NOMOR : 051/U/2002 TENTANG PENERIMAAN SISWA PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Menuju LEBAK CERDAS 2019

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Ke

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 4 TAHUN 2005

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

Denpasar, 22 April 2015

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 309 TAHUN 2012

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA

KEPUTUSAN KEPALA UPTD SMA NEGERI 1 PARE Nomor : 420 /219/ / 2012

BUPATI SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI SEKOLAH

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEDIRI NOMOR 420/ 1469 /418.47/2015 TENTANG

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SMA NEGERI 2 MAJALENGKA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 08 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 177 TAHUN 2010 TENTANG

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010

/ KEPUTUSAN MENTER! PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG

NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2006/2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO DAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

KATA PENGANTAR. Demikian, kiranya bermanfaat. KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH PROVINSI BALI. Denpasar, 10 Mei 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

2011/2012 dalam suatu Peraturan Walikota Mojokerto.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PAKET C KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 116 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2009 TENT ANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Permendikbud No 17 Tahun 2017

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 41 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

KEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR : 422.1/ /101

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA BUKITTINGGI PROPINSI SUMATERA BARAT

TENTANG. PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK PADA TK/RA, SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA, SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN WALIKOTA BLITAR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2013 TENT ANG

PERMENDIKBUD NOMOR 17 TAHUN 2017

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Ketikan SALINAN : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 051/U/2002 TENTANG PENERIMAAN SISWA PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa penerimaan siswa dengan cara yang lebih baik dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan secara nasional; b. bahwa dalam rangka memberdayakan sekolah sesuai dengan prinsip manajemen pendidikan berbasis sekolah, perlu lebih banyak memberikan kewenangan kepada sekolah dalam penyelenggaraan penerimaan siswa; c. bahwa penghapusan Evaluasi Hasil Belajar Tahap Akhir Nasional dan penetapan sistem penilaian akhir belajar pada Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Luar Biasa, Madrasah Aliyah, dan Sekolah Menengah Kejuruan berpengaruh pada proses penerimaan siswa baru; d. bahwa sehubungan dengan huruf a, b, c, dipandang perlu menetapkan kembali Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang Penerimaan Siswa pada Taman Kanak-kanak dan Sekolah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara 3411);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3412) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara 3763); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3413) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3764); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3460); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 8. Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 2001; 9. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 10. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001 mengenai Pembentukan Kabinet Gotong Royong; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENERIMAAN SISWA PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Perpindahan siswa adalah penerimaan siswa pada sekolah dari sekolah lain; 2. Ujian akhir sekolah adalah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilaksanakan oleh sekolah pada akhir satuan pendidikan di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Luar Biasa (SLB) Tingkat Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI); 3. Nilai ujian akhir sekolah adalah angka yang diperoleh dari hasil ujian akhir sekolah yang dicantumkan dalam daftar nilai ujian akhir sekolah; 4. Ujian akhir nasional yang selanjutnya disebut ujian nasional adalah kegiatan penilaian hasil belajar siswa yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan dan diselenggarakan secara nasional; 5. Daftar nilai Ujian Nasional adalah daftar yang memuat nilai hasil Ujian Nasional yang diberikan kepada siswa yang telah mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan; 6. Surat Tanda Tamat Belajar yang selanjutnya disingkat (STTB) adalah surat pernyataan resmi dan sah yang menerangkan bahwa pemegangnya telah tamat belajar pada satuan pendidikan sekolah; 7. Program Paket A adalah program pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang memberikan pendidikan yang setara dengan SD; 8. Program Paket B adalah program pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang memberikan pendidikan yang setara dengan SLTP; 9. Dinas Provinsi adalah dinas yang menangani bidang pendidikan di provinsi; 10. Kanwil Depag adalah Kantor Wilayah Departemen Agama di provinsi; 11. Dinas Kabupaten/Kota adalah dinas yang menangani bidang pendidikan di kabupaten/ kota; 12. Kandepag adalah Kantor Departemen Agama kabupaten/kota. Pasal 2 Penerimaan siswa bertujuan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga negara usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya. Pasal 3 Penerimaan siswa harus berasaskan: a. obyektivitas, artinya bahwa penerimaan siswa, baik siswa baru maupun pindahan harus memenuhi ketentuan umum yang diatur di dalam Keputusan Menteri ini; b. transparansi, artinya pelaksanaan penerimaan siswa bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat termasuk orang tua siswa, untuk menghindarkan penyimpanganpenyimpangan yang mungkin terjadi; c. akuntabilitas, artinya penerimaan siswa dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik prosedur maupun hasilnya; d. tidak diskriminatif, artinya setiap warga negara yang berusia sekolah dapat mengikuti program pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa membedakan suku, daerah asal, agama, dan golongan.

Pasal 4 (1) Persyaratan calon peserta didik Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) adalah: a. berusia 4 sampai dengan 5 tahun untuk kelompok A; b. berusia 5 sampai dengan 6 tahun untuk kelompok B; (2) Persyaratan calon peserta didik Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB) adalah anak yang berusia minimal 4 tahun; (3) Persyaratan calon siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah: a. telah berusia 7 tahun sampai dengan 12 tahun wajib diterima; b. telah berusia 6 tahun dapat diterima; (4) Persyaratan calon siswa kelas 1 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)/Sekolah Luar Biasa (SLB) Tingkat Dasar adalah anak yang berusia minimal 6 tahun; (5) Persyaratan calon siswa kelas 1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah: a. telah tamat SD/SDLB/SLB Tingkat Dasar/MI/Program Paket A dan memiliki STTB; b. memiliki Daftar Nilai Ujian Akhir; c. berusia setinggi-tingginya 18 tahun pada awal tahun pelajaran baru. (6) Persyaratan calon siswa kelas 1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB) adalah anak yang tamat SD/SDLB/MI dan memiliki STTB; (7) Persyaratan calon siswa kelas 1 Sekolah Menengah Umum (SMU)/Madrasah Aliyah (MA) adalah: a. telah tamat SLTP/SLTPLB/MTs/Program Paket B dan memiliki STTB; b. memiliki Daftar Nilai Ujian Nasional SLTP atau MTs atau DNP Program Paket B atau Daftar Nilai Ujian Persamaan Tamat SLTP; c. berusia setinggi-tingginya 21 tahun pada awal tahun pelajaran baru; (8) Persyaratan calon siswa kelas 1 Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB) adalah anak yang tamat SLTP/SLTPLB/MTs dan memiliki STTB/Ijazah; (9) Persyaratan calon siswa kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): a. telah tamat SLTP/SLTPLB/MTs/Program Paket B dan memiliki STTB; b. memiliki Daftar Nilai Ujian Nasional SLTP atau MTs atau Daftar Nilai Ujian Persamaan Tamat SLTP atau Daftar Nilai Pehabtanas Program Paket B; c. berusia setinggi-tingginya 21 tahun pada awal tahun pelajaran baru; d. memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan spesifik program pendidikan di sekolah yang dituju; (11) Pada kondisi khusus jika persyaratan usia masuk SD/MI, SLTP/MTs, SLTPLB, SMU/MA, SMLB, dan SMK tidak dapat dipenuhi maka sekolah diberikan kewenangan untuk mengatur sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Pasal 5 (1) Jumlah peserta didik pada TK/RA, dalam satu rombongan belajar/kelas maksimum 25 orang; (2) Jumlah peserta didik pada TKLB, dalam satu rombongan belajar/kelas maksimum 5 orang; (3) Jumlah siswa pada SD/MI, dalam setiap rombongan belajar/kelas maksimum 40 orang; (4) Jumlah siswa pada SDLB/SLB Tingkat Dasar, dalam setiap rombongan belajar/kelas maksimum 8 orang; (5) Jumlah siswa untuk SLTP/MTs, dalam satu rombongan belajar/kelas maksimum 40 orang; (6) Jumlah siswa untuk SLTPLB, dalam satu rombongan belajar/kelas maksimum 8 orang; (7) Jumlah siswa untuk SMU/MA, dalam satu rombongan belajar/kelas maksimum 40 orang; (8) Jumlah siswa untuk SMLB, dalam satu rombongan belajar/kelas maksimum 8 orang; (9) Jumlah siswa baru pada SMK per kelompok belajar/kelas maksimum 40 orang untuk bidang keahlian Pekerjaan Sosial serta Bisnis dan Manajemen, dan maksimum 36 orang untuk bidang keahlian lainnya. Pasal 6 Kegiatan penerimaan siswa baru dilaksanakan oleh sekolah dengan memperhatikan kalender pendidikan melalui tahapan pemberitahuan ke masyarakat, pendaftaran, pengumuman siswa yang diterima, dan pendaftaran ulang. Pasal 7 Sekolah dapat mengadakan seleksi calon siswa jika daya tampung tidak cukup. Pasal 8 (1) Seleksi calon siswa kelas 1 (satu) SD/SDLB/SLB Tingkat Dasar/MI dilakukan berdasarkan usia dan kriteria lain yang ditentukan oleh sekolah dengan pertimbangan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) atau Komite Sekolah; (2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berupa seleksi akademis serta tidak dipersyaratkan telah mengikuti TK/RA/TKLB. Pasal 9 (1) Seleksi calon siswa kelas 1 (satu) SLTP/SLTPLB/MTs