SEL BAHAN BAKAR. Ditulis oleh Dr Lilik Hasanah, M.Si. Kamis, 02 Juli :36. Sel Bahan Bakar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap

2 TKM4105 Fisika 1 C1 2 TKM4103 Kimia Dasar A 2 TKM4103 Kimia Dasar B 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padilah Muslim, 2014

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

DATA PEMERINGKATAN LABORATORIUM DI ITS. [Lab] Jumlah Publikasi di Jurnal Nasional. Jumlah Publikasi di Seminar Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ruang A. Reviewer : Dr. Ir. Suyatman, M.Eng. Aswin Indraprastha, ST., MT., Ph.D. Fakultas/ Sekolah. Kelompok Keahlian. No Waktu

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat


BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 No Program Studi Jen. Kode No Program Studi Jen. Kode Ilmu Kedokteran S-3

Jadwal Mata Kuliah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2017/2018 Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi Medan

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi

KUESIONER untuk DOSEN dalam rangka PENYUSUNAN DAFTAR PENGAMPU MATAKULIAH

Matakuliah MATEMATIKA:

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

2 2 Web Programming Cloud Computing

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

Bab II Tinjauan Pustaka

KURIKULUM PROGRAM LINTAS JALUR S JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BIDANG STUDI TEKNIK SISTEM TENAGA

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembangkit Non Konvensional OTEC

2016 PEMODELAN ARUS TEROBOSAN PADA TRANSISTOR DWIKUTUB N-P-N ARMCHAIR GRAPHENE NANORIBBON (AGNR) MENGGUNAKAN METODE MATRIKS TRANSFER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik sifat..., Hendro Sat Setijo Tomo, FMIPA UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan

KETENTUAN EKIVALENSI KURIKULUM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. di pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, traffic light, dan

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Kurikulum Tahun Jurusan Teknik Mesin ITS Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JENIS-JENIS JABATAN FUNGSIONAL GURU

PERKEMBANGAN SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Mikrokontroler merupakan pengontrol mikro atau disebut juga Single Chip

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

MK UMUM KURIKULUM 2017 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA

RENCANA SK BP TA 2016/2017 No Program Studi/Peminatan/Kekhususan/Kelas. a b c d

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Struktur atom karbon pada grafit

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

I. PENDAHULUAN. hingga peningkatan efesiensi energi yang digunakan. Namun sayangnya

BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam melakukan pekerjaan. Namun perkembangan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DASAR-DASAR PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

25/03/2010 Sejarah komputer Oleh JK 1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang industri

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN )

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

SEMESTER II SEMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

SEL BAHAN BAKAR Ditulis oleh Dr Lilik Hasanah, M.Si Kamis, 02 Juli 2009 19:36 Sel Bahan Bakar Sel bahan bakar (SBB) merupakan divais elektrokimia yang mengkonversi energi tersimpan dalam bahan baker secara langsung menjadi energi listrik. SBB oksida padatan (Solid-oxide fuel cell/sofc) merupakan SBB yang paling unggul karena tidak memerlukan external reforming untuk bahan baker sehingga menjadikan sistem lebih sederhana, ekonomis dan meningkatkan efisiensi. Pengembangan SOFC saat ini diarahkan pada peningkatan efisiensi, reliabilitas dan reduksi biaya produksi dengan menurunkan temperature operasional SOFC. SOFC konvensional yang berbasis elektrolit YSZ bekerja pada temperature di atas 1000oC. SOFC dapat bekerja pada temperature rendah (low-temperatur SOFC/LT-SOFC) jika elektrolit yang digunakan memiliki konduktivitas lebih tinggi dari YSZ. CeO2 yang didadah unsur dengan tanah jarang (rare earthdoped CeO2/RE-CeO2) merupakan elektrolit yang paling mendapat perhatian karena konduktivitasnya ionik RE-CeO2 lebih besar daripada YSZ. Konduktivitasnya ionik RE-CeO2 dapat dikontrol dengan pemilihan jenis dan konsentrasi dadah yang tepat. Konduktivitas ionic bergantung pada konsentrasi vakansi oksigen dan koefisien difusi. Selain itu, konduktivitas ionic dalam oksida erstruktur flourit memiliki kebergantungan terhadap temperature yang menunjukkan bahwa konduktivitas maksimumnya bergantung pada energi aktivasi minimum. Hal ini menunjukkan bahwa CeO2 yang didadah neodymium (Nd-CeO2) akan menjadi elektrolit terbaik untuk LT-SOFC karena memiliki konduktivitas terbesar. Konduktivitas ionik RE-CeO2 selain ditentukan oleh jenis dan konsentrasi dadah juga ditentukan oleh ukuran bulir/batas bulir. Oleh sebab itu untuk mendapatkan nilai maksimum konduktivitas ionik RE-CeO2 penelitian harus lebih difokuskan pada kajian mikrostruktur dan sifat listriknya terutama kebergantungan konduktivitas ionic terhadap konsentrasi dadah dan ukuran bulir. Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara mikrostruktur dan konduktivitas ionic elektrolit akan memberikan arahan pengembangan pada pembuatan elektrolit beukuran nanometer baik berupa serbuk maupun film tipis juga dapat memberikan arahan pada unjuk kerja SOFC.

NANOTEKNOLOGI Disarikan oleh Dr Lilik Hasanah, M.Si. (Jurdik fisika fpmipa UPI) Nanoteknologi, merupakan bidang yang sangat multidisiplin, mulai dari fisika terapan, ilmu material, sains koloid dan antarmuka, fisika alat, kimia supramolekul (yang merujuk bidang kimia yang memusatkan perhatian pada interaksi ikatan nonkovalen antarmolekul), mesin pengganda-diri dan robotika, teknik kimia, teknik mesin, rekayasa biologi, dan teknik elektro.nanoteknologi mencakup pengembangan teknologi dalam skala nanometer, biasanya 0,1 sampai 100 nm (satu nanometer sama dengan seperseribu mikrometer atau sepersejutamilimeter). Istilah ini kadangkala diterapkan ke teknologi sangat kecil. Nanoteknologi menjadi penting dalam dunia rekayasa karena dengan skala ukuran yang lebih kecil maka dapat diintegrasikan suatu fungsi mesin atau perkakas dalam ukuran yang lebih kecil bukan hanya berarti memperindahnya tapi juga berarti memperkecil energi yang diperlukan per suatu fungsi kerja dan berarti pula mempercepat proses serta mempermurah biaya pekerjaan.sebagai contoh yang mudah kita pahami adalah apa yang terjadi pada dunia komputer dan mikroprosesor. Pabrik-pabrik mikroprosesor seperti IBM, Intel dan Motorola terus berusaha mempertinggi tingkat integrasi mikroprosesornya. Sekira sepuluh sampai lima belas tahun yang lalu, jarak antar gate (gerbang) MOS (Semikonduktor oksida logam) adalah 0,75 mikrometer, dan level integrasinya pada 5P 80386 hingga 80486 adalah sekira 100.000 sampai 1 juta transistor dalam satu chip. Tapi, pada Pentium IV, teknologi pemrosesan IC (rangkaian terintegrasi) yang dipakai telah berhasil memperkecil jarak antar gerbang menjadi hanya 0,125 mikrometer dan mencapai level integrasi hingga 100 juta transistor dalam satu keping chip.jarak yang lebih kecil antar gerbang berarti makin kecilnya waktu yang diperlukan untuk perjalanan suatu elektron dan berarti pula makin kecilnya daya yang diperlukan prosesor tersebut. Lebih dari itu, makin banyak fungsi yang bisa diintegrasikan dalam prosesor tersebut, seperti built-in multimedia, pemrosesan suara, dan lain sebagainya. Bidang utama teknologi 1. Ilmu terapan yang mencakup : Kecerdasan buatan, Teknologi keramik, Teknologi komputasi, Elektronika, Teknologi energi, Penyimpanan energi, Rekayasa fisika, Teknologi lingkungan,teknik material, Mikroteknologi, Nanoteknologi, Teknologi nuklir, Rekayasa optik dan Komputer quantum 2. Olahraga dan Rekreasi yang mencakup : Peralatan, berkemah Tempat bermain dan Peralatan olahraga 3. Informasi dan Komunikasi yang mencakup : Teknologi informasi, Teknologi komunikasi, Grafis, Teknologi musik, Pengenalan suara dan Teknologi visual 4. Industri yang mencakup : Konstruksi,Teknik finansial, Manufaktur, Mesin dan Pertambangan 5. Militer mencakup : Bom, Senapan, Amunisi, Teknologi militer dan peralatan, Teknik kelautan, Pesawat tempur Kapal perang, Peluru kendali serta Tank 6. Rumah tangga meliputi : Peralatan rumah tangga, Teknologi rumah tangga, Teknologi pendidikan dan Teknologi pangan 7. Teknik meliputi : Teknik material, Teknik finansial, Teknik kelautan, Teknik biomedis, Teknik keselamatan, Teknik kesehatan, Teknik penerbangan, Teknik perkapalan, Teknik pertanian,

Teknik arsitektur, Rekayasa biologi, Teknik bioproses, Teknik biomedis, Teknik kimia, Teknik sipil, Teknik komputer, Teknik konstruksi, Teknik listrik, Teknik elektro, Teknik lingkungan, Teknik industri, Teknik mesin, Teknik mekatronik, Teknik metalurgi, Teknik pertambangan, Teknik nuklir, Teknik perminyakan, Teknik perangkat lunak, Teknik struktur dan Rekayasa jaringan 8. Kesehatan dan keselamatan : Teknik biomedis, Bioinformatika, Bioteknologi, Informatika kimiawi, Teknologi perlindungan kebakaran, Farmakologi, Teknik keselamatan dan Teknik kesehatan 9. Transportasi : Angkasa luar, Teknik penerbangan, Teknik perkapalan, Kendaraan bermotor dan Teknologi luar angkasa

ENERGI HIDROGEN Ditulis oleh Dr Lilik Hasanah,M.Si Kamis, 02 Juli 2009 19:40 Hidrogen sebagai Sumber Energi Terperbaharukan Hidrogen mendapatkan perhatian yang besar sebagai energi alternatif bahan bakar. Lebih dari 15 tahun terakhir, penelitian mengenai sumber energi hidrogen terus berkembang, dimana hidrogen merupakan sumber bahan bakar yang dapat digunakan dalam transportasi, aplikasi pembangkit daya listrik dan lain sebagainya. Namun demikian, dalam upaya untuk mewujudkan "ekonomi hidrogen" ada beberapa tantangan teknis yang penting yang harus dipecahkan yaitu masalah dalam bidang produksi dan penyimpanan hidrogen. Saat ini, teknologi sel bahan bakar hidrogen dan metode produksi hidrogen berkembang lebih maju daripada metode penyimpanan hidrogen. Hal ini meyebabkan penelitian mengenai sistem penyimpanan hidrogen baru sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan teknologi bahan bakar berbasis hidrogen ini. Mengembangkan teknologi penyimpanan hidrogen yang aman, padat dan efektif dalam segi biaya merupakan tantangan paling besar dari penggunaan hidrogen sebagai sumber energi. Sehubungan dengan itu maka penelitian yang berhubungan dengan penemuan material dan konsep baru mengenai penyimpanan hidrogen dalam jangka waktu yang lama dengan biaya yang murah merupakan penelitian yang penting. Penyimpanan hidrogen yang aman dan murah diperlukan dalam aplikasi stasioner seperti pembangkit listrik dan pemanas ruangan, dan aplikasi pada kendaraan bermotor sebagai penyimpanan bahan bakar. Metode penyimpanan seperti tangki tekanan tinggi untuk menyimpan hidrogen bertekanan tinggi atau dalam bentuk hidrogen cair memiliki resiko bahaya karena mudah meledak dan berpotensi kehilangan energi (energy loss) akibat proses pendinginan (refrigeration). Selain itu, untuk pemakaian pada kendaraan, diperlukan tangki berukuran besar untuk menyimpan gas hidrogen yang cukup untuk jarak tempuh yang normal. Tangki yang besar menyita ruang pada kendaraan dan memberikan tambahan beban pada kendaraan. Oleh karena itu metode penyimpanan hidrogen dalam material padat (solid state) yang lebih aman, efisien, dan murah diperlukan untuk aplikasi yang luas terutama untuk kendaraan, misalnya pada sel bahan bakar (fuel cell). Berbagai jenis material padat penyimpan hidrogen telah ditemukan dan diteliti oleh beberapa peneliti, akan tetapi belum ada satu materialpun yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan skala produksi dan ekonomi. Sistem penyimpanan hidrogen yang berbasis penyerapan hidrogen secara fisis memiliki karakteristik kerapatan volumetrik dan gravimetrik yang tinggi pada tekanan kerja yang rendah, material yang cukup murah dan secara struktur sederhana. Akan tetapi, kekurangannya adalah kapasitas penyimpanan hidrogennya yang rendah, dari 1 sampai dengan 4,5 wt% dan temperatur penyerapan 273K dan lebih rendah, atau sama dengan temperatur nitrogen cair. Secara ideal, material penyimpan hidrogen seharusnya memiliki kapasitas penyimpanan hidrogen yang tinggi pada temperatur ruangan dan kemampuannya untuk menyerap dan melepaskan hidrogen dengan cepat. Permasalahan umum dari penyerapan hidrogen secara fisis oleh berbagai sistem dengan luas permukaan spesifik yang besar,

diantaranya metal organik, zeolit dan karbon, adalah bahwa energi ikatan hidrogen dengan permukaan terlalu rendah untuk terjadinya penyerapan hidrogen pada temperatur diatas 273 K. Ikatan hidrogen ini merupakan interaksi van der Waals antara material dengan hidrogen, saturasi hanya dapat dicapai pada temperatur rendah dan kapasitas hidrogen rendah walaupun material yang digunakan memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi. Pencarian material penyimpan hidrogen seharusnya difokuskan pada material yang memiliki ikatan yang kuat dengan hidrogen. Material yang ditemukan umumnya berupa paduan, dan beberapa peneliti telah mencoba berbagai macam kombinasi logam untuk memperoleh karakteristik penyimpanan hidrogen yang diinginkan. Parameter parameter yang menjadi karakteristik material paduan dalam menyimpan hidrogen antara lain kapasitas gravimetrik, kapasitas volumetrik, temperatur operasi, kemampuan absorpsi dan kemampuan desorbsi. Pemahaman proses penyerapan hidrogen secara fisis oleh metal hidrat masih kurang sehingga model analisis yang dapat memberikan prediksi besaran parameter karakteristik material penyimpan hidrogen sangat diperlukan untuk membantu peneliti memperoleh gambaran karakteristik material sebelum melakukan fabrikasi atau eksperimen. Dalam penelitian ini akan dibangun sebuah model analisis karakteristik berbagai jenis metal hidrat sebagai media penyimpan hidrogen.