Analisis Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas Unit Perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, maka perusahaan itu akan kehabisan energinya untuk

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

ANALISIS PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS RUMAH ABC

PENGARUH BIAYA DESAIN PRODUK DAN BIAYA KUALITAS PRODUK TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Sandal Sepvia Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

ANALISIS PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS RUMAH ABC ) Fathoni 1, Inda Kesuma S. 2

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

ABSTRAK. Kata kunci : Biaya kualitas, biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, profitabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dimulainya era pasar bebas, dimana perusahaan dituntut untuk dapat

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

FARISA HARDHIYANI B

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

TIME-DRIVEN ACTIVITY-BASED COSTING

ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT VINOLI MAKMUR

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

ABSTRAK. Kata-kata kunci: biaya kualitas, biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal, produk rusak

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT. Keyword: management accounting control system, horizontal control, and team performance. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

ABSTRACT. Keywords: Operational Audit, Effectiveness, Health Care, Inpatient, Hospital. viii. Universitas Kristen Maranatha

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LEVEL OF INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

EVALUASI BIAYA UNTUK PENETAPAN TARIF KELAS RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT SWASTA (Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Nirmala Malang)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BABVI. KESThIPULAN DAN SARAN

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus Dealer Aceh Motor Boyolali)

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING TERHADAP TARIF RAWAT INAP DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang salah satunya ditandai dengan adanya pasar bebas untuk

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP)

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA. ANALISIS PENGARUH BIAYA OPERASIONAL DAN ARUS KAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. MAYORA INDAH, Tbk SKRIPSI

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi non-profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh

ANALISIS KINERJA INSTALASI FARMASIRUMAH SAKIT X PURWOKERTODITINJAU DARI PERSPEKTIF CUSTOMER BALANCED SCORECARD KETERJARINGAN PASIEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terhadap data tarif rawat inap pada Rumah Sakit PKU

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah kemampuan rumah sakit dalam memberikan layanan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

ABSTRAK. Kata kunci: biaya kualitas, biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, biaya kegagalan ekternal, produk cacat.

BAB I PENDAHULUAN. pun pengusaha asing. Para pengusaha yang ingin tetap dan terus bertahan di

Key Performance Indicators Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia, adalah memasuki fase baru yang

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Transkripsi:

Analisis Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas Unit Perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris Makassar Analysis on Cost of Quality on Profitability of VIP Care Unit of Stella Maris Hospital, Makassar H. Alimin Maidin, Indrianty Sudirman, dan Yos Immanuel ABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk menghitung dan menganalisis biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal) serta tingkat profitabilitas, sehingga dapat diketahui variabel biaya yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap Rumah Sakit Stella Maris. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terkait pengalokasian dan pengendalian biaya kualitas sehingga dapat meningkatkan profitabilitas rumah sakit. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian retrospektif dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu berupa kejadian biaya kualitas unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris tahun 2008-2010, dengan jumlah sampel sebanyak 36 bulan (n=36). Unit analisis dalam penelitian ini adalah struktur keuangan yang meliputi biaya aktual, biaya tersembunyi, dan profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya kualitas memiliki hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas secara simultan. Secara parsial, biaya pencegahan dan penilaian memiliki hubungan yang signifikan untuk meningkatkan profitabilitas, sedangkan biaya kegagalan eksternal memiliki hubungan yang signifikan untuk menurunkan profitabilitas. Biaya kegagalan internal tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Rumah Sakit Stella Maris. Kata kunci : Biaya Kualitas, Profitabilitas ABSTRACT The research aimed to calculate and analyse the quality budgets (prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, and external failure cost) and profitability level, so that it could be found out the expenditure variables which had a significant relationship with the profitability of VIP care unit of Stella Maris Hospital. The result of the research was expected to be able to give an input related to the allocating and controlling of the cost of quality so that it could increase the hospital profitability. This was an analytic descriptive research with a retrospective design and used a quantitative approach. Population of the research was cost of quality occurrences of VIP Care Unit of Stella Maris Hospital years 2008-2010 with the number of samples as many as 36 months (n=36). The analysis unit of the research was financial structure which included an actual cost, hidden cost, and profitability. The result of the research reveals that simultaneously, the cost of quality have the significant relationship with the profitability. Partially, the prevention and appraisal costs have the significant relationship to increase profitability, whereas, the external

failure cost has the significant relationship to decrease profitability. The internal failure cost does not have the significant relationship with the profitability of the VIP care unit of Stella Maris Hospital. Keywords: Cost of quality, profitability 1. PENDAHULUAN Semakin ketatnya persaingan dalam industri manufaktur maupun jasa, menuntut perusahaan untuk memberikan perhatian lebih terhadap kualitas produk dan jasa yang dihasilkan, sehingga mampu bertahan dalam lingkungan persaingan. Peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas proses dan produk/jasa sebagaimana merupakan salah satu tujuan strategis utama dalam konsep 1 Balanced Scorecard. Meningkatnya kualitas produk/jasa akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan selanjutnya akan meningkatkan pangsa pasar. Peningkatan pangsa pasar akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan. Dengan demikian, perusahaan perlu menerapkan upaya peningkatan kualitas secara berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pengendalian atas biaya yang ditimbulkannya melalui pengukuran biaya kualitas. Biaya kualitas (cost of quality) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk atau jasa. Biaya kualitas terdiri atas biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. 2 Dengan semakin baiknya kualitas yang dihasilkan, secara tidak langsung dapat meningkatkan pangsa pasar dan pendapatan. Peningkatan pendapatan sebagai nilai penjualan dan efisiensi biaya yang perlu dikeluarkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. 3 Secara khusus, Rumah Sakit Stella Maris Makassar mengembangkan unit perawatan VIP sebagai salah satu profit center dengan memfokuskan pelayanan pada segmen ekonomi menengah ke atas. Adapun tujuan pengembangan unit perawatan VIP tersebut adalah untuk meningkatkan profitabilitas rumah sakit dalam mengakomodasi seluruh kebutuhan operasional dan subsidi terhadap pelayanan pasien yang kurang mampu, sebagaimana misi yang diemban oleh rumah sakit. Dalam menyelenggarakan pelayanannya, berbagai program peningkatan kualitas telah dilakukan untuk menunjang profitabilitas melalui peningkatan pangsa pasar dan efisiensi biaya operasional. Akan tetapi, pada tahun 2008-2010, biaya operasional unit perawatan VIP mengalami peningkatan sebesar 15,7% setiap tahunnya. Sebaliknya, tingkat pemanfaatan tempat tidur mengalami penurunan sebesar 3,59% setiap tahunnya, sehingga berdampak pada profitabilitas di unit perawatan VIP sebagai salah satu profit centre di Rumah Sakit Stella Maris, Makassar. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang Analisis Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas Unit Perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris Makassar. Penelitian ini ditujukan untuk menghitung dan menganalisis biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal) serta tingkat profitabilitas, sehingga dapat diketahui variabel biaya yang memiliki hubungan yang signifikan

terhadap Rumah Sakit Stella Maris sehingga dapat memberikan masukan terkait pengalokasian dan pengendalian biaya kualitas 2. BAHAN DAN MODEL PENELITIAN 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Unit Perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada bulan April - Mei 2011 2.2. Desain dan Variabel Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian retrospektif dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) kelompok, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri atas biaya pencegahan (X 1 ), biaya penilaian (X 2 ), biaya kegagalan internal (X 3 ), dan biaya kegagalan eksternal (X 4 ), sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas (Y). 2.3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari beberapa dokumen yang terkait dengan topik penelitian, yaitu data biaya operasional, laporan tahunan, dan penerapan tarif rumah sakit. Selain itu, metode wawancara juga digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi hidden cost yang digunakan untuk melengkapi data yang tidak diperoleh dari proses dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap kepala unit perawatan terkait dan Kabid. Rawat Inap. 2.4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah struktur keuangan unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris, yang terdiri atas biaya aktual, biaya tersembunyi, dan estimasi profitabilitas. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sensus terkait biaya operasional dan Rumah Sakit Stella Maris Makassar setiap bulannya dalam periode tahun 2008-2010, dengan jumlah sampel sebanyak 36 bulan ( n = 36 ). 2.5. Kerangka Teori Konsep Balanced Scorecard dalam perspektif pelanggan menerangkan bahwa kualitas pelayanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan mendukung proses akuisisi dan retensi pelanggan, sehingga meningkatkan pangsa pasar yang akan berpengaruh pada profitabilitas. 1 Dari perspektif biaya, konsep biaya kualitas memandang bahwa kualitas pelayanan menuntut adanya pengalokasian biaya kontrol (pencegahan dan penilaian) dan biaya kegagalan (internal dan eksternal) secara efisien, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas. 4

