BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah menjadi sarana penting yang menunjang kesiapan diri dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang. Maju tidaknya pendidikan dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Visi pendidikan nasional Indonesia adalah mewujudkan sistem

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. formal, yang bertujuan menyiapkan siswa dengan bekal ilmu pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, biologi sebagai proses ilmiah, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perubahan dan pengembangan dalam pendidikan. pemikiran bahwa perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan kualitas yang setinggi-tingginya. Pemerintah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal masyarakat adalah sekolah yang menyelenggarakan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian dan definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas merupakan segala kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan dan fungsi sentral. Seluruh kegiatan pendidikan berupa bimbingan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan disampaikan oleh guru. Jika materi yang disampaikan oleh guru

I. PENDAHULUAN. bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan telah menjadi sarana penting yang menunjang kesiapan diri dalam menghadapi segala bentuk tantangan yang akan terjadi. Semakin tinggi tingkat sumber daya manusia suatu negara, maka semakin tinggi pula tingkat kemakmuran masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, banyak hal yang harus diperhatikan seperti PBM ( Proses Belajar Mengajar), persedianan sarana dan prasarana, pemilihan model pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan sebagainya. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) mempunyai tujuan yaitu menciptakan dan mempersiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan atau keahlian untuk memasuki dunia kerja. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh kerena itu guru dituntut untuk dapat menyajikan materi pelajaran dengan baik, menyenangkan dan tidak membosankan. Diperlukan suatu penggunaan model pembelajaran agar dapat menarik perhatian siswa untuk aktip dalam proses belajarnya. Berdasarkan hasil observasi penulis masih terdapat guru yang mengajar pelajaran pemasaran barang dan jasa masih menerapkan model pembelajaran konvesional sehingga menimbulkan ruang gerak yang terbatas bagi siswa. Selain itu siswa sering cenderung diam dan kurangnya aktivitas belajar yang aktif dalam kelas. Kurangnya keaktipan siswa dalam belajar, maka berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang telah dilakukan, diperoleh keterangan bahwa hasil belajar di

SMKN 1 Medan di kelas X PM 1 (Pemasaran) bahwa penguasaan materi melakukan pemasaran barang dan jasa oleh siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya nilai ulangan harian semester genap siswa, yaitu dari 38 siswa hanya 18 siswa (47,36%) yang dinyatakan tuntas dalam ulangan harian sedangkan 20 siswa (52,63%) dinyatakan tidak tuntas sesuai dengan daftar kumpulan nilai di SMKN 1 Medan semester II tahun pembelajaran 2011/2012 berada di bawah standar ketuntasan belajaran minumum (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu 75. Guru memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Metode ceramah menjadi metode terbanyak yang dipakai guru karena memang hanya itulah metode yang benar-benar dikuasai sebagain besar guru. Guru kurang inovatif dalam mencari ide-ide untuk membangun minat belajar siswa dan cenderung mempertahankan tradisi mengajar yang monoton sehingga siswa merasa bosan dan malas saat mengikuti pelajaran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa merasa bosan dan malas saat mengikuti pelajaran. Diantaranya ; Jenis pelajaran, setiap mata pelajaran memiliki karateristik masing-masing dan mengandung kekhususan yang membedakan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Maka dari itu, cara pengajaran tiap mata pelajaran itu berbeda-beda. Ada yang penyampaiannya dapat dilakukan hanya teoritis saja, ada yang memerlukan praktik, bahkan ada yang harus melakukan eksperimen atau percobaan. Yang kedua kurangnya rangsangan keaktifan siswa dalam belajar, tingkat kecerdasan setiap siswa berbeda-beda. Ada siswa yang cerdas sehingga mampu menyerap pelajaran dalam sekali penyampaian, dan ada juga siswa yang harus mendapat berulang kali pengarahan baru ia mengerti dan memahami suatu pelajaran. Siswa yang

mampu menyerap pelajaran dengan mudah bisanya lebih aktif dari pada siswa yang kurang mampu menyerap pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, setiap guru dituntut untuk merangsang keaktifan para siswa. Yang ketiga yaitu pendekatan yang salah, Seringkali seorang guru mencoba untuk membangun image yang menjadikan dirinya berwibawa. Namun banyak guru salah kaprah dalam menerapkan image ini. Bukannya bertambah wibawa, tidak jarang malah mereka menjadi olok-olokan di kalangan siswa. Ini terjadi karena para pengajar sering melakukan pendekatan yang salah terhadap para muridnya. Dan yang terakhir adalah kondisi kejiwaan yang kurang baik, kondisi fisik yang baik belum tentu akan menghasilkan perbuatan yang baik pula. Manusia sebagai makhluk yang cerdas sebenarnya lebih sering dipengaruhi oleh keadaan jiwa dalam melakukan suatu pekerjaan. Maka dari itu, guru haruslah mengetahui kondisi kejiwaan (mood) murid-muridnya, jangan-jangan murid tersebut sedang ada masalah di luar sekolah, baik di rumah atau di tempat lainnya. Dengan adanya kondisi-kondisi seperti yang telah dijabarkan di atas, sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan juga hasil belajar para siswa di dalam kelas. Berdasarkan hasil kunjungan dan wawancara penulis dengan salah seorang guru bidang studi tata niaga atau pemasaran di salah satu sekolah yaitu SMKN 1 MEDAN, bahwa para siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa juga masih tergolong rendah. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh cara mengajar guru yang cenderung monoton dalam menyampaikan materi ajar akibat kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan model-model pembelajaran. Hal ini mengakibatkan suasana belajar di dalam kelas menjadi monoton. Apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan, maka dikhawatirkan keadaan tersebut berpotensi menimbulkan kejenuhan serta menurunkan hasil belajar siswa, pada akhirnya

tujuan pembelajaran yang ditetapkan tidak dapat tercapai. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasil belajar meningkat yaitu dengan menciptakan suatu proses belajar mengajar yang lebih menarik dan mudah untuk dipahami. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran agar aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Maka digunakan strategi pembelajaran yang tepat serta menarik sehingga siswa bersemangat dan mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Strategi yang dimaksud adalah strategi pembelajaran peer lessons atau pelajaran teman sebaya. Strategi pembelajaran peer lesson adalah suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan peer teaching dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas. Strategi pembelajaran peer lesson merupakan strategi yang sangat bagus kerena akan merangsang kerjasama dalam kelompok. Dalam strategi ini, siswa diajak untuk mempresentasikan dengan memaparkan topik pelajaran yang telah dijelaskan Guru kepada siswa lainnya di dalam kelas. strategi ini juga menggugah kreativitas siswa untuk mencari media, alat peraga, demonstrasi singkat, contoh atau tugas tertulis yang sesuaidengan materi yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas, maka masalah tersebut dapat menarik untuk diteliti dengan judul penelitian Penerapan stretegi pembelajaran Peer lesson untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata pelajaran Melakukan Pemasaran barang dan jasa Siswa Kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Mengapa hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan masih rendah? 2. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar melakukan pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 3. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar melakukan Pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 4. Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran Peer lesson dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melakukan pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 5. Bagaimana hubungan antara aktivitas dan hasil belajar melakukan pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 6. Apakah ada Perbedaan yang signifikan dan positif peningkatan Hasil Belajar Melakukan Pemasaran Barang dan jasa antar Siklus siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 1.3 Batasan masalah Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat pada penelitian ini, maka penulis membatasi pada: 1. Strategi pembelajaran yang diteliti adalah Strategi pembelajaran Peer lesson

2. Aktivitas dan hasil belajar siswa yang diteliti adalah hasil belajar melakukan pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK 1 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran Peer lesson dapat meningkatkan aktivitas belajar melakukan pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 2. Apakah dengan menerapkan Strategi pembelajaran Peer lesson dapat meningkatkan Hasil belajar melakukan pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 3. Apakah ada hubungan antara aktivitas dengan hasil belajar Melakukan pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 4. Apakah ada Perbedaan yang signifikan dan positif peningkatan Hasil Belajar Melakukan Pemasaran Barang dan jasa antar Siklus siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 1.5 Pemecahan Masalah Cara pembelajaran yang monoton dan membosankan membuat siswa menjadi pasif dan membuat siswa sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan. untuk membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dan siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar mata

pelajaran pemasaran barang dan jasa, dalam menyelesaikan hal tersebut diatas Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa dikelas adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran peer lesson. Dengan menggunakan strategi pembelajaran peer lesson pembelajaran yang berguna untuk meningaktkan aktivitas murid dalam melaksanakan langsung proses belajar atar teman sekelas, sehingga siswa mampu menguasai materi pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran peer lesson menuntut setiap kelompoknya mendapat kesempatan yang sama untuk menjelaskan langsung bagaimana cara mengajar materi yang dibawakan oleh guru bidang studi, dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota kelompok lain, sehingga dengan strategi ini siswa termotivasi untuk selalu belajar karena proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru bidang studi. Strategi peer lesson memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan mengajar di depan kelas. Siswa diberi waktu untuk menjelaskan materi yang diberikan guru bidang studi dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu misalnya pelajaran pemasaran. Pada pelajaran melakukan pemasaran barang dan jasa siswa harus memiliki keterampilan bijak, teliti, cermat dan juga rapi. Banyak sekali siswa yang menganut pemahaman bahwa pelajaran melakukan pemasaran barang dan jasa tersebut sangat sulit untuk dipelajarai. Disinilah penting nya peran guru dalam mengubah pemahan para siswa tersebut. Guru harus mampu membuat para siswa merasa bahwa ternyata pelajaran

tersebut merupakan mata pelajaran yang menarik, menyenangkan dan mudah untuk dipahami. Dengan menerpakan model atau strategi yang tepat dan sesuai dengan materinya siswa akan lebih mudah mengerti materi yang disampaikan. Dan dengan model atau strategi pembelajaran yang variatif dalam menyampaikan pelajaran dapat membangun semangat belajar siswa menjadi semakin meningkat. Sehingga para siswa tidak merasa malas dan bosan saat belajar akuntansi. Jadi dengan menerapkan strategi pembelajaran peer lesson dengan pembentukan kelompok kecil diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran melakukan pemasaran barang dan jasa sehingga para siswa didik untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab. Dari uraian diatas maka pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran peer lesson dalam kelompok kecil maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 1 pada mata pelajaran melakukan pemasaran barang dan jasa di SMK N 1 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 diharapkan dapat meningkat. 1.6 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran peer lesson dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar mata pelajaran Pemasaran barang dan jasa di kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan.

2. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran peer lesson dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar pelajaran pemasaran barang dan jasa di kelas X Pemasaran 1 SMK negeri 1 Medan. 3. untuk mengetahui hubungan antara aktivitas dengan hasil belajar mata pelajaran pemasaran barang dan jasa di kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan. 4. Untuk Mengetahui ada Perbedaan yang signifikan dan positif peningkatan Hasil Belajar Melakukan Pemasaran Barang dan jasa antar Siklus siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Medan? 1.7 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yaitu sebagai berikut : 1. untuk menambah wawasan, pengalaman dan kemampuan penelitian dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran pemasaran barang dan jasa siswa kelas X Pemasaran 1 melalui penerapan strategi pembelajaran Peer Lesson di SMK Negeri 1 Medan 2. sebagai sarana informasi yang bermanfaat bagi sekolah dan guru khususnya mata pelajaran Pemasaran barang dan jasa dalam pemilihan strategi pembelajaran Peer lesson dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 3. sebagai referensi dan acuan penelitian selanjutnya bagi Mahasiswa UNIMED khususnya prgram studi Tataniaga atau pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian.