BAB 1 : PENDAHULUAN. dan berkeadilan. Sedangkan misinya yaitu meningkatkan derajat kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB I KETENTUAN U M U M

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik,

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB III TINJAUAN TEORITIS. sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, bahwa. pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Visi Pembangunan Kesehatan yaitu Masyarakat sehat yang mandiri dan. masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi. keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, menuntut perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung pembangunan ekonomi masyarakat. PT. Pos Indonesia. merupakan suatu BUMN yang bergerak dalam kegiatan pelayanan lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut terjadi mulai dari perusahaan kecil, menengah atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat perlindungan sebagaimana mestinya. Dalam Pasal 27 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja diwajibkan dalam peraturan perundangundangan.

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KOTA MATARAM

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, seiring dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang sejenis yang

PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DALAM RANGKA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari. pembangunan masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KINERJA PADA KARYAWAN PT. PLN PERSERO SURAKARTA.

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

Kesehatan Lingkungan Kerja

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelelahan merupakan masalah yang umum dialami banyak orang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. apabila negara dapat memberi peluang bagi seluruh masyarakat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja yang baik

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan dunia modern saat ini, kegiatan industri telah menjadi

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUPLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

kelompok 2 : M.Taufik Nugraha Nurul Fitriani Sumy Kustinah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang dihasilkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. (1) Visi dalam pembangunan kesehatan ini adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sedangkan misinya yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. (2) Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 ditetapkan bahwa "setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Pekerjaan dan penghidupan yang layak mengandung pengertian bahwa pekerjaan sesungguhnya merupakan suatu hak manusia yang mendasar dan memungkinkan seseorang untuk melakukan aktivitas atau bekerja dalam kondisi yang sehat, selamat bebas dari segala resiko akibat kerja, kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Sedangkan penghidupan yang layak merupakan dambaan setiap tenaga kerja, untuk hidup secara

manusiawi yang berpenghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup melalui tingkat kesejaterahan yang sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia. (3) Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik materil maupun spiritual. Selanjutnya dalam Undang-Undang ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 disebutkan pula bahwa pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas azas keterpaduan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah. Mengingat banyaknya dimensi keterkaitan dengan berbagai pihak yaitu pemerintah, pengusaha dan tenaga kerja/ pekerja/buruh dalam pembangunan ketenagakerjaan, maka pelaksanaannya, dilakukan dalam bentuk kerjasama yang saling mendukung. (3) Perkembangan pembangungan dan teknologi, sebagai konsekuensinya tuntutan manusia juga semakin tinggi. Selanjutnya dalam tuntutan hidup ini, manusia semakin memerlukan peralatan dan perlengkapan yang lebih canggih untuk mencapai hasil yang efisien. Akan tetapi, semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, semakin besar pula bahaya yang ditimbulkan. Namun, tidak efisiensinya tenaga manusia dalam bekerja, tenaga manusia tetap diperlukan dalam proses produksi. Peralatan kerja sebenarnya hanya sebagai alat bantu manusia sebagai tenaga kerja tersebut. Masalahnya sekarang adalah bagaimana tenaga kerja (manusia) tetap aman dan sehat agar tercegah dari bahaya-bahaya akibat kerja. Hal ini sangat tergantung pada tenaga kerja itu sendiri yang memegang kendali alat dan lingkungan kerjanya. Dengan kata lain aspek manusia merupakan faktor penting dalam mencapai kesehatan keselamatan kerja.(4)

Pada dasarnya tujuan utama dari perindustrian adalah untuk meningkatkan kesejaterahan manusia dengan lebih memperhatikan subjek-subjek yang terlibat di dalamnya, terutama dalam hal perlindungan terhadap manusia dan lingkungan kerja. Peranan manusia dalam industri tidak dapat diabaikan karena sampai saat ini dalam proses produksi masih terdapat adanya ketergantungan antara alat-alat kerja atau mesin dengan manusia, atau dengan kata lain adanya interaksi antara manusia, alat dan bahan serta lingkungan kerja yang dapat menimbulkan beberapa pengaruh terhadap tenaga kerja yang merupakan bahan tambahan dari tenaga kerja, dan bisa menimbulkan kelelahan. (5) Kesejahteraan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan kesejaterahan fisik, mental, dan sosial para pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya. Salah satu gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan adalah kelelahan. Kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Lelah bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat subjektif. Lelah merupakan suatu perasaan. Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi 30%-40% dari tenaga aerobik. Pengaruh seperti ini berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan kelelahan. (6) Kelelahan di tempat kerja dapat disebabkan beberapa faktor yaitu beban kerja, kapasitas kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Faktor beban kerja (durasi kerja dan mental), kapasitas kerja (jenis kelamin, umur, masa kerja, status gizi, dan status kesehatan) dan beban tambahan akibat lingkungan kerja seperti lingkungan fisik, kimia, biologi, fisiologi, dan faktor psikologi. Faktor fisik meliputi kebisingan, suhu, pencahayaan. Faktor kimia meliputi gas, uap, debu, asap. Faktor biologi meliputi

golongan hewan, bakteri, parasit. Faktor psikologis diantaranya suasana kerja yaitu hubungan antara pekerja dengan pimpinan perusahaan. (7) PT. Pos Indonesia (Persero) wilayah Padang merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak dibidang pelayanan jasa Pos dan giro. Tugas pokok PT Pos Indonesia (Persero) adalah sebuah tempat pengiriman surat, paket hingga mendapatkan benda Pos seperti perangko hingga amplop. Berdasarkan survey pendahuluan, PT. Pos Indonesia wilayah Padang memiliki 156 pegawai yang terbagi dalam beberapa bagian pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan masing-masing yaitu Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan, Paket Pos, Pelayanan Jasa Surat Pos dan Pos Ekspres, Giro, Pengawasan, Keuangan, Antaran, Distribusi, dan Pengolahan. Dari semua bagian yang ada di PT Pos Indonesia (Persero) bagian Antaran memiliki tingkat kesibukan paling tinggi dan bagian ini juga melakukan gerakan pekerjaan yang paling banyak. Bagian Antaran adalah bagian yang bertugas mensortir surat/paket hingga mengantarkan langsung surat/paket ke alamat tujuan pelanggan. Pada bagian ini terdapat 2 jenis pekerjaan mandor dan delivery, mandor bertugas mensortir semua surat yang akan diantarkan ke seluruh wilayah Padang, lalu membagi pada tiap wilayah antaran dan diserahkan pada petugas delivery, mandor mensortir lebih dari 5000 surat/paket setiap harinya. Pegawai delivery bertugas mensortir kembali suratsurat yang sudah disortir oleh mandor berdasarkan alamat tujuan terdekat sampai terjauh berdasarkan wilayah antaran masing-masing pegawai delivery, dan setiap harinya pegawai delivery mengantar 150 surat/paket. Bagian Antaran memiliki 56 orang pegawai, setiap harinya bekerja selama 7 jam, dan pegawai delivery bekerja kurang lebih 5 jam di luar kantor untuk mengantarkan surat/paket ke alamat tujuan dengan mengunakan kendaraan sepeda motor.

Sesuai survei awal kuisoner dari 10 pegawai PT. POS Indonesia (Persero) didapatkan data bahwa 70% terjadi kelelahan kerja pada pegawai di Bagian Antaran. Kebanyakan yang dirasakan pegawai adalah kelelahan pada seluruh tubuh yang mencangkup punggung, mata, tangan dan kaki, dan beberapa juga mengalami kelelahan sehingga sering kurang berkosentrasi. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan faktor kapasitas kerja tentang kelelahan kerja pegawai di Bagian Antaran PT. POS Indonesia (Persero) wilayah Padang. Kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan di tempat kerja dapat disebabkan beberapa faktor yaitu beban kerja, kapasitas kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Sesuai survei awal kuisoner dari 10 pegawai PT. POS Indonesia (Persero) didapatkan data bahwa 70% terjadi kelelahan kerja pada pegawai di Bagian Antaran. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan faktor kapasitas kerja (pelatihan, umur, dan masa kerja) dengan kelelahan kerja pegawai di Bagian Antaran PT. POS Indonesia (Persero) wilayah Padang tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan faktor kapasitas kerja dengan kelelahan kerja pegawai di Bagian Antaran PT. POS Indonesia (Persero) wilayah Padang tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi kelelahan kerja pegawai yang bekerja di Bagian Antaran PT. Pos (Persero) Indonesia wilayah Padang. 2. Mengetahui distribusi frekuensi pelatihan pegawai yang bekerja di Bagian Antaran PT. Pos Indonesia (Persero) wilayah Padang. 3. Mengetahui distribusi frekuensi umur pegawai yang bekerja di Bagian Antaran PT. Pos Indonesia (Persero) wilayah Padang. 4. Mengetahui distribusi frekuensi masa kerja pegawai yang bekerja di Bagian Antaran PT. Pos Indonesia (Persero) wilayah Padang. 5. Mengetahui hubungan pelatihan pegawai terhadap kejadian kelelahan kerja pada pegawai yang bekerja di Bagian Antaran PT. Pos (Persero) Indonesia wilayah Padang. 6. Mengetahui hubungan umur pegawai terhadap kejadian kelelahan kerja pada pegawai yang bekerja di Bagian Antaran PT. Pos (Persero) Indonesia wilayah Padang. 7. Mengetahui hubungan masa kerja pegawai terhadap kejadian kelelahan kerja pada pegawai yang bekerja di Bagian Antaran PT. Pos (Persero) Indonesia wilayah Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya bidang kesehatan dan keselamatan kerja.

1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh data kelelahan kerja yang dialami oleh pegawai di Bagian Antaran PT. Pos Indonesia (Persero) sehingga pegawai dapat mengurangi terjadinya kelelahan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan faktor kapasitas kerja kelelahan kerja pegawai. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Pos Indonesia (Persero) wilayah Padang untuk melihat faktor kapasitas kerja dengan kelelahan kerja pegawai di Bagian Antaran. Faktor-faktor yang ingin diteliti yaitu hubungan pelatihan kerja, umur, dan masa kerja dengan kelelahan. Kelelahan kerja yang dimaksud disini adalah kelelahan yang meliputi bagian kepala, seluruh badan, mata, kaki, kosentrasi, sikap, bagian bahu, punggung, pernafasan dan kesehatan.