EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

ANALISIS INDEKS TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERSAMAAN DAVIDSON (STUDI KASUS : JALAN KAIRAGI-AIRMADIDI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

ANALISA KINERJA SIMPANG JALAN MANADO BITUNG JALAN PANIKI ATAS MENURUT MKJI 1997

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

STUDI ARUS JENUH PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL JALAN ACEH JALAN BANDA BANDUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL (STUDI KASUS: JL. 17 AGUSTUS JL. BABE PALAR)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

STUDI KINERJA SIMPANG LIMA BERSINYAL ASIA AFRIKA AHMAD YANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Dalam meningkatkan kemajuan pembangunan di suatu negara sangat

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya

ANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

KINERJA LALU LINTAS PERSIMPANGAN LENGAN EMPAT BERSIGNAL (STUDI KASUS: PERSIMPANGAN JALAN WALANDA MARAMIS MANADO)

EVALUASI DAN PERENCANAAN LAMPU LALU LINTAS KATAMSO PAHLAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN 17 AGUSTUS JALAN BABE PALAR KOTA MANADO

MODEL HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS BERDASARKAN METODE GREENSHIELD PADA RUAS JALAN PROF. DR. JHON ARIO KATILI KOTA GORONTALO

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN SULTAN HASANUDIN DAN JALAN ARI LASUT MENGGUNAKAN METODE MKJI

KINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO. Johanis E. Lolong ABSTRAK

STUDI WAKTU PERJALANAN DAN TUNDAAN PADA RUAS JALAN DR. SETIABUDI

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

Simpang Tak Bersinyal Notasi, istilah dan definisi khusus untuk simpang tak bersinyal di bawah ini :

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

ESTIMASI NILAI K DALAM PENENTUAN VOLUME JAM PERENCANAAN DI KOTA BITUNG

ANALISA PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KAPASITAS JALAN (Studi Kasus : Jl. Sam Ratulangi Manado Segmen Rs. Siloam - Golden Swalayan)

HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME, KERAPATAN LALU LINTAS DENGAN METODE GREENSHIELDS PADA RUAS JALAN DR. DJUNDJUNAN BANDUNG

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.10 Oktober 2015 ( ) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

ANALISA HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALU LINTAS DAN PRESENTASE PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS JALAN A. A. MARAMIS KOTA MANADO

BAB 2 LANDASAN TEORI

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

PENDAHULUAN. Traffic light merupakan sebuah teknologi yang mana kegunaannya adalah untuk mengatasi antrian dan dapat mempelancar arus lalu lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

ANALISIS KINERJA PERSIMPANGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus : Persimpangan Jalan Sisingamangaraja Dengan Jalan Ujong Beurasok - Meulaboh)

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

ANALISIS PENGARUH PENYEMPITAN JALUR JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN DR.DJUNJUNAN BANDUNG

PENGENDALIAN LALU LINTAS 4 LENGAN PADA PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. JERANDING DAN PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. HARUNA KOTA PONTIANAK

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1 Rambu yield

TINJAUAN PUSTAKA. ruas jalan bertemu, disini arus lalu lintas mengalami konflik. Untuk. persimpangan (

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

PENENTUAN EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL ATAS DASAR KINERJA ARUS LALU LINTAS

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (16-21)

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

ANALISIS GAP KRITIS PADA PERSIMPANGAN TIGA JALAN ASIA AFRIKA DAN JALAN BRAGA BANDUNG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BAB III LANDASAN TEORI

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

Transkripsi:

EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO Ady Suhendra Edmonssoen Monoarfa Longdong J., J. A. Timboeleng, M. R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: arrancar21@rocketmail.com ABSTRAK Volume lalu lintas terdiri dari komposisi kendaraan yang beraneka ragam, maka perlu faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan/mobil penumpang atau dengan kata lain faktor emp (ekivalensi mobil penumpang). Di Kota Manado, Persimpangan Jalan Sam Ratulangi Jalan Babe Palar (Fiesta Ria) adalah salah satu persimpangan yang padat lalu lintasnya, karena daerah ini menghubungkan daerah pemukiman dengan daerah bisnis, persekolahan, dan perkantoran ataupun sebaliknya. Dalam menganalisa nilai ekivalensi mobil penumpang digunakan analisa regresi linear berganda dengan peubah bebas (X) yaitu kendaraan berat dan sepeda motor dan peubah tidak bebas (Y) yaitu kendaraan ringan. Untuk memudahkan perhitungan digunakan bantuan software SPSS. b 1 dan b 2 (koefisien regresi) merupakan ekivalensi mobil penumpang yang dicari. Setelah nilai ekivalensi mobil penumpang didapatkan data tersebut diuji korelasi yaitu untuk melihat apakah nilai peubah bebas tersebut mempunyai korelasi dengan peubah tidak bebas, dalam hal ini nilai korelasi yang diinginkan bernilai positif r > 0. Ekivalensi mobil penumpang persimpangan didapatkan dari hasil perhitungan rata-rata ekivalensi dari setiap pergerakan yaitu untuk kendaraan berat (HV) = 2,458 dan untuk dan untuk kendaraan roda dua (MC) = 0,607 Kata kunci : emp, persimpangan bersignal, kendaraan bermotor. PENDAHULUAN Salah satu daerah yang rawan terhadap kemacetan dan kecelakaan adalah persimpangan, karena persimpangan merupakan tempat bertemunya beberapa ruas jalan sehingga didaerah ini sering terjadi konflik akibat berbagai macam jenis pergerakan. Persimpangan yang dikendalikan dengan lampu lalu lintas tujuannya untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kecelakaan, kelambatan kendaraan, dan meningkat-kan kapasitas dari persimpangan tersebut terutama persimpangan dengan arus yang padat. Volume lalu lintas terdiri dari komposisi kendaraan yang beraneka ragam, maka perlu faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan/mobil penumpang atau dengan kata lain faktor emp (ekivalensi mobil penumpang). Selama ini penggunaan nilai emp pada umumnya hanya berdasarkan pada hasil studi yang telah dilakukan oleh para ahli ataupun lembaga transportasi dalam negeri maupun luar negeri. Di Kota Manado, Persimpangan Jalan Sam Ratulangi Jalan Babe Palar (Fiesta Ria) adalah salah satu persim-pangan yang padat lalu lintasnya, karena daerah ini menghubungkan daerah pemukiman dengan daerah bisnis, persekolahan, dan perkantoran ataupun sebaliknya. LANDASAN TEORI Definisi Persimpangan Persimpangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan di daerah perkotaan biasanya memiliki persimpangan. Di mana pengemudi dapat memutuskan untuk jalan terus atau berbelok dan berpindah ke jalan lain. Persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan di mana jalanjalan bertemu dan lintasan kendaraan 640

berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Persimpangan merupakan aspek yang penting dalam pengendalian lalu lintas. Masalah utama pada persimpangan adalah: a. Volume yang secara langsung mempengaruhi hambatan. b. Desain geometrik dan kebebasan pandang. c. Parkir dan pembangunan yang sifatnya umum. d. Pejalan kaki. e. Jarak antara persimpangan. Satuan Mobil Penumpang Hal penting untuk diketahui bahwa kendaraan terdiri dari beberapa macam jenis. Untuk mengatasi perbedaan dari berbagai macam jenis kendaraan, maka diperlukan suatu konsep mengenai satuan arus lalu lintas yang disebut satuan mobil penumpang (smp). Konsep ini mengambil kendaraan ringan termasuk di dalamnya mobil penumpang sebagai nilai standar bagi penentuan nilai (smp) jenis kendaraan yang lain. Kendaraan ringan/mobil penumpang dalam hal ini ditetapkan memiliki satu satuan mobil penumpang (smp). Definisi Satuan Mobil Penumpang Manual kapasitas Jalan Indonesia 1997 mendefinisikan Satuan Mobil Penumpang (smp) adalah satuan untuk arus lalu lintas di mana berbagai jenis kendaraan yang berbeda telah diubah menjadi arus kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang. Sedangkan Ekivalen Mobil Penumpang adalah faktor konversi dari berbagai tipe kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan dengan dampaknya pada perilaku lalu lintas. Kegunaan Satuan Mobil Penumpang Di dalam perencanaan jalan raya, baik perencanaan jalan baru maupun peningkatan jalan diperlukan data arus lalu lintas. Perhitungan data arus lalu lintas dilakukan per satuan jam untuk periode tertentu kemudian dilihat volume lalu lintas jam sibuk (kend/jam), kemudian volume arus lalu lintas dialihkan dalam satuan mobil penumpang (smp), tergantung dari komposisi lalu lintas yang direncanakan. Volume dalam satuan mobil penumpang diperoleh dengan cara mengalikan berbagai komposisi kendaraan dengan ekivalen mobil penumpang masing-masing kendaraan. Selain berguna untuk perencanaan perkerasan jalan, nilai smp juga berguna dalam perencanaan teknik lalu lintas diantaranya untuk menentukan kapasitas ruas jalan, kapasitas persimpangan, dan tingkat pelayanan. Penentuan Ekivalensi Mopil Penumpang Menggunakan Regresi Linier Berganda Nilai ekivalensi mobil penumpang didapat dari hasil analisis dan perhitungan data arus dan komposisi lalu lintas menggunakan pendekatan statistik dan matematik. Teori pendekatan statistik yang digunakan adalah regresi linier ganda. Regresi Linier Ganda Suatu persamaan matematik dengan variabel bebas lebih dari satu memerlukan persamaan regresi lebih dari satu. Persamaan matematik dengan dua variabel bebas atau lebih, dapat diselesaikan dengan model persamaan regresi linier ganda yang persamaan umumnya adalah: Y= a + b 1.X 1 +b 2.X 2 + + b n. X n Tabel 1: Nilai empmasing Masing Jenis Kendaraan Untuk Persimpangan Bersignal Tipe Kendaraan Nilai emp untuk masing-masing tipe approach Terlindung Terlawan Kendaraan Ringan (LV) 1,0 1,0 Kendaraan Berat (HV) 1,3 1,3 Sepeda Motor (MC) 0,2 0,4 Sumber : MKJI 1997 641

dimana : Y = Variabel tak bebas (tetap) = Variabel bebas a = Konstanta regresi,,. = koefisien regresi Koefisien Regresi Untuk menghitung koefisien a, b 1, b 2,., b n dapat diselesaikan dengan metode kuadrat terkecil least square (least square). Untuk 3 variabel misalnya Y,,dan dimana Y merupakan variabel tetap, sedangkan dan merupakan variabelvariabel bebas. Kendaraan ringan (LV) ditetapkan sebagai variabel tetap disebut Y, di mana Y = 1 Jenis kendaraan lain ditetapkan sebagai variable bebas: - kendaraan berat (HV) = - sepeda motor (MC) = Persamaan matematik untuk 3 variabel adalah: Y= a + b 1.X 1 +b 2.X 2 dimana : a, b 1 dan adalah koefisien yang dicari dari data arus lalu lintas dan komposisi kendaraan yang ada. Dari data dengan 3 variabel diatas diperoleh 3 persamaan normal sebagai berikut: a n + + = a X 1 + = a X 2 + + = Dengan 3 persamaan normal ini akan dihitung koefisien-koefisien regresi (angka ekivalen mobil penumpang) dari persamaan linier ganda. Sedangkan persamaan normal yang lebih banyak (variabel bebas yang lebih banyak) lebih cepat menggunakan komputer sebagai alat penghitung. Koefisien Korelasi Koefisien korelasi ini digunakan untuk menentukan korelasi antara peubah tidak bebas dengan peubah bebas atau antara sesame peubah bebas. Koefisien korelasi dapat dihitung dengan berbagai cara yang salah satunya seperti persamaan berikut. Nilai r = +1 berarti korelasi antara peubah y dan x positif (meningkatnya nilai x akan meningkatkan nilai y). sebaliknya jika nilai r = -1 berarti korelasi antara peubah x dan y negatif (meningkatnya nilai x akan mangakibatkan menurunnya nilai y). nilai r = 0 menyatakan tidak ada korelasi antar peubah. Pada penelitian ini nilai r yang diharapkan bernilai positif. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan model terbaik yang dapat mewakili setiap hubungan matematis antar parameter. Koefisien ini mempunyai batas limit sama dengan satu (perfect explanation) dan nol (no explanation). Nilai antara kedua batas limit ini ditafsirkan sebagai persentase total variasi yang dijelaskan oleh analisis regresi linear. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey secara langsung dilapangan untuk mendapatkan arus lalu lintas. Adapun periode survey dilakukan mulai pukul 06.00 sampai pkl 22.00. pencatatan jenis kendaraan dilakukan setiap 15 menit. Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan Analisa Regresi Linear Berganda dengan menggunakan batuan Software SPPS ver.18. PEMBAHASAN Volume Lalu Lintas Survey dilakukan selama empat hari yaitu tanggal 18,19,21 dan 23 Januari 2013 dan dilakukan pada jam 06.00 22.00. Dari hasil survey diperoleh arus lalu lintas pada jam puncak yaitu pada hari Rabu Tanggal 23 Januari Periode 11.15 12.15 seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Analisa Ekivalensi Mobil Penumpang Setiap Pergerakan Arus lalu lintas dianalisa untuk mendapatkan nilai ekivalensi mobil penumpang (emp) yang selanjutnya akan digunakan untuk menghitung kendaraan dalam satuan mobil penumpang (smp). 642

