BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dapat

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rohmadi (2011:75) bahasa jurnalistik meliliki kaidah-kaidah tersendiri

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang sering terjadi dalam forum dakwah, tablig, taklim,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut:

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang berfungsi untuk berkomunikasi, mengungkapkan keinginan, atau

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi dari berbagai jenis tulisan. Ada yang berupa berita, opini, iklan, foto, dan fiksi. Beberapa pakar komunikasi dan jurnalistik mengemukakan beberapa pendapatnya mengenai berita. Berita muncul dalam benak manusia. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan suatu peristiawa; ia adalah sesuatu yang dicerap setelah peristiwa. Ia tidak identik dengan peristiwa, melainkan sebuah upaya untuk merekonstruksi kerangka inti peristiwa tersebut, inti yang disesuaikan dengan kerangka acuan yang dipertimbangkan agar peristiwa itu memiliki arti bagi pembaca. Berita adalah sebuah aspek komunikasi dan memiliki karakteristik-karakteristik yang lazim dari proses itu. (Sobur, 2009:v) Media massa, khususnya surat kabar, merupakan media massa tertua dibandingkan media lainnya. Sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman, perjalanan panjang surat kabar pun dimulai. Di Indonesia keberadaan surat kabar dimulai sejak penjajahan Belanda hingga sekarang. Perkembangan media saat ini memang sangat terlihat dan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Jika dahulu media massa hanya dapat diakses oleh kalangan-kalangan tertentu yang paham dengan media, tentu tidak untuk saat ini. Media, dalam hal ini media massa dalam bentuk surat kabar dan internet dengan mudah dapat dinikmati siapa saja, mulai dari masyarakat bawah hingga paling atas dapat menikmatinya. 1

2 Manusia zaman dulu maupun sekarang tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini dengan mempergunakan bahasa menjadi hal yang sangat penting agar kehidupannya tetap berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Manusia harus memiliki pambedaharaan kosakata yang dimiliki masyarakat sekitarnya. Ia pun harus mampu menggunakan dan mengembangankannya untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada anggota masyarakat lainnya. Kesesuaian dan ketepatan penggunaan bahasa dinilai sangat penting dilakukan agar pembaca maupun pendengar memahami pesan yang ada. Sebuah kata mengandung makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Dengan kata lain, katakata adalah alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Seseorang yang luas kosakatanya dan mengetahui secara tepat batasan-batasan pengertiannya, akan mengungkapkan pula secara tepat apa yang dimaksudnya. Di sisi lain, ketepatan tidak membawa sesuatu hal yang tidak diinginkan. Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat diterima atau mrusak suasana yang ada. Sebuah kata yang tepat untuk menyatakan suatu maksud tertentu, belum tentu dapat diterima. Masyarakat yang diikat berbagai norma, menghendaki pula agar setiap kata yang dipergunakan harus cocok atau serasi dengan norma-norma masyarakat, harus sesuai dengan situasi yang dihadapi. Menurut Kamus Istilah Sastra (2006:32) majas adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas merupakan bentuk retoris yang penggunannya antara lain untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak atau pembacanya. Penggunaan gaya bahasa sendiri saat ini tidak hanya digunakan dalam dunia sastra tetapi juga di luar sastra. Salah satunya dalam dunia jurnalistik. Penggunaannya pun tidak terbatas pada tulisan saja akan tetapi

3 secara lisan pun penggunaan gaya bahasa menjadi sebuah cara untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran penulis atau penutur. Menurut Romli (2005:27) bahasa jurnalistik memiliki dua sifat: komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya lagsung menjamah materi atau ke pokok atau ke pokok persoalan, tidak berbunga-bunga, tidak bertela-tele, dan tanpa basa-basi. Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni sederhana, kalimatnya pendek-pendek, katakatanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam. Secara umum bahasa jurnalistik komunikatif dan spesifik. Hal ini menjadi berbeda ketika tulisan jurnalistik dikombinasikan dengan gaya bahasa dalam hal ini majas. Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui dan dipelajari masyarakat agar masyarakat memahami pesan yang disampaikan. Secara sederhana fungsi penggunaan gaya bahasa, baik secara lisan maupun tertulis (pesan) adalah sebagai penguatan terhadap maksud yang disampaikan. Permasalahannya, tidak setiap orang yang menerima pesan tersebut mengerti makna dari pesan yang sesungguhnya. Jika ada dua orang disuguhi sebuah teks yang menggunakan gaya bahasa sedemikian rupa, keduanya belum tentu memiliki penafsiran yang sama. Bisa jadi malah sulit dimengerti atau malah memiliki kesan berlebihan. Sebagian orang malah tidak merasakan manfaat penggunaan gaya bahasa bisa jadi dianggap sebagai pemborosan kata dan sebuah hal yang sia-sia. Dalam jurnalisme sastrawi ditemukan kalimat-kalimat untuk mengungkapkan peristiwa dengan menggunakan gaya bahasa. Kalimat tersebut di antaranya adalah. (a) Setelah melampaui satu tikungan, dan disambut sorot neon 40 watt, kendaraan tersebut berhenti; (b) Tepat di muka pemukiman para pemulung; (c) Bagai mengawali seremoni persembahan, salah seorang dari mereka menyalakan korek api.

4 Kalimat (a) merupakan kalimat yang menggunakan gaya bahasa personifikasi atau gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup. Dalam kalimat tersebut terdapat penginsanan kata disambut. Kata disambut itu sendiri termasuk ke dalam jenis verba yang memiliki arti seseorang yang menyambut sesuatu dan kata frasa sorot neon seolah memiliki sifat insani dengan melakukan pekerjaan penyambutan. Kalimat (b) merupakan kalimat yang menggunakan gaya bahasa antropomorfisme yakni salah satu gaya bahasa perbandingan yang menggunakan penyifatan (atribusi) karakteristik manusia kepada wujud yang bukan manusia. Subjeknya seperti alam, tumbuhan, pohon, matahari, angin, Tuhan, malaikat, dsb. Kata muka dalam kalimat (b) bisa saja diganti dengan halaman, teras, atau sebagainya namun wartawan di sini menggunakan kata muka agar tulisan menjadi berwarna. Pada awal kalimat (c) terdapat kata bagai yang merupakan salah satu cirri dari majas perumpamaan. Majas perumpamaan adalah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, bagai, sebagai, ibarat, umpama, bak, serupa. Penelitian sejenis yang mengungkapkan gaya bahasa pernah dilakukan di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni pada 2006 dengan judul Kajian Gaya Bahasa Feature di Surat Kabar Kompas Edisi September dan Oktober dan Majalah Tempo Edisi Februari. Dalam penelitiannya, Risna mengungkapkan beberapa gaya bahasa yang ditemukannya dalam feature di surat kabar Kompas dan Majalah Tempo. Adapun gaya bahasa yang Risna temukan dalam feature di surat kabar Kompas dan majalah Tempo yakni: gaya bahasa aliterasi, repetisi, hiperbola, zeugma, sinekdoke, dan metafora. Penelitian mengenai jurnalisme sastrawi pernah diteliti sebelumnya oleh Komariah pada 2012 dengan judul skripsinya Penggunaan Unsur Fiksi Dalam Buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan

5 Memikat. Dalam penelitiannya, Nurul mengungkapkan penggunaan unsur-unsur fiksi pada penulisan teks berita seperti peristiwa, alur, tokoh, dan penokohan, seting, sudut pandang, dan dialog. Selain itu, diungkapkan pula fungsi dari seiap unsurnya. Fungsi unsur-unsur tersebut antara lain (1) untuk memperjelas dan mempertegas topik yang diterangkan oleh jurnalis; (2) untuk menguatkan nilai dramatis pengisahan berita. Fungsi ini juga ada pada unsur fiksi berupa dialog; (3) untuk menghidupkan imajinasi pembaca. Fungsi ini ada pada penggunaan unsur fiksi berupa pendeskripsian adegan dari suatu peristiwa, pendeskripsian seting tempat, dan pendeskripsian seting suasana. 1.2 Masalah Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah berupa penggunaan sebuah gaya bahasa namun memiliki penafsiran makna yang beragam. 1.2.1 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Penggunaan gaya bahasa berpotensi menimbulkan penafsiran lain terutama bagi yang masih awam dengan penggunaan gaya bahasa. 2) Penggunaan gaya bahasa terkadang membuat pesan sulit dimengerti. 3) Bagi sebagian orang, penggunaan gaya bahasa dapat menurunkan minat pembacanya. 1.2.2 Batasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang berkaitan dengan lingkup penggunaan bahasa pada berita, terutama pada Jurnalisme sastrawi, perlu adanya batasan masalah. Hal ini dilakukan agar penelitian dapat lebih terpusat pada tujuan yang ingin dicapai dan mencegah meluasnya kajian penelitian. Masalah dalam kajian penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini.

6 1) Penelitian ini mengupas karakteristik, ragam gaya bahasa, dan ketepatan penggunaannya sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda; 2) Penelitian dilakukan pada Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat edisi pertama cetakan September tahun 2005; 3) Penelitian difokuskan pada dua penulis laki-laki dan dua penulis perempuan. 4) Ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya bahasa berdasarkan triangulasi data. 1.2.3 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Ragam gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat? 2) Bagaimanakah karakteristik gaya bahasa dalam Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat? 3) Bagaimanakah ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya bahasa Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, peneliti juga berharap agar penelitian ini bisa bermanfaat bagi peneliti khusunya atau pun pihak lain pada umumnya. Berikut ini pemaparan dari tujuan dan manfaat penelitian.

7 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Menyajikan ragam gaya bahasa yang digunakan dalam teks Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat 2) Manyajikan karakteristik gaya bahasa yang terdapat dalam teks Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat 3) Menyajikan bentuk ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya bahasa yang terdapat dalam teks Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1) Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah: a) penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu linguistik, khususnya semantik karena bahasa terus berkembang maka penelitian tentang semantik pun akan terus berkembang pula: b) penelitian ini akan memberikan pengembangan ilmu jurnalistik karena biasanya tulisan jurnalistik dikenal kaku dan menjenuhkan; c) penelitian ini juga akan menambah ragam penelitian gaya bahasa penulisan berita karena biasanya penelitian yang berkaitan dengan penulisan berita terfokus pada analisis wacana.

8 2) Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah: a) bermanfaat bagi pihak yang mencari data mengenai gaya bahasa pada Jurnalisme Sastrawi karena semakin banyak penelitian mengenai gaya bahasa dalam penulisan berita maka penelitian ini pun akan bermanfaat sebagai referensi; b) bagi penulis, penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan menulis berita dan memanfaatkan kekayaan bahasa; c) bagi pembaca dapat mengetahui jenis-jenis berita khususnya jurnalisme sastrawi secara mendalam karena bagi sebagian masyarakat jurnalisme sastrawi belum terlalu dikenal. 1.4 Definisi Operasional Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa istilah. Berikut beberapa istilah dan definisi yang penulis gunakan. 1) Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat merupakan sebuah buku yang berisi kumpulan berita mendalam yang ditulis oleh delapan wartawan Pantau. 2) Gaya bahasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat dalam teks yang terdapat dalam Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat. 3) Kata yang dipilih memiliki makna paling tepat dengan maksud penulis dalam Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat. 4) Keselarasan penggunaan suatu kata dengan konteks situasi penggunaannya dalam Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat.