BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

A. Latar Belakang Masalah

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

2014 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TANYA-JAWAB BERBASIS MEDIA VIDEO TAYANGAN ORBIT DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN MOD EL TRANSFORMASI LIRIK LAGU NARATIF D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PEND EK

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Komariah, 2014

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan menulis merupakan aspek keempat dalam keterampilan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Rosalita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kenyataan hal tersebut seringkali tidak terjadi. Pembelajaran menulis cerpen masih dianggap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat empat keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keterampilan berbahasa yang lain, menulis merupakan salah satu keterampilan yang tidak dikuasai oleh setiap orang. Secara umum, keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif. Disebut produktif karena digunakan untuk memproduksi bahasa demi penyampaian makna (Zainurrahman, 2013, hlm. 2). Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Menulis adalah sebuah aktivitas yang tidak berdiri sendiri. Kegiatan itu berkaitan erat dengan hal-hal lain, seperti penguasaan materi, metode yang cocok untuk melatih keterampilan menulis, pembiasaan diri untuk berlatih, pemanfaatan sumber, dan penguasaan dalam berbahasa maupun penggunaan diksi. Untuk bisa terampil menulis dibutuhkan proses latihan secara terusmenerus. Selain itu, keterampilan menulis diawali oleh minat, kreativitas, sebilangan latihan, dan penalaran yang tajam akan fenomena sosial yang ada, dan tidak kalah pentingnya adalah kebiasaan membaca sebagai sumber bacaan (Alwasilah & Alwasilah, 2013, hlm. 43). Banyak siswa yang kurang berkompeten dalam hal menulis. Kepada siswa tidak ditanamkan untuk senang menulis, hanya dijelaskan teori menulis tanpa ada tindakan atau pelatihan, sehingga kemampuan menulis siswa hanya cukup pada teori, ketika dipraktikkan siswa enggan untuk menulis. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kepada siswa diperkenalkan dengan berbagai tulisan. Banyak macam tulisan yang dijadikan materi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti cerita pendek, puisi, berita, tajuk rencana, surat, artikel, esai, iklan dan masih banyak lagi. Salah satu tulisan yang akan diteliti oleh peneliti adalah jenis tulisan esai naratif personal. Esai naratif personal 1

2 yaitu narasi yang menceritakan kisah dengan menampilkan detail-detail yang menjawab pertanyaan 5 W (who, what, when, where dan why atau siapa, apa, kapan, di mana dan kenapa) ihwal pengalaman atau kejadian yang dialami oleh pribadi (Alwasilah & Alwasilah, 2013, hlm. 71). Kegiatan menulis memang perlu banyak latihan dan adanya referensi untuk membuat seseorang merasa terpancing untuk menulis. Banyak membaca dan melihat tulisan orang lain bisa menumbuhkan motivasi untuk menulis seperti karya orang lain atau lebih dari karya orang lain. Menulis merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan siapa saja karena selain menunjang profesionalisme, juga melatih kesadaran berbahasa dan kemampuan berkomunikasi lewat tulisan. Di sekolah, pengajaran menulis menjadi tanggung jawab guru Bahasa Indonesia. Guru Bahasa Indonesia perlu melatih keterampilan menulis kepada siswa. Dalam menulis terdapat kendala yang bisa menghampiri baik bersifat umum atau khusus. Menurut Zainurrahman (2013, hlm. 206) terdapat kendala yang bersifat umum artinya kendala yang dialami hampir oleh semua penulis. Kendala umum itu seperti kekurangan materi, kesulitan memulai dan mengakhiri tulisan, kesulitan penyelasaran isi, dan memilih topik. Jika dilihat dari beberapa kesulitan tersebut, dialami juga oleh siswa ketika pembelajaran berlangsung. Adapun faktor dari metode yang diberikan pada siswa membuat siswa menjadi malas untuk melakukan kegiatan menulis. Setelah diberikan tugas menulis, biasanya hasil penulisan siswa tidak dikoreksi secara bersama-sama. Siswa hanya tahu nilainya tanpa tahu kesalahan dalam penulisan dan bagaimana menulis yang baik dan benar. Berdasarkan pada beberapa hal di atas, peneliti akhirnya mencoba melakukan penelitian dalam bentuk eksperimen pembelajaran dengan menggunakan metode koneksi baca-tulis. Metode koneksi baca-tulis merupakan metode kolaborasi. Metode kolaborasi menggunakan pendekatan dari collaborative learning atau pembelajaran kolaboratif. Dalam metode koneksi baca-tulis ini, kepada siswa diberikan sebuah bacaan atau karangan teman yang lain kemudian karangan tersebut dibaca, setelah dibaca

3 siswa mengoreksi karangan temannya kemudian menulis kesalahan apa saja yang ada pada karangan tersebut. Sesuai dengan prosedur yang telah diberikan oleh guru. Setelah dilakukan penilaian sesuai dengan prosedurnya maka siswa mengetahui di mana kekurangan dan kelebihan karangannya kemudian diperbaiki. Penelitian dengan menggunakan metode koneksi baca-tulis dalam pembelajaran esai naratif personal belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian dalam pembelajaran menulis teks esai naratif personal dengan menggunakan metode koneksi baca-tulis. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah penelitian yang ditulis oleh Yuli Nurhati dengan judul penelitian Penerapan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi dengan fokus penggunaan kalimat efektif (2009). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Peneliti lain yang juga relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah penelitian yang ditulis oleh Risma Putri H.W. dengan judul Penerapan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif (2014). Risma Putri melakukan penelitian eksperimen semu. Hasilnya membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum dan setelah menggunakan metode kolaborasi. Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa metode kolaborasi dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau tidak dalam keterampilan menulis. Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti mencoba menggunakan metode koneksi baca-tulis dalam pembelajaran menulis teks esai naratif personal. Mengambil kisah dari diri sendiri dahulu karena bersifat pesonal, supaya siswa terbangun untuk menulis. Selain itu, siswa tidak akan terlalu sulit dalam mengisahkan suatu peristiwa karena pernah terjadi pada diri sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan kata kolaborasi melainkan menggunakan frasa koneksi baca-tulis. Hasil dari perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya akan terlihat pada hasil akhir penelitian yang dilaksanakan.

4 Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti memilih judul Efektivitas Metode Koneksi Baca-Tulis dalam Pembelajaran Menulis Teks Esai Naratif Personal (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X MAN 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). Melalui penelitian ini, akan dibuktikan keefektifan metode koneksi baca-tulis pada pembelajaran menulis teks esai naratif personal. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah peneliti mengidentifikasi beberapa masalah, yakni sebagai berikut. 1. Pembelajaran menulis kurang mengembangkan kegiatan latihan dan pembiasaan memproduksi sebuah tulisan. 2. Keterampilan menulis pada siswa masih kurang. 3. Motivasi terhadap siswa untuk antusias dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis masih kurang. 4. Metode yang diaplikasikan di dalam kelas kurang menumbuhkan minat siswa dalam mengembangkan kompetensi menulis. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana profil pembelajaran dan kemampuan menulis siswa kelas X di MAN 1 Bandung? 2. Bagaimana proses pembelajaran menulis teks esai naratif personal dengan menggunakan metode koneksi baca-tulis? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks esai naratif personal siswa kelas X MAN 1 Bandung di kelas eksperimen dan di kelas kontrol? D. Tujuan Penelitian

5 Penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas. 1. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan alternatif solusi dari pemasalahan kemampuan menulis teks esai naratif personal dengan menggunakan metode koneksi baca-tulis. 2. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendeskripsikan sebagai berikut: a. profil pembelajaran dan kemampuan menulis siswa kelas X di MAN Bandung; b. proses pembelajaran menulis teks esai naratif personal dengan menggunakan metode koneksi baca-tulis; c. menemukan perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks esai naratif personal siswa kelas X MAN 1 Bandung di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. E. Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan di atas maka peneliti mengharapkan ada manfaat dari penelitian ini yaitu: 1) bertambahnya ide dan wawasan guru Bahasa Indonesia dalam mengembangkan cara belajar di kelas dengan menggunakan metode yang telah peneliti sampaikan; 2) menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas; 3) siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelompoknya, saling mengoreksi dan tidak malu untuk memperlihatkan karya tulisannya kepada teman yang lain sehingga lebih percaya diri dan bersemangat untuk menulis; 4) memperkaya wawasan mengenai metode koneksi baca-tulis dan sebagai pembanding dengan penelitian lain. Selain itu, penelitian ini juga sebagai wadah untuk berlatih setelah membaca hasil penelitian yang telah dibuat oleh peneliti. F. Definisi Operasional Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai.

6 1. Metode koneksi baca-tulis adalah metode yang mengerjakan tugas secara bersama-sama dan mengoreksi hasil karya teman sejawat. Metode koneksi baca-tulis dalam pembelajaran menulis teks esai naratif personal adalah salah satu metode yang menggunakan pendekatan collaborative learning atau pembelajaran kolaboratif kemudian dikenal dengan metode kolaborasi. Pembelajaran kolaboratif merupakan pembelajaran yang menugaskan siswa untuk memecahkan sebuah permasalahan secara berkelompok dengan siswa lainnya atau memecahkan masalah secara berpasangan, saling bertukar pikiran. Metode koneksi baca-tulis ini memecahkan masalah secara berpasangan yang diawali dengan membaca sebuah karangan esai naratif personal orang lain kemudian setelah dibaca, dilakukan koreksi dan menulis apa saja kesalahan yang ada dalam karangan tersebut, tentunya penilaian yang dilakukan sesuai dengan ketentuan guru dalam kelas tersebut. Setelah dilakukan membaca hasil karangan orang lain kemudian menulis apa saja kesalahannya, setiap siswa diberi tugas untuk membuat atau memperbaiki kesalahan yang ada pada karangan tersebut yang tentunya sudah dikoreksi oleh kelompok lain. 2. Teks esai naratif personal adalah teks yang mengisahkan pengalaman atau kejadian yang dialami oleh dirinya sendiri. Pada teks esai naratif personal ini, diceritakan sebuah pengalaman yang pernah terjadi dimulai dari masa kanakkanak hingga beranjak dewasa. Teks esai naratif personal tentunya tidak terlepas dengan menampilkan jawaban dari pertanyaan. Adapun pertanyaan itu adalah 5 W (who, what, when, where, dan why, atau siapa, apa, kapan, di mana dan kenapa). 3. Kemampuan menulis teks esai naratif adalah kemampuan siswa dalam menulis suatu peristiwa yang telah terjadi dengan mendapatkan ide lewat tuturan dari orang lain atau keluarga terdekat, karena esai naratif personal ini seperti biografi yang menjelaskan tentang dirinya sendiri dimulai dari masa kanak-kanak hingga beranjak dewasa. Siswa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menulis teks esai naratif personal sesuai dengan ketentuan yang sudah dijelaskan oleh guru pada pembahasan sebelumnya.

7 G. Struktur Organisasi Bab I pendahuluan memaparkan latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi. Bab ini mendasari hal-hal yang berkaitan dengan peneletian dan mengandung informasi mengenai seluruh bab. Bab II diberi judul landasan teoretis. Bab ini terdapat beberapa penjelasan seperti landasan teoretis yang merupakan penemuan parameter proses, biasanya didukung oleh pandangan beberapa ahli. Anggapan dasar yang memaparkan pernyataan yang menjadi acuan utama dan ada poin hipotesis yang memaparkan signifikasi perbedaan antara dua variabel dengan kriteria. Bab III yang berjudul metodologi penelitian terbagi menjadi beberapa poin yaitu 1) metode dan desain penelitian, 2) teknik pengumpulan data, 3) instrumen penelitian, dalam instrumen penelitian terdapat jenis instrumen dan validasi instrumen yang harus diuraikan oleh peneliti, 4) teknik pengolahan data, 5) pouplasi dan sampel. Bab IV menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Bab V menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Pada bab ini terdapat simpulan, implikasi dan rekomendasi yang disampaikan oleh peneliti.