Gambar 2.1 Kerangka Pikir 2.6. Kerangka Konsep Analisis biaya kualitas terhadap dilakukan dengan mengukur dan komponen biaya kualitas, yang terdiri atas biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 2.2 Kerangka Konsep 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Biaya Pencegahan Biaya pencegahan merupakan biaya yang timbul akibat adanya upaya untuk mencegah rendahnya kualitas jasa yang diberikan. Hal ini ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. 4 Dalam penelitian ini, biaya pencegahan mencakup biaya perencanaan kualitas & ASKEP, biaya pelatihan SDM, dan biaya pemeliharaan fasilitas unit perawatan. Berdasarkan pada tabel 3.1, biaya pencegahan mengalami penurunan pada tahun 2008-2009 sebesar 4,94% yaitu dari Rp.131.684.437,- menjadi Rp.125.178.068,-. Akan tetapi pada tahun 2009-2010, biaya pencegahan mengalami peningkatan sebesar 17,81%, yaitu dari Rp. 125.178.068,- menjadi Rp. 147.474.915,-. Sebagaimana diuraikan pada tabel 3 dan 4, penurunan biaya pencegahan juga diikuti oleh penurunan biaya kegagalan (internal dan eksternal) dalam tahun 2008-2009 sebesar 0,27% dan meningkat pada tahun 2010 sebesar 34,79%. Hal ini mengindikasikan bahwa selama tahun 2008-2010, RS. Stella Maris telah berupaya dalam membenahi kualitas pelayanan di Unit perawatan VIP melalui pengalokasian biaya yang tercakup sebagai komponen biaya pencegahan. Dalam hubungannya terhadap profitabilitas, biaya ini memiliki tingkat signifikan sebesar 0,001, dimana menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Koefisien korelasi parsial dari biaya pencegahan dengan nilai sebesar 0,521 memiliki arah positif. Nilai ini berarti bahwa meningkatnya biaya pencegahan akan diikuti dengan peningkatan profitabilitas secara signifikan. Dalam hal ini, Rumah Sakit Stella Maris perlu lebih meningkatkan lagi alokasi biaya pencegahannya untuk memaksimalkan tingkat Rumah Sakit Stella Maris sebagaimana dinyatakan dalam hasil korelasi regresi. 3.2. Biaya Penilaian

Biaya penilaian merupakan biaya yang timbul akibat adanya upaya evaluasi / audit secara berkesinambungan terhadap standar jasa untuk memenuhi harapan pelanggan. 4 Hal ini ditujukan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Dalam penelitian ini, biaya penilaian mencakup beberapa komponen biaya, yaitu biaya survei internal, biaya evaluasi Asuhan Keperawatan, dan biaya kalibrasi fasilitas medis unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris. Berdasarkan pada tabel 3.1, biaya penilaian mengalami peningkatan pada tahun 2008-2009 sebesar 0,15% yaitu dari Rp. 92.862.123,- menjadi Rp.92.998.306,-. Demikian pula pada tahun 2009-2010, biaya penilaian mengalami peningkatan sebesar 36,54%, yaitu dari Rp. 92.998.306,- menjadi Rp. 126.981.740,-. Peningkatan biaya ini mengindikasikan bahwa unit perawatan VIP telah menjalankan suatu sistem evaluasi terkait pelayanan yang diberikan. Selain itu, alokasi biaya penilaian di unit perawatan VIP dinilai belum maksimal, khususnya pada tahun 2009-2010, dimana biaya kegagalan mengalami peningkatan sebesar 34,79% (internal dan eksternal) setelah pada tahun 2008-2009 sempat mengalami penurunan sebesar 0,27% Dalam hubungannya terhadap profitabilitas, biaya ini memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000, dimana menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas. Selain itu, koefisien korelasi parsial dari biaya penilaian dengan nilai sebesar 0,716 memiliki arah yang positif. Nilai ini berarti bahwa meningkatnya biaya penilaian akan diikuti dengan peningkatan profitabilitas secara signifikan. Oleh karena itu, Rumah Sakit Stella Maris perlu lebih meningkatkan lagi alokasi biaya penilaiannya untuk memaksimalkan tingkat profitabilitas unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris sebagaimana dinyatakan dalam hasil korelasi regresi penelitian ini. 3.3. Biaya Kegagalan Internal Biaya Kegagalan Internal merupakan biaya yang timbul akibat ketidaksesuaian proses internal untuk menghasilkan jasa sesuai dengan standar yang ditetapkan dan kebutuhan pelanggan. 4 Dalam penelitian ini, biaya kegagalan internal mencakup beberapa komponen biaya, yaitu biaya perbaikan dan biaya akibat pengunduran diri SDM di unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris selama tahun 2008-2010. Selain itu, berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa biaya kegagalan internal mengalami penurunan pada tahun 2008-2009 sebesar 20,37% yaitu dari Rp.33.135.477,- menjadi Rp.26.384.300,-. Demikian pula pada tahun 2009-2010, biaya kegagalan internal mengalami penurunan sebesar 18,13%, yaitu dari Rp. 26.384.300,- menjadi Rp. 21.600.500,-. Penurunan jenis biaya ini dapat disebabkan oleh semakin membaiknya kualitas pelayanan internal unit perawatan VIP RS. Stella Maris sehingga meminimalkan biaya kegagalan internal, yang mencakup biaya perbaikan dan pengunduran diri SDM. Selain itu, penurunan ini juga

dapat disebabkan oleh rendahnya pengalokasian dana untuk membenahi perbaikan proses internal di unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris. Apabila ditinjau dari trend peningkatan biaya kegagalan eksternal selama tahun 2008-2010, dimana pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sebesar 10,52% dan kemudian meningkat sebesar 35,35% pada tahun 2010, semakin rendahnya jenis biaya ini disebabkan oleh rendahnya pengalokasian dana untuk membenahi perbaikan proses internal di unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris. Hal ini merupakan suatu masukan bagi pihak Rumah Sakit agar lebih memperhatikan perbaikan proses internal di unit perawatan VIP agar kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dan biaya kegagalan eksternal dapat diminimalkan. Dalam hubungannya terhadap profitabilitas, biaya ini memiliki tingkat signifikan sebesar 0,715, dimana menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas. Adapun koefisien korelasi parsial dari jenis biaya ini adalah 0,063 dan memiliki arah yang positif. Nilai ini berarti bahwa meningkatnya biaya kegagalan internal akan diikuti dengan peningkatan profitabilitas, namun tidak signifikan. Oleh karena itu, Rumah Sakit Stella Maris perlu meningkatkan alokasi biaya untuk perbaikan proses internal untuk memaksimalkan tingkat profitabilitas sebagaimana dinyatakan dalam hasil korelasi regresi penelitian ini, namun pemanfaatannya harus terus dievaluasi dan dikontrol. 3.4. Biaya Kegagalan Eksternal Biaya Kegagalan Eksternal merupakan biaya yang timbul sebagai akibat ketidaksesuaian produk/jasa dengan kebutuhan pelanggan sehingga berdampak pada hilangnya pangsa pasar. 5 Dalam penelitian ini, biaya kegagalan eksternal merupakan estimasi biaya atas hilangnya potensi pasar dari Unit Perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris. Kehilangan potensi pasar tersebut diukur berdasarkan standar BOR Ideal yang ditetapkan oleh Depkes, yaitu sebesar 80% dan standar BOR Maksimum sebesar 100%, yang digunakan dalam analisis statistik. Data biaya kehilangan pangsa pasar diperoleh dengan mengurangkan potensi pendapatan maksimum unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris Makassar terhadap pendapatan riil unit perawatan VIP selama tahun 2008-2010. Berdasarkan standar BOR Ideal (80%), jumlah biaya kegagalan eksternal unit perawatan VIP RS. Stella Maris terus mengalami peningkatan, dimana mencapai Rp.942.667.000,- pada tahun 2008, Rp.1.169.850.000,- pada tahun 2009 dan meningkat menjadi Rp.1.620.080.000,- pada tahun 2010. Dalam hal ini, unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris kehilangan potensi pendapatan dari pendapatan maksimum sebesar 18,41% pada tahun 2008, 22,73% pada tahun 2009, dan 23,75% pada tahun 2010.

