PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Pengolahan Titik (2) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN OPERATOR ISOTROPIK DENGAN PENGOLAHAN AWAL MENGGUNAKAN PENGATURAN INTENSITAS

KULIAH 1 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA PENGANTAR MATRIKS

IDENTIFIKASI TUMOR PADA JARINGAN SEKITAR TULANG DAN PARU-PARU MENGGUNAKAN SEGMENTASI BERDASAR ARAS KEABUAN CITRA

PERBAIKAN CITRA DENGAN METODE POWER LAW TRANSFORMATION

I. PENDAHULUAN. Contoh untuk proses segmentasi citra yang digunakan adalah klasterisasi (clustering).

Kory Anggraeni

KULIAH 2 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA HISTOGRAM CITRA

ENKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) ATAS CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

Operasi Piksel dan Histogram

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

SAMPLING DAN KUANTISASI

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

SIMULASI PENGHITUNGAN JUMLAH SEL DARAH MERAH Diaz Hartadi *, Sumardi **, R. Rizal Isnanto **

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

ANALISA PENGARUH HISTOGRAM EQUALIZATION TERHADAP KARAKTERISASI STATISTIK TERMAL CITRA TERMOGRAM KANKER PAYUDARA DINI

Pamampatan dan Rekonstruksi Citra Menggunakan Analisis Komponen Utama.

II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN

(IMAGE ENHANCEMENT) Peningkatan kualitas citra di bagi menjadi dua kategori yaitu :

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS

Pertemuan 2 Representasi Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

Operasi Titik Kartika Firdausy

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERUHAN AIR BERDASAR PENGOLAHAN CITRA

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 2 Point Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE HISTOGRAM EQUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

Sesi 3 Operasi Pixel dan Histogram. : M. Miftakul Amin, S. Kom., M. Eng.

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

PERBAIKAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILITY DISTRIBUTION HISTOGRAM EQUALIZATION (PDHE)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

IDENTIFIKASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN TEKNIK PENCOCOKAN TEMPLATE TAPIS GABOR

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. ( Histogram Citra ) Disusun Oleh : : 1. Agus Riyanto (2111T0238) 2. M. Yazid Nasrullah ( 2111T0233 )

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

Penggunaan Tapis Adaptif Dalam Proses Editing suara Pada Pembuatan Film Layar Lebar

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE

Arnes Sembiring Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Abstrak

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Aras Komputasi. 1. Aras Titik. 1. Aras Titik. 1. Aras Titik. 1. Aras Titik 3/18/2017

BAB 2 LANDASAN TEORI

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORI

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION

Operasi-Operasi Dasar pada Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

LAPORAN PEMROSESAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Citra (bag. 2)

Peningkatan Resolusi Citra Digital dengan Interpolasi Bilinear

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI OBJEK BERDASARKAN BENTUK DAN UKURAN Dika Adi Khrisna*, Achmad Hidayatno**, R.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam storage lebih sedikit. Dalam hal ini dirasakan sangat penting. untuk mengurangi penggunaan memori.

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

Prototype Aplikasi Pengolah Citra Invert Sebagai Media Pengolah Klise Foto

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Penggunaan Filter Frekuensi Rendah untuk Penghalusan Citra (Image Smoothing)

Transkripsi:

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM Danny Ibrahim 1, Achmad Hidayatno 2, R. Rizal Isnanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia E-mail: master_eagle@plasa.com Telp. (024) 6709077 Abstrak Peningkatan kebutuhan terhadap aplikasi penggunaan citra yang demikian pesat perlu didukung oleh suatu pengolahan citra yang dapat meningkatkan mutu citra. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu citra tersebut adalah dengan pengaturan kecerahan dan kontras citra secara automatis. Penelitian ini bertujuan untuk membuat program untuk pengaturan kecerahan dan kontras citra secara automatis sehingga peningkatan mutu citra dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. kecerahan dan kontras citra yang digunakan dalam penelitian adalah teknik pemodelan histogram yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: akuisisi data citra, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian perangkat lunak berdasarkan sistem visual dan hasil kuesioner pada sejumlah responden, serta pengambilan kesimpulan. Kesimpulan hasil penelitian adalah: teknik pemodelan histogram dapat membuat distribusi tingkat keabuan dari citra lebih lebar dan lebih merata sehingga tampak lebih jelas rincinya. Teknik pemodelan histogram tersebut terdiri atas ekualisasi histogram 1, ekualisasi histogram 2, ekualisasi histogram 3, modifikasi histogram 1, modifikasi histogram 2, modifikasi histogram 3, histogram Gaussian, dan pengaturan intensitas. Dari kedelapan teknik tersebut yang paling banyak menghasilkan citra dengan kualitas yang baik adalah: modifikasi histogram 1 dan pengaturan intensitas. Kata Kunci pengaturan intensitas, kontras, tingkat keabuan, ekualisasi histogram, modifikasi histogram. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan teknologi pengolahan citra dewasa ini berkembang dengan sangat pesat, baik itu perkembangan jumlah pemakai maupun perkembangan jenis teknologi yang menggunakan pengolahan citra, seperti misalnya bidang biomedis, astronomi, penginderaan jauh, dan arkeologi yang umumnya banyak memerlukan teknik peningkatan mutu citra. Aplikasi lain yang kemudian menyusul adalah pengolahan citra digital di bidang robotika, industri, serta arsip citra dan dokumen. Peningkatan kebutuhan terhadap aplikasi penggunaan citra yang demikian pesat ini harus pula didukung oleh suatu pengolahan citra yang dapat meningkatkan mutu citra. Proses pengolahan citra yang termasuk dalam kategori peningkatan mutu citra bertujuan untuk memperoleh keindahan gambar, untuk kepentingan analisis citra, dan untuk mengoreksi citra dari segala gangguan yang terjadi pada waktu perekaman data. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu citra tersebut adalah dengan mengatur kecerahan dan kontras secara automatis sehingga citra menjadi lebih jelas rincinya. Teknik yang digunakan untuk mengatur kecerahan dan kontras secara automatis adalah dengan pemodelan histogram yang bertujuan untuk mendapatkan citra dengan daerah tingkat keabuan yang lebar dan dengan distribusi piksel yang merata pada daerah tingkat keabuan. B. Tujuan Tujuan tugas akhir ini adalah untuk membuat program untuk pengaturan kecerahan dan kontras citra secara automatis sehingga peningkatan mutu citra dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. C. Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini, pembahasan terbatas pada: 1. Teknik pemodelan histogram yang terdiri atas ekualisasi histogram, modifikasi histogram, pengaturan intensitas dan histogram Gaussian. 2. Citra yang diolah adalah citra digital beraras keabuan dan tidak bergerak. 3. Aplikasi yang dibuat menggunakan Matlab 6.5. II. DASAR TEORI A. Citra Keabuan Citra beraras keabuan adalah citra yang hanya menggunakan warna yang merupakan tingkatan warna abu-abu. Warna abu-abu adalah satu-satunya warna pada ruang RGB dengan komponen merah, hijau, dan biru mempunyai intensitas yang sama. Pada citra beraras keabuan hanya perlu menyatakan nilai intensitas untuk tiap piksel sebagai nilai tunggal, sedangkan pada citra berwarna perlu tiga nilai intensitas untuk tiap pikselnya. citra beraras keabuan disimpan sebagai integer 8 bit sehingga memberikan 2 8 = 256 tingkat keabuan dari warna hitam sampai warna putih. Dengan menggunakan pola 8 bit ini citra beraras keabuan membutuhkan ruang memori, disk, dan waktu pengolahan yang lebih sedikit daripada citra berwarna (RGB). B. Peta Keabuan Peta Keabuan adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara intensitas pada suatu piksel keluaran 1

terhadap intensitas piksel masukan. Piksel dengan intensitas terendah adalah hitam, dan piksel dengan intensitas tertinggi adalah putih. Sebuah piksel dengan intensitas sedang mungkin berwarna abu-abu atau memiliki tingkat keabuan tertentu. C. Koreksi Gamma Koreksi gamma merupakan merupakan faktor keteduhan yang mempengaruhi pemetaan antara nilai intensitas (tingkat keabuan) citra masukan dan keluaran sehingga pemetaan bisa tak-linear. Sebagai contoh nilai dari intensitas masukan minimum sampai intensitas masukan maksimum dapat dipetakan ke dalam nilai dari intensitas keluaran minimum sampai intensitas keluaran maksimum. Gamma memiliki nilai lebih besar dari 0. Jika gamma sama dengan satu, maka pemetaanya linear. Jika gamma kurang dari 1, pemetaannya cenderung menuju nilai keluaran yang lebih tinggi (terang). Jika gamma lebih besar dari pada 1, pemetaannya cenderung menuju nilai keluaran yang lebih rendah (lebih gelap). Gambar 1 menunjukkan pemetaan intensitas dengan gamma yang berbeda. Gambar 1 Pemetaan intensitas dengan gamma yang berbeda Pada Gambar 1 sumbu horisontal (dari rendah (low) sampai tinggi (high)) menunjukkan tingkat keabuan citra masukan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Sedangkan sumbu vertikal (dari bawah (bottom) sampai atas (top)) menunjukkan tingkat keabuan citra keluaran dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. E. Kontras dan Kecerahan Citra kontras dan kecerahan yang akan dikemukakan di sini adalah proses pengolahan citra yang menggunakan teknik pemetaan tingkat keabuan melalui pemodelan histogram, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu suatu citra melalui perbaikan kontras dan kecerahan. Jenis pengaturan yang pertama menggambarkan perbaikan kontras dan kecerahan dengan teknik ekualisasi histogram (histogram equalization), kedua dengan teknik modifikasi histogram ketiga dengan teknik pengaturan intensitas (intensity adjustment), dan keempat dengan histogram Gaussian. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai jenisjenis pengaturan tersebut di atas, lebih dahulu akan disinggung pengertian mengenai kontras dari suatu citra. kontras suatu citra dapat diterangkan secara singkat melalui Gambar 3. Gambar 3 (a) dikatakan mempunyai kontras yang tidak baik karena terlalu terang, yang dalam istilah fotografi disebut overexposed. Pada histogram citra tersebut dapat dilihat bahwa citra hanya menggunakan setengah bagian atas dari daerah tingkat keabuan yang disediakan. Keadaan sebaliknya, yang juga merupakan citra dengan kontras yang kurang baik dapat dilihat pada Gambar 3 (c), dimana citra mengalami underexposed. Citra yang mempunyai kontras dan kecerahan cukup baik dapat dilihat pada Gambar 3 (b). Dari histogramnya, tampak bahwa citra yang mempunyai kontras baik ini menggunakan daerah tingkat keabuan secara penuh dengan distribusi piksel yang hampir merata pada setiap harga intensitas piksel. Karakteristik ini tidak dijumpai pada histogram dari Gambar 3 (a) dan 3 (c). D. Histogram Histogram adalah suatu grafik yang menunjukkan berapa besar jumlah piksel dari citra memiliki suatu tingkat keabuan tertentu. Gambar 2 menunjukkan contoh histogram dari sebuah citra. Gambar 6 Citra dan histogramnya Tinggi dari histogram pada titik tertentu menunjukkan jumlah piksel atau daerah dari citra yang mempunyai tingkat keabuan tersebut. Gambar 3 Pengertian mengenai kontras citra (a) Citra mengalami overexposed (b) Citra dengan kontras baik (c) Citra mengalami underexposed 2

F. Histogram Dalam penelitian ini digunakan 3 jenis algoritma yaitu: 1. Algoritma 1 ( histogram 1) a. Menghitung histogram citra. b. Menghitung penjumlahan kumulatif ternormalisir dari histogram. c. Memetakan tingkat keabuan citra masukan ke suatu tingkat keabuan citra keluaran. d. Akhir algoritma. 2. Algoritma 2 ( histogram 2) a. Membuat histogram yang diinginkan dengan cara membagi total piksel citra dengan jumlah tingkat keabuan. b. Menormalisasi histogram yang dinginkan dengan cara mengalikan histogram yang diinginkan dengan hasil bagi antara total piksel citra dengan jumlah seluruh komponen histogram yang diinginkan tersebut. c. Menghitung histogram citra yang sebenarnya kemudian melakukan penjumlahan kumulatif dari histogram citra tersebut. d. Menghitung penjumlahan kumulatif dari hasil langkah b. e. Membuat pemetaan ke suatu intensitas citra yang baru dengan meminimalkan selisih antara hasil langkah d dengan hasil langkah c. f. Akhir algoritma. 3. Algoritma 3 ( histogram 3) a. Menghitung histogram citra. b. Membagi histogram citra dengan jumlah seluruh histogram citra. c. Menghitung penjumlahan kumulatif dari hasil langkah b. d. Mengkuantisasi seragam hasil langkah c dengan cara membagi antara selisih dari hasil langkah c dikurangi nilai minimumnya dengan selisih dari satu dikurangi nilai minimum pada langkah c. Kemudian hasilnya dikalikan dengan hasil dari jumlah tingkat keabuan dikurangi satu. Dan hasilnya ditambah 0,5, kemudian dibulatkan. e. Akhir algoritma. G. Histogram histogram dapat dibuat dengan 3 jenis algoritma yaitu: 1. Algoritma A ( histogram 1) a. Menghitung histogram citra. b. Mmembagi histogram citra dengan jumlah seluruh histogram citra. c. Memangkatkan hasil langkah b dengan bilangan pecahan dalam penelitian ini digunakan bilangan 1/3. d. Menghitung penjumlahan kumulatif dari hasil langkah c. e. Mengitung jumlah seluruh hasil pada langkah c. f. Membagi hasil dari langkah d dengan hasil dari langkah e. g. Mengkuantisasi seragam hasil langkah f. h. Akhir algoritma. 2. Algoritma B ( histogram 2) a. Menentukan tingkat keabuan citra masukan pada setiap piksel. b. Membuat logaritmik pada masing-masing hasil langkah a yang sudah ditambah satu. c. Mengkuantisasi seragam hasil langkah b. d. Akhir algoritma. 3. Algoritma C ( histogram 3) a. Menentukan tingkat keabuan citra masukan pada setiap piksel. b. Memangkatkan masing-masing hasil langkah a dengan bilangan pecahan, dalam penelitian ini digunakan bilangan 1/3. c. Mengkuantisasi seragam hasil langkah b. d. Akhir algoritma. H. Berikut adalah algoritma yang digunakan untuk membuat pengaturan intensitas. 1. Menghitung histogram citra masukan. 2. Menghitung penjumlahan kumulatif dari histogram. 3. Membagi hasil langkah 2 dengan histogram total. 4. Menentukan prosentase pemotongan. 5. Menentukan nilai koreksi gamma. 6. Menentukan nilai minimum dari hasil langkah 3 dan hasilnya dipilih yang lebih besar dan paling mendekati dengan prosentase pemotongan, kemudian menentukan nilai maksimum dari hasil langkah 3 dan hasilnya dipilih yang lebih besar dan paling mendekati atau sama dengan (1 prosentase pemotongan). Sehingga didapatkan nilai minimum dan maksimum. 7. Memotong tingkat keabuan citra yang lebih kecil dari nilai minimum dan lebih besar dari nilai maksimum. 8. Hasil dari langkah 7 dikurangi dengan nilai minimumnya kemudian dibagi dengan (selisih antara nilai maksimum dan minimumnya) dan hasilnya dipangkatkan dengan gamma. 9. Akhir algoritma. I. Histogram Gaussian Histogram Gaussian dapat dibuat dengan algoritma sebagai berikut. 1. Membuat histogram yang diinginkan yaitu histogram dengan distribusi Gaussian. 2. Menormalisasi histogram yang dinginkan dengan cara mengalikan histogram yang diinginkan dengan hasil bagi antara total piksel citra dengan jumlah seluruh komponen histogram yang diinginkan tersebut. 3. Menghitung histogram citra yang sebenarnya kemudian melakukan penjumlahan kumulatif dari histogram citra tersebut. 4. Menghitung penjumlahan kumulatif dari hasil langkah 2. 5. Membuat pemetaan ke suatu intensitas citra yang baru dengan memilih jumlah piksel pada hasil langkah 4 yang paling mendekati dengan jumlah piksel pada hasil langkah 3. 6. Akhir algoritma. 3

III. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA A. Perangkat Lunak Peraga Perancangan perangkat lunak dengan menggunakan Bahasa komputasi teknis Matlab 6.5 berfungsi untuk mengolah data masukan yang berupa citra beraras keabuan dan menampilkan citra keluaran yang telah diatur kecerahan dan kontrasnya dengan teknik pemodelan histogram. Bentuk tampilan program peraga pengaturan kecerahan dan kontras citra secara automatis diperlihatkan pada Gambar 4. E. Diagram Alir Perangkat Lunak Diagram alir perangkat lunak yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 5. Mulai Memilih/ mencari citra Pilih 1 (satu) dari 8 (delapan) jenis algoritma pengaturan kecerahan dan kontras citra Proses Penampilan hasil Simpan hasil pengolahan? Y Simpan T Gambar 4 Tampilan Utama Program Peraga. B. Pembacaan Citra Digital Sebelum proses pengolahan, citra digital perlu dibaca terlebih dahulu sebagai matriks dengan menggunakan perintah imread. Matriks dari proses pembacaan inilah yang akan diolah dalam proses pengolahan citra digital selanjutnya. Citra yang akan diolah adalah citra keabuan (gray), apabila citra masukan adalah citra berwarna (red green blue) maka harus diubah dahulu ke bentuk citra keabuan dengan menggunakan perintah rgb2gray. Perintah ini mengubah masukan citra berwarna (RGB) menjadi citra keabuan yang dinyatakan dengan matriks m n. Proses ini tidak berpengaruh terhadap masukan citra keabuan. Selesai Gambar 5 Diagram alir perangkat lunak pengaturan kecerahan dan kontras citra secara automatis IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Langkah penelitian yang dilakukan adalah menguji masing-masing jenis pengaturan kecerahan dan kontras citra secara automatis. Gambar 6 menunjukkan hasil penelitian dengan delapan jenis pengaturan untuk citra asli yang memiliki kontras rendah. C. Pembuatan Histogram Citra Setelah pembacaan citra proses selanjutnya dalah membuat histogram dari hasil pembacaan citra tersebut. Perintah yang digunakan untuk membuat histogram adalah imhist. Dari histogram tersebut dapat diketahui jumlah piksel pada tingkat keabuan tertentu yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan kecerahan dan kontras yang baik dengan menggunakan delapan jenis algoritma yang telah dijelaskan sebelumnya. D. Penampilan Citra Setelah pengolahan citra digital dengan menggunakan delapan jenis algoritma tersebut, kemudian citra hasil pengolahan ditampilkan dengan menggunakan perintah imshow. 4

Gambar 6 Hasil penelitian untuk citra asli dengan kontras rendah (a) Citra asli (b) histogram 1 (c) histogram 2 (d) histogram 3 (e) histogram 1 (f) histogram 2 (g) histogram 3 (h) Histogram Gaussian (i) intensitas B. Pembahasan Dengan penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa citra yang memiliki kecerahan dan kontras yang baik harus mempunyai kriteria sebagai berikut a. Memiliki kisaran dinamis (tingkat keabuan) yang cukup lebar. b. Memiliki distribusi piksel yang cukup merata pada kisaran dinamis (tingkat keabuan) tersebut. Berikut adalah hasil kuesioner pada sejumlah responden (tabel 1 5) untuk penilaian terhadap kualitas citra hasil pengaturan kecerahan dan kontras secara automatis. Penilaian yang digunakan adalah: 1 = sangat buruk 4 = baik 2 = buruk 5 = sangat baik 3 = sedang Tabel 1 Penilaian sejumlah responden terhadap semua jenis pengaturan untuk citra asli dengan kontras dan kecerahan yang baik. Jenis Penilaian menurut rata-rata 3,8 * Baik 4 Baik 2,2 Buruk 2,3 Buruk Histogram Gaussian 4,2 Baik 5

Tabel 2 Penilaian sejumlah responden terhadap semua jenis pengaturan untuk citra asli yang terlalu gelap. Jenis Penilaian menurut rata-rata 3,9 * Baik 3,7 Baik 3,9 Baik 3,2 Sedang 4 Baik Histogram Gaussian 3,5 Baik Tabel 3 Penilaian sejumlah responden terhadap semua jenis pengaturan untuk citra asli yang terlalu terang. Jenis Penilaian menurut rata-rata 2 * Buruk 1,8 Buruk 1,9 Buruk Histogram Gaussian 2,2 Buruk 4,1 Baik Tabel 4 Penilaian sejumlah responden terhadap semua jenis pengaturan untuk citra asli dengan kontras rendah. Jenis Penilaian menurut rata-rata 4 * Baik 4,1 Baik 2,9 Sedang 2,8 Sedang 2,6 Sedang Histogram Gaussian 3,4 Sedang 3,1 Sedang Tabel 5 Penilaian sejumlah responden terhadap semua jenis pengaturan untuk citra asli dengan kontras tinggi. Jenis Penilaian menurut rata-rata 3,7 * Baik 3,7 Baik 4,1 Baik 3,3 Sedang Histogram Gaussian 3,5 Baik 3,7 Baik Dengan melihat hasil kuesioner terhadap sejumlah responden dalam memberikan penilaian untuk kualitas citra hasil semua jenis pengaturan, maka dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk citra asli yang sudah memiliki kecerahan dan kontras yang baik dapat diatur kecerahan dan kontrasnya supaya lebih baik dengan menggunakan enam jenis pengaturan yaitu: ekualisasi histogram 1, ekualisasi histogram 2, ekualisasi histogram 3, modifikasi histogram 1, histogram Gaussian, dan pengaturan intensitas. Untuk citra asli yang terlalu gelap dapat diatur menggunakan tujuh jenis pengaturan yaitu: ekualisasi histogram 1, ekualisasi histogram 2, ekualisasi histogram 3, modifikasi histogram 2, modifikasi histogram 3, histogram Gaussian, dan pengaturan intensitas. Untuk citra asli yang terlalu terang dapat diatur menggunakan empat jenis pengaturan yaitu: modifikasi histogram 1, modifikasi histogram 2, modifikasi histogram 3, dan pengaturan intensitas. Untuk citra asli dengan kontras rendah dapat diatur menggunakan tiga jenis pengaturan yaitu: ekualisasi histogram 1, ekualisasi histogram 2 dan ekualisasi histogram 3. Untuk citra asli dengan kontras tinggi dapat diatur menggunakan tujuh jenis pengaturan yaitu: ekualisasi histogram 1, ekualisasi histogram 2, ekualisasi histogram 3, modifikasi histogram 1, modifikasi histogram 3, histogram Gaussian, dan pengaturan intensitas. Dengan melihat semua hasil pengolahan untuk lima jenis citra asli yang memiliki karakteristik berbeda, dapat diambil kesimpulan bahwa jenis pengaturan kecerahan dan kontras citra secara automatis yang paling banyak memiliki hasil pengolahan citra dengan kualitas yang baik adalah modifikasi histogram 1 dan pengaturan intensitas. 6

V. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa kriteria citra yang memiliki kecerahan dan kontras yang baik adalah: a. Memiliki kisaran dinamis (tingkat keabuan) yang cukup lebar. b. Memiliki distribusi piksel yang cukup merata pada kisaran dinamis tersebut. 2. histogram 1, ekualisasi histogram 2, ekualisasi histogram 3, modifikasi histogram 1, histogram Gaussian, dan pengaturan intensitas, menghasilkan citra dengan kualitas yang baik pada citra asli yang sudah memiliki kecerahan dan kontras yang baik. 3. histogram 1, ekualisasi histogram 2, ekualisasi histogram 3, modifikasi histogram 2, modifikasi histogram 3, histogram Gaussian, dan pengaturan intensitas, menghasilkan citra dengan kualitas yang baik pada citra asli yang terlalu gelap. 4. histogram 1, histogram 2, modifikasi histogram 3, dan pengaturan intensitas, menghasilkan citra dengan kualitas yang baik pada citra asli yang terlalu terang. 5. histogram 1, ekualisasi histogram 2, dan ekualisasi histogram 3, menghasilkan citra dengan kualitas yang baik pada citra asli dengan kontras rendah. 6. histogram 1, ekualisasi histogram 2, ekualisasi histogram 3, modifikasi histogram 1, modifikasi histogram 3, histogram Gaussian, dan pengaturan intensitas, menghasilkan citra dengan kualitas yang baik pada citra asli dengan kontras tinggi. Danny Ibrahim Lahir di semarang pada tanggal 4 november 1981 bertempat tinggal di Jalan Ratu ratih I No 11 Semarang. Saat ini sedang menyelesaikan Tugas Akhir pada program S1 di Universitas Diponegoro jurusan teknik elektro konsentrasi Elektronika Telekomunikasi. Pendidikan yang telah diselesaikan antara lain SD Negeri Kabluk II Semarang Jawa tengah lulus tahun 1994, SMP Negeri 15 Semarang Jawa Tengah lulus tahun 1997, SMU Negeri 3 Semarang Jawa Tengah lulus tahun 2000. Mengetahui, Dosen Pembimbing R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. NIP. 132 288 515 B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan aplikasi pengaturan kecerahan dan kontras citra secara automatis dengan menggunakan metode yang lain seperti tapis homomorfik, modifikasi adaptif dari kontras dan luminansi lokal. 2. Perlu pengembangan lebih lanjut supaya program ini dapat digunakan untuk mengatur kecerahan dan kontras secara automatis pada citra bergerak dan citra berwarna (colour image). 3. Penggunaan bahasa pemrograman lain dapat dijadikan alternatif untuk membuat program ini misalnya dengan menggunakan Visual Basic, Delphi, atau C++. DAFTAR PUSTAKA [1]. Jain, A. K., Fundamentals of Digital Image Processing, Prentice Hall, New Delhi, 1995. [2]. Lim, J. S., Two-Dimensional Signal and Image Processing, Prentice Hall International Inc., 1990. [3]. Murni, A., Pengantar Pengolahan Citra, PT Elek Medi Komputindo Kelompok Gramedia, jakarta, 1992. [4]. Russ, J. C., The Image Processing Handbook, CRC Press Inc., 1994. [5]. MATLAB, v. 6.5, The MathWorks, Inc., Natick, MA., 2002. 7