UPAYA LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM MENGATASI PENYELESAIAN DAN PENANGANAN FAILING BANK

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DALAM LIKUIDASI BANK

TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN BANK INDONESIA DALAM LIKUIDASI BANK

TANGGUNG GUGAT PRODUCT LIABILITY DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

KEWENANGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM LIKUIDASI BANK

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Kriteria bank gagal berdampak sistemik membutuhkan penilaian yang

BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN

Peran Lembaga Penjamin Simpanan Terhadap Klaim Dana Nasabah Bank Likuidasi

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

I. PENDAHULUAN. nasional dan stabilitas industri perbankan yang mempengaruhi stabilitas

BAB III PELAKSANAAN PENJAMINAN OLEH LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN SESUAI DENGAN UU RI NOMOR 7 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

PERANAN PEMEGANG SAHAM PADA SAAT TERJADI LIKUIDASI BANK DILIHAT DARI UNDANG UNDANG PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum yang mengalami kasus pailit, begitu juga lembaga perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sudah dikenal di Indonesia sejak VOC mendirikan Bank

HARMONISASI KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, keselarasan, dan

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

NI MADE SEKAR PUTRI KINASIH N P M

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis bank adalah bisnis yang rentan mengalami masalah secara tiba-tiba

YOLANDA AKSARI MAZDA

Perlindungan hukum atas dana nasabah pada bank melalui lembaga penjamin simpanan

FUNGSI LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PERBANKAN DI INDONESIA 1 Oleh : Juanda Mamuaja 2

JURNAL HUKUM TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENETAPAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK TERKAIT KEWENANGAN BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL YANG INDEPENDEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

Lex et Societatis, Vol. III/No. 4/Mei/2015

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DARI DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM BANK TERLIKUIDASI YANG BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 3/PLPS/2005 TENTANG PENYELESAIAN BANK GAGAL YANG TIDAK BERDAMPAK SISTEMIK

PELAKSANAAN TUGAS TIM LIKUIDASI DALAM HAL MASA KERJA TIM LIKUIDASI LAMPAU WAKTU

Oleh Agus Gede Santika Subawa Ni Nyoman Mas Aryani Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PEMBENTUKAN LEMBAGA OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KEDUDUKAN SISTEM PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA

PENANGANAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan memperkokoh dalam tatan perekonomian nasional. peningkatan pembangunan pemerintah maupun bagi pengusaha-pengusaha swasta

IMPLIKASI HAK MENGUASAI NEGARA TERHADAP HAK MILIK PERORANGAN SEBAGAI POLITIK AGRARIA DALAM PENYELENGGARAAN ATAS TANAH

PERAN DAN KEWENANGAN NOTARIS SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA LEMBAGA PERBANKAN

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 31 Tahun 1992 TLN Nomor 3472, Pasal 4. Aditya Bakti, 2003), hal 86. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mendukung sistem perekonomian suatu negara. Jika industri perbankan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional, perbankan harus melaksanakan fungsinya dengan baik yaitu

TANGGUNG JAWAB OTORITAS JASA KEUANGAN SEBAGAI PENGGANTI BANK INDONESIA DALAM PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN

Lex Privatum Vol. V/No. 5/Jul/2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA YANG INDEPENDEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

BAB III PELAKSANAAN PENJAMINAN OLEH LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 7 TAHUN 2009

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN MAKALAH LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

7. ASPEK HUKUM LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEWENANGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM TAKE OVER BANK GAGAL

-2- Tahun Penanganan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya juga bertujuan untuk memelihara stabilitas sistem perbankan. II.

HAK DAN KEWAJIBAN INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

-2- dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun Penyelesaian Bank selain Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya bertujuan untuk memin

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENYIMPAN DANA BANK TERKAIT DENGAN DATA NASABAH DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam agenda pembangunan nasional Tahun , secara politis dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAH HAK ATAS TANAH DENGAN ADANYA SERTIFIKAT GANDA HAK ATAS TANAH

KEPASTIAN HUKUM SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI BUKTI KEPEMILIKAN BIDANG TANAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

AKIBAT HUKUM PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER) PADA PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur baik dari segi materiil maupun spiritual yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang didirikan berdasarkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menyimpan dananya pada bank semata-mata dilandasi

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG-PIUTANG YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LIKUIDASI BANK DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pengertian Likuidasi Bank menurut Pasal 1 angka 13 Peraturan Lembaga

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian diskusi dalam bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1992 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Upaya perkembangan perekonomian nasional dalam mewujudkan masyarakat

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS DALAM MELINDUNGI KEPENTINGANNYA

PENJAMIN SIMPANAN DITINJAU DARI ASPEK HUKUM BISNIS. DR. H. M. Kamal Hijdaz, SH, MH Dosen pada Fakultas Hukum UMI Dan STIE YPUP

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

Oleh : Ni Made Ayu Tresnasanti I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perbankan yang tidak sehat diturunkan melalui Bank Indonesia sebagai Bank

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website :

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sektor hukum, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya. Sektor yang

PENGAWASAN APARATUR NEGARA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME

KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

OTORITAS JASA KEUANGAN DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pertemuan 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah

Transkripsi:

UPAYA LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM MENGATASI PENYELESAIAN DAN PENANGANAN FAILING BANK oleh Ni Made Raras Putri Weda Anak Agung Ketut Sukranatha Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper shall be emtitled as Deposit Insurance Agenncy (LPS) Intiatives in Setting Failing Banks. In its composition, this writing shall apply normative legal research by investigating principles of law, systems of law, and law hormonization degree. LPS shall be positioned as independent body which is assigned to insure the deposit of the customer and also to actively anganging the banking system stability, one of itshall be the sentlement of the failing bank. Hence, this writing shall illustrate is general manner, concerning failing bank and LPS procedure in setting the failing bank. Key Words : Deposit Insurance Agenncy, Failing Bank, Banking. ABSTRAK Tulisan ini berjudul Upaya Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Mengatasi Penyelesaian Dan Penanganan Failing Bank. Di dalam penulisannya menggunakan metode penelitian hukum normatif yaitu dengan cara meneliti asas-asas hukum, sistematika hukum, dan taraf sinkronasi hukum. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) merupakan suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan masyarakat dan turut berperan aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan, salah satunya adalah melaksanakan penyelesaian dan penanganan failing bank. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan menjelaskan secara umum mengenai failing bank serta akan menjelaskan bagaimanakah upaya LPS dalam mengatasi penyelesaian dan penanganan failing bank tersebut. Kata Kunci: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Failing Bank, Perbankan. I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perbankan merupakan salah satu komponen penting dalam kelancaran perekonomian negara. Fungsi utama perbankan, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat sesuai ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (UUP). Mengingat pentingnya fungsi ini, maka upaya menjaga 1

kepercayaan masyarakat terhadap perbankan menjadi bagian yang sangat penting untuk dilakukan. 1 Tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat suatu bank tidak akan mampu menjalankan kegiatan usahanya. 2 Dilikuidasinya sejumlah bank pada krisis perbankan daluhu menyebabkan runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. Sehingga, Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan berupa simpanan masyarakat (blanket guarantee). Rupanya program penjaminan model seperti ini, selain membebani keuangan negara juga melahirkan ketidakcermatan secara moral (moral hazard). 3 Maka, Pemerintah mengakhiri sistem blanket guarantee dan membentuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai amanat Pasal 37B UUP. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UULPS), LPS merupakan suatu lembaga independen yang befungsi menjamin simpanan masyarakat yang ada pada industri perbankan serta turut berperan aktif memelihara stabilitas perbankan, salah satunya ialah melaksanakan penyelesaian dan penanganan failing bank sesuai ketentuan Pasal 5 ayat (2) UULPS. 1.2 TUJUAN Tujuan dari disusunnya tulisan ini adalah untuk mengetahui definisi mengenai failing bank dan bagaimana upaya LPS dalam mengatasi penyelesaian dan penanganan failing bank tersebut. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Tulisan ini menggunakan metode penelitian hukum normatif karena meneliti asas-asas hukum, sistematika hukum, dan taraf sinkronasi hukum. Sumber data merujuk pada bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang diolah secara deskriptif, analisis, dan argumentatif dengan melakukan pendekatan terhadap perundang-undangan dan melalui penelusuran literatur terkait. 1 Adrian Sutedi, 2010, Hukum Perbankan (Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan), Cet. III, Sinar Grafika, Jakarta, h. 130. 2 Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Cet. VI, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 19. 3 Sentosa Sembiring, 2012, Hukum Perbankan, Mandar Maju, Bandung, h. 239. 2

2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1. Konsepsi Failing Bank Struktur perbankan yang sehat merupakan sasaran utama bagi industri perbankan di negara mana saja termasuk di Indonesia yang menjadi Pilar Pertama dalam aksitektur Perbankan indonesia. 4 Sesuai amanat UUP, kesehatan bank penting sebagai penopang dalam menjalankan usahanya. Namun, tidak semua bank dapat memelihara tingkat kesehatannya, sehingga kemungkinan bank tersebut termasuk bank bermasalah. Bank dikatakan bermasalah jika mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya. Berdasarkan hal ini, Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral akan melakukan upaya penyehatan sesuai ketentuan Pasal 37 UUP dan melaksanakan fungsinya sebagai the lender of the last resort, yang dimana fungsi tersebut memungkinkan BI memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban pemerintah. 5 Namun, jika upaya penyehatan terhadap bank yang dilakukan oleh Lembaga Pengawas Perbankan (LPP) gagal maka, BI menyatakan bank bersangkutan sebagai failing bank atau bank gagal. Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 7 UULPS, failing bank adalah bank yang mengalami kesulitan keuangan dan membahayakan kelangsungan usahanya serta tidak dapat disehatkan kembali oleh LPP sesuai kewenangan yang dimilikinya. Jika BI telah menetapkan suatu bank sebagai failing bank, maka LPS akan melakukan upaya penyelesaian dan penanganan failing bank tersebut sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (2) UULPS. 2.2.2. Upaya Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Mengatasi Penanganan Failing Bank Dalam menjalankan fungsinya, LPS memiliki tugas melaksanakan penyelesaian dan penanganan failing bank, baik failing bank yang tidak berdampak sistematik maupun failing bank yang berdampak sistematik. Pada failing bank yang tidak berdampak sistematik, kegagalan bank tidak menimbulkan dampak terhadap bank-bank lainnya, sehingga tidak mempengaruhi sistem perbankan nasional. Sedangkan, pada failing bank yang berdampak sistematik, kegagalan bank ini memiliki dampak besar terhadap sistem perbankan, sehingga menimbulkan dampak terhadap bank-bank 4 Hermansyah, op.cit, h. 198. 5 Hermansyah, op.cit, h. 49. 3

lainnya. Dalam hal ini, LPS akan melakukan beberapa upaya penyelesaian dan penanganan terhadap failing bank yang tidak berdampak sistematik dan failing bank yang berdampak sistematik. Berdasarkan Pasal 22 ayat (1) huruf a UULPS juncto Pasal 4 Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 4/PLPS/2004 sebagaimana diperbaharui dengan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 002/PLPS/2007 Tentang Penyelesaian Bank Gagal Yang Tidak Berdampak Sistematik (Perat LPS No. 002/2007), dilakukan oleh LPS dengan melakukan penyelamatan atau tidak melakukan penyelamatan terhadap bank gagal. Salah satu prinsip yang dianut dalam UULPS dalam rangka mempertimbangkan untuk dilakukannya upaya penyelamatan Bank Gagal adalah least cost principle, yaitu bahwa perkiraan biaya penyelamatan secara signifikan lebih rendah daripada biaya tidak melakukan penyelamatan bank dimaksud. 6 Keputusan melakukan penyelamatan failing bank oleh LPS berdasarkan perkiraan biaya penyelamatan paling tinggi sebesar 60% dari perkiraan biaya yang tidak menyelamatkan, bank masih memiliki prospek usaha yang baik, adanya pernyataan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUSP) bank, dan penyerahan dokumen oleh bank kepada LPS sesuai dalam Pasal 10 Perat LPS 002/2007. Terhadap keputusan LPS tidak melakukan penyelamatan berdasarkan penilaian LPP, kondisi keuangan bank menurun sehingga diperlukan penambahan modal. Sedangkan, berdasarkan Pasal 22 ayat (1) huruf b UULPS juncto Pasal 4 Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 5/PLPS/2006 Tentang Penanganan Bank Gagal Yang Berdampak Sistematik (Perat LPS No.5/2006), dilakukan oleh LPS dengan cara melakukan penyelamatan dengan mengikutsertakan pemegang saham lama (open bank assistance) atau tanpa mengikutkansertakan pemegang saham. Dalam hal mengikutsertakan pemegang saham lama dapat dilakukan apabila pemegang saham telah menyetorkan modal sekurang-kurangnya dua puluh persen dari biaya penanganan. 7 III. KESIMPULAN 6 Ibid, h. 105. 7 Adrian Sutedi, 2010, Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Cet. I, Sinar Grafika, Jakarta, h. 137. 4

Failing bank adalah bank yang mengalami kesulitan keuangan dan membahayakan kelangsungan usahanya serta tidak dapat disehatkan kembali oleh LPP sesuai kewenangannya. Upaya LPS dalam mengatasi penyelesaian dan penanganan failing bank diantaranya adalah failing bank yang tidak berdampak sistematik sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf a UULPS juncto Pasal 4 Perat LPS No.002/2007 dan failing bank yang berdampak sistematik sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf b UULPS juncto Perat LPS No.5/2006. DAFTAR PUSTAKA Adrian Sutedi, 2010, Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta., 2010, Hukum Perbankan (Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan), Cetakan Ketiga, Sinar Grafika, Jakarta. Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Cetakan Keenam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Sentosa Sembiring, 2012, Hukum Perbankan, Mandar Maju, Bandung. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Undang-Undnag Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 002/PLPS/2007 Tentang Penyelesaian Bank Gagal Yang Tidak Berdampak Sistematik. Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 5/PLPS/2006 Tentang Penanganan Bank Gagal Yang Berdampak Sistematik. 5