BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Data di seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. serotype virus dengue adalah penyebab dari penyakit dengue. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

bio.unsoed.ac.id MENGENAL PEI\IYAKIT DEMAM BERDARAH PENDAHULUAN penderita dan keluarganya, karena kurangnya pengertian dan pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB I LATAR BELAKANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

BAB II TINJAUAN MENGENAI AEDES AEGYPTI

BAB I PENDAHULUAN. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak. asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di

PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) 2.2 Virus DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB IV PENGGUNAAN METODE SEMI-PARAMETRIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

Pendpampingan Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) Kelompok Prolanis BPJS Anggota Kepesertaaan FKTP Klinik Sakinah Kabupaten Jember

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai n

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

A. Latar Belakang Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengue adalah penyakit infeksi virus pada manusia yang ditransmisikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengue merupakan penyakit mosquito-borne yang dapat. menyerang berbagai kelompok usia dan dapat berakibat fatal

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE 2.1 Sejarah Demam Berdarah Dengue Penyakit demam berdarah dengue pertama kali di temukan di Filiphina pada tahun 1953 dan menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang (41,3%). Sejak saat itu, penyakit ini cenderung menyebar ke seluruh tanah air Indonesia dan mencapai puncaknya pada tahun 2004 dengan jumlah penderita mencapai 78.690 jiwa. Keadaan ini erat kaitannya dengan meningkatnya mobilitas penduduk dan sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi. [Epidemiologi dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Dr. Fauziah A Siregar] 2.2 Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Indonesia Dari data WHO untuk Indonesia, selama periode 1968-1988 insidens demam berdarah dengue cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1968 jumlah penderita demam berdarah dengue yang dirawat ada 53 orang, kemudian pada tahun 1988 jumlah kasus meningkat tajam. Setelah terjadinya kejadian luar biasa demam berdarah dengue nasional pada tahun 1988, kasus demam berdarah dengue di Indonesia menurun tajam. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebijaksanaan program demam berdarah dengue yang dikembangkan selama satu dasawarsa terakhir, namun 4

pada tahun 1996 kasus demam berdarah dengue kembali meningkat, bahkan cenderung naik sampai tahun 2005 (seperti yang terlihat pada Gambar 2.1). Angka korbannya pun bisa dibilang tinggi. Demam berdarah dengue sudah beberapa kali menyebabkan ditetapkannya Kejadian Luar Biasa (KLB) saat terjadi peningkatan kasus, yaitu tahun 1988, 1998, 2004 dan 2007. 8 x 104 KASUS DEMAM BERDARAH DI INDONESIA (1970-2005 7 6 Jumlah kasus 5 4 3 2 1 0 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 Tahun Gambar 2.1. Kasus Demam Berdarah di Indonesia (1970-2005) www.who.int.com Penyebab meningkatnya jumlah kasus DBD dan semakin bertambahnya wilayah yang terjangkit, antara lain karena semakin padatnya penduduk dan tingginya mobilitas penduduk. Selain itu semakin baiknya transportasi dari suatu daerah ke daerah lainnya serta adanya pemukiman-pemukiman baru juga menjadi penyebab meningkatnya kasus DBD. Artinya, penyebaran nyamuk akan semakin luas, seiring dengan semakin seringnya frekuensi perjalanan manusia. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya KLB adalah penyimpangan pola hujan, faktor musim, perilaku masyarakat menyimpan air secara tradisional, kurang partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk, kurangnya pengetahuan 5

masyarakat tentang gejala DBD dan keterlambatan membawa pasien ketempat pelayanan kesehatan. Penyebab lain adalah kurangnya koordinasi lintas sektor, tersebarnya vektor nyamuk Aedes aegypti di seluruh tanah air (khususnya di kota), adanya 4 sero tipe virus yang bersikulasi sepanjang tahun, yaitu DEN1, DEN2, DEN3 dan DEN4, serta keterlambatan penanggulangan kasus di lapangan turut berperan dalam kejadian luar biasa penyakit DBD ini. 2.3 Penularan Demam Berdarah Dengue Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus, namun yang paling berperan dalam penularan penyakit DBD terutama di Indonesia adalah adalah Aedes aegypti. 2.3.1 Nyamuk Penular Demam Berdarah Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Mesir yang kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui kapal laut atau udara. Nyamuk ini hidup di derah yang beriklim tropis dan subtropis kecuali di daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan air laut. Bentuk nyamuk Aedes aegypti adalah hitam putih pada kaki dan badannya. Di bagian punggung tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal pada bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi nyamuknyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Secara umum nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan, namun dalam hal ukuran nyamuk jantan umumnya lebih kecil dari betina dan memiliki rambut-rambut tebal pada antenanya. 6

Gambar 2.2. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Umur nyamuk betina berkisar antara dua minggu sampai tiga bulan atau rata-rata satu setengah bulan dan tergantung suhu kelembaman udara sekelilingnya. Kepadatan nyamuk akan meningkat saat musim hujan. Untuk berkembang biak, nyamuk bertelur di air dan menetas menjadi jentik, kemudian menjadi bayi nyamuk (larva) lalu keluar dari air dan terbang menjadi nyamuk dewasa. Hanya bertelur di tempat genangan air jernih dan tidak bersarang di air got atau semacamnya. Nyamuk ini dapat berkembangbiak dengan minimal jumlah volumenya kira-kira 0.5 sentimeter atau sama dengan satu sendok teh. Siklus perkembangbiakan nyamuk berkisar antara 10-12 hari. Nyamuk dewasa bertelur di air, hari pertama langsung menjadi jentik sampai hari ke-4, lalu menjadi pupa (kepompong), kemudian akan meninggalkan rumah pupa-nya menjadi nyamuk dewasa. Kemampuan terbangnya antara 40 hingga 100 m. 7

Dari hasil kajian ilmiah terkini terungkap bahwa nyamuk Aedes dewasa yang bertelur akan menurunkan virusnya secara langsung kepada keturunannya. Apabila dewasa kelak, ia tidak perlu menggigit manusia yang ada jangkitan virus untuk menjadi pembawa virus dengue. Masalah lain yang mengkhawatirkan adalah bahwa telur Aedes dapat bertahan sampai enam bulan lamanya walaupun berada di tempat yang kering dan bukannya di dalam air. Apabila telur tersebut terkena air dalam waktu tertentu, ia tetap akan membiak menjadi jentik-jentik. 2.3.2 Virus Dengue Virus Dengue merupakan virus RNA rantai tunggal, genus flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang. Variasi genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga didalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai 11,0 % pada tingkat nukleotida dan 7,7 % untuk tingkat protein (Fu et al, 1992). Perbedaan urutan nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologis dan antigenitasnya. Virus Dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 Kb tersusun dari protein struktural dan non-struktural. Protein struktural yang terdiri dari protein envelope (E), protein pre-membran (prm) dan protein core (C) merupakan 25% dari total protein, 8

sedangkan protein non-struktural merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein struktural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prm dan C. Sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah protein NS-1. 2.3.3 Mekanisme Penularan Demam Berdarah Dengue Demam berdarah dengue ditularkan dari orang ke orang melalui vektor nyamuk Aedes aegypti betina maupun Aedes albopictyus. Nyamuk-nyamuk ini senang berkembang biak di genangan air, akibatnya penularan penyakit demam berdarah dengue terjadi di semua tempat atau wilayah dimana terdapat nyamuk penular penyakit tersebut. Masa menggigit aktifnya adalah pada awal pagi hari yaitu dari pukul sembilan hingga sepuluh dan sore hari dari pukul tiga hingga pukul lima. Setelah menggigit tubuh manusia perutnya akan dipenuhi kira-kira dua hingga empat miligram darah atau sekitar 1.5 kali berat badannya. Aedes mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara berganti-ganti dalam jangka waktu yang singkat. Nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein bagi keperluan pembiakannya. Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan menghasilkan kira-kira 100 butir telur yang halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan terus menghisap darah dan bertelur lagi. Apabila nyamuk betina menggigit atau menghisap darah orang yang mengidap infeksi dengue, virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penular penyakit demam berdarah. Virus dengue yang berukuran 35-45 nm berada dalam darah selama 4-7 hari. Bila penderita digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Perpindahan hanya 9

terjadi saat jumlah virus dalam darah manusia sudah cukup banyak atau yang dikenal dengan viremia. Viremia pada manusia terjadi sejak dua hari sebelum panas hingga lima hari setelah demam timbul, sehingga total waktu viremia yang terjadi pada manusia adalah tujuh hari. Gambar 2.3. Mekanisme Penularan DBD Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk bersiap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis), agar darah yang diisap tidak membeku. Sifat gigitan nyamuk yang dirasakan manusia tidaklah berbeda dengan gigitan nyamuk lainnya. Artinya tidak lebih sakit, tidak lebih gatal, tidak juga lebih meninggalkan bekas yang istimewa. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Penularan mekanik juga dapat terjadi apabila nyamuk aedes betina sedang menghisap darah orang yang dijangkiti virus dengue diganggu, dan nyamuk itu dengan segera akan berpindah menggigit orang lain. Hal ini menyebabkan virus yang terdapat di dalam belalai nyamuk tersebut akan masuk ke dalam peredaran 10

darah orang kedua tanpa memerlukan masa pengeraman. Seekor nyamuk yang sudah dijangkiti akan membawa virus itu di dalam badannya sampai berakhir kehidupannya. Saat virus masuk ke tubuh manusia selama sekitar 4-6 hari tidak terjadi apa-apa. Itu yang disebut masa inkubasi dari penyakit demam berdarah dengue. Dalam masa inkubasi itu dengan cepat virus memperbanyak dirinya. Apabila jumlah virus sudah cukup akan terjadi viremia (banyak virus dalam darah). Saat itulah seseorang menderita demam. 2.4 Tingkat Keparahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Ada beberapa jenis penyakit demam berdarah yang dikelompokkan berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu 2.4.1 Dengue Fever (DF) Dengue Fever adalah penyakit lama yang berdistribusi di seluruh dunia di kawasan tropis selama abad ke 18 dan 19. Nyamuk penularnya adalah Aedes aegypti. Biasanya terjadi selama infeksi primer atau sekunder. Diagnosis penyakitnya seperti tiba-tiba penderita demam tinggi, sakit kepala (terutama dibagian retro orbital), pusing, arthralgia, myalgia, anorexia, ketidaknyaman perut. Demam biasanya terjadi 2-7 hari. Namun jarang terjadi pendarahan. DF biasanya dianggap sebagai gejala demam berdarah, namun DF tidak akan berubah menjadi DHF. 2.4.2 Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. DHF biasanya mengikuti infeksi dengue sekunder, tapi kadang-kadang juga infeksi primer. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, 11

tergantung dari serotipe virus Dengue. Diagnosisnya adalah demam tinggi, pendarahan, trombosit menurun sangat drastis hingga kurang dari 90.000, dan pemeriksaan serologi IgG atau IgM positif. Pendarahan yang terjadi lebih berat dan disertai sesak nafas karena adanya cairan di rongga perut. DHF lebih berbahaya dari DF. Secara klinis, yang membedakan DHF dengan DF adalah terjadinya reaksi keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah dan masuk ke dalam rongga perut dan rongga selaput paru. Apabila tidak segera ditanggulangi dapat mempengaruhi manifestasi gejala perdarahan sehingga menjadi sangat masif. 2.4.3 Dengue Shock Syndrome (DSS) Dengue Shock Syndrome (DSS) berhubungan dengan kematian yang sangat tinggi. Ini merupakan tahap yang paling berbahaya diantara jenis penyakit dengue lainnya. Infeksi sekunder dengan serotipe virus dengue yang berbeda dari virus penyebab DHF merupakan faktor resiko terjadinya manifestasi penyakit ini. Syok dapat terjadi dalam waktu singkat, pasien dapat meninggal dalam waktu 12-24 jam atau sembuh cepat setelah mendapat penggantian cairan dengan tepat. Kejutan umumnya dapat terjadi saat suhu badan turun, yaitu antara hari sakit ke 3 sampai 7. 12