PEDOMAN PENGAJUAN PENUGASAN KLINIS BAGI DOKTER GIGI DI RUMAH SAKIT

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT KEPUTUSAN KOLEGIUM DOKTER GIGI INDONESIA Nomor : 54/SK-KDGI/IX/2016. Tentang

Standard Operating Procedure PENDIDIKAN AKHIR PROFESI DOKTER GIGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN. BAB...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1019/MENKES/SK/VII/2000 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

Panduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

BUKU PANDUAN PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1392/Menkes/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR1438/MENKES/PER/IX/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA

7. Peraturan Pemerintah...

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Rumah Sakit Umum. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan.

Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENYELENGGARAAN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT DIHUBUNGKAN DENGAN ASAS PERLINDUNGAN HUKUM

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

NASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (PENDIDIKAN) Konsil Kedokteran Gigi Konsil Kedokteran Indonesia Bogor, September 2010

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Strategi Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Praktik Kedokteran dalam Rangka Pembinaan Profesi Dokter/Dokter Gigi pada Era MEA #

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Peran Kolegium dan Masalah Perijinan Praktik untuk pelatihan dalam rangka. Pelaksanaan Sanksi Disiplin Profesi Kedokteran

BAB V PENUTUP. RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quzwain Sarolangun Jambi sudah diatur. dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2013 tentang Peraturan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit terutama dari sumber daya manusianya, pembiayaan dan informasi menuju

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan RI. Surabaya, 5 Agustus 2010

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NASKAH AKADEMIK REVISI STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN ASISTEN TENAGA KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

TENTANG IZIN KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH DATAR,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

TARIF LAYANAN BERDASARKAN KELAS BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT PARU DR. H.A ROTINSULU BANDUNG PADA KEMENTERIAN KESEHATAN KELAS II

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2014, No.298.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

KETENTUAN UMUM. 2. Fasilitas...

Transkripsi:

PEDOMAN PENGAJUAN PENUGASAN KLINIS BAGI DOKTER GIGI DI RUMAH SAKIT Kolegium Dokter Gigi Indonesia 2016

KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit telah menambah satu syarat baru bagi dokter gigi yang akan berpraktek di rumah sakit yaitu harus dimilikinya Surat Penugasan Klinis dari pimpinan rumah sakit. Pemberian Surat Penugasan Klinis dilakukan oleh pimpinan rumah sakit setelah proses kredensial dilakukan oleh Komite Medik, berdasarkan ajuan kewenangan klinis yang disampaikan oleh dokter gigi bersangkutan. Dalam prakteknya, ternyata kewenangan klinis yang diajukan beragam dan tidak terstandar karena tidak adanya pedoman yang mengaturnya, padahal kompetensi dasar dari seorang dokter gigi adalah sama dimanapun ia bertugas. Untuk itulah Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI) menerbitkan Pedoman Pengajuan Penugasan Klinis Bagi Dokter Gigi di Rumah Sakit, untuk dapat dijadikan acuan bagi dokter gigi umum non spesialis yang bertugas di rumah sakit seluruh Indonesia. Pedoman ini dibuat berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia (SKDGI) yang disyahkan melalui Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 40 Tahun 2015. Dengan demikian isinya sejalan dengan SKDGI yang merupakan keputusan bersama para pemangku kepentingan di bidang kedokteran gigi Indonesia. Akhirul kalam semoga pedoman ini dapat menunjang bagi dokter gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat di rumah sakit seluruh Indonesia. Jakarta, 15 Mei 2016

SURAT KEPUTUSAN KOLEGIUM DOKTER GIGI INDONESIA PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA Nomor : 31/SK-KDGI/V/2016 Tentang PEDOMAN PENGAJUAN PENUGASAN KLINIS BAGI DOKTER GIGI DI RUMAH SAKIT Menimbang : Bahwa untuk kelancaran proses legal pratik dokter gigi umum non spesialis di rumah sakit dipandang perlu dibuat pedoman pengajuan penugasan klinis Mengingat : Memperhatikan: 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran 3. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/ PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit 5. Anggaran Dasar/Rumah Tangga Persatuan Dokter Gigi Indonesia 6. Surat Keputusan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia Nomor SKEP/391/PBPDGI/X/2015 tentang Pengukuhan Anggota Kolegium Dokter Gigi Indonesia Periode 2014-2017 7. Surat Keputusan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia Nomor SKEP/392/PBPDGI/X/2015 tentang Ketua dan Kepengurusan Kolegium Dokter Gigi Indonesia Periode 2014-2017 Hasil rapat Kolegium Dokter Gigi dengan unsur perwakilan rumah sakit pada tanggal 25 Februari 2016 MEMUTUSKAN Menetapkan : Pedoman Pengajuan Penugasan Klinis Bagi Dokter Gigi di Rumah Sakit Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Jakarta, 15 Mei 2016

