Kajian penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian ukuran utama perahu katir (pumpboat) pada perikanan tuna hand line di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Studi tentang pengaruh perbedaan daya mesin terhadap kecepatan dan konsumsi bahan bakar minyak pada perahu pakura

Studi pengaruh bentuk kasko pada tahanan kapal pukat cincin di Tumumpa, Bitung, dan Molibagu (Provinsi Sulawesi Utara)

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Simulasi pengaruh trim terhadap stabilitas kapal pukat cincin

Kajian Kecepatan Dan Kestabilan Pada Beberapa Bentuk Kapal Pukat Cincin (Small Purse-Seiner) Di Sulawesi Utara

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

Produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

PERBANDINGAN HASIL RANCANGAN BALING-BALING PADA METODE CROUCH DAN METODE BP-δ UNTUK KAPAL IKAN 30 GT

Dosen Pembimbing : Ir. H. Agoes Santoso, M.Sc

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

TUGAS AKHIR (LS 1336)

KAJIAN TEKNIS DAN KARAKTERISTIK KAPAL LONGLINE DI PERAIRAN PALABUHAN RATU

ANALISA PERANCANGAN STERN DRIVE PADA BOAT FISHING SPORT 12 METER

Pola meloloskan diri ikan kuwe dari alat tangkap jala buang di perairan Kelurahan Papusungan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara

KAJIAN STABILITAS EMPAT TIPE KASKO KAPAL POLE AND LINE STABILITY ANALYSIS OF FOUR TYPES OF POLE AND LINER

Study on hydrodynamics of fiberglass purse seiners made in several shipyards in North Sulawesi

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE

Sebaran intensitas suara pada kapal pukat cincin kecil bermesin tempel KM. Mitra Usaha

Presentasi Tugas Akhir

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. displacement dari kapal tersebut. Adapun hasil perhitungan adalah : 2. Coefisien Blok (Cb) = 0,688

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

RASIO DIMENSI UTAMA DAN STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE TRADISIONAL DI KABUPATEN PINRANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal Disetujui: 19 September 2017


PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

Studi tentang olengan bebas dan tahanan total kapal model uji di Laboratorium Kepelautan

BAB III METODE PELAKSANAAN

Study on boat resistance of several Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) boat shapes modelled in PT. Cipta Bahari Nusantara, Tanawangko, North Sulawesi

Perencanaan Water Jet Sebagai Alternatif Propulsi Pada Kapal Cepat Torpedo 40 M Untuk Meningkatkan Kecepatan Sampai 40 Knot

III. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

MODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING. A.K.Kirom Ramdani ABSTRAK

KINERJA KAPAL KM. MANTIS UNTUK PUKAT UDANG GANDA KEMBAR

Pengaruh Pemasangan Vivace Terhadap Intact Stability Kapal Swath sebagai Fleksibel Struktur Hydropower Plan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

ANALISA PERUBAHAN SISTEM PROPULSI DARI SCHOTTLE MENJADI TWIN SCREW PADA KAPAL PENUMPANG KMP NIAGA FERRY II

STUDI HULLFORM KAPAL IKAN 201 GT UNTUK DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RADIUS PELAYARAN 1000 MIL LAUT

Identification of Fishing Vessels Used Kurau Fishermen in the District Bantan Bengkalis, Riau. Abstact By Syaifuddin, Jonny Zain, Polaris

KAJIAN TEKNIS KINERJA SISTEM PENGGERAK KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL PADA KAPAL KM. LABOAR

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka belitung

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.

Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional

DESAIN DAN PEMODELAN SISTEM PROPULSI DAN STAND ALONE SISTEM KONTROL PROPULSI KAPAL

ANALISIS TEKNIS STABILITAS KAPAL LCT 200 GT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PERMESINAN PADA TRAILING SUCTION DREDGER (TSD) SEBAGAI SARANA PENGERUKAN PADA PERAIRAN PELABUHAN

PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA a. EHP (dinas) = RT (dinas) x Vs = 178,97 Kn x 6,172 m/s = Kw = Hp

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

Kajian aspek teknis unit penangkapan kapal pole and line yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

3 METODOLOGI. Serang. Kdy. TangerangJakarta Utara TangerangJakarta Barat Bekasi Jakarta Timur. Lebak. SAMUDERA HINDIA Garut

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

Estimasi Perhitungan Kebutuhan Daya Kapal dengan Menggunakan Matlab

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR O LEH :

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman :

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL B20 TERHADAP PERFORMANSI ENGINE VOLVO D9B 380

DESAIN PROPELLER KAPAL SELAM 29 METER DENGAN MENGGUNAKAN PROPELLER B-SERIES

BAB V PENUTUP. dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kondisi rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau merupakan salah satu

DISAIN KAPAL PENANGKAP IKAN 10 GT BERBAHAN FIBERGLASS UNTUK WILAYAH PERAIRAN KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LEMPASING PROVINSI LAMPUNG

USULAN BIDANG MARINE MANUFACTURE AND DESIGN (MMD) Oleh: Hanifuddien Yusuf NRP

OPTIMASI FENDER PADA STRUKTUR DERMAGA ABSTRAK

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

Pengukuran tingkat kebisingan pada kapal pukat cincin KM. Sumber Jaya bermesin tempel di perairan Teluk Manado

4 STABILITAS STATIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

PERUBAHAN BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP KINERJA MOTOR INDUK. Thomas Mairuhu * Abstract

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA

Diktat Bangunan Dan Stabilitas KAPIN SUPM Ambon Semester

KARAKTERISTIK ARMADA PENANGKAPAN DOGOL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KARANGANTU KOTA SERANG-BANTEN

KLASTER TONASE KAPAL FERRY RO-RO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUTUHAN LAHAN PERAIRAN PELABUHAN PENYEBERANGAN

KAJIAN STABILITAS KAPAL IKAN MUROAMI DI KEPULAUAN SERIBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PGZ

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang

Published: ELTEK Engineering Journal, June 2004, POLINEMA

BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA

ANALISA TAHANAN KAPAL PATROLI X MENGGUNAKAN METODE KOMPUTERISASI

DESAIN PROPELLER KAPAL SELAM 29 METER DENGAN MENGGUNAKAN PROPELLER B-SERIES

ASSALAMUALLAIKUM WR.WB

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

performa perubahan mesin diesel menjadi CNG Engine berbasis pada simulasi pemodelan menggunakan software GTPOWER. Diharapkan, dapat diketahui dari

Transkripsi:

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 103-107, Juni 2013 ISSN 2337-4306 Kajian penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara Study of KM Coelacanth propulsion engine power usage in Bitung City, North Sulawesi Province REVOLS D.CH. PAMIKIRAN * Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRACT One of important factors affecting the ability of a ship is the usage of its propulsion engine power (HP) and its gained speed (v (knot)) which is suitable for fishing operation needs. This factor is investigated on long-line training ship KM Coelacanth in Bitung City, North Sulawesi. The objectives of this research are to investigate the relationship between engine revolution and propulsion engine power; to investigate the relationship between propulsion engine power and gained speed; to estimate the speed of the boat based on engine power; and to identify the speed category of the ship based on its speed. The results indicated that: (1) the relationship between engine power and speed following mathematical model v (knot) = 1+0,954e 0,01492 HP ; (2) the gained speed of the boat based on operated engine revolution and engine propulsion in the field categorizes KM Coelacanth as a boat of normal speed. Keywords: engine, horse power, speed, training ship ABSTRAK Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemampuan kapal adalah penggunaan daya mesin penggerak (HP) dan capaian kecepatan kapal (v (knot)) yang sesuai dengan kebutuhan operasi penangkapan ikan. Faktor ini diteliti pada kapal latih tuna long-line KM Coelacanth di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah putaran mesin dan daya mesin penggerak kapal; hubungan antara daya mesin penggerak dan capaian kecepatan kapal; mengestimasi kecepatan kapal berdasarkan besar daya mesin penggerak kapal; dan mengidentifikasi kategori kapal berdasarkan pada kecepatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hubungan antara daya mesin penggerak dan kecepatan KM Coelacanth mengikuti model persamaan matematik v (knot) = 1+0,954e 0,01492 HP ; (2) capaian kecepatan kapal berdasarkan penggunaan jumlah putaran mesin dan daya mesin penggerak di lapangan mengkategorikan KM Coelacanth sebagai kapal dengan kecepatan normal. Kata-kata kunci: mesin, daya mesin, kecepatan, kapal latih PENDAHULUAN Dalam suatu usaha perikanan atau penangkapan ikan di laut, modal terbesar yang dibutuhkan adalah untuk kapal. Biaya pengadaan kapal adalah lebih besar dibanding biaya pengadaan alat tangkap ataupun alat-alat bantu yang lain. Oleh karena itu, aset ini sangat diharapkan dapat dimanfaatkan atau dipergunakan se-efektif dan seefisien mungkin. * Email: rdolficp@yahoo.com Agar kapal dapat dipergunakan semaksimal mungkin, maka kapal harus memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan fungsinya sebagai kapal perikanan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan kapal adalah penggunaan daya (horse power, HP) dari mesin penggerak kapal yang sesuai. Beberapa cara untuk mengestimasi penggunaan daya mesin penggerak kapal dan capaian kecepatan kapal menurut Fyson (1985), Attwod and Pengely (1953), dan Suzuki (1980) adalah: 103

R.D.Ch. Pamikiran 1) Berdasarkan pengukuran tahanan kapal secara langsung 2) Berdasarkan nilai koefisien Admiralty (C), dan 3) Berdasarkan kurva hubungan antara v/ L (speed-length ratio) versus BHP/, dengan v adalah kecepatan kapal (knot), L adalah panjang kapal (feet), BHP (brake horse power) adalah daya mesin penggerak, dan adalah adalah displacement tonage kapal atau benaman kapal (ton). BHP merupakan salah satu indikator daya mesin penggerak selain indikator daya mesin yang lain seperti SHP dan EHP (Fyson, 1985). Displacement tonage adalah berat benaman kapal atau jumlah berat air yang dipindahkan sebagai akibat dari terbenamnya kapal di air. Nilai ini diperoleh dari perkalian volume benaman kapal dengan berat jenis air (ρ) di tempat kapal tersebut terbenam. Estimasi kecepatan kapal dapat dilakukan berdasarkan kurva hubungan antara v/ L dengan BHP/ (Suzuki, 1980), dengan model kurva seperti pada Gbr. 1. Selanjutnya kategori kecepatan kapal berdasarkan speed-length ratio adalah sebagai berikut: v/ L = 0,8 : tergolong kecepatan rendah v/ L = 1,0 : tergolong kecepatan normal v/ L = 1,2 :tergolong kecepatan tinggi. Ayodhyoa (1972) memberikan nilai speed length ratio pada berbagai kapal perikanan. Tabel 1 merupakan kutipan untuk beberapa jenis kapal dengan satuan panjang telah dikonversi dari meter ke feet. Penyesuaian daya penggerak dapat dilakukan berdasarkan ukuran, kecepatan, dan tujuan dari penggunaan kapal tersebut di lapangan. Lewat suatu kajian dapat diketahui keperluan daya mesin berdasarkan kebutuhan kecepatan kapal (kecepatan rendah, kecepatan normal dan kecepatan tinggi). Berdasarkan hal ini maka dilakukan suatu kajian untuk mengestimasi dan mengevaluasi penggunaan daya mesin penggerak dari salah satu kapal perikanan. v L BHP BHP Brake horse power Displacement (ton) v Kecepatan (knot) L Panjang kapal (ft) Gambar 1. Kurva estimasi hubungan antara BHP/ dengan v L Tabel 1. Nilai speed-length ratio beberapa kapal perikanan (Ayodhyoa, 1972) Tipe Kapal Panjang Kapal (ft) Kecepatan Kapal (knot) Speed-Length Ratio Pole and liner 70,74 9,44 1,12 Tuna long-liner 170,56 13,78 1,06 Trawler 136,78 12,50 1,07 104 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 103-107, Juni 2013

Penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan jumlah putaran mesin (revolution per minute, rpm) dan daya mesin penggerak; hubungan antara daya mesin penggerak dan capaian kecepatan kapal; dan (2) mengestimasi kecepatan kapal berdasarkan ukuran dan daya mesin penggerak kapal; dan mengidentifikasi kategori kapal berdasarkan kecepatannya. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi perencanaan dan evaluasi terhadap efektifitas dan efisinesi penggunaan daya mesin dalam kaitannya dengan capaian kecepatan kapal yang diharapkan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di perairan Aertembaga Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Juli sampai Agustus 2009. Objek penelitian ini adalah kapal long-line KM Coelacanth. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, tacho-meter, kamera, alat tulis-menulis, dan komputer. Informasi tentang teknis kapal dan daya mesin penggerak yang digunakan diperoleh dari dokumen yang ada di kapal. Berbagai data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data spesifikasi kapal yang terdiri dari gambar teknis kapal (lines plan) beserta dengan ukuran-ukuran utama kapal (panjang, lebar, dan dalam), dan draft atau tinggi benaman kapal sebagai dasar perhitungan volume benaman (displacement volume); dan data mesin penggerak yang meliputi spesifikasi mesin dan jumlah putaran mesin yang diukur dengan menggunakan tacho-meter. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi 1. Perhitungan volume benaman kapal dengan menggunakan aturan Simpson I (Attwod and Pengely, 1953). 2. Analisis daya mesin penggerak kapal berdasarkan pada kurva standar hubungan antara jumlah putaran mesin per menit dan daya mesin yang dihasilkan dalam satuan kilowatt (kw), dan mengkonversinya ke dalam satuan HP berdasarkan Ohanian (1994). 3. Analisis speed-length ratio (Suzuki, 1980). 4. Analisis hubungan dan pemetaan kurva BHP/Δ dan v/ L berdasarkan data daya mesin penggerak, benaman kapal (displacement ton), dan ukuran panjang kapal (L). Kecepatan kapal diestimasi berdasarkan ketiga data di atas dengan menggunakan kurva standar (Gambar 1). Garis kurva yang digunakan adalah garis fair type (berada di bagian tengah), sesuai bentuk badan kapal yang diteliti. HASIL DAN PEMBAHASAN KM Coelacanth adalah tipe kapal long-line dengan spesifikasi: panjang (LOA) 17 m, panjang garis air (LWL) 14,2 m, lebar (B) 4,10 m, dalam (D) 2,10 m, dan Gross Tonnage 25 GT. Lines plan di tampilkan pada Gbr. 2. Kapal ini menggunakan mesin penggerak utama merek Yanmar tipe 6CH- HTE3 (Gbr. 3) dengan jumlah putaran mesin maximum 2550 rpm. Hubungan antara jumlah putaran mesin dan daya mesin Tabel 2 menyajikan nilai dari rpm dan daya mesin dalam satuan kilowatt (kw) dan HP. Nilai ini diperoleh dari spesifikasi mesin kapal yang digunakan dan melalui konversi daya dari kw ke HP. Tabel 2. Putaran dan daya mesin KM Coelacanth Putaran Mesin Daya Mesin (rpm) kw HP 1400 53 71 1600 75 100 1800 97 130 2000 110 147 2200 117 158 2400 123 165 Hasil analisis hubungan jumlah putaran mesin dan daya mesin yang dihasilkan adalah sebagai berikut: HP = 169,5 1 + e 6,249 0,00394(rpm) 1 1,280 Pemetaan dari hubungan antara jumlah putaran mesin dan daya mesin ditampilkan pada Gbr. 4. Berdasarkan pemetaan dan hubungan pada gambar dapat dijelaskan bahwa pada nilai jumlah putaran mesin rendah masih terjadi pertambahan nilai daya mesin yang berarti, tetapi pada rpm yang yang mendekati nilai maksimum pertambahan daya mesin sudah mulai berkurang. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 103-107, Juni 2013 105

R.D.Ch. Pamikiran Gambar 2. Lines plan KM Coelacanth Gambar 4. Hubungan antara putaran mesin dan daya mesin kapal Gambar 3. Mesin penggerak merek Yanmar 106 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 103-107, Juni 2013

Penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth Hubungan daya mesin dan kecepatan kapal Daya mesin penggerak kapal dan nilai estimasi kecepatan kapal dengan menggunakan kurva standar (Gbr. 1) disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Daya mesin penggerak kapal dan nilai estimasi kecepatan kapal Daya Mesin (HP) Kecepatan Kapal (knot) 71 100 130 147 158 165 6,41 7,02 7,50 7,71 7,83 7,87 Dari analisis hubungan antara daya mesin penggerak kapal dan kecepatan kapal diperoleh hubungan logistic dengan model matematis sebagai berikut: v = 1 + 0,954e 0,01492HP Pemetaan diagram sebaran dan garis peramalan hubungan antara daya mesin dan kecepatan disajikan pada Gbr. 5. kapal. Putaran mesin demikian hanya mampu memberikan kontribusi dicapainya kategori kecepatan normal kapal yang diteliti. Dengan kata lain, penggunaan jumlah putaran mesin dan daya penggerak untuk mencapai kecepatan tinggi kapal belum terpenuhi. Berdasarkan pada hubungan antara jumlah putaran mesin dan daya mesin yang dihasilkan; dan hubungan antara daya mesin dan kecepatan kapal, maka agak sulit untuk menambah kecepatan kapal. Kesulitan ini karena penambahan putaran mesin tidak lagi memberikan pertambahan yang berarti terhadap daya mesin, demikian juga dengan kontribusi pertambahan daya mesin terhadap kecepatan kapal. Hal ini merupakan masalah dalam penggunaan kapal di lapangan karena kapal hanya dapat mencapai kecepatan normal serta tidak adanya ekstra daya penggerak kapal dalam menghadapi situasi perairan yang tidak diharapkan seperti arus dan gelombang. KESIMPULAN Hubungan antara daya mesin penggerak dan kecepatan kapal long-line KM Coelacanth di Kota Bitung, Propinsi Sulawesi Utara, mengikuti model persamaan matematik: v = 1 + 0,954e 0,01492HP Capaian kecepatan kapal berdasarkan jumlah putaran mesin dan daya mesin penggerak di lapangan mengkategorikan KM Coelacanth sebagai kapal dengan kategori kecepatan normal. Gambar 5. Hubungan antara daya mesin dan kecepatan kapal Jumlah putaran mesin dinas kapal adalah 1000 2000 rpm dengan estimasi interval daya mesin adalah 71 165 HP, dan estimasi interval capaian kecepatan kapal adalah 6,41 7,87 knot. Berdasarkan pada speed-length ratio, kecepatan kapal unutk kategori kecepatan rendah, normal, dan tinggi secara berturut-turut adalah 5,45, 6,82, dan 8,18 knot. Walaupun speed-length ratio sudah sesuai dengan yang dikemukakan dalam Ayodhyoa (1972), penggunaan nilai tertinggi putaran mesin yang biasa digunakan di lapangan belum dapat mencapai kategori kecepatan tinggi DAFTAR PUSTAKA Ayodhyoa, A.U. 1972. Fishing Boat. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Attwood, L.D. dan S.H. Pengely. 1953. Theoretical Naval Architecture. Longmans, Green and Co.Ltd., London. Fyson, J. (Editor). 1985. Design of Small Fishing Vessels. FAO. Fishing News Books Ltd. Farnham-Surrey-England. Ohanian, C.H. 1994. Principles of Physics. W.W. Norton and Company, New York. Sudjana. 1980. Desain dan Analisis Eksperimen. Penerbit Tarsito, Bandung. Suzuki, O. 1980. Handbook for Scientists and Technologist. Training Departement Southeast Asian Fisheries Development Center, Thailand. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 103-107, Juni 2013 107