizi. http://www.psychologymania.com/0 /0/keluarga-sadar-gizi.html (diakses, Oktober 0). Arisman, (00). Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: Penerbit EGC. Aritonang, (00). Menilai Status Gizi. Yogyakarta : Penerbit Leukita. Asriansyah, (0). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beryodium Di Desa Karang Intan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. http://profilasriansyah.blogspot.com/ 9
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi, 0 search/label/by%0%a%0asrians yah (diakses, Juli 0). Balitbangkes. (00). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional 00. Jakarta: Balitbangkes. (00). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional 00. Jakarta: Balitbangkes. (0). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional 0. Jakarta: Depkes, RI (000). Pedoman Distribusi Kapsul Minyak Beryodium. Jakarta: Depkes, RI (00). Pedoman Operational Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Depkes, RI (00). Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Depkes, RI (00). Laporan Survei PSG dan KADARZI Sulsel. Jakarta: Depkes, RI. (000). Pedoman Kampanye Keluarga Mandiri Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Khamzah N. (0). Segudang Keajaiban ASI Yang Harus Anda Ketahui. Jogjakarta: Penerbit Flashbooks. Molilo, WF. (0). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sudiang Raya Kota Makassar. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi Politeknik Makassar. Nadimin. (009). Gambaran Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dan Status Gizi Anak Balita di Kabupaten Bulukumba. Media Gizi Pangan ; Volume IX. Edisi I, Januari Juni 00. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar. Nadimin. (00). Hubungan Keluarga Sadar Gizi Dengan Status Gizi Balita di Kabupaten Takalar. Media Gizi Pangan ; Volume X. Edisi, Juli Desember 00. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar. Nirma I. (00). Gambaran Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di Desa Baliase Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar. Nurul A. (00). Gambaran Umum Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi Politeknik Makassar. Poltekkes, Makassar (0). Laporan Hasil Praktek Belajar Lapangan 0. Makassar: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar. Prasetyono DS. (0). Buku Pintar ASI eksklusif pengenalan, praktik, dan kemanfaatan-kemanfaatannya. Jogjakarta: penerbit DIVA Press. Riksani R. (0). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta Utara : Penerbit Dunia Sehat. Suharjo, (00). Berbagai Cara Penelitian Gizi. Bogor : Bumi Aksara. Sulistyoningsih H. (0). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Graha Ilmu. Supariasa, dkk. (00). Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit EGC. UNICEF, (006). For Every Child Health, Education, Equality, Protection ADVANCE HUMANITY. www.unicef.org/indonesia/id/overvie w_country_history_a_chronolo GICAL_SUMMARY_Bhs_Indo.pdf sejarah unicef pdf (diakses, 0 Februari 0). World Health Organization, (00). Defisiensi Vitamin A dan Akibatnya. Jakarta: Penerbit EGC. 0