PENDAHULUAN Kehadiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, telah mengubah norma yang sebelumnya dijalankan di dunia kedokteran gigi Indonesia, salah satunya adalah mengenai kompetensi. Kompetensi menurut undangundang tersebut dituangkan dalam Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia (SKDGI) yang disusun asosiasi institusi pendidikan kedokteran gigi serta kolegium kedokteran gigi, untuk kemudian disyahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Sebagai salah satu turutan dari undang-undang tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit yang telah menambah satu syarat baru bagi dokter gigi yang akan berpraktek di rumah sakit yaitu harus dimilikinya Surat Penugasan Klinis dari pimpinan rumah sakit. Dengan demikian sebelum seorang dokter gigi dapat berpraktek di rumah sakit, yang bersangkutan harus memiliki : 1. Sertifikat Kompetensi dari Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI) 2. Surat Tanda Registrasi dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) 3. Surat Izin Praktek (SIP) dari Dinas Kesehatan / Pemerintah Daerah 4. Surat Penugasan Klinis dari pimpinan rumah sakit Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan kepala/direktur rumah sakit kepada staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya. Isi dari penugasan klinis adalah kewenangan klinis (clinical privilege) yaitu hak khusus seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk periode tertentu. Hak ini didapat seorang dokter gigi setelah melalui proses evaluasi (kredensial/rekredensial) yang dilakukan oleh Komite Medik rumah sakit. PROSEDUR PENGAJUAN Pengajuan penugasan klinis dilakukan oleh seorang dokter gigi dengan membuat surat ajuan (Lampiran I) yang ditujukan kepada direktur/kepala rumah sakit. Surat ini dilampiri

dengan daftar kewenangan klinis (Lampiran II) yang disusun / diisi berdasarkan pertimbangan pribadi dokter gigi pengaju. Daftar kewenangan klinis yang menjadi Lampiran II dari pedoman ini adalah kewenangan klinis sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia. Pada saat pengajuan, seorang dokter gigi wajib menilai dirinya sendiri, mana yang masih dapat dilakukannya dan mana yang sudah tidak dapat dilakukannya. Apabila ada pendidikan dan/atau pelatihan tambahan yang dipandang menimbulkan kewenangan klinis di luar kewenangan klinis sebagaimana tercantum sebagai Lampiran II pedoman ini, dokter gigi pengaju perlu memastikan bahwa kewenangan tersebut bukan kewenangan dokter gigi spesialis atau tenaga medis lainnya serta didapat dari pendidikan dan/atau pelatihan yang sesuai dengan Pedoman dan Petunjuk Pelaksaan Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB). DAFTAR KEWENANGAN KLINIS 1. Anamnesis 2. Mengenali gejala dan tanda klinis penyakit/kelainan diluar penyakit/kelainan gigi dan mulut, untuk kemudian dilakukan rujukan 3. Pemeriksaan intra dan ekstra oral 4. Interpretasi hasil pemeriksaan radiologi 5. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium klinik 6. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi 7. Menegakan diagnosis penyakit/kelainan gigi dan mulut 8. Menetapkan prognosis dan rencana perawatan penyakit/kelainan gigi dan mulut 9. Mengisi rekam medis 10. Membuat surat rujukan 11. Membuat resep 12. Membuat surat keterangan sakit 13. Melakukan komunikasi dan edukasi terhadap pasien/keluarga pasien tentang penyakit/kelainan gigi dan mulut 14. Sterilisasi dan asepsis 15. Perawatan lesi ringan pada jaringan mulut 16. Anastesi lokal 17. Pencabutan gigi 18. Odontektomi M3 Kelas I A 19. Alveolektomi 1 regio 20. Incisi abses intra oral 21. Fiksasi interdental dengan komposit/kawat 22. Penatalaksanaan perdarahan 23. Penatalaksanaan sinkop 24. Penatalaksanaan shock anaphylactic 25. Basic Life Support 26. Reposisi TMJ et causa dislokasi

27. Penatalaksanaan tingkah laku anak 28. Pit dan fissure sealant 29. Topikal aplikasi fluor 30. Prepentive Adhesive Restoration 31. Space maintainer 32. Space regainer 33. Tumpatan gigi Kelas I, II, III, IV, V, dan VI 34. Inlay 35. Onlay 36. Mahkota pasak 37. Pulp capping direct 38. Pulp capping indirect 39. Perawatan saluran akar akar tunggal/jamak tanpa penyulit 40. Bleaching extra coronal 41. Scaling dan Root Planning 42. Kuretase jaringan pendukung gigi 43. Occlusal adjustment 44. Gingivektomi 45. Splinting 46. Bedah flap periodontal 47. Terapi dentin hipersensitif 48. Pencetakan gigi dan pembuatan model 49. Analisis model 50. Pembuatan gigi tiruan lepasan kasus sederhana 51. Pembuatan jembatan kasus sederhana 52. Reparasi dan/atau relaining gigi tiruan 53. Perawatan maloklusi sederhana / Tipe I Dental 54. Tracing foto sefalometri 55. Pembuatan radiografik periapikal 56. Pembuatan radiografik oklusal 57. Pembuatan radiografik bite wing 58. Pemeriksaan radiologi foreksi gigi 59. Pemrosesan film 60. Pengukuran indeks kesehatan gigi dan mulut

