BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

BAB 2 LANDASAN TEORI

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

Metode dalam SPK (Sistem Pendukung Keputusan) A. AHP

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

Multi-Attribute Decision Making

Gus melia Testiana. IAIN Raden Fatah, Palembang, Indonesia

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA BERDASARKAN KRITERIA PADA UIN RADEN FATAH PALEMBANG

PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUKSI SEPATU DAN SANDAL DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÉ

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

Multi atributte decision making (madm) MCDM, MADM, SAW

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DUTA MAHASISWA GENERASI BERENCANA BKKBN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Multi atributte decision making (madm)

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

BAB III ANP DAN TOPSIS

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK TABLET PC MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROVIDER INTERNET MENGGUNAKAN METODE AHP dan SAW DOSEN : DRS. RETANTYO WARDOYO, M.Sc., Ph.D

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

BAB I PENDAHULUAN. irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PESERTA KAPAL PEMUDA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

Abstract. Keywords: Scholarship, Fuzzy MADM, SAW, Criteria.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MADM

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

Rita Hamdani. STMIK Pelita Nusantara Medan Jalan Iskandar Muda No.1, Merdeka, Medan Baru, Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Perbedaan tinjauan dengan penelitian yang diajukan terletak pada objek,

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

9/22/2011. Bahan Kuliah : Topik Khusus

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM

Sistem Pendukung Keputusan untuk Penentuan Minat Peserta Didik di SMA Menggunakan Metode TOPSIS. Afrian Suryandini dan Indriyati

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA DI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI PENENTUAN NILAI KEDISIPLINAN DAN LOYALITAS UNTUK REKOMENDASI NILAI BONUS SALESMAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SKRIPSI

Transkripsi:

7 BAB LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya pembuatan keputusan merupakan suatu pendekatan yang bersifat sistematis, artinya pendekatan yang berawal dan bermula dari hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, pemilihan dan penentuan dari alternatif terbaik yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan secara kuantitatif merupakan tindakan yang paling tepat (Kosasi, 00). Didefinisikan secara umum, sistem pendukung keputusan (SPK) adalah sistem informasi berbasis komputer yang menggabungkan model dan data guna menyelesaikan masalah semi terstruktur dan beberapa masalah tak terstruktur dengan keterlibatan pengguna secara luas (Turban, dkk. 006). SPK dapat meningkatkan keefektifan pengambilan keputusan, meningkatkan kontrol manajemen, memfasilitasi komunikasi, menghemat usaha yang dilakukan pengguna, menghemat biaya, dan memungkinkan pengambilan lebih objektif (Turban, dkk. 00). Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 99): a. Sistem yang berbasis komputer. b. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan. c. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual. d. Melalui cara simulasi yang interaktif. e. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

8.. Konsep SPK Kerangka pendukung keputusan terbagi atas dua tipe, yaitu tipe keputusan dan tipe pengendalian. Tipe keputusan mencakup keputusan terstruktur, keputusan semi terstruktur dan keputusan tidak terstruktur. Sedang untuk tipe pengendalian mencakup pengendalian operasional, manajerial dan strategik. Kedua tipe ini merupakan suatu bentuk yang saling melengkapi dalam suatu konsep piramida sistem informasi. Terdapat beberapa tahapan dalam proses pembuatan keputusan (Turban & Aronson, 998), yaitu: a. Mendefinisikan dan merumuskan masalah. b. Mengklasifikasikan masalah dalam kategori standar. c. Mengembangkan model matematik untuk menggambarkan kejadian nyata. d. Menemukan alternatif solusi untuk pemecahan masalah. e. Menentukan pilihan terbaik dari alternatif solusi yang tersedia... Komponen-Komponen SPK Selanjutnya SPK juga dapat didekomposisikan menjadi beberapa subsistem lainnya yang saling berhubungan (Turban & Aronson, 998) seperti terlihat pada Gambar., yaitu: a. Subsistem Manajemen Data Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS). b. Subsistem Manajemen Model Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Perangkat lunak ini sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS). c. Subsistem Antarmuka Pengguna Pengguna berkomunikai dengan dan memerintahkan SPK melalui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangan dari sistem. Para peneliti

9 menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari SPK berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan. d. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen. Ia memberikan inteligensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan. Gambar. Komponen-Komponen SPK. Multiple Attribute Decision Making (MADM) Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu (Kusumadewi et al, 006). MCDM dapat dibagi menjadi model (Zimmermann, 99) yaitu Multi Attribute Decision Making (MADM) dan Multi Objective Decision Making (MODM). MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskret. Oleh karena itu, pada MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. Secara umum dapat dikatakan bahwa, MADM menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.

0 Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah MADM (Kusumadewi et al, 006), antara lain: a. Simple Additive Weighting Method (SAW) b. Weighted Product (WP) c. ELimination Et Choix TRaduisant la realite (ELECTRE) d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) e. Analytical Hierarchy Process (AHP). Weighted Product Menurut Yoon (989), Metode WP menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating atribut harus dipangkatkan terlebih dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan (Kusumadewi, dkk. 006). Preferensi untuk alternatif S i diberikan sebagai berikut: a. Penentuan nilai perbaikan bobot W j W j = Dimana: W_Init j W_Init j n j= W_Init j = Nilai prioritas bobot setiap kriteria b. Penentuan nilai Vektor S i Dimana: X ij = Nilai untuk setiap sampel S i = n j= X ij W j c. Penentuan nilai Vektor V i Dimana: S i = Nilai vektor S i V i = S i m j= S i

Lalu, langkah-langkah dalam perhitungan metode Weighted Product (WP) adalah sebagai berikut: a. Mengalihkan seluruh atribut bagi seluruh alternatif dengan bobot sebagai pangkat positif bagi atribut biaya. b. Hasil perkalian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai pada setiap alternatif. c. Membagi nilai V bagi setiap alternatif dengan nilai pada setiap alternatif. d. Ditemukan urutan alternatif terbaik yang akan menjadi keputusan... Contoh Manual Penggunaan Algoritma Weighted Product a. Kriteria K = Kemampuan Siswa K = Keadaan Guru K = Minat Siswa K = Rekomendasi Orang Tua K = Rekomendasi Guru Kriteria Keuntungan = K, K, K, K dan K Kriteria Biaya = Tidak Ada b. Skor Konversi Nilai Kriteria Skor konversi nilai kriteria WP dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Skor Konversi Nilai Kriteria WP Kriteria Nilai Awal Nilai Konversi K 0-0 - 0-60 6-80 8 K 0-6 - 0-6 - 0 K 0 - - 6 7-9 0 -

Tabel. Skor Konversi Nilai Kriteria WP (lanjutan) K K 0-6 - 0-6 - 0 c. Contoh Data Contoh data WP dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Contoh Data WP Mata Pelajaran K K K K K Biologi 8 6 0 7 Bahasa dan Sastra Indonesia 8 0 Bahasa Arab 80 7 7 d. Contoh Data Yang Sudah Dikonversi Contoh data yang sudah dikonvesi dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Contoh Data Yang Sudah Dikonversi WP Mata Pelajaran K K K K K Biologi Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa Arab e. Bobot Preferensi W = [,,,, ] f. Menghitung Nilai W i W = W = + + + + = 0, + + + + = 0,

W = + + + + = 0, W = + + + + = 0,87 W = + + + + = 0, g. Menghitug Nilai S i S = 0, x 0, x 0, x 0,87 x 0, =,06 S = 0, x 0, x 0, x 0,87 x 0, =,8 S = 0, x 0, x 0, x 0,87 x 0, =,68 h. Menghitung Nilai V i V = V = V =,06,06 +,8 +,68 = 0,6,8,06 +,8 +,68 = 0,09,68,06 +,8 +,68 = 0,8 Karena diperoleh nilai terbesar adalah V, maka alternatif Biologi adalah Mata Pelajaran yang dipilih sebagai alternatif terbaik.. Analytical Hierarchy Process Analytical Hierarchy Process (AHP) Merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini digunakan untuk menemukan suatu skala rasio balik dari perbandingan pasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu (Mulyono, 996). Terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode AHP, antara lain (Suryadi & Ramdhani, 998): a. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan dengan subtujuan-tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

c. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. d. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judment seluruhnya. e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. Mengulangi langkah b, c, dan d untuk seluruh tingkat hirarki. f. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. g. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 0, maka penilaian data harus diperbaiki. Consistency Index (CI), dengan rumus: Keterangan: i CI = = Rasio penyimpangan konsistensi λmax = nilai eigen maksimum n = banyaknya elemen (λmax n) (n ) h. Mencari total ranking, langkah terakhir adalah menghitung total ranking dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai eigen vector tiap kriteria dengan nilai eigen vector alternatif pada kriteria yang sama, sehingga diperoleh alternatif terbaik... Contoh Manual Penggunaan Algoritma Analytical Hierarchy Process a. Kriteria K = Kemampuan Siswa K = Keadaan Guru K = Minat Siswa K = Rekomendasi Orang Tua K = Rekomendasi Guru

b. Skor Konversi Nilai Kriteria Skor konversi nilai kriteria AHP dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Skor Konversi Nilai Kriteria AHP Kriteria Nilai Awal Nilai Konversi K 0-0 - 0-60 6-80 8 K 0-6 - 0-6 - 0 K 0 - - 6 7-9 0 - K K 0-6 - 0-6 - 0 c. Contoh Data Contoh data AHP dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Contoh Data AHP Mata Pelajaran K K K K K Biologi (BIO) 8 6 0 7 Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) 8 0 Bahasa Arab (BA) 80 7 7

6 d. Contoh Data Yang Sudah Dikonversi Contoh data yang sudah dikonversi dapat dilihat pada Tabel.6. Tabel.6 Contoh Data Yang Sudah Dikonversi AHP Mata Pelajaran K K K K K Biologi (BIO) Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) Bahasa Arab (BA) e. Tabel Matriks Prioritas Kriteria Matriks prioritas kriteria dapat dilihat pada Tabel.7. Tabel.7 Tabel Matriks Prioritas Kriteria K K K K K K ½ K K / ¼ ½ K ½ / K / ¼ ½ f. Tabel Matrik Prioritas Kriteria Yang Disederhanakan Matriks prioritas kriteria yang disederhanakan dapat dilihat pada Tabel.8. Tabel.8 Tabel Matriks Prioritas Kriteria Yang Disederhanakan K K K K K Eigen Vektor K,00 0,0,00,00,00 0,7 K,00,00,00,00,00 0, K 0, 0,,00 0,0,00 0,088 K 0,0 0,,00,00,00 0, K 0, 0,,00 0,0,00 0,088,6, 7

7 Principle eigen vektor (λmax) λmax = (,6 x 0,7) + (, x 0,) + ( x 0,088) + (7 x 0,) + ( x 0,088) =,0 Consistency Index (CI) CI = (,0 ) ( ) CI = 0,0 CI = 0,0 g. Tabel Matriks Bobot Kriteria (Kemampuan Siswa) Matriks bobot kriteria dapat dilihat pada Tabel.9. Tabel.9 Tabel Matriks Bobot Kriteria K BIO BSI BA Eigen Vektor BIO, 0,7 BSI, 0,7 BA 0,8 0,8 0,86,8,8, Principle eigen vektor (λmax) λmax = (,8 x 0,7) + (,8 x 0,7) + (, x 0,86) =,000 Consistency Index (CI) CI = (,000 ) ( ) CI = 0,000 = 0,000 h. Tabel Matriks Bobot Kriteria (Minat Siswa) Matriks bobot kriteria dapat dilihat pada Tabel.0.

8 Tabel.0 Tabel Matriks Bobot Kriteria K BIO BSI BA Eigen Vektor BIO 0,7 BSI 0, 0,86 BA 0, 0, 0,,7, 7 Principle eigen vektor (λmax) λmax = (,7 x 0,7) + (, x 0,86) + (7 x 0,) =,00 Consistency Index (CI) CI = (,00 ) ( ) CI = 0,00 = 0,0006 i. Tabel Matriks Bobot Kriteria (Rekomendasi Guru) Matriks bobot kriteria dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Tabel Matriks Bobot Kriteria K BIO BSI BA Eigen Vektor BIO 0, BSI 0, 0, 0, BA 0,,, Principle eigen vektor (λmax) λmax = (, x 0,) + ( x 0,) + (, x 0,) = Consistency Index (CI) CI = ( ) ( ) = 0 = 0

9 j. Matriks Bobot Kriteria (Keadaan Guru) Matriks bobot kriteria dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Tabel Matriks Bobot Kriteria K BIO BSI BA Eigen Vektor BIO 0,667 0, BSI, 0, BA 0, 0, 0,67 6 Principle eigen vektor (λmax) λmax = ( x 0,) + ( x 0,) + (6 x 0,67) =,00 Consistency Index (CI) CI = (,00 ) ( ) CI = 0,00 = 0,000 k. Matriks Bobot Kriteria (Rekomendasi Orang Tua) Matriks bobot kriteria dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Tabel Matriks Bobot Kriteria K BIO BSI BA Eigen Vektor BIO 0,7 BSI 0, 0, 0, BA 0, 0,86,7 7, Principle eigen vektor (λmax) λmax = (,7 x 0,7) + (7 x 0,) + (, x 0,86) =,00

