TRANSFORMASI NILAI BUDAYA DAYAK DALAM DESAIN PERHIASAN KONTEMPORER. Kata Kunci : budaya, dayak, perhiasan, rotan. Abstrak. Abstract.

dokumen-dokumen yang mirip
PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci : promosi, tradisional, KSWM, dan mendidik.

DESAIN INSTALASI PUBLIK INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN MUSIK UNTUK TAMAN MUSIK CENTRUM BANDUNG

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman jenis satwa,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre adventure

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB 1. Pendahuluan. Gambar 1.1 Persebaran Populasi Orangutan di Pulau Kalimantan 2

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ini, Indonesia mempunyai potensi kekayaan yang sangat beraneka

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seni tidak selalu diwujudkan dalam bentuk seni musik, seni rupa, seni

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Baik keberagaman hayati

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB X. PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN BERBASIS EKOLOGI

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Kerajinan Fungsi Hias

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Kajian Perhiasan Tradisional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB V PENUTUP. fungsional memerlukan suatu proses tahapan kreatifitas dan membutuhkan proses

APLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ILUSTRASI PAMALI DALAM KONTEKS URBAN. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat. Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang dirasakan semakin kuat mencengkram memasuki abad dua puluh

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

BAB III METODE PENCIPTAAN

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

ABSTRAK PERANCANGAN KAMPANYE TARIAN TRADISIONAL YOGYAKARTA BAGI GENERASI MUDA DI YOGYAKARTA. Oleh. William Efendy NRP

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU CERITA ILUSTRASI SEBAGAI MEDIA MEMPERKENALKAN KEMBALI DODOL BETAWI SEBAGAI SALAH SATU KEKAYAAN BUDAYA BETAWI

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1994 Tentang : Perburuan Satwa Buru

Hak Atas Lingkungan (HAL) Sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

PENGEMBANGAN ALAT SELAM UNTUK MEMBANTU KONSERVASI TERUMBU KARANG

Transkripsi:

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain TRANSFORMASI NILAI BUDAYA DAYAK DALAM DESAIN PERHIASAN KONTEMPORER Bernadette Yodia I Adhi Nugraha, MA, Ph.d Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: bernadetteyodia@gmail.com Kata Kunci : budaya, dayak, perhiasan, rotan Abstrak Keberagaman alam dan budaya Indonesia merupakan sebuah harta kekayaan Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara manapun di dunia. Hal yang seharusnya dijaga dan dikembangkan saat ini menjadi suatu hal yang dilupakan dan digantikan oleh sebuah budaya global yang bertolak belakang dengan budaya lokal Indonesia. Perhiasan yang lekat dengan kemewahan akan menjadi mediator antara masyarakat dan budaya Indonesia lewat eksplorasi bentuk dan material yang bertolak belakang dengan material umum perhiasan. Penting untuk menjaga keberlangsungan budaya dalam sebuah komunitas dimana budaya adalah sistem yang dibuat dalam jangka waktu panjang sehingga mencapai sebuah kesepakatan sistem yang dianggap paling sesuai untuk masyarakatnya Abstract Natural and cultural diversity of Indonesia is an Indonesian property that is not owned by any country in the world. Culture and nature should be maintained and developed, but today it has been forgotten and replaced by a global culture that easily entered Indonesian social life. Jewelry is a symbol of luxury that will be the mediator between the people and culture of Indonesia through the exploration of shape and material as opposed to the common material jewelry. It is important to maintain the continuity of culture in a community where the culture is a system created in the long term so as to reach an agreement that is considered the most suitable system for community Pendahuluan Kebudayaan adalah bentuk sistem dasar yang berfungsi mengatur masyarakat di dalamnya yang muncul secara turun temurun dalam jangka waktu tertentu. Indonesia dalam hal budaya memiliki suat kelebihan dibandingkan dengan negara lin dimana Indonesia memiliki tingkat keberagaman budaya yang paling tinggi di dunia. Posisi geografis Indonesia dan lautan yang memisahkan antar daratan menyebabkan keberagaman yang tinggi dan kontras. Oleh karena itu sistem yang paling sesuai untuk mengatur masyarakat Indonesia adalah budaya Indonesia sendiri yang telah dibangun oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Namun budaya lokal saat ini mulai tersingkir oleh budaya global yang masuk dan mendominasi gaya hidup modern saat ini. Oleh karena itu butuh media perantara untuk menghubungkan masyarakat lokal dengan budayanya demi kelancaran perkembangan sebuah bangsa. Lewat perhiasan yang menjadi simbol kemewahan, sebuah pesan budaya, yaitu budaya Dayak, akan disampaikan ke komunitas masyarakat yang jauh dari budaya lokal. Filosofi hidup sederhana dan alami Suku Dayak diharapkan dapat memberikan sebuah pesan akan pentingnya menjaga alam dan budaya Indonesia ini. Proses Studi Kreatif Suku Dayak hidup dalam kesederhanaan dalam alam semesta. Masyarakat Dayak mengolah bahan-bahan alami dari alam sekitar mereka dalam kehidupan sehari-hari, dari bangungan hingga hal kecil seperti perhiasan. Kedekatan Suku Dayak dengan alam sekitar sangat bertolak belakang dengan gaya hidup masyarakat urban saat ini. Perhiasan yang identik dengan kemewahan dan memiliki fungsi sebagai simbol akan suatu hal seperti status sosial dan gaya hidup Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 1

Judul Artikel seseorang sesuai dalam membawa sebuah pesan budaya dalam masyarakat modern saat ini. Material alami yang kontras dengan material umum perhiasan akan menarik perhatian konsumen yang berkembang menjadi rasa penasaran akan maksud dibalik dibuatnya perhiasan tersebut. Inspirasi bentuk yang di ambil adalan Burung Enggang yang hidup berpasangan dan memiliki cara bertelur yang unik. Burung Enggang jantan akan membuat lubang di atas pohon yang tinggi sebagai tempat telur dan burung enggang betina. Burung enggang jantan akan mencari makan dan memberi makan burung enggang betina dan telur-telurnya dari masa inkubasi hingga anak-anaknya tumbuh menjadi burung muda. Burung Enggang menjadi simbol dan panduan hidup masyarakat dayak dalam bermasyarakat. Namun perusakan hutan yang menjadi habitat Burung Enggang bukan kendala satu-satunya yang mengancam kehidupan burung enggang. Perburuan liar untuk memperdagangkan paruh burung enggang kerap terjadi hingga saat ini. Burung Enggang telah menjadi salah satu spesies burung yang dilindungi karena kelangkaannya. Proses transformasi bentuk diaplikasikan dalam 3 bagian yaitu kedua bagian dominan burung enggang yang terdapat pada paruh dan bulu ekor serta keseluruhan tubuh burung enggang. Berikut alternatif transformasi bentuk burung enggang : 2 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Nama Penulis ke-1 Ciri-ciri target konsumen adalah : 1. Perempuan 2. Usia 22-30 tahun 3. Kelas ekonomi menengah 4. Pendidikan tinggi 5. Profesi atau memiliki ketertarikan pada bidang sosial dan budaya 6. Tinggal di kota besar (arus globalisasi yang kuat) Grafik Marketing Positioning Hasil Studi dan Pembahasan Material yang akan digunakan adalah gabungan dari material organik dan material non organik dengan material organic sebagai material utama, dan material non organic sebagai pendukung material organic. Material yang digunakan adalah rotan, gumrosin, dan logam ( kuningan ). Dari hasil pengamatan terhadap perhiasan tradisional Dayak, material yang digunakan tetap dijaga kualitas aslinya sehingga karakter material terlihat jelas. Eksplorasi yang telah dilakukan pada rotan meliputi proses pembengkokan rotan dengan metode pemanasan / pembakaran. Berikut hasil eksplorasi rotan : Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 3

Judul Artikel Dari hasil analisis dan eksplorasi dibuatlah beberapa alternatif desain yang dianggap sesuai dengan pencapaian konsep. Sketsa awal dilakukan dalam bentuk desain kalung, karena kalung dianggap palign menonjol dalam sebuah koleksi perhiasan. Beberapa alternatif desain yang telah dibuat adalah sebagai berikut : Desain yang dipilih adalah alternatif desain 3 karena desain tersebut yang paling sederhana dan seimbang antara tradisional dan kontemporer. Material rotan dan kelebihannya terlihat menonjol seperti karakter perhiasan tradisional Dayak. 4 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Nama Penulis ke-1 Proses produksi dilakukan manual dengan tangan dari proses produksi rotan, gumrosin, hingga kuningan. Teknik pembakaran dan pembengkokan diaplikasikan pada rotan.gumrosin hanya diolah dengan cara dipanaskan dan didinginkan dan proses amplas sebagai tahap finishing. Kuningan dibentuk dari lembaran kuningan dan kawat kuningan yang dibentuk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan bagian yang lain. Berikut dokumentasi produksi yang telah dilakukan : ROTAN GUMROSIN KUNINGAN Penutup Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 5

Judul Artikel Budaya global telah mengancam keberadaan budaya lokal di Indonesia, hal ini merupaka sebuah bentuk krisis identitas yang sedang dialami Bangsa Indonesia. Praktik pengembangan budaya harus kerap dilakukan sebelum budaya lokal semakin meghilang dari kehidupan masyarakat. Produk ini membawa sebuah gaya hidup dari Suku Dayak yang bertolak belakang dengan gaya hidup modern saat ini. Pesan tersebut dibawa lewat perhiasan dengan penggunaan material alami yang mencerminkan alam dan budaya Kalimantan Pembimbing Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Adhi Nugraha, MA, Ph.d Pada bagian ini, ditulis seperti kalimat di atas, hanya cukup mengisi nama pembimbing saja. Daftar Pustaka Ethnic Jewellery from Indonesia: Continuity and Evolution: the Manfred Giehmann Collection. Bruce W Carpenter. [Singapore]: Editions Didier Millet, 2011 Matius, P. 2004. Keragaman Jenis Tumbuhan dan Pemanfaatan Kebun Rotan: Suatu Sumbangan Peran Serta Suku Benuaq dan Tunjung untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati di Kalimantan Timur, Indonesia. GTZ. Eschborn Morton, Philip. 1970. Contemporary Jewelry : A Craftman s Handbook. United States of America : Holt, Rinehart and Winston, Inc. 6 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1