BAB II KAJIAN TEORI. PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia memiliki sentral dalam perkembangan intelektual,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsunagn

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari harinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm Berbasis Multiple Intelligences, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pembelajaran Konstruktivisme Dan Penggunaan Papan Flanel di Kelas I SD Negeri 1 Palu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizki Panji Ramadana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai perkembangan intelektual, sosial dan emosional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi siswa, karena kepadanyalah mula-mula diletakkan landasan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

Aji Tri Astuti SDN Bumijawa 04 Kab. Tegal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian PAIKEM PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata disuapi guru. Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi. 2.1.1. Pembelajaran Aktif Secara harfiah active artinya: in the habit of doing things, energetic (Hornby, 1994:12), artinya terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa 7

8 aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri. Menurut Taslimuharrom (2008) sebuah proses belajar dikatakan aktif (active learning) apabila mengandung: 1) Keterlekatan pada tugas (Commitment) Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi (personal); 2) Tanggung jawab (Responsibility) Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri. 3) Motivasi (Motivation) Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic siswa. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik (bukan ekstrinsik) karena lebih murni dan langgeng serta

9 tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orangtua dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih berpusat pada siswa (student centered learning). Guru mendorong siswa untuk aktif mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga tidak seperti orang yang menuangkan air ke dalam ember. 2.2. Keterampilan Membaca Lancar Menurut Eny dkk (2010: 5) membaca lancar adalah membaca dengan tidak tersendat-sendat, yaitu membaca dengan intonasi dan pelafalan yang benar serta memperhatikan tanda bacanya. Tujuan membaca lancar adalah untuk melatih cara membaca yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan. Dalam membaca lancar guru perlu memperhatikan siswa agar mengindahkan pedoman sebagai berikut: a.pelafalan, berhubungan dengan bagaimana cara mengucapkan kata atau kalimat yang terdapat dalam kalimat atau teks pendek. b.intonasi, berhubungan dengan cara melagukan kata/ kalimat yang terdapat dalam teks pendek. c.tanda baca, suatu tanda baca yang digunakan dalam menyusun kalimat, meliputi: 1) Tanda tanya (?) digunakan untuk menyatakan kalimat tanya.

10 2) Tanda berita atau tanda titik (.) digunakan untuk menyatakan kalimat berita. 3) Tanda seru (!) digunakan untuk menyatakkan kalimat perintah atau kekaguman. 4) Tanda koma(,) tanda baca yang menyatakan berhenti sejenak untuk mengambil napas ketika membaca kalimat. 5) Tanda titik dua (:) digunakan untuk menyebutkan suatu barang/benda yang lebih dari satu. Membaca lancar di kelas I sama halnya mengajarkan membaca permulaan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca lancar dengan mengasosiasikan huruf dengan bunyi bunyi bahasa untuk membaca kata kata dan kalimat sederhana. Keterampilan membaca merupakan bagian dari aspek keterampilan berbahasa dimana dalam pembelajaran membaca siswa dapat melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat dan bertujuan untuk memahami isi bacaan. Oleh karena itu untuk meningkatkan keterampilan membaca, maka harus memahami terlebih dahulu tentang perkembangan membaca agar tidak terjadi kekeliruan dalam pembelajaran. Untuk melaksanakan pembelajaran membaca lancar yang menyenangkan maka guru menggunakan permainan bahasa dalam proses pembelajaran. 2.3. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I SD Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik pembelajaran secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Selanjutnya, standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang

11 menggambarkan penguasaan pengetahuan, ketrampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi merupakan dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi local, regional, nasional dan global. Melalui standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD ( Puskur Depdiknas R.I., 2007) diharapkan : 1) Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya,serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri. 2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahwa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar. 3) Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya,serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri. 4) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahwa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar. 5) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa. 6) Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah. 7) Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia. 8) Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan keikhlasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. Selanjutnya ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek: 1. Mendengarkan. 2. Berbicara. 3. Membaca. 4. Menulis

12 2.4. Hakekat Membaca Permulaan Membaca lancar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi Bahasa Indonesia adalah membaca yang dilakukan di kelas I dengan kemampuan membaca lambang-lambang bunyi tanpa tersendat-sendat, yaitu membaca dengan intonasi dan pelafalan yang benar serta memperhatikan tanda bacanya. Membaca lancar ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam membaca sesuai dengan lafal, intonasi, serta memperhatikan tanda baca dan pemahaman membaca yang berarti mengerti isi bacaan tersebut yang terjadi pada setiap pembelajaran. 2.4.1. Pembelajaran Membaca Permulaan Dalam pengajaran membaca permulaan ada empat faktor yang mempengaruhi. Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim (2008: 16) faktor yang memengaruhi membaca permulaan adalah: 1). Faktor Fisikologis Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbanganeurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca. 2). Faktor Intelektual Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut memengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.

13 3). Faktor Lingkungan Faktor lingkungan juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup: (1) latar belakang dan pengalaman siswa di rumah; dan (2) sosial ekonomi keluarga siswa. 4). Faktor Psikologis Faktor lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak adalah faktor psikologis. 2.5. Permainan Scrabble Sebagai Media Membaca Lancar Scrabble adalah permainan papan dan permainan menyusun kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak 15 kolom dan 15 baris (Wikipedia bahasa, 2011). Menurut Soeparno (1988:75) permainan ini biasa disebut spearsgame atau funworder dalam hal mengisikan huruf ke dalam kotak-kotak atau membentuk kata tidak berbeda caranya dengan yang kita lakukan dalam silang datar. Untuk dapat melaksanakan permaianan ini dengan baik, para pemaian tidak cukup hanya memiliki teknik dan teknik untuk menaklukan lawan. Apabila para pemain memiliki kemampuan yang seimbang, pemain ini akan berjalan seru menyaksikan sebagaimana halnya permaian catur. Tujuan permaianan ini adalah membina penguasaan vokabuler, untuk bidang studi bahasa inggris, permainan ini juga dapat melatih ejaan dan penguasaan struktur morfologi.

14 Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa pengertian permaian scrabble merupakan kegiatan mengisikan huruf-huruf di papan scrabble sehingga membentuk sebuah kata, yang bertujuan untuk meningkatkan kosa kata baru dan meningkatkan rasa solidaritas sesama. Adapun cara permainan scrabble antara lain sebagai berikut: a) pemimpin permainan menjelaskan peraturan permainan, sekaligus menentukan tema sebagai acuan yang akan dipakai. b) para pemain terdiri dari empat orang secara bergiliran mengisihkan kepingan-kepingan huruf pada papan scrabble. c) kata kata yang diisikan sesuai dengan kata - kata yang terdapat pada tema yang ditentukan. d) salah satu pemain dapat menjadi pengawas, untuk perhitungan kata yang didapat. e) permainan berakhir apabila kelompok tidak dapat menemukan kata lagi. f) pemberian penghargaan kepada pemenang. Melalui pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble agar dapat menambah kosa kata baru, meningkatkan solidaritas, sportivitas dalam kerja kelompok, dan menyenangkan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SDN Tlogowungu khususya dapat meningkatkan keterampilan membaca lancar melalui belajar membaca bunyi bahasa dengan kata-kata dan kalimat sederhana. Dengan pembelajaran yang menyenangkan akan menjadikan pembelajaran yang bermakna dan akan diingat sampai kapanpun. 2.6. Kajian Yang Relevan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Darningsih tahun 2005 di Boyolali dengan judul Peningkatan Penguasaan kosa kata untuk Memahami Wacana Bahasa Inggris Melalui Penggunaan Media Permainan Scrabble Pada