0 Consistency Index (CI) CI = (,00 ) ( ) CI = 0,00 = 0,0006 l. Mencari Total Ranking BIO = (0,7 x 0,7) + (0, x 0,7) + (0,088 x 0,) + (0, x 0,) + (0,088 x 0,7) = 0,6 BSI = (0,7 x 0,7) + (0, x 0,86) + (0,088 x 0,) + (0, x 0,) + (0,088 x 0,) = 0,7 BA = (0,7 x 0,86) + (0, x 0,) + (0,088 x 0,) + (0, x 0,67) + (0,088 x 0,86) = 0,9 Karena diperoleh nilai yang terbesar adalah BIO maka Biologi adalah alternatif Mata Pelajaran terbaik.. Big Theta (Ɵ) Thomas H. Cormen et al dalam buku yang berjudul Introduction to Algorithms pada edisi ketiga menyebutkan bahwa Algoritma adalah urutan langkah-langkah mengubah input menjadi output. Menganalisis algoritma berarti memprediksi sumber daya yang dibutuhkan algoritma, sumber daya yang menjadi perhatian utama seperti memori, bandwith komunikasi dan perangkat keras komputer yang biasanya sering digunakan untuk mengukur waktu komputasi (Thomas H. Cormen et al, 009). Algoritma memiliki kompleksitas, dimana ukuran kompleksitas tersebut merupakan acuan utama, untuk mengetahui kecepatan dari algoritma tersebut. Time Complexity (Kompleksitas waktu) adalah hubungan waktu komputasi dan jumlah input. Running time adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi setiap baris pseudocode. Satu baris statement memiliki jumlah waktu yang berbeda dengan baris yang lain maka dari itu akan diasumsikan bahwa setiap pelaksanaan i garis membutuhkan waktu ci, di mana ci adalah konstan. Running time dari sebuah algoritma adalah jumlah dari running time dari setiap statement yang dieksekusi.

Big Ɵ (Big Theta) adalah bagian dari kompleksitas waktu dari sebuah algoritma. Big Ɵ (Big Theta) Didefinisikan bahwa f(n) merupakan Theta dari g(n) dan dinotasikan f(n) = Ɵ(g(n) jika dan hanya jika terdapat tiga konstanta positif n 0, c dan c sedemikian berlaku: C g(n) <= f(n) <= C g(n) ; n > n 0..6 Sekolah Berdasarkan Undang-undang Nomor 0 Tahun 00 tentang Sistem Pendidikan Nasional, satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Sekolah merupakan satuan pendidikan yang bergerak pada jalur formal. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Menurut tingkatannya sekolah dibagi menjadi dasar, menengah dan tinggi..6. SMA Istiqlal Delitua SMA Istiqlal Delitua adalah sekolah swasta yang terletak di kecamatan Deli Tua, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara. SMA Istiqlal Delitua berdiri selama tahun sejak 99 di bawah Yayasan Perguruan Istiqlal Delitua, yayasan tersebut dipimpin oleh bapak Prof. Dr. H. Jumino Suhadi, MA. Dan SMA Istiqlal Delitua dipimpin oleh bapak Drs. H. Enda Tarigan..7 Kurikulum 0 Undang-Undang Nomor 0 Tahun 00 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 0 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 0/0 memenuhi kedua dimensi tersebut (Undang-Undang RI, 00). Kurikulum 0 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud, 0)..8 Mata Pelajaran Lintas Minat Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan Mata pelajaran antar Kelompok Peminatan. Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-Ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa (Permendikbud, 0). Berdasarkan Permendikbud No. 69 Tahun 0 tentang Kurikulum SMA/MA semua mata pelajaran yang terdapat pada satu Kelompok Peminatan wajib diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti seluruh mata pelajaran di Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X dan jam pelajaran di Kelas XI dan XII. Mata pelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII. Di Kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per minggu 6 jam pelajaran, dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut: a. Dua mata pelajaran (masing-masing jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan b. Satu mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok Peminatan pilihan.