LAMPIRAN I Surat Keputusan Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI) Nomor : 31/SK-KDGI/V/2016 Tanggal : 15 Mei 2016 Kepada Yth Direktur Utama Rumah Sakit di.. Dengan hormat, Memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 bersama ini saya mengajukan permohonan Surat Penugasan Klinis dengan kewenangan klinis yang dimohonkan terlampir bersama surat ini. Sebagai pertimbangan terlampir fotokopi : 1. Surat Tanda Registrasi 2. Surat Izin Praktek di rumah sakit 3. Sertifikat penunjang ajuan kewenangan klinis tambahan lembar Demikian permohonan saya ajukan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih...,. 20 Dokter Gigi yang mengajukan..

LAMPIRAN II Surat Keputusan Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI) Nomor : 31/SK-KDGI/V/2016 Tanggal : 15 Mei 2016 RINCIAN KEWENANGAN KLINIS DOKTER GIGI DI RUMAH SAKIT Nama Dokter Nomor Sertfikat Kompetensi Nomor Surat Tanda Registrasi Nama Rumah Sakit :. :. :. :. No Rincian Kewenangan Klinis Diajukan Disetujui 1 2 3 1 2 3 1 Anamnesis 2 Mengenali gejala dan tanda klinis penyakit/kelainan diluar penyakit/kelainan gigi dan mulut, untuk kemudian dilakukan rujukan 3 Pemeriksaan intra dan ekstra oral 4 Interpretasi hasil pemeriksaan radiologi 5 Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium klinik 6 Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi 7 Menegakan diagnosis penyakit/kelainan gigi dan mulut 8 Menetapkan prognosis dan rencana perawatan penyakit/kelainan gigi dan mulut 9 Mengisi rekam medis 10 Membuat surat rujukan 11 Membuat resep 12 Membuat surat keterangan sakit 13 Melakukan komunikasi dan edukasi terhadap pasien/keluarga pasien tentang penyakit/kelainan gigi dan mulut 14 Sterilisasi dan asepsis 15 Perawatan lesi ringan pada jaringan mulut 16 Anastesi lokal 17 Pencabutan gigi 18 Odontektomi M3 Kelas I A 19 Alveolektomi 1 regio 20 Incisi abses intra oral 21 Fiksasi interdental dengan komposit/kawat 22 Penatalaksanaan perdarahan 23 Penatalaksanaan sinkop 24 Penatalaksanaan shock anaphylactic 25 Basic Life Support 26 Reposisi TMJ et causa dislokasi 27 Penatalaksanaan tingkah laku anak 28 Pit dan fissure sealant 29 Topikal aplikasi fluor 30 Prepentive Adhesive Restoration 31 Space maintainer 32 Space regainer

33 Tumpatan gigi Kelas I, II, III, IV, V, dan VI 34 Inlay 35 Onlay 36 Mahkota pasak 37 Pulp capping direct 38 Pulp capping indirect 39 Perawatan saluran akar akar tunggal/jamak tanpa penyulit 40 Bleaching extra coronal 41 Scaling dan Root Planning 42 Kuretase jaringan pendukung gigi 43 Occlusal adjustment 44 Gingivektomi 45 Splinting 46 Bedah flap periodontal 47 Terapi dentin hipersensitif 48 Pencetakan gigi dan pembuatan model 49 Analisis model 50 Pembuatan gigi tiruan lepasan kasus sederhana 51 Pembuatan jembatan kasus sederhana 52 Reparasi dan/atau relaining gigi tiruan 53 Perawatan maloklusi sederhana / Tipe I Dental 54 Tracing foto sefalometri 55 Pembuatan radiografik periapikal 56 Pembuatan radiografik oklusal 57 Pembuatan radiografik bite wing 58 Pemeriksaan radiologi foreksi gigi 59 Pemrosesan film 60 Pengukuran indeks kesehatan gigi dan mulut Kewenangan Tambahan 60 Dosen pendidik klinik profesi dokter gigi 61 62 63 Keterangan : 1 : Tidak memiliki kewenangan klinis 2 : Memiliki kewenangan klinis di bawah supervisi dokter lain 3 : Memiliki kewenangan klinis mandiri.., 20 Dokter Gigi yang mengajukan.