FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

dokumen-dokumen yang mirip
Asuransi Jiwa

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

PERTEMUAN 5 PENANGGULANGAN RISIKO

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

PENDAHULUAN.

A. Risiko B. Klasifikasi Risiko C. Perils & Hazards D. Manajemen Risiko. Diskusi Kelompok (Group Discussion) Pertanyaan (Questions)

101: PRAKTEK ASURANSI

International trade and risks

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

BAB IX ASURANSI ANEKA

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013

RESIKO DALAM ASURANSI

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

Kewirausahaan III. Kewirausahaan & Manajemen resiko. Mustika Sari, MMTr. Modul ke: Fakultas Fasilkom. Program Studi Sistem Informasi

PENGERTIAN INVESTASI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

KONSEP & MANAGEMENT RESIKO

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat. Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

III. KEADAAN DARURAT 1. TEMPERATUR MESIN TERLALU PANAS (OVERHEATING)

PENILAIAN RISIKO PPMK-DEPKES

FUNGSI MANAJEMEN RISIKO

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

PENGUKURAN RISIKO MANFAAT PENGUKURAN RISIKO DIMENSI YANG DIUKUR

PENGUKURAN RISIKO MANFAAT PENGUKURAN RISIKO DIMENSI YANG DIUKUR

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

PERENCANAAN BISNIS (PEMAHAMAN TENTANG RISIKO )

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

4. Pencegahan Dan Perlindungan Kebakaran SUBSTANSI MATERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan


BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

FUNGSI MANAJEMEN RISIKO Pengertian Manajemen Risiko

BAB I PENGENALAN ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

Andri Helmi M, SE., MM.

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. sudah disepakati kepada tertanggung apabila risiko tersebut benar-benar terjadi.

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

KUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD. Pengantar

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

I. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal

BAB III LANDASAN TEORI

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA

Menurut data National Fire Protection Association (NFPA) di U.S Tahun

VII. TATA LETAK PABRIK

KESELAMATAN PROSES KIMIA

Transkripsi:

MANAJEMEN RISIKO MENGURANGI KERUGIAN

OUTLINE 2 Pengertian Mengurangi Kerugian Langkah-langkah Mengurangi Kerugian Langkah-langkah Khusus Kelayakan Ekonomis

Pengertian Mengurangi 3 Kerugian Pendapat Mehr dan Cammanback dalam bukunya Manajemen Asuransi, maka cara menangani risiko di sini disebutnya sebagai mencegah dan mengendalikan risiko. Robert Merh dan Bob A. Hedges dalam bukunya Risk Management menyebutnya sebagai Loss Reduction. Kedua istilah tersebut bermaksud menjelaskan bagaimana cara mengurangi kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bagaimana dengan istilah loss prevention (pencegahan kerugian)?

Langkah-langkah Umum dalam 4 Usaha Mengurangi Kerugian Identifikasi masalah Dengan mengadakan loss analysis atau analisis kerugian. Dengan mengadakan hazard analysis atau analisis biaya. Pemilihan cara atau metode mengurangi kerugian Pelaksanaan cara atau metode mengurangi kerugian Pengawasan pelaksanaan dan umpan balik dari hasil pengawasan

Langkah-langkah Khusus 5 1. Loss Reduction Ditinjau Dari Proses Kerugian a. Mengurangi sumber-sumber kekuatan Menciptakan kondisi lingkungan yang aman, seperti memelihara kebersihan, penerangan, ventilasi dan lain-lain. Pengadaan alat-alat kerja yang aman, seperti mesin dan perlengkapan yang baik, mobil yang baik, dll. Menciptakan prosedur kerja yang baik dan teratur. Membuat larangan atas perilaku tertentu yang membahayakan seperti larangan merokok ditempattempat yang mudah terbakar, sterilisasi terhadap benda atau manusia tertentu yang diduga mengandung potensi bahaya tertentu, dan lain-lain.

Langkah-langkah Khusus (Cont d) 6 1. Loss Reduction Ditinjau Dari Proses Kerugian (Cont d) b. Mengurangi obyek-obyek yang cepat rusak Jangan menggunakan alat-alat yang terlalu sensitif terhadap api. Membuat konstruksi bangunan yang lebih kuat agar tahan terhadap angin topan atau gempa serta bahaya kebakaran. Menggunakan alat penaman seperti selt belt pada mobil, alat keselamatan kerja di pabrik. Memperbaiki alat-alat yang sering mengalami kerusakan. Mengadakan imunisasi pada tubuh manusia.

Langkah-langkah Khusus (Cont d) 7 1. Loss Reduction Ditinjau Dari Proses Kerugian (Cont d) c. Menghindari kontak antara kekuatan yang merusak dengan sesuatu obyek Membuat jalur pemisah pada jalan raya untuk menghindari tabrakan antara dua mobil yang berlawanan arah. Menambah jalur jalan untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Membuat tanggul untuk mencegah bahaya banjir. Membuat pagar pengaman pada suatu lingkungan.

Langkah-langkah Khusus (Cont d) 8 2. Loss Reduction Dari Segi Dimensi Kerugian a. Untuk mengurangi kerugian dari segi frekwensinya yang perlu diperhatikan adalah keadaan atau kondisi yang menyebabkan terjadinya kerugian. b. Untuk mengurangi kerugian dari segi besarnya atau keparahan kerugian, maka yang perlu diperhatikan adalah keadaan atau situasi yang menyebabkan lamanya berlangsung proses kerugian dan menyebarnya atau meluasnya efek kerugian.

Langkah-langkah Khusus (Cont d) 9 Usaha Mengurangi Frekwensi Kerugian Kalau diasosiakan pada mengatasi kecelakaan lalu lintas mobil, maka ada tiga unsur yang perlu mendapat perhatian, yaitu: Manusia yang menggunakan alat, yaitu sang sopir. Desain atau konstruks daripada alat yang bersangkutan, dalam hal ini adalah mobilnya. Lingkungan, dalam hal ini adalah prasarana jalan yang diperlukan dalam mengoperasikan mobil.

Langkah-langkah Khusus (Cont d) 10 Untuk mencegah seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas diperlukan: Latihan bagi si pengemudi. Desain mobil yang lebih baik. Pembuatan jalur jalan yang terpisah dan pengadaan rambu-rambu lalu lntas.

Langkah-langkah Khusus (Cont d) 11 Usaha Mengurangi Besarnya atau Keparahan Kerugian Mengurangi physical effects dari suatu kejadian, misalnya untuk mengurangi akibat kerusakan dari suatu kebakaran diperlukan adanya alat pemadam kebakaran. Mengurangi akibat yang lebih luas daripada physical effects, misalnya dengan mengadakan perbaikan yang cepat atau menyediakan alat-alat cadangan agar operasi perusahaan jangan terlalu lama berhenti akibat dari kerusakan mesin atau alat.

Langkah-langkah Khusus (Cont d) 12 Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka ada dua pertanyaan yang perlu dijawab: How can the damage be minimized? How can the time needed for recovery be minimized?

Kelayakan Ekonomis 13 Kerugian yang timbul karena suatu peristiwa: Karena hilangnya waktu kerja dari karyawan yang cedera karena terjadinya peril. Karena hilangnya waktu kerja dari karyawan lain, yang menolong karyawan yang terkena peril. Kerugian dari waktu yang terpakai supervisor untuk menyiapkan laporan peril dan melatih karyawan lain untuk mengganti karyawan yang terkena peril.

Kelayakan Ekonomis (Cont d) 14 Kerugian yang berkenaan dengan rusaknya mesin, peralatan harta lain, yang tidak langsung diakibatkan oleh peril. Contoh: mesin rusak, karena gardu listrik terkena peril. Kerugian berkenaan dengan pembayaran penuh upah/gaji karyawan yang telah pulih dari cederanya, tetapi kemampuannya menurun. Kerugian karena hilangnya waktu produksi, terutama selama rehabilitasi terhadap mesin/perlatan yang terkena peril.

Kelayakan Ekonomis (Cont d) 15 Biaya pengendalian Pengeluaran modal/investasi dan depresiasi untuk alat pencegah peril, seperti masker, pemadam kebakaran dan sebagainya. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk regu pemadam kebakaran, konsultan dan sebagainya. Biaya untuk menjalankan program pencegahan, seperti upah karyawan pelaksana pencegahan, inspeksi, perawatan preventif dan sebagainya.

Kelayakan Ekonomis (Cont d) 16 Upaya pencegahan terhadap segala risiko dengan membandingkan manfaat dan biaya menghadapi dua persoalan: Karena manfaatnya biasanya tidak pasti, maka manfaat tersebut harus dikalikan dengan probabilitas diraihnya manfaat. Baik manfaat maupun biaya dapat disebarkan pada biaya untuk beberapa tahun, maka dalam menghitung harus membandingkan antara present value dan expected cost.

Kelayakan Ekonomis (Cont d) 17 Usaha pengendalian risiko apakah bermanfaat atau tidak dapat dievaluasi dengan menetapkan: Apakah kerugian akibat terjadinya peril dapat dikurangi dengan adanya upaya pengendalian. Apakah kebijaksanaan keselamatan (safety policy) dan prosedur yang dianjurkan oleh Manajer Risiko dijalankan. Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk pencegahan, misalnya premi asuransi, biayabiaya karena peril, frekuensi peril, keparahan kerugian, yang harus dianalisis secara agregat berdasarkan departemen dan berdasarkan exposure.

KEEP YOUR SPRIT TO LEARN MORE 18