PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KRITERIA TEKNIS KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) huruf b, Pasal 6, Pasal 7 ayat (2) huruf b, dan Pasal 9 Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pedoman Pelaksanaan Kriteria Teknis Kendaraan Bermotor; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
- 2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4489), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5317); 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24); 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 25); 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.68 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1113);
- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KRITERIA TEKNIS KENDARAAN BERMOTOR. Pasal 1 (1) Kriteria teknis Kendaraan Bermotor merupakan persyaratan teknis masing-masing jenis, tipe, dan ukuran Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, serta rangkaian Kendaraan Bermotor yang harus dipenuhi oleh setiap Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, serta rangkaian Kendaraan Bermotor yang akan dioperasikan atau dioperasikan pada jaringan jalan di Indonesia. (2) Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan jenis dikelompokkan kedalam: a. Sepeda Motor; b. Mobil Penumpang; c. Mobil Bus; d. Mobil Barang; dan e. Kendaraan Khusus. (3) Setiap Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Pasal 2 Kriteria teknis laik jalan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- 4 - Pasal 3 (1) Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan yang pada saat Peraturan Menteri Perhubungan ini diberlakukan telah dioperasikan di jalan tetapi tidak sesuai dengan kriteria teknis sebagaimana diatur dalam Peraturan ini, wajib menyesuaikan dengan kriteria teknis yang diatur dalam Peraturan ini. (2) Penyesuaian kriteria teknis Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diselesaikan paling lambat 3 (tiga) tahun sejak tanggal ditetapkan peraturan ini. Pasal 4 (1) Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan yang tidak sesuai dengan kriteria teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dilakukan inventarisasi oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. (2) Dalam melakukan inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota dapat berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat. Pasal 5 (1) Hasil inventarisasi Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan yang tidak memenuhi kriteria teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal, paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal ditetapkan peraturan ini. (2) Pelaporan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat data mengenai : a. jenis dan besar penyimpangan; b. jenis Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan/atau Kereta Tempelan; c. merek dan tipe Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan/atau Kereta Tempelan;
- 5 - d. tahun pembuatan; e. warna; f. nomor rangka Kendaraan Bermotor atau nomor rangka Kereta Gandengan/Kereta Tempelan; g. nomor mesin/motor penggerak, untuk Kendaraan Bermotor; h. nomor uji berkala, untuk kendaraan wajib uji berkala; i. nomor registrasi Kendaraan Bermotor, untuk Kendaraan Bermotor; j. nama pemilik Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan/atau Kereta Tempelan; k. alamat pemilik Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan/atau Kereta Tempelan; l. nomor kartu identitas/ktp pemilik; m. dimensi utama kendaraan; n. JBB dan/atau JBKB, dan JBI dan/atau JBKI; o. konfigurasi sumbu; p. kelas jalan terendah yang boleh dilalui; (3) Pelaporan data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disampaikan secara tertulis kepada Direktur Jenderal paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal diundangkan peraturan ini. (4) Hasil pelaporan data sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai bahan pertimbangan Direktur Jenderal dalam memberikan pengecualian secara terbatas terhadap penyimpangan dan penetapan batas waktu penyesuaian sesuai ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini. Pasal 6 Direktur Jenderal Perhubungan Darat melakukan pembinaan teknis atas pelaksanaan Peraturan Menteri ini.
- 6 - Pasal 7 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, IGNASIUS JONAN Diundangkan di Jakarta Pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA WIDODO EKATJAHYANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR No Proses Nama Jabatan Tanggal Paraf 1. Disempurnakan Yennesi Rosita Kabag. Perat Trans Darat dan KA 2. Diperiksa Eddi Direktur LLAJ 3. Diperiksa Sri Lestari Rahayu Kepala Biro Hukum dan KSLN 4. Diperiksa Hary Kriswanto Sesditjen Perhubungan Darat 5. Disetujui Djoko Sasono Dirjen Perhubungan Darat 6. Disetujui Sugihardjo Sekretaris Jenderal
- 7 -