ANALISIS DAMPAK LAHAN PERMUKIMAN TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI BENGAWAN SOLO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PERBAIKAN KUALITAS AIR SUNGAI PEGIRIKAN DENGAN METODE SISTEM DINAMIK

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Wilayah Kota Madiun) Menggunakan Program QUAL2Kw

ANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

EVALUASI BOD DAN COD DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUAL2Kw DI SUNGAI PUDU KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

Disampaikan pada Seminar Nasional Restorasi DAS, 25 Agustus 2015

KEBIJAKAN PERBAIKAN KUALITAS AIR SUNGAI PEGIRIKAN DENGAN METODE SISTEM DINAMIK

Aplikasi QUAL2Kw sebagai Alat Bantu Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Kota Madiun)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan mempengaruhi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Mangetan Kanal Kabupaten Sidoarjo dengan Metode QUAL2Kw

permukaan, sedangkan erosi tanah pertanian dapat menyebabkan tingginya parameter TSS dan sedimentasi pada sungai dan waduk. Permasalahan degradasi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan corak kehidupan dan mempunyai peranan yang sangat dominan

PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENERAPAN SUMUR RESAPAN (Studi Kasus Di Kecamatan Mampang Prapatan Provinsi DKI Jakarta)

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

MODEL PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK PERMUKIMAN PENDUDUK DI PINGGIR SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG DENGAN PENDEKATAN REDUCE, REUSE, RECYCLE DAN PARTISIPASI

KONSERVASI AIR TANAH MENGGUNAKAN METODA SISTEM DINAMIK (Studi Kasus: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Limbah domestik merupakan jumlah pencemar terbesar yang masuk ke perairan

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

PENELITIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR LIMBAH PADA DUA PUSAT PERTOKOAN DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulagi Manado

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

Kajian Penilaian Kualitas Air Sungai Dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air Sungai (Studi Kasus: Kali Banger Semarang Timur)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

Perilaku Beberapa Klaster Masyarakat Di Sekitar Sungai Tuk Terhadap Air Limbah Domestik. Lutfi Aris Sasongko

DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR SUNGAI BADUNG DI DESA DAUH PURI KOTA DENPASAR DENGAN MODEL QUAL2KW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS NURILLAH UTAMI NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Kajian Pengelolaan Sub DAS Garang Hulu terhadap Kualitas Air Sungai

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN KECAMATAN PAKUALAMANKOTA YOGYAKARTA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Air diperuntukan untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

Oleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2

Repository.Unimus.ac.id

PEDOMAN PENERAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN PADA SUMBER AIR

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN AIR BERSIH PERKOTAAN SEMPADAN SUNGAI WINONGO KELURAHAN KRICAK, KECAMATAN TEGALREJO. Aditya Hermawan Siregar

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

Metode Konservasi Sungai yang Tercemar Agung dan Shintia Rahmat

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri

BAB I PENDAHULUAN. Mojokerto, Gresik dan Kodya Surabaya, Propinsi Jawa Timur. DAS Lamong

Transkripsi:

ANALISIS DAMPAK LAHAN PERMUKIMAN TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI BENGAWAN SOLO KABUPATEN LAMONGAN Dwi Sukma Donoriyanto Program Pasca Sarjana Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya sukmadewi@yahoo.com ABSTRAK Keberadaan lahan permukiman di Daerah Aliran Sungai (DAS) mengakibatkan berbagai macam masalah, mulai dari terjadinya banjir, berkurangnya ketersediaan air yang diakibatkan semakin sempitnya lebar sungai hingga terjadinya pencemaran air yang mengakibatkan penurunan kualitas air sungai, dimana sebagian besar air sungai digunakan untuk menopang kehidupan masyarakat sekitar Daerah Aliran Sungai. Perilaku dari masyarakat sekitas Daerah Aliran Sungai seperti membuang sampah sembarangan, membangun rumah berdekatan dengan sepadan sungai hingga membuang limbah rumah tangga secara langsung ke sungai memberikan dampak terhadap kualitas air sungai. Pencemaran sungai yang bersifat berubahubah seiring dengan waktu dan kompleksitas dari pencemaran air sungai yang dipengaruhi oleh banyak faktor melandasi penelitian ini menggunakan metode sistem dinamik dalam menyelesaikan permasalahan dampak lahan permukiman terhadap kualitas air sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kualitas air sungai berdasarkan pola lahan permukiman di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Kabupaten Lamongan. Selain itu akan dihasilkan sebuah skenario kebijakan kebijakan tentang keberadaan lahan permukiman di Daerah Aliran Sungai. Dari penelitian ini diketahui bahwa jumlah lahan permukiman mempunyai pengaruh yang cukup signifikan pada tingkat pencemaran air sungai. Hasil simulasi sistem dinamik menunjukkan bahwa pada bulan ke 50 tingkat pencemaran air sungai sangat tinggi yaitu 4307866.5. Hal ini akan berdampak pada penyediaan air bersih. Akan tetapi tingkat pencemaran air sungai itu sendiri tergantung pada besar curah hujan, aliran arus sungai, kemampuan sungai dalam meluruhkan pencemaran. Kata Kunci: Lahan Permukiman, Pencemaran air, Sungai Bengawan Solo, Sistem Dinamik. ABSTRACT The existence of residential land in the Watershed (DAS) resulted in a wide range of issues, ranging from flooding, reduced water availability due to the limited width of the river until the occurrence of water pollution resulting in decreased water quality of rivers, where most river water is used to sustain the life of the community surrounding watershed. The behavior of the Watershed communities such as littering, building a house adjