BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penerjemahan adalah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dewasa ini, kekurangmampuan manusia dalammenguasaibahasa yang ada dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

TERJEMAHAN KALIMAT LANGSUNG PADA BUKU KUMPULAN CERITA ANAK KREATIF - TALES FOR CREATIVE CHILDREN DALAM BAHASA INGGRIS TESIS. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kata-kata yang mubajir dan terlalu berbelit-belit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

PENERJEMAHAN KARYA SASTRA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran. Di dalam buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children terdapat banyak kalimat langsung pada setiap cerita anak yang berjumlah delapan cerita. Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Bagian ujaran atau ucapan diberi tanda petik (. ) dapat berupa kalimat perintah, berita, seruan atau kalimat tanya (Erwan, dkk, 2007:94). Konteks di dalam delapan cerita pada buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children berada di tempat bermain, di dalam rumah, maupun di pekarangan rumah, oleh sebab itu konteksnya bersifat tidak formal sehingga kalimat-kalimat langsung dari bahasa sumber yaitu bahasa Indonesia yang terdapat di dalam delapan cerita berbentuk kalimat-kalimat langsung yang tidak baku dan sangat berkaitan dengan budaya si penuturnya, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Inggris. Seperti contoh: Bisa-bisa Mama bangun. diterjemahkan menjadi I don t want to wake Mom up. Contoh yang lain misalnya: Saatnya mencoba! diterjemahkan 1

menjadi It s the moment of truth!. Dapat dilihat dari kedua contoh tersebut bahwa penerjemahan tersebut bukanlah penerjemahan secara literal kata per kata dari teks sumber ke dalam teks sasaran. Teks terjemahan mengalami perubahan bentuk yang signifikan di dalam kalimat langsung teks sasaran yang merupakan hasil terjemahan ke dalam bahasa Inggris dari bahasa Indonesia, namun pesan yang disampaikan dari teks sumber ke dalam teks sasaran tetap sama. Berdasarkan latar belakang di atas dan pentingnya peranan buku cerita anak sebagai wadah kreatifitas dan ilmu pengetahuan yang dituangkan dalam buku bilingual, maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi jenis-jenis kalimat langsung yang terdapat di dalam buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif- Tales for Creative Children. Selanjutnya menganalisis strategi penerjemahan yang digunakan oleh Hadi Kurniawan sebagai penerjemah dalam menerjemahkan kalimat langsung berdasarkan jenisnya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, kemudian menganalisis tingkat kesepadanan kata dan frasa di dalam kalimat langsung pada teks sumber dengan kata dan frasa di dalam kalimat langsung pada teks sasaran. Dengan mengidentifikasi jenis kalimat langsung yang terdapat di dalam buku bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children, peneliti dapat mengklasifikasikan kalimat langsung berdasarkan jenisnya. Selanjutnya peneliti menganalisis strategi penerjemahan kalimat langsung berdasarkan jenisnya untuk melihat strategi penerjemahan yang cenderung digunakan dalam menerjemahkan kalimat langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Seterusnya peneliti menganalisis tingkat kesepadanan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat 2

langsung pada teks terjemahan dengan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung pada teks sumber. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis komponen makna agar peneliti dapat menyimpulkan apakah kalimat langsung yang berbentuk tidak baku dalam konteks tidak formal di dalam bahasa Indonesia memiliki pilihan-pilihan kata yang sepadan ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sehingga buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children dapat mendukung kebutuhan anak untuk mempelajari bahasa Inggris. Tanpa penerjemahan, tidak akan ada sejarah dunia (L.G. Kelly 2002). Penerjemahan memberikan banyak sumbangan terhadap peradaban dan perkembangan seluruh kehidupan budaya dan intelektual. Penerjemahan terkait erat dengan kemajuan karena semua periode kebangkitan sejarah bangsa-bangsa dimulai dengan penerjemahan. Penerjemahan memperkenalkan bangsa-bangsa ke berbagai perspektif tentang jalur-jalur ke arah modernisasi dan kemajuan intelektual. Kata Yunani kuno untuk penerjemah atau juru bahasa adalah Hermêneus, yang secara langsung terkait dengan nama dewa Hermes. Verba Hermêneus berarti memaknai bahasa asing, menerjemahkan, menjelaskan, mengomentari, menuangkan dalam kata-kata, menyatakan, mendeskripsikan, dan menulis. Banyaknya arti lain untuk istilah Yunani yang mengacu pada penerjemah atau juru bahasa itu (perantara, penengah, dsb.) menunjukkan bahwa juru bahasa hampir bisa dipastikan telah ada pada jaman prasejarah, yaitu jaman ketika tulisan belum ditemukan. Pada zaman kuno, gagasan dan wawasan ditransfer dari satu budaya ke budaya yang lain, terutama melalui para musafir dan pedagang. Secara bertahap, penerjemahan 3

mulai memainkan, dan terus memainkan, peran utama dalam perkembangan budaya dunia. Misalnya, penerjemahan memainkan peran besar dalam pergerakan pengetahuan dari Yunani Kuno ke Iran, dari India ke jazirah Arab, dari Islam ke Kristen, dan dari Eropa ke Cina dan Jepang. Ada dua contoh historis besar bagaimana penerjemahan memperkenalkan satu budaya ke budaya yang lain. Pertama adalah penerjemahan kitab suci Budha dari berbagai ragam bahasa India ke dalam bahasa Cina. Kedua adalah penerjemahan karyakarya filsuf dan ilmuwan Yunani dari bahasa Yunani dan Syam ke dalam bahasa Arab, yang dengan demikian memperkenalkan mereka dengan dunia Islam. Sejarah budaya dunia dari sudut pandang penerjemahan mengungkapkan adanya aliran gagasan dan bentuk yang konstan, dan aliran budaya yang secara konstan menyerap pengaruh-pengaruh baru berkat karya para penerjemah. Hal ini membuyarkan asumsi bahwa segala sesuatu berasal dari Barat dan mengalahkan gagasan pembatasan yang kaku antara Timur dan Barat. Para penerjemah telah menemukan huruf, membantu membangun bahasa dan menulis kamus. Mereka berjasa besar atas kebangkitan kesusastraan bangsa, penyebaran pengetahuan dan agama. Dengan menjadi importir nilai-nilai budaya asing dan pemain kunci di berbagai momen besar sejarah, para penerjemah dan juru bahasa telah memainkan peran yang menentukan dalam perkembangan masyarakat mereka dan telah berjasa dalam pengungkapan sejarah intelektual itu sendiri. ( Translators through History, Jean Delisle dan Judith Woodsworth, John Benjamins Publishing Co., 1995). 4

Memisahkan bahasa dan identitas budaya itu sulit. Suatu bahasa tidak akan bisa menyatakan makna bahasa yang lain. Ada perbedaan antara makna inheren dengan makna yang ditangkap dan dinyatakan. Dalam hal ini, bahasa yang berlainan cenderung mendorong penuturnya untuk berpikir berbeda pula, artinya, mengarahkan perhatian mereka ke berbagai aspek lingkungannya. Penerjemahan bukan sekedar mencari kata-kata lain yang bermakna serupa, melainkan mencari cara yang tepat untuk mengatakan sesuatu dalam bahasa lain. Bahasa yang berbeda mungkin menggunakan bentuk linguistik yang berbeda, tetapi perbedaan ini hanyalah salah satu aspek dari perbedaan antara dua sistem bahasa. Dari sudut pandang masyarakat awam penerjemahan merupakan satu pekerjaan sederhana, yaitu satu pekerjaan yang bertujuan mengartikan kata demi kata dari BSu ke BSa. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang di sampaikan oleh Newmark (1981:7) yang mendefinisikan, Penerjemahan adalah suatu upaya mengalihkan pesan yang tertulis dalam BSu ke dalam BSa dengan mengutamakan kesepadanan makna. Memang bukan hal yang mudah dalam menerjemahkan suatu teks. Ketika menerjemahkan teks, penerjemah dihadapkan pada perbedaan bentuk frasa, klausa, kalimat teks sumber dan teks sasaran. Setiap bahasa memiliki aturan masing-masing yang dipengaruhi oleh budaya masing-masing pula. Yang terpenting adalah ketika menerjemahkan suatu kalimat, penerjemah harus menyadari bahwa akan ada perubahan bentuk frasa, klausa dan kalimat. Sehingga, penyampaian pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tetap terjaga, dipertahankan dan tidak berubah walaupun bentuk frasa, klausa, kalimat bahkan struktur berubah. Perlu diingat bahwa sebelum menerjemahkan 5

