Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

FOGGING SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMBERANTAS NYAMUK PENYEBAR DEMAM BERDARAH DI DUKUH TUWAK DESA GONILAN, KARTASURA, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

UPAYA PEMANTAUAN NYAMUK Aedes aegypti DENGAN PEMASANGAN OVITRAP DI DESA GONILAN KARTASURA SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes eegypti di Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015

SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

Dinas Kesehatan Provinsi Bali 2) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 3) Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Denpasar *)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015

PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bertujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat sejak diketemukannya kasus tersebut di Surabaya pada

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD. Asep Irfan (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. masih terbatas. Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

ABSTRAK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

HUBUNGAN KEBERADAAN BREEDING PLACES, CONTAINER INDEX DAN PRAKTIK 3M DENGAN KEJADIAN DBD (STUDI DI KOTA SEMARANG WILAYAH BAWAH)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

Transkripsi:

Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue Hendra Kurniawan Abstrak. Indonesia sehat tahun 2010 difokuskan pada preventif yaitu pencegahan penyakit. Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang bisa dicegah, salah satu cara pencegahanya adalah dengan kebersihan lingkungan. Nyamuk telah tersebar luas di seluruh Indonesia, baik di rumah maupun di tempat umum. Peran faktor lingkungan terhadap penyakit terdiri dari memperhatikan Kepadatan Penduduk, mobilitas penduduk, sanitasi lingkungan, keberadaan kontainer dan kepadatan vektor. Dengan mengetahui keadaan lingkungan, maka upaya-upaya pencegahan terhadap penyakit dan penularannya dapat dilakukan dengan baik.(jks 2011; 1:48-51) Kata Kunci : Demam berdarah dengue, Preventif, Faktor lingkungan. Abstract. Policy of Healthy Indonesia in 2010 focused on the prevention of disease prevention. Dengue hemorrhagic fever is a preventable disease, one way is by pencegahanya environmental hygiene. The mosquito has spread widely throughout Indonesia, both athome and in public places. The role of environmental factors to the disease consists ofattention to Population Density, population mobility, environmental sanitation, the presence of containers and vector density. By knowing the state of the environment,then preventive measures against disease and transmission can be done well. (JKS 2009; 1:48-51) Keywords: dengue hemorrhagic fever, preventive, environmental factors. Pendahuluan 1 Indonesia sehat tahun 2010 difokuskan pada preventif yaitu pencegahan penyakit, tingginya berbagai wabah penyakit menunjukan bahwa program preventif yang diaplikasikan di masyarakat belum dilaksanakan dengan benar. Diantaranya adalah wabah penyakit demam berdarah atau DBD. Sampai saat ini di tiap pelosok baik kota maupun desa selalu ada kematian yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut, merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. 1 Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Hendra Kurniawan adalah staf pada Bagian Skilllab Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia. 2 Penyakit DBD muncul pertama kali pada tahun 1953 di Filipina, di Indonesia dilaporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah kasus 58 orang, 24 dian taranya meninggal (CFR = 41,32). 2 Di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada tahun 2005-2006 terdapat kasus DBD sebnyak 222 orang. 3 Pada tahun 2008 jumlah penderita DBD mengalami penurunan pada kwartal pertama, berjumlah 116 orang. Sementara jumlah penderita DBD tahun 2007 pada tiga bulan sebelum pelaksanaan DBD Watch, 465 orang. Masih tingginya angka disebabkan oleh upaya pencegahan yang digalakkan pemerintah belum memberikan hasil yang memuaskan. Faktor lingkungan kota 48

JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011 Banda Aceh mempengaruhi keberhasilan program DBD Watch yang telah menghabiskan banyak dana. 4 Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa dicegah, salah satu cara pencegahanya adalah dengan kebersihan lingkungan, tindakan pencegahan dan pemberantasan akan lebih lestari bila dilakukan dengan pemberantasan sumber larva, Dalam hal ini perlu pendekatan yang terpadu terhadap pengendalian nyamuk dengan menggunakan semua metode yang tepat (lingkungan, biologi dan kimiawi) yang murah, aman dan ramah lingkungan. Upaya-upaya ini antara lain dengan pengelolaan lingkungan dan informasi sumber-sumber penularan. Demam Dengue Demam dengue disebabkan oleh salah satu dari 4 serotif virus yangberbeda antigennya. Virus ini merupakan kelompok flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN- 4. Infeksi oleh salah satu jenis serotype ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotype yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya. 5 Diagnosa DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis diagnosis menurut WHO tahun 1986 yang terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. a. Kriteria klinis dengan ciri-ciri: 1) demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari; 2) terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji tourniquet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; 3) pembesaran hati; dan 4) syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah. b. Kriteria Laboratoris: 1) trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang); 2) hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih menurut standar umur dan jenis kelamin. 6 Nyamuk Aedes aegypti hidup di daerah yang beriklim tropis dan sub tropis seperti Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Nyamuk ini hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan tanah seperti bak mandi/wc. Tempat minuman burung, air tendon, air tempayan/gentong, kaleng, ban bekas dan lain-lain. Perkembangan hidup nyamuk Aedes aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya. Umur nyamuk Aedes aegypti betina berkisar antara 2 minggu sampai 3 bulan atau rata-rata 1,5 bulan, tergantung dari suhu dan kelembaban udara di sekelilingnya. Kemampuan terbangnya berkisar antara 40-100 m dari tempat perkembangbiakannya. Tempat istirahat yang disukai nyamuk ini adalah bendabenda yang tergantung yang ada di dalam rumah seperti gorden, kelambu dan baju di kamar yang gelap dan lembab. Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada waktu musim hujan, dimana terdapat genangan air bersih yang dapat menjadi tempat berkembang biakan nyamuk. 7 Cara pencegahan atau pemberantasan DBD yang dapat dilakukan saat ini ialah dengan memberantas vektor nyamuk penular karena vaksin atau obat untuk membasmi virusnya belum ada. Cara yang dianggap paling tepat untuk memberantas vektor adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD). Nyamuk telah tersebar luas di seluruh Indonesia, baik di rumah maupun di tempat umum, oleh karena itu upaya pemberantasannya tidak hanya merupakan 49

JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011 tugas pemerintah (tenaga kesehatan) saja tetapi harus didukung oleh peran serta masyarakat dan faktor lingkungan. 50

Hendra Kurniawan, Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue Peran faktor lingkungan terhadap penyakit terdiri dari: 1. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk turut menunjang atau sebagai salah satu faktor risiko penularan penyakit DBD. Semakin padat penduduk, semakin mudah nyamuk Aedes menularkan virusnya dari satu orang ke orang lainnya. Pertumbuhan penduduk yang tidak memiliki pola tertentu dan urbanisasi yang tidak terencana serta tidak terkontrol merupakan salah satu faktor yang berperan dalam munculnya kembali kejadian luar biasa penyakit DBD. 6 2. Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan. Mobilitas telah menjadi penyebab dan penerima dampak dari perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial di suatu daerah, tanpa terlepas dari penyebaran penyakit tertentu. 7 3. Sanitasi Lingkungan Kondisi sanitasi lingkungan berperan besar dalam perkembangbiakan nyamuk Aedes, terutama apabila terdapat banyak kontainer penampungan air hujan yang berserakan dan terlindung dari sinar matahari, apalagi berdekatan dengan rumah penduduk. 8 4. Keberadaan Kontainer Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes, karena semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat perindukan dan akan semakin padat populasi nyamuk Aedes. Semakin padat populasi nyamuk Aedes, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD dengan waktu penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit DBD cepat meningkat. Dengan demikian program pemerintah (Ditjen PPM&PL, 2001) berupa penyuluhan kesehatan masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD antara lain dengan cara menguras, menutup, dan mengubur (3M) sangat tepat dan perlu dukungan luas dari masyarakat dalam pelaksanaannya. Dilihat dari jenisnya, kontainer yang terdapat di rumah responden dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu : Tempat Penampungan Air (TPA) untuk keperluan seharihari, TPA bukan untuk keperluan sehari hari dan TPA alamiah. 1 Disamping itu, letak, macam, bahan, warna, bentuk volume dan penutup kontainer serta asal air yang tersimpan dalam kontainer sangat mempengaruhi nyamuk Aedes betina untuk menentukan pilihan tempat bertelurnya. 2 5. Kepadatan Vektor. Semakin tinggi angka kepadatan vektor akan meningkatkan risiko penularan penyakit DBD. 6 Kesimpulan Faktor lingkungan berupa Kepadatan Penduduk, mobilitas penduduk, sanitasi lingkungan, keberadaan kontainer dan kepadatan vektor merupakan faktor yang berperan terhadap penularan ataupun terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue, selain faktor penyakit, dan perilaku masyarakat. Dengan mengetahui keadaan lingkungan, maka upaya-upaya pencegahan terhadap penyakit dan penularannya dapat dilakukan dengan baik. Daftar Pustaka 1. Depkes RI. Profil Peran Serta masyarakat Dalam Pembangunan Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 1997. 2. Depkes RI. Pedoman Penanggulangan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Depkes RI. 2000. 51

3. DepKes RI. Status Lingkungan Hidup Indonesia 2005, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.Jakarta: Depkes RI.2005 Hendra Kurniawan, Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue 52

JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011 4. Serambi Indonesia. Kwartal Pertama 2008, DBD Menurun. 2008. http://serambinews.com/old/cetak.php?aksi=c etak&beritaid=44031 5. Centers for Disease Control and Prevention. Dengue Fact Sheet. 2005. www.cdc.gov/ncidod/dvbid/dengue. 6. WHO. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue. Terjermahan dari WHO Regional Publication SEARO No.29 : Prevention Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta : Depkes RI.2000. 7. Rezeki HS, dkk. Tatalaksaana Demam Dengue/Deman Berdarah Dengue pada Anak. DBD Naskah Lengkap Pelatihan. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.1999. 8. Soegijanto, S. Demam Berdarah Dengue. Surabaya :Airlangga University Press.2004. 53