Demikian pula halnya, apabila perhitungan jumlah biaya kegagalan eksternal didasarkan pada standar BOR Maksimum (100%). Jumlah biaya kegagalan eksternal unit perawatan VIP RS. Stella Maris akan menjadi semakin tinggi dimana mencapai Rp.2.222.935.000,- pada tahun 2008, Rp.2.456.685.000,- pada tahun 2009 dan meningkat menjadi Rp.3.325.245.000,- pada tahun 2010. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2008-2010, unit perawatan VIP RS. Stella Maris mengalami kehilangan potensi pendapatan dari pendapatan maksimum sebesar 34,73% pada tahun 2008 ; 38,18% pada tahun 2009, dan 39,00% pada tahun 2010. Dalam hubungannya terhadap profitabilitas, biaya ini memiliki tingkat signifikan sebesar 0,003, dimana menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas. Adapun koefisien korelasi parsial dari jenis biaya ini adalah -0,475 dan memiliki arah yang negatif terhadap profitabilitas. Nilai ini berarti bahwa meningkatnya biaya kegagalan eksternal akan diikuti dengan menurunnya profitabilitas unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris secara signifikan. Dengan demikian, pihak Rumah Sakit perlu membenahi kualitas pelayanannya khususnya di unit perawatan VIP melalui penerapan manajemen mutu terpadu dan meningkatkan alokasi biaya untuk pengendalian kualitas, baik itu biaya pencegahan maupun biaya penilaian, sehingga dapat menekan biaya kegagalan eksternal dan memaksimalkan tingkat profitabilitas. 3.5. Biaya Kualitas Biaya kualitas merupakan biaya yang berkaitan dengan upaya pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan produk yang berkualitas rendah (buruk) atau tidak memenuhi kebutuhan pelanggan dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan. Biaya kualitas mencakup 4 (empat) kelompok biaya, diantaranya : biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. 5 Hasil penelitian secara statistik berdasarkan uji F menunjukkan bahwa biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal memiliki hubungan terhadap profitabilitas secara simultan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R Square sebesar 0,914 atau dengan kata lain profitabilitas Rumah Sakit Stella Maris sebesar 91,4% ditentukan oleh biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal, sedangkan sisanya sebesar 8,6% ditentukan oleh faktor lain diluar biaya kualitas yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3.6. Profitabilitas Dalam penelitian ini, profitabilitas diperoleh melalui beberapa tahap, dimana secara umum terbagi atas 4 tahap, yaitu : a. Menghitung besar biaya distribusi dari pusat biaya penunjang di Rumah Sakit yang dibebankan terhadap Unit Rawat Inap sebagai pusat biaya produksi dengan menggunakan metode Double-Distribution. b. Menghitung besar biaya aktivitas di Unit Perawatan VIP dengan

menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). c. Menggabungkan biaya hasil distribusi pada poin (1) dengan biaya aktivitas pada poin (2) intuk menentukan Unit Cost dari kelas perawatan VIP (Super VIP - VIP C). d. Menghitung profitabilitas dengan selisih estimasi pendapatan berdasarkan tarif Rumah Sakit dan estimasi pendapatan berdasarkan perhitungan Unit Cost (Double Distribution dan Activity Based Costing). Profitabilitas unit perawatan VIP pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebesar 8,65% dan selanjutnya mengalami peningkatan sebesar 16,32% pada tahun 2009-2010. Keadaan ini menunjukkan bahwa pelayanan di unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris bersifat produktif dan menghasilkan keuntungan. Dari keseluruhan komponen biaya kualitas, terdapat beberapa jenis biaya yang dapat mempengaruhi secara signifikan. Adapun jenis biaya tersebut adalah biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya kegagalan eksternal. Biaya pencegahan dan penilaian memiliki koefisien korelasi yang positif untuk meningkatkan profitabilitas, sedangkan biaya kegagalan eksternal memiliki koefisien korelasi negatif, yang dapat menurunkan profitabilitas unit perawatan VIP secara signifikan. Oleh karena itu, pihak Rumah Sakit perlu untuk meminimalkan biaya kegagalan eksternal melalui upayaupaya pengendalian kualitas secara terpadu dan pengalokasian biaya pengendalian (biaya pencegahan dan biaya penilaian) secara optimal. Meskipun tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas, pengalokasian biaya kegagalan internal dinilai tetap diperlukan secara optimal karena masih memiliki koefisien korelasi positif yang dapat meningkatkan profitabilitas. 4. KESIMPULAN a. Biaya pencegahan (X 1 ), biaya penilaian (X 2 ) memiliki hubungan yang signifikan (Sig < 0,05) untuk meningkatkan profitabilitas, sedangkan biaya kegagalan eksternal (X 4 ) memiliki hubungan yang signifikan (Sig < 0,05) untuk menurunkan Rumah Sakit Stella Maris Makassar. b. Biaya kegagalan internal (X 3 ) tidak memiliki hubungan yang signifikan (Sig > 0,05) terhadap profitabilitas unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris Makassar. Meskipun demikian, biaya kegagalan internal memiliki koefisien korelasi untuk meningkatkan profitabilitas sebesar + 0,063. c. Biaya kualitas, yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal, memiliki pengaruh secara simultan terhadap rumah Sakit Stella Maris, dimana memiliki nilai R Square sebesar 91,4% sedangkan sisanya sebesar 8,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan di dalam penelitian ini. 5. SARAN