15 Siswa Kelas 1 SMP Negeri 2 Ampel Boyolali. Peneliti bertujan untuk meningkatkan pemahaman kosa kata dalam bahasa inggris berhasil. Adapun hasil peniltianya mengambarkan, Dari 40 siswa yang ada, banyak siswa yang telah mendapat nilai antara 86-100 atau berhasil dengan sempurna sebanyak 30 siswa atau 30%, sedangkan siswa yang mendapat nilai antara 71-85 atau termasuk katagori baik sebanyak 22 siswa atau 55%, nilai antara 56-70 ada 5 siswa atau 12,5%, sedang siswa yang mendapat nilai 41-55 atau termasuk katagori kurang sebanyak 1 siswa atau 2,5%, sedangkan siswa yang gagal dalam siklus ini. Ada peningkatan prosentase dari siklus I ke siklus II di mana jumlah siswa yang dikatagorikan sempurna dari 3 siswa menjadi 12 siswa, ada peningkatan empat kalinya sedang siswa dari katagori gagal dari siklus I satu orang dan siklus II sudah tidak ada siswa yang dalam katagori gagal. Berdasarkan jurnal penelitian yang dilaksanakan oleh Yunike Ramadhani pada tahun 2007 yang berjudul Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris melalui Permainan Scrabble (study kasus di English Institute Cimahi). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang mendasar tentang peningkatan kemampuan bahasa Inggris melalui permainan Scrabble di English Institute Cimahi. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dalam penelitian tersebut terletak pada jenis penelitian yang berupa penelitian tindakan kelas, sedangkan instrumen yang digunakan sama-sama menggunakan instrumen yang berupa tes dan nontes. Instrumen yang berupa tes diperoleh dari hasil tes siswa, sedangkan instrumen yang berupa nontes siswa diperoleh dari deskriptif data kualitatif.

16 Perbedaan dalam penelitian ini dengan peneliti-peneliti tersebut adalah terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, serta kompetensi yang digunakan. Peneliti mengkaji masalah seberapa besar peningkatan keterampilan membaca lancar siswa kelas I SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung. Variabel penelitian yang digunakan adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca lancar, keterampilan guru dalam pembelajaran membaca lancar dan hasil belajar keterampilan membaca lancar siswa kelas I. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung dan guru kelas I SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung. 2.7. Kerangka Berpikir Membaca merupakan suatu keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Siswa memerlukan keterampilan membaca baik di sekolah maupun di masyarakat. Salah satu keterampilan membaca yang diajarkan di sekolah dasar khususnya kelas I adalah keterampilan membaca lancar. Begitu pentingnya membaca bagi siswa yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemampuan siswa, memperkaya kosa kata siswa, meningkatkan keterampilan membaca lancar melalui membaca kalimat sederhana. Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan membaca lancar siswa kelas I SDN Tlogowungu masih sangat rendah, bahkan dalam pembelajarannya terasa kurang menggembirakan dan membosankan. Hal ini dikarenakan guru masih menggunakan metode yang kurang inovatif, dan metode yang konvensional, dan belum menggunakan media dengan benar sehingga siswa pasif dan kurang bersemangat selama proses pembelajaran membaca siswa

17 kurang mampu dalam menerima pelajaran yang berakibat nilai siswa kurang dari KKM. Berdasarkan beberapa masalah di atas, peneliti berusaha mencari pemecahannya, yaitu dengan menggunakan permainan scrabble untuk meningkatkanpembelajaran membaca lancar. Adapun alur dari kerangka berpikir dapat dilihat pada skema berikut : Skema kerangka berpikir Banyaknya siswa kelas I SDN Tlogowungu belum bisa membaca kosa kata sederhana pada pembelajaran keterampilan membaca lancar - Aktivitas siswa dalam membaca kosa kata belum berhasil - Nilai keterampilan membaca lancar siswa belum mencapai KKM - Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran bersifat konvensional - Belum menggunakan media pembelajaran dengan benar Permainan scrabble digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca lancar pada siswa kelas I SDN Tlogowunggu Kaloran Temanggung Petompon 02 Semarang Keterampilan siswa kelas I SDN Tlogowungu dalam pembelajaran membaca lancar meningkat Aktivitas siswa kelas I SDN Tlogowungu dalam pembelajaran membaca lancar meningkat Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir

18 2.8. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijabarkan di atas tentang pembelajaran membaca lancar mengggunakan permainan scrabble siswa kelas I SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung maka hipotesis tindakan pada penelitian ini sebagai berikut: a. Melalui permainan scrabble aktivitas siswa kelas I SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung dalam pembelajaran membaca lancar meningkat. b. Melalui permainan scrabble keterampilan membaca lancar siswa kelas I SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung dalam pembelajaran membaca lancar meningkat.