dapat menggunakan Nilai Ujian Akhir Sekolah atau Nilai Ujian Persamaan Tamat SD atau Daftar Nilai Pehabtanas Program Paket A, dengan mempertimbangan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, bakat olah raga, bakat seni, prestasi di bidang akademik, iptek, ekonomi lemah, dan usia calon siswa; (2) Apabila kriteria pada ayat (1) tidak dapat terpenuhi, sekolah dapat melakukan tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Pasal 10 Seleksi calon siswa kelas 1 (satu) SMU/SMLB/MA dilakukan berdasarkan peringkat Nilai Ujian Nasional SLTP/SLTPLB/MTs atau Nilai Ujian Persamaan Tamat SLTP atau Daftar Nilai Pehabtanas Program Paket B, dengan mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, usia calon siswa, bakat olah raga, bakat seni, prestasi di bidang akademik, iptek, ekonomi lemah, atau prestasi lain yang diakui sekolah. Pasal 11 (1) Seleksi calon siswa kelas 1 (satu) SMK dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian kemampuan dan minat siswa dengan bidang keahlian/program keahlian yang dipilihnya dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan sekolah bersama majelis sekolah dan institusi pasangan/asosiasi profesi; (2) Apabila seleksi pada ayat (1) tidak diperlukan, seleksi dilakukan berdasarkan peringkat Nilai Ujian Nasional SLTP/SLTPLB/MTs atau Daftar Nilai Pehabtanas Paket B dengan mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, bakat olah raga, bakat seni, prestasi di bidang akademik, iptek, ekonomi lemah, dan usia calon siswa. Pasal 12 (1) Perpindahan siswa antarsekolah dalam satu kabupaten/kota, antarkabupaten/kota dalam satu provinsi, atau antarpropinsi, dilaksanakan atas dasar persetujuan Kepala Sekolah Asal dan Kepala Sekolah yang dituju dan dilaporkan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota/Propinsi/Kandepag sesuai kewenangannya; (2) Perpindahan siswa dari sekolah Indonesia di luar negeri dilaksanakan atas dasar persetujuan Kepala Sekolah asal dan Kepala Sekolah yang dituju dan dilaporkan Kepala Dinas Kabupaten/Kota/Propinsi/Kandepag sesuai dengan kewenangannya; (3) Perpindahan siswa dari sistem pendidikan asing ke sistem pendidikan nasional, dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pasal 13 Biaya pendaftaran penerimaan siswa diatur seringan mungkin, dan bagi calon siswa yang mengalami hambatan sosial ekonomi agar dibebaskan atau tidak dipungut biaya. Pasal 14 (1) Dinas Provinsi/Kanwil Depag dan Dinas Kabupaten/Kota/Kandepag sesuai dengan kewenangan masing-masing, mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan penerimaan siswa. (2) Dalam penerimaan siswa, sekolah mengikutsertakan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) atau Komite Sekolah. Pasal 15 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 083/U/2001 tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik pada Taman Kanak-kanak dan Sekolah, dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 16 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 10 April 2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : A. MALIK FADJAR 1. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, 2. Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, 3. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, 4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, 5. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Sekretaris Inspektorat Jenderal, dan Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, 6. Semua Kepala Pusat, dan Kepala Biro di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, 7. Semua Gubernur, 8. Semua Bupati/Walikota,

9. Semua Kepala Dinas Pendidikan Propinsi/kabupaten/Kota, 10. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, 11. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan, 12. Semua Ketua DPRD Kabupaten/Kota, 13. Komisi VI DPR-RI. Salinan sesuai dengan aslinya Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional, Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan, ttd Muslikh, S.H. NIP 131479478 http://ebtanas.org