a. Biaya pencegahan dan penilaian memiliki nilai korelasi positif terhadap profitabilitas, yang berarti bahwa peningkatan biaya pencegahan dan penilaian dapat meningkatkan Rumah Sakit Stella Maris. Dengan demikian, pihak rumah sakit perlu meningkatkan alokasi biaya pencegahan dan penilaian untuk mendukung program peningkatan kualitas pelayanan di unit keperawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris melalui perencanaan anggaran pengawasan operasional yang baik. b. Rumah Sakit Stella Maris perlu menekan biaya kegagalan internal dan eksternal dengan mengalokasikan biaya kontrol (biaya pencegahan dan penilaian) yang dapat dipergunakan untuk pengendalian kualitas secara berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas unit perawatan VIP Rumah Sakit Stella Maris. 6. KETERBATASAN PENELITIAN a. Keterbatasan data Dalam hal ini, peneliti memiliki keterbatasan untuk memperoleh data pendapatan unit perawatan VIP berdasarkan laporan keuangan Rumah Sakit Stella Maris. Dengan demikian, peneliti menggunakan pendekatan estimasi terhadap pendapatan melalui proses perhitungan sebagaimana terlampir pada penelitian ini. Sebaiknya, penelitian berikutnya dapat menggunakan data pendapatan riil berdasarkan laporan keuangan sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. b. Standar Pemanfaatan Tempat Tidur Standar pemanfaatan tempat tidur untuk perhitungan biaya kegagalan eksternal tidak menggunakan standar BOR (Bed Occupancy Rate) Ideal, yaitu sebesar 80% (Depkes, 2005) karena pada beberapa bulan tertentu terdapat pemanfaatan tempat tidur yang berada diatas 80%, sehingga akan menghasilkan beberapa nilai ekstrim dalam analisis statistik yang dapat mempengaruhi hasil analisis hubungan variabel. Oleh karena itu, standar pemanfaatan tempat tidur yang digunakan adalah standar maksimum dengan BOR sebesar 100%. Dalam pelayanan rawat inap, standar sebesar ini dapat berdampak pada rendahnya kualitas pelayanan yang dapat diberikan. Apabila memungkinkan, penelitian berikutnya dapat menggunakan standar BOR sebesar 80% sebagaimana direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan, Indonesia. DAFTAR PUSTAKA 1. Norton, Kaplan. 2008. The Balanced Scorecard : Translating Strategy Into Action. United Kingdom : Harvard Business Press 2. Campanella, Jack, ed. 1990. Principles of Quality Costs : Principles, Implementation, and Use. 2nd ed. Milwaukee : ASQC Quality Press. 3. Hansen dan Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen Jilid 2. Jakarta : Erlangga 4. Hansen dan Mowen. 2006. Cost Management : Accounting & Control. United States : Thomson Southwestern. 5. Blocher dkk. 2000. Manajemen Biaya Jilid II Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat. 6. Hansen dan Mowen. 2001. Manajemen Biaya Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat.

7. Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality Management. Jakarta : PT Gramedia. 8. Schiffauerova and Thomson. 2006. A review of research on cost of quality models and best practices, International Journal of Quality and Reliability Management, 2006, Vol. 23, No. 4, pp. 1-23