Tabel 2 : Waktu Jam Puncak (Peak Hour) Jumlah Kendaraan Hari / Tanggal Jam Puncak (Kend/Jam) Jumat / 18 Januari 2013 10.45 11.45 3760 Sabtu / 19 Januari 2013 18.30 19.30 3300 Senin / 21 Januari 2013 10.30 11.30 3544 Rabu / 23 Januari 2013 11.15 12.15 3847 Sumber : Hasil Survey/Olahan Data HARI Jumat, 18 Januari 2013 Sabtu, 19 Januari 2013 Senin, 21 Januari 2013 Rabu, 23 Januari 2013 Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Perhitungan EMP PENDEKAT Sumber : Hasil Analisa Data Arah Emp Pergerakan HV MC r R 2 ST 1,501 0,322 0,423 0,179 RT 3,949 0,514 0,804 0,646 ST 0,626 0,318 0,375 0,141 LT 2,635 0,022 0,387 0,150 LT 7,572 0,335 0,790 0,623 RT -4,260 0,360 0,327 0,107 ST 9,253 1,085 0,818 0,670 RT 4,400 0,484 0,742 0,550 ST 2,893 0,966 0,617 0,380 LT 1,998 0,902 0,882 0,779 LT 1,147 0,646 0,794 0,631 RT -2,018 1,121 0,722 0,522 ST 15,919 0,241 0,460 0,313 RT 3,261-0,096 0,364 0,133 ST 4,059 0,584 0,606 0,367 LT 1,157 0,239 0,538 0,290 LT 6,364-0,066 0,640 0,410 RT 3,591 0,522 0,607 0,445 ST 1,439 0,248 0,503 0,253 RT 5,293 0,378 0,717 0,515 ST -4,344 0,443 0,375 0,140 LT 6,780 0,111 0,725 0,525 LT 4,251 0,395 0,719 0,517 RT -3,493 0,702 0,636 0,405 Tabel 4 : emp Setiap Pergerakan PENDEKAT Arah emp Pergerakan HV MC r R 2 ST 1,439 0,248 0,503 0,253 RT 3,949 0,514 0,804 0,646 ST 2,893 0,966 0,617 0,380 LT 1,998 0,902 0,882 0,779 LT 1,147 0,646 0,794 0,631 RT 3,591 0,522 0,607 0,445 Sumber : Hasil Analisa Data Nilai emp tiap pergerakan didapatkan dengan menggunakan analisa regresi linear berganda dengan menggunakan 3 (tiga) persamaan normal. Dari hasil analisa menggunakan SPSS didapatkan nilai EMP untuk setiap pergerakan dari setiap hari yaitu seperti pada Tabel 3. Dari Tabel 3 didapatkan nilai emp untuk setiap pergerakan dengan melihat syaratsyarat yang ada pada Tabel 4. Analisa Ekivalensi Mobil Penumpang untuk Perencanaan Persimpangan Ekivalensi mobil penumpang untuk Kendaraan Berat (HV) dan Motor Cicle 643

(MC) didapatkan dengan rata-rata emp setiap pergerakan menggunakan rumus berikut ini: dimana: emp = Emp pergerakan HV,MC = Jumlah maksimum suatu jenis kendaraan (HV atau MC) per jam Dari hasil analisa data didapatkan ekivalensi mobil penumpang untuk kendaraan berat (HV) yaitu 2,458 dan untuk sepeda motor (MC) yaitu 0,607 PENUTUP Kesimpulan Dari hasil survey lapangan dan analisa data didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Ekivalensi mobil penumpang dari setiap pergerakan didapatkan yaitu: a. Pergerakan dari ke Tanjung Batu, emp HV = 1,439 dan emp MC = 0,248 b. Pergerakan dari ke, emp HV = 3,949 dan emp MC = 0,514 c. Pergerakan dari ke, emp HV = 2,893 dan emp MC = 0,966 d. Pergerakan dari ke, emp HV = 1,998 dan emp MC = 0,902 e. Pergerakan dari ke Kerombasan, emp HV = 1,147 dan emp MC = 0,646 f. Pergerakan dari ke, emp HV = 3,591 dan emp MC = 0,522 Ekivalensi mobil penumpang persimpangan didapatkan dengan dari hasil perhitungan rata-rata ekivalensi dari setiap pergerakan yaitu emp HV = 2,458 dan emp MC = 0,607 Saran Perlu dilakukan penelitian pada lokasi persimpangan bersignal lainnya agar supaya didapatkan perbandingan guna mendapatkan ekivalensi mobil penumpang untuk perencanaan persimpangan bersignal di kota Manado. DAFTAR PUSTAKA Ang Alfredo H-S dan Wilson H.Tang, 1987. Konsep-konsep Probabilitas dalam Perencanaan dan Perancangan Rekayasa. Jilid 1 Erlangga. Jakarta Direktorat Jendral Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Pusat Penelitian dan pengembangan Jalan. Bandung Mertosono S., 2010. Analisis Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) dan Kinerja Lalu Lintas Jalan pada Persimpangan Bersignal (Studi kasus : Simpang Tiga Lengan ). Teknik Sipil Unsrat. Manado. Tamin O. Z., 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB. Bandung Walpole Ronald.E dan Myers Raymond H., 1986. Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuan. ITB. Bandung 644