teks, penerjemah harus menemukan dan mengetahui apa pesan yang ingin disampaikan penulis. Artinya, penerjemah harus membaca seluruh teks yang ingin diterjemahkan hingga menemukan pesan yang tersirat dalam teks sumber. Salah satu penerjemahan yang banyak didapati sekarang ini adalah penerjemahan cerita anak. Kehadiran buku-buku bilingual merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengejar informasi yang ada. Perkembangan dan jumlah buku-buku bilingual sangat besar peningkatannya. Hal ini membuka pintu informasi di kalangan semua pihak baik di kalangan anak-anak maupun orang dewasa, baik dalam bentuk informasi, sastra maupun teknologi. Karya-karya besar dari para ahli di setiap bidangnya bahkan sampai pada karya sastra anak merupakan wilayah bagi penerjemahan yang sangat populer saat ini, hal ini bisa dilihat dari maraknya karya sastra terjemahan yang ditawarkan diberbagai toko buku. Pada umumnya cerita anak berangkat dari fakta yang konkret (kongruen) dan mudah diimajinasikan (Puryanto, 2008:2). Cerita yang disajikan secara emosional psikologis harus dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak karena apa yang terdapat dalam cerita anak merupakan pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke dalam bentuk struktur bahasa anak.. Sastra anak merupakan pembayangan atau pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke dalam bentuk struktur bahasa anak. Sastra anak merupakan sastra yang ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang anak. Sastra tentang anak bisa saja isinya tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi sastra untuk anak sudah tentu sengaja dan disesuaikan untuk anak-anak selaku pembacanya. (Puryanto, 2008:2). Ada empat hal 6

yang menjadi perbedaan antara sastra anak dan sastra dewasa yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Unsur Pembeda Sastra Anak dan Sastra Dewasa (Sarumpaet, 2010) No Unsur pembeda Sastra anak Sastra dewasa 1 Penyajian bahasa Bahasa cerita yang dipakai Menggunakan bahasa adalah kalimat-kalimat yang cerita yang rumit. sederhana, struktur gramatikal Struktur gramatikal dan yang mudah, dan pemilihan pemilihan diksi yang diksi yang disesuaikan dengan dipakai lebih kompleks. pemerolehan bahasa anak. Misalnya, dalam satu kalimat hanya terdiri dari beberapa kata dan struktur gramatikal yang dipakai hanya subjek dan predikat. 2 Kognisi Memberikan pengetahuan Memberikan pengetahuan dan pengenalan yang masih yang lebih kompleks bersifat sederhana, misalnya, seputar kehidupan, pengetahuan dan pengenalan misalnya konflik, seputar konsep angka, warna, pengalaman, dan konsep dan bentuk. kehidupan. 3. Psikologis yang Sisi psikologis sastra anak Sisi psikologis sastra Terkandung mulai dikenalkan nilai-nilai dewasa umumnya moral yang baik dalam mempersoalkan banyak kehidupan secara sederhana. hal, seperti perkembangan moral, permasalahan jiwa, dan pemahaman psikologi 7

4 Sosial Cerita Sosial cerita yang disampaikan meliputi seputar berbakti pada orangtua, bersahabat baik dengan teman, dan dekat dengan guru. social kehidupan. Sosial cerita yang disampaikan mengenai seks, kekerasan, dan kehidupan masyarakat yang tabu untuk anak. Cerita anak yang menjadi pilihan peneliti adalah buku Kumpulan Cerita Anak Kreatif- Tales for Creative Children dikarenakan buku ini memiliki delapan ceita anak bilingual yaitu dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris yang dapat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan kosakata bahasa Inggris anak terutama pada kalimat langsung dan mengembangkan kreatifitas anak. 1.2 Perumusan Masalah 1. Jenis kalimat langsung apa sajakah yang terdapat di dalam buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children? 2. Strategi penerjemahan apakah yang dominan dalam menerjemahkan kalimat langsung berdasarkan jenisnya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris pada buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children? 3. Bagaimana tingkat kesepadanan kata dan frasa di dalam kalimat langsung dari Tsu ke dalam Tsa dengan menggunakan analisis komponen makna pada buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children? 8

1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengklasifikasikan kalimat langsung yang terdapat di dalam buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children berdasarkan jenisnya merujuk pada Erwan, dkk (2007: 94). 2. Menganalisis strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris di dalam buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children merujuk pada teori Nida & Taber (1969: 56). 3. Menganalisis komponen makna pada kata dan frasa di dalam kalimat langsung pada Tsu dan terjemahannya pada Tsa dengan menggunakan analisis komponen makna untuk melihat tingkat kesepadanan makna pada kata dan frasa di dalam Tsa dengan kata dan frasa di dalam Tsu merujuk pada teori Chaer (2009: 115-117). 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis akademis, penelitian ini dapat menambah atau memperkaya pengetahuan khususnya dalam bidang penerjemahan teks berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Manfaat teoritis akademis lainnya adalah memperkaya khasanah penemuan mengenai strategi penerjemahan dan analisis komponen makna di dalam kalimat langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris pada buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children. Di samping itu, bagi pemerhati dan peminat bidang penerjemahan, diharapkan memperoleh manfaat 9

teoritis akademis lainnya yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau model penelitian sejenis. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti sendiri, pembaca, dan para penerjemah dengan memberi kontribusi berupa pengetahuan umum tentang strategi penerjemahan dan analisis komponen makna pada kalimat langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris yang didasari oleh teori terjemahan yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan analisis tersebut. Manfaat praktis lainnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam proses belajar mata kuliah terjemahan. 1.5 Klarifikasi Makna Istilah Istilah merupakan satu makna yang dapat diartikan dengan banyak pengertian, untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mengartikan istilah yang ada, maka perlu diklarifikasikan. Istilah-istilah yang perlu diklarifikasikan adalah: 1. Penerjemahan adalah proses pengalihan makna TSu ke dalam TSa. 2. Teks Sumber (TSu) adalah teks asal yang diterjemahkan. 3. Teks Sasaran (TSa) adalah teks hasil terjemahan. 4. Bahasa Sumber (BSu) adalah bahasa teks asal yang diterjemahkan. Dalam penelitian ini bahasa sumber adalah bahasa Inggris. 10

5. Bahasa Sasaran (BSa) adalah bahasa teks hasil terjemahan. Dalam penelitian ini bahasa target adalah bahasa Indonesia. 6. Buku Bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif Tales for Creative Children adalah buku cerita anak yang menggunakan dua bahasa dalam penulisannya, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran. 7. Strategi penerjemahan adalah prosedur yang digunakan penerjemah dalam memecahkan permasalahan penerjemahan. Dalam penelitian ini strategi penerjemahan yang digunakan oleh peneliti merujuk pada teori srategi penerjemahan Nida dan Taber (1969: 56) yaitu strategi penerjemahan kesepadanan bentuk dan strategi penerjemahan kesepadanan dinamis. 8. Komponen makna adalah makna yang dimiliki oleh setiap kata dan frasa yang terdiri dari sejumlah komponen yang membentuk keseluruhan makna kata tersebut. Analisis komponen makna dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesepadanan makna pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung teks sumber dengan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung teks sasaran. 9. Sepadan adalah mempunyai nilai (arti, efek) yg sama. Pada analisis komponen makna di dalam penelitian ini apabila komponen makna pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsu sama dengan komponen makna pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsa maka kata dan frasa pada Tsu dan Tsa dikatakan sepadan. 11

10. Kurang sepadan adalah mempunyai nilai (arti, efek) yang kurang sama. Jika komponen makna pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsu memiliki perbedaan 1 komponen makna saja dengan komponen makna pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsa maka kata dan frasa pada Tsu dan Tsa dikatakan kurang sepadan. 11. Kesepadanan Penerjemahan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai dalam menerjemahkan teks sumber kedalam teks sasaran. Dengan menggunakan analisis komponen makna maka dapat dilihat kesepadanan penerjemahan pada kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung teks sumber dengan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung teks sasaran. 12. Kalimat Langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (. ) dapat berupa kalimat perintah, berita, seruan, atau kalimat tanya. 12