BAB I PENDAHULUAN. luar dalam Daftar statistik konser di Indonesia Sumber : beberapa web yang dirangkum oleh penulis

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Concert Hall di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3

BAB 3 METODE PERANCANGAN. aktifitas olahraga, hal itu disebabkan karena kurangnya fasilitas yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

GEDUNG KONSER MUSIK DI JAKARTA

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan industri fashion Indonesia dalam jangka panjang serta melahirkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa musik memiliki fungsi dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan kita

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

wine. 2 Tempat seperti ini dapat digolongkan sebagai wine house atau wine lounge. Tempat yang di dalamnya terdapat sarana sarana pendukung yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Kota

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

BAB I PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR SHOWROOM MOTOR SPORT HONDA DI TANGERANG 1

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN LAPORAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR PERIODE 131/53

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL RANCANGAN

bangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut.

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

SEMARANG MUSIC CENTER

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

UNIVERSITAS DIPONEGORO PURWOKERTO EXPO CENTER TUGAS AKHIR LARASATI PROBOSIWI FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

SEMARANG CONVENTION CENTER

semarang exhibition center LEMBAR PENGESAHAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG EXHIBITION CENTER

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

EXHIBITION HALL DI BANDUNG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ABSTRAK. Penghargaan ini berguna untuk memotivasi mereka menampilkan musik yang terbaik. Dan tolak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang Umum

THE MUSIC BOX PEMATANG SIANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

KOMPARASI SIGN SYSTEM OUTDOOR DAN INDOOR PADA KAWASAN INDONESIA CONVENTION EXHIBITON, BSD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG


BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

PERANCANGAN INTERIOR BANDUNG MUSIC INDEPENDENT (INDIE) CENTER DENGAN PENDEKATAN BAND INDIE BANDUNG

PUSAT MODE DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Ulang Interior Terminal Keberangkatan Bandar Udara Syamsudin Noor

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan musik di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertunjukan musik yang dilakukan oleh musisi - musisi Indonesia dan mancanegara (terlampir). 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2012 2013 2014 luar dalam 1.1. Daftar statistik konser di Indonesia Sumber : beberapa web yang dirangkum oleh penulis Beberapa hal yang melatar belakangi hal tersebut antara lain : minat masyarakat yang tinggi akan musik dalam dan luar negeri, juga meningkatnya ekonomi masyarakat. Salah satu ajang kegiatan bergengsi dalam dunia musik adalah pertunjukan langsung atau yang bisa disebut konser, konser menurut kamus bahasa Indonesia memiliki arti pertunjukan musik (Drs.Suharto,Drs.Tata Iryanto:1989). Mengacu pada kegiatan tersebut diatas belum banyak tempat yang dapat mendukung acara tersebut sehingga banyak kegiatan konser musik di Indonesia yang tidak terwadahi. Karenannya dibutuhkan satu tempat khususnya satu gedung yang memang didesain khusus sebagai tempat konser musik. 1

Gedung konser musik memiliki arti rumah besar berdinding batu (Tri Rama. K), sehingga bisa ditarik kesimpulan gedung konser musik berarti satu rumah besar berdinding batu sebagai tempat pertunjukan musik. Kegiatan konser sendiri umumnya diadakan dalam dua bentuk, yaitu konser musik outdoor dan konser musik indoor, ada beberapa gedung penyedia jasa ruang musik indoor di Indonesia diantaranya: gedung MEIS Ancol Jakarta, SICC Sentul Bogor, Gandaria city, Balai Sarbini Jakarta, dan Plenary Hall Jakarta Convention Center. Diantara gedung tersebut diatas ada satu gedung yang memiliki fasilitas lengkap yang dapat mendukung acara konser musik yaitu Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta. JCC merupakan gedung yang memiliki banyak sarana dan prasarana terbaik untuk melaksanakan suatu acara seperti konser musik, namun sayangnya selain menyelenggarakan konser musik gedung ini juga dipakai untuk menyelenggarakan eventevent lain seperti peragaan busana, wisuda, dan pameran-pameran lain. Padahal bila Plenary Hall dikhususkan untuk penyelenggaraan konser musik, gedung ini sudah memiliki banyak fasilitas. Mengapa Plenary Hall ini sebaiknya dikhususkan penggunaanya? Karena di JCC sendiri banyak ruangan dengan fungsi yang berbeda beda seperti, untuk pameran mereka memiliki assembly hall dan exhibition hall, untuk ruang rapat dan conferensi mereka memiliki nuri room. Plenary hall menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang dapat digunakan sebagai ruang pertunjukan musik berskala nasional maupun internasional dikarenakan memiliki beberapa keunggulan dimulai dari fasilitas yang memungkinkan seperti luas area mencapai lebih dari 3.000m 2 dapat menampung penonton hingga kurang lebih 5000 orang, memiliki bangku tribun, akses masuk yang baik, serta banyak ruang ruang pendukung disekeliling plenary hall untuk permasalahan sirkulasi plenary hall JCC tidak bermasalah selain pemisahan ruang antara karyawan dan pengunjung yang sudah baik, area jalannya pun sudah tepat karena tidak saling bertabrakan. Berikut alur sirkulasi di JCC (berdasarkan hasil survey ke JCC). 2

1.1. Gambar denah lantai 1 JCC beserta alur sirkulasi pengunjung,barang,dan karyawan. Dari pengamatan ada beberapa artis dalam dan luar negeri yang ingin melakukan konser tunggal dengan audience atau pemirsa terbatas sehingga dalam konser tersebut sang artis dapat merasakan kedekatan dalam menjalin komunikasi dengan pemirsa, disamping itu konser juga lebih terasa exclusive. Hal ini kurang tepat bila diselenggarakan di gedung lain karena seperti di Meis Ancol kapasitas terlalu besar sampai dengan 20.000 penonton menyebabkan komunikasi dengan penonton kurang dekat, sebaliknya Balai Sarbini terlalu kecil karena hanya dapat menampung sekitar 2000 penonton, hal ini akan merugikan bagi artis luar negri atau artis dalam negeri yang mempunyai banyak penggemar. Untuk Gandaria City, kurang menyediakan fasilitas tribun didalamnya. 3

1.2. Daftar statistik acara di JCC tahun 2009,2010,2011 Sumber : hasil survey di JCC 4

Didasarkan penjelasan diatas memfokuskan fungsi plenary hall JCC menjadi ruang khusus konser musik bukanlah hal yang merugikan, namun, akan menjadi kelebihan bagi JCC kelebihan tersebut antara lain: JCC dapat menaungi banyak kegiatan konser dari berbagai jenis musik yang diselenggarakan dalam ruangan, memudahkan promotor saat ingin menggelar pertunjukan terutama yang berskala khusus. Sebagai salah satu ruang pertunjukan berskala internasional di Plenary hall, Jakarta Convention Center harus memiliki trademark kebanggaan Indonesia yang bisa mewakili (jati diri atau identitas) negara Indonesia yang dapat diwujudkan dengan mengusung tema interior bernuansa budaya yang mewakili wajah Indonesia, seperti yang selama ini sudah diusung Jakarta Convention Center. Dengan menggali keragaman budaya Indonesia sebagai salah satu cara supaya bisa mevisualisasikan konsep tersebut, dalam hal ini visualisasi kebudayaan saya fokuskan pada rumah adat dari setiap provinsi, menggali setiap elemen mulai dari bahan pembuatan, warna, dan corak pada setiap rumah yang nantinya elemen elemen tersebut bisa diwujudkan lebih mendalam terutama pada sisi ruangan di Plenary hall, Jakarta Convention Center. 1.2. PERMASALAHAN 1.2.1. Identifikasi Masalah Di Indonesia saat ini belum banyak ruang yang memiliki fasilitas khusus untuk konser musik, sedangkan konser musik akan semakin banyak. Gedung yang memfasilitasi ruang khusus untuk konser musik belum banyak sehingga banyak konser yang kurang terwadahi. JCC merupakan salah satu gedung multifungsi yang memiliki ruang untuk konser musik yaitu plenary hall dengan segala fasilitasnya namun,lebih digunakan untuk acara multifungsi. 1.2.2. Rumusan Masalah Bagaimana menghadirkan suatu gedung dengan ruang yang bisa menampung suatu konser musik. Bagaimana mendesign plenary hall JCC menjadi ruang konser musik dengan fasilitas pendukung konser musik di area sekitarnya sebagai penunjang untuk memfasilitasi pagelaran atau konser musik. 5

Bagaimana memasukkan/mentransformasikan identitas JCC yaitu budaya Indonesia pada desain plenary hall-nya. 1.3. RUANG LINGKUP ATAU BATASAN MASALAH Mengalih fungsikan plenary hall JCC menjadi ruang khusus konser musik dengan segala fasilitas penunjangnya dengan kebudayaan tradisional Indonesia sebagai tema desainnya. 1.4. TUJUAN PERANCANGAN Menciptakan suatu desain ruangan untuk plenary hall yang bisa memvisualisasikan konsep budaya indonesia dengan baik. Juga bisa menghadirkan fasilitas ruangan yang memang difokuskan untuk konser musik. 1.5. CARA PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS Disini saya melakukan riset kualitatif. Rachmat Kriyantono (2006:56) menjelaskan riset kualitatif adalah riset yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya. Berdasarkan metode kualitatif dikenal beberapa metode riset : Wawancara : melakukan wawancara dengan para nara sumber bertatap muka secara mendalam dan terus menerus untuk menggali informasi. Berikut daftar individu terkait yang saya wawancara: - Budhy Setyono selaku JCC assistant director of engineering - Melia Rizana selaku JCC training manager - Kikim Mustafim selaku JCC social media Observasi : mengamati objek secara langsung - Mengunjungi dan mengamati lokasi objek. Studi kasus : menggunakan berbagai sumber data Etnografi : menggambarkan bagaimana individu menggunakan budaya untuk memaknai realita 6

1.6. KERANGKA BERFIKIR LATAR BELAKANG PERMASALAHAN FENOMENA Konser musik semakin banyak, Tetapi gedung penyedia jasa konser musik belum banyak sehingga banyak yang tidak terwadahi MASALAH Di Indonesia ada salah satu gedung yang memiliki kemampuang untuk pagelaran konser musik yaitu jcc dengan plenary hall-nya namun, lebih menjadikannya multifungsi. BATASAN MASALAH Menjadikan plenaty hall JCC menjadi ruang khusus konser musik agar konser musik yang semakin banyak bisa terwadahi. TUJUAN Menciptakan desain ruangan konsermusik yang baik dengan segala fasilitas sarana dan praasaran yang terfokus Primer : data fisik, data manusia, data eksternal. Sekunder : Data teoritis, studi banding DATA METODE RISET KUALITATIF: Wawancara, observasi, studi kasus, etnografi. ARAH PERANCANGAN KONSEP PERANCANGAN Mengacu pada tema kebudayaan sebagai acuan perancangan. PRA DESAIN FINAL DESAIN PRADESAIN. FINAL DESAIN. 7

1.7. PEMBABAKAN BAB I Bab Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan metode. BAB II Bab Landasan Perancangan menjelaskan tentang tinjauan kasus yang meliputi data literatur yang mendukung desain yang akan dikerjakan, meninjau secara khusus terhadap obyek kasus, yang menguraikan tentang analisis lokasi, studi dan analisis ruang pada kasus dan program ruang secara umum. BAB III Bab Data dan Analisa yang berisi data data hasil survey, dan juga hasil analisis. BAB IV Bab Konsep, Proses, dan transformasi desain, Visualisasi Karya menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan desain baik itu konsep maupun kriteria desain. BAB V Bab Kesimpulan membahas tentang kesimpulan dan saran dari penulis. 8