SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam

dokumen-dokumen yang mirip
SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pusat Perbelanjaan

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan

PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : M. Liga Suryadana

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung

Versi 27 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari

STANDAR INDUSTRI HIJAU

BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL. Kajian Indeks Kepuasan Pelanggan Perpustakaan BSN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

KUESIONER. Petunjuk Pengisian; Mohon berikan pendapat dengan memberikan tanda silang ( X) pada kotak yang sesuai!

Syarat dan Aturan SNI Award 2012

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

Sosialisasi Permen PUPR NO.5/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PSN PSN. Pedoman Standardisasi Nasional. Tenaga Ahli Standardisasi untuk Pengendali Mutu Perumusan SNI. Badan Standardisasi Nasional

KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

PERMASALAHAN SAMPAH SAAT INI

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2017

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan isu green accounting tersebut di tahun 1980-an. Di

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BANGUNAN GEDUNG HIJAU

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

Implementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

MATERI 1. Pendahuluan. I. Ruang Lingkup MSDA Kema hubungan antara sistem ekonomi dan sistem lingkungan (Tietenberg, 1992)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

Syarat Bangunan Gedung

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

- 2 - Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

GREEN BUSINESS: Konsep dan Arah Kebijakan. Endah Murniningtyas DeputiBidanng SDA-LH Kementerian PPN/Bappenas

BAB I PENDAHULUAN. ikut serta dalam menjaga lingkungan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

7. SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

Data Capaian Pada Tahun Awal Perencan aan. Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)

ETIKA BISNIS & TANGGUNG JAWAB SOSIAL

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor

Transkripsi:

SPM Standar Pelayanan Masyarakat Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam

SPM Standar Pelayanan Masyarakat Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Desember 2015 ii

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Karakteristik... 2 4 Kriteria dan Indikator... 2 i

Prakata Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam digunakan sebagai pedoman bagi pemangku kepentingan dalam pelayanan masyarakat pada fasilitas publik. Standar ini disusun dengan memperhatikan SNI 8013:2014 Pengelolaan pariwisata alam dan kesepakatan internasional terkait Sustainable Development Goals (SDGs) terutama agenda 12 dan implementasi Sustainable Consumption and Production (SCP). Standar ini disusun oleh Tim Perumus Standar Pelayanan Masyarakat pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang telah dibahas melalui rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 15 Desember 2015 di Jakarta. Hadir pada rapat tersebut keterwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan regulator. ii

Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan kriteria dan indikator pelayanan masyarakat pariwisata alam dalam rangka menerapkan fungsi Sustainable Consumption and Production (SCP) untuk implementasi Sustainable Development Goals (SDGs). Standar ini bertujuan untuk mewujudkan kegiatan wisata alam yang peduli lingkungan (image branding) dan memperbaiki tingkat layanan (level of services). 2 Istilah dan definisi Untuk keperluan standar ini, istilah dan definisi berikut digunakan. 2.1 pelayanan prima 1) Pelayanan prima (Service Excellent) adalah suatu pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat 2) Pelayanan prima adalah kepedulian terhadap pelanggan. Jadi pelayanan prima pada dasarnya adalah rasa keperdulian organisasi yang berorientasi keuntungan (profit oriented) atau organisasi yang berorientasi sosial (nonprofit) terhadap pelanggan yang ditunjukkan dengan adanya sikap, perhatian, dan tindakan nyata, sehingga pelanggan merasa nyaman dengan pelayanan prima yang diberikan 2.2 keselamatan pengunjung usaha pengelolaan wisata agar terjamin keselamatan pengunjung 2.3 terpeliharanya fungsi ekosistem dan sumber daya wisata alam usaha pengelolaan supaya ekosistem dan sumberdaya wisata alam sesuai dengan fungsinya 2.4 efisiensi dan penghematan (saving) energi usaha pengelolaan dengan melaksanakan efisiensi dan saving energi, pengurangan dampak dan mempromosikan konservasi energi 2.5 efisiensi air usaha pengelolaan untuk efisiensi air serta mempromosikan konservasi air 2.6 pengelolaan limbah padat dan cair usaha pengelolaan dan pemantauan terhadap limbah padat dan cair 1 dari 3

