BAB III METODOLOGI PENELITAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

BAB III METOE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. 1 Sehingga dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. 59. mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menginventarisasi.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. esculentum Mill.), serangga pollinator, tumbuhan T. procumbens L.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian, 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Famili serangga malam yang ditemukan di Kawasan Pinggiran Hutan. Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DIURNAL PADA TANAMAN PENUTUP TANAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

Transkripsi:

49 BAB III METODOLOGI PENELITAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian, dengan menggunakan model matematis yang berkaitan dengan fenomena alam. 52 Menggunakan metode survei dengan teknik eksplorasi yaitu segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu penelitian, 53 dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam penelitian deskripsi ini adalah mengumpulkan spesimen, mengidentifikasi, mengklasifikasi, mendeskripsi, dan menghitung indeks diversitas. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. 2. Tempat Tempat atau lokasi penelitian berlokasi di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya. 52 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, h. 64. 1989. 53 Sudarno, dan Imam W. S. B., Teknik Eksplorasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 49

50 C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 54 Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis serangga di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 55 Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah semua jenis serangga yang telah ditemukan atau tertangkap menggunakan perangkap cahaya dengan lima varian warna berbeda yaitu warna merah, warna kuning, warna hijau, warna biru, dan putih di lokasi penelitian. D. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: 1. Alat Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian antara lain : lampu badai, pinset, kaca pembesar, mikroskop stereo, termometer, botol pembunuh, botol penyimpan, blangko data, kamera digital, alat tulis, buku identifikasi, dank kertas minyak berwarna. 2006, h. 130. 54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Citra, 55 Ibid., h. 131.

51 2. Bahan-bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam antara lain : minyak bimoli, alkohol 70 %, formalin 10 %, dan aquades. E. Langkah-langkah penelitian 1. Persiapan/penentuan lokasi Sebelum melaksanakan penelitian, ada beberapa persiapan yang perlu diperhatikan, yaitu melakukan observasi di kawasan penelitian, mencatat hasil observasi, dan menentukan letak perangkap di masing-masing titik pada lokasi penangkapan. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal penelitian. 2. Penangkapan/ pengopersian Penangkapan serangga dilakukan dengan cara yaitu, Perangkap cahaya (Light trap). Penangkapan serangga dilakukan dengan memasang perangkap cahaya yang dilengkapi lampu kapal/badai dengan warna berbedabeda (merah, kuning, hijau, biru, dan ungu). Perangkap cahaya diletakkan pada pukul 18.00-20.00 WIB dan dilanjukan pukul 21.00-23.00 WIB pada malam hari. Serangga yang tertangkap kemudian dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam botol sampel yang selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. 3. Analisis Laboratorium Sampel hasil penangkapan dianalisis dan diamati dengan menggunakan lup dan mikroskop stereo dengan perbesaran 20. Identifikasi dilakukan dengan mengamati morfologi serangga, berdasarkan ciri-ciri yang

52 diperoleh maka jenis serangga dikelompokan berdasarkan takson sampai tingkat famili. Setiap individu yang terdapat dalam famili yang sama tetapi berbeda spesiesnya, dibedakan dengan nomor urut dibelakang nama familinya. Seluruh spesimen yang telah berhasil diidentifikasi dimasukkan kedalam stopples kaca yang berisi alkohol 70% dan formalin 10% kemudian dikelompokan berdasarkan familinya. Buku acuan yang digunakan untuk mengidentifikasi, yaitu Lilies (1991), Boror dkk (1992), dan Peggie (2006). 4. Tabulasi Data Setelah melakukan pengumpulan serangga serta pengklasifikasian jenis serangga maka data ditabulasikan pada tabel hasil pengamatan sebagai berikut : a. Distribusi Serangga Dalam Perangkap Jebak pukul 18.00-20.00 WIB 1) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna merah Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna merah. 2) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna kuning Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna kuning.

53 3) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna hijau Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna hijau. 4) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna biru Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna biru. 5) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna ungu Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna ungu. a. Distribusi Serangga Dalam Perangkap Jebak pukul 21.00-23.00 WIB 1) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna merah Tabel 3.6 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna merah. 2) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna kuning Tabel 3.7 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna kuning.

54 3) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna hijau Tabel 3.8 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna hijau. 4) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna biru Tabel 3.9 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna biru. 5) Light Trap menggunkan lampu kapal/badai warna ungu Tabel 3.10 Hasil Pengamatan Serangga yang Tertangkap Menggunakan Light Trap warna ungu. b. Distribusi Total Serangga Dalam Perangkap Jebak Tabel 3.11 Distribusi Serangga Keseluruhan Dalam Wilayah Sampling. No. Ordo Famili Warna Jumlah 5. Analisis Data Data hasil pencuplikan dianalisis dengan menggunakan rumus Indeks Keanekaragaman Shanon (H ).

55 Untuk memperjelas langkah-langkah penelitian maka dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut a Observasi Kawasan Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya Penangkapan/ pengoprasian Light Trap (Perangkap Cahaya) Merah Kuning Hijau Biru Putih Analisis Laboratorium Tabulasi data Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

56 F. Teknik Sampling Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling (sampel bertujuan), yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, yaitu alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh, 56 yaitu dengan mengambil sampel berdasarkan jenis serangga yang ditemukan dan berhasil dijebak menggunakan perangkap serangga di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya. Untuk pengambilan sampel spesimen dilakukan dengan memasang perangkap serangga pada masing-masing wilayah sampling yang telah ditentukan. G. Teknik Pengumpulan Data 1. Menentukan Wilayah Sampling Wilayah penelitian di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya. Penentuan wilayah sampel dilakukan dengan cara judgment sampling, yaitu penentuan wilayah sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah yang paling baik untuk dijadikan wilayah sampel, dengan membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen. 57 56 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 139-340. 57 Hasan Mustafa, Teknik Sampling Suatu Penelitian. Surabaya : ANDI Publish, 2000, h. 9.

57 2. Teknik Pengambilan Sampel Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Membuat plot Membuat plot secara acak pada tiap-tiap daerah sampling sebanyak 4 plot yang sudah ditentukan, masing-masing plot dengan ukuran yang sesuai yaitu 10 m 10 m = 100 m 2 pada masing-masing wilayah tersebut. Pemasangan perangkap dilakukan pada 4 plot lokasi penelitian, pada setiap plot diletakkan 5 unit Light Trap (perangkap cahaya) dengan lima varian warna berbeda yaitu warna merah, warna kuning, warna hijau, warna biru, dan warna putih. Pemilihan 4 plot tempat pelaksanaan penelitian didasarkan dari lokasi penelitian yang berbeda dan intensitas tumbuhan yang paling padat di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya, sehingga kawasan tersebut merupakan kawasan yang paling baik untuk dijadikan wilayah sampel. Gambar. 3.2. Light Trap

58 b. Membuat larutan campuran/penjebak Untuk membuat larutan penjebak serangga malam digunakan bahan-bahan yang terdiri dari 1 liter alkohol 70 %, 1 liter formalin 10 %, 2 liter aquades, dan detergen 100 molar. Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu, untuk membuat detergen 100 molar yaitu ambil detergen 100 molar lalu larutkan dalam 1 liter air, campurkan keseluruhan bahan kedalam 2 liter air aquades. c. Pengambilan sampel Pengambilan sampel menggunakan Light trap (perangkap cahaya) dengan lima varian warna berbeda yaitu warna merah, warna kuning, warna hijau, warna biru, dan warna putih untuk menjebak serangga yang aktif malam hari. Perangkap jebak berupa lampu yang diberi warna berbeda sebanyak 20 perangkap yang diletakkan diatas baskom/ember setinggi 1 meter diatas permukaan tanah, baskom/ember diisi dengan larutan penjebak yang dituangkan sampai setengah ke dalam baskom dari tinggi wadah, permukaan warna diolesi dengan minyak agar serangga malam saat menghinggapi menempel pada warna lampu tersebut.

59 Jarak antara perangkap satu dengan perangkap yang lain dengan jarak 20 m, dengan jumlah perangkap pada masing-masing plot 5 buah sehingga jumlah seluruh perangkap 20 buah karena terdapat 4 plot. Sampel serangga malam disimpan dalam botol pengawet (botol spesimen) yang telah diisi formalin 5%. Parameter lingkungan yang diukur adalah suhu. Memasang perangkap tersebut dari pukul 18.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB. Dalam satu malam pengambilan spesimen sebanyak 2 kali yaitu pukul 18.00-20.00 WIB dan dilanjutkan pukul 21.00-23.00 WIB. Gambar. 3.3. Foto Light Trap dengan lima varian warna d. Pemisahan dan pengawetan Setelah bebarapa jam dibiarkan dan diambil pada jam yang sudah ditentukan, kemudian serangga malam tersebut disaring menggunakan saringan. Tujuan dari perlakuan ini yaitu supaya yang tersisa hanya serangganya saja. Setelah proses penyaringan selesai, kemudian serangga

60 yang disaring tadi dimasukkan ke dalam botol spesimen yang sudah diisi dengan formalin 5%. 3. Proses Identifikasi Seluruh botol pengawet (botol spesimen) yang berisi sampel serangga malam yang diperoleh dari lapangan, masing-masing diberi label berdasarkan tempat pengambilan. Proses identifikasi dengan menggunakan buku identifikasi, lup dan mikroskop. Buku Identifikasi yang dipakai yaitu Borror et al., (Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam 1997), Lilies (kunci Identifikasi Serangga 1992). Setiap sampel diidentifikasi hingga tingkat famili, untuk mendapatkan gambaran tentang famili dilakukan perbedaan berdasarkan kenampakan morfologi. Kemudian identifikasi dilakukan di Laboratorium Biologi STAIN Palangka Raya. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis kuantitatif yang langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan ciri-ciri serangga malam Ciri-ciri serangga malam yang telah diperoleh dicocokkan dengan kunci Identifikasi Serangga Lilies dan Buku Borror tentang Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam.

61 2. Menentukan Indeks Nilai Penting (INP) a. Kerapatan (K) K = Jumlah individu Luas petak contoh b. Kerapatan Relatif (KR) KR = c. Frekuensi (F) F = d. Frekuensi Relatif (FR) FR = Kerapatan suatu jenis 100% Kerapatan seluruh jenis Jumlah petak contoh ditemukan suatu jenis Jumlah seluruh petak contoh Frekuensi suatu jenis 100% Frekuensi seluruh jenis e. Indeks Nilai Penting (INP) INP = Kerapatan Relatif (KR) + Frekuensi Relatif (FR). 58 Ket : Nilai INP berkisar antara 0 2 (200%). INP digunakan untuk mengetahui spesies dalam komunitas. 3. Menentukan nilai indeks keanekaragaman serangga malam Dalam perhitungan Indeks keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus dari Shannon and Weaver. Adapun rumusnya yaitu sebagai berikut : H = - (pi 1n pi) 58 Irna Rosalyn, Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Tanah Raja Perbaunga, Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2007, h.dt (PDF, Online 10/03/2013USU Repository @ 2009)

62 Keterangan: H : Indeks keanekaragaman Shannon and Weaver Pi : Proporsi dari jumlah individu jenis I dengan jumlah individu dari seluruh jenis spesies 59 Nilai H atau indeks keanekaragaman berkisar antara : 1.5-3.5 1,5 : Keanekaragaman rendah 1,5-3,5 : Keanekaragaman sedang 3,5 : Keanekaragaman tinggi 60 I. Rencana Jadwal Penelitian Penelitian akan dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Juni 2014. Secara rinci jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut. Tabel 3.12 Rencana Jadwal Penelitian No Kegiatan 1. Persiapan a. Persiapan dan penyusunan instrumen penelitian b. Seminar proposal c. Revisi proposal d. Perijinan 2. Pelaksanaan penelitian a. Pelaksanaan penelitian b. Pengambilan data Bulan April Mei Juni Agustus Oktober november 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 3. Penyusunan laporan a. Analisis data b. Pembuatan laporan (pembahasan) c. Masa Konsultasi d. Ujian e. Revisi 59 Agus Dharmawan,dkk. Ekologi Hewan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2005, h. 123. 60 Ibid,.h.25