2.7 sikap ramah lingkungan membentuk pola perilaku yang ramah terhadap sumber daya alam dan lingkungan 2.8 edutainment program suatu usaha sadar yang dilakukan berulang-ulang/ terus menerus yang bertujuan supaya pengunjung memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup dan sumberdaya alam wisata dan segala permasalahannya yang diharapkan akan memiliki pengetahuan, sikap, motivasi dan komitmen untuk ikut memecahkan masalah lingkungan hidup. 2.9 peran serta masyarakat usaha mengelola pariwisata alam dengan melibatkan masyarakat sekitar 3 Karakteristik a. Sustainable dari Lingkungan Fisik, Biologi dan Sosial-Ekonomi-Budaya b. Efisien dalam Penggunaan Sumberdaya c. Minimalisasi Dampak Negatif d. Meningkatkan kepuasan wisatawan Stakeholder e. Mendukung Pembangunan Berkelanjutan f. Manajemen yang Peduli Lingkungan (Environmentally Management) 4 Kriteria dan indikator 4.1 Pelayanan prima a. Tersedia sarana untuk melaksanakan pelayanan prima (pusat informasi/information center, wisma cinta alam, website, jalur, interpretasi wisata alam, dll) b. Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memadai (jumlah dan kompetensi) c. Tersedianya mekanisme agar pengunjung bisa mendapatkan pelayanan prima. 4.2 Keselamatan pengunjung a. Tersedianya mekanisme untuk keselamatan pengunjung b. Tersedianya sarana dan prasana untuk keselamatan pengunjung c. Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memadai (jumlah dan kompetensi) untuk keselamatan pengunjung. 4.3 Terpeliharanya fungsi ekosistem dan sumber daya wisata alam a. Pengelola pariwisata alam memelihara keberadaan sumber daya dan fungsi ekosistem b. Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memadai (jumlah dan kompetensi) untuk terpeliharanya keberadaan serta fungsi ekosistem dan sumber daya wisata alam c. Edukasi terhadap pengunjung untuk ikut serta memelihara fungsi ekosistem dan sumber daya wisata alam d. Penyediaan sarana dan prasarana memperhatikan kaidah konservasi. 2 dari 3

4.4 Efisiensi dan penghematan (saving) energi a. Pemanfaatan secara efisien berbagai sumber energi yang ada di lokasi pariwisata alam (energi dari gas bumi, sinar matahari, air, angin, dll) b. Edukasi terhadap penghematan energi c. Penggunaan peralatan sehingga tercapai penghematan energi d. Semua sarana dan prasarana yang dibangun menerapkan prinsip hemat energi. 4.5 Efisiensi air a. Pemanfaatan secara efisien berbagai sumber air yang ada di lokasi pariwisata alam b. Edukasi terhadap penghematan air (recycle, reuse) c. Penggunaan peralatan sehingga tercapai penghematan air d. Semua sarana dan prasarana yang dibangun menerapkan prinsip hemat air. 4.6 Pengelolaan limbah padat dan cair a. Penyediaan sarana penampungan sampah. b. Penyediaan sarana untuk pengelolaan limbah cair. c. Edukasi terhadap pengunjung dan mitra wisata dalam pengelolaan sampah dan limbah cair. d. Adanya mekanisme pengelolaan sampah dan limbah cair. e. Tersedia sumber daya dalam pengelolaan sampah dan limbah cair. 4.7 Sikap ramah lingkungan a) Tersedianya SDM dan unjuk kinerja yang dapat memberikan contoh dan edukasi untuk ramah terhadap lingkungan fisik, biologis dan social budaya. b) Adanya mekanisme terjadinya edukasi, peringatan dan pemberian sanksi apabila berprilaku yang tidak ramah lingkungan. c) Adanya sarana dan prasarana edukasi ramah lingkungan. 4.8 Edutainment program a. Mengembangkan program edukasi terhadap pengunjung yang terkait dengan wisata yang ramah liingkungan. b. Mengembangkan program wisata yang peduli lingkungan. c. Mengembangkan program wisata untuk menumbuhkan apresiasi terhadap estetika alam. d. Mengembangkan program wisata untuk menanamkan kesadaran dan kepedulian terhadap konservasi sumber daya alam. 4.9 Peran serta masyarakat a. Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan wisata b. Mempersiapkan masyarakat (melatih, mendampingi, dll) untuk siap terlibat dalam pengelolaan wisata. 3 dari 3

Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Gedung Manggala Wanabakti Jalan Gatot Subroto Blok VII Lantai 8, Jakarta 10270 Telepon / Faksimil : +62-21-5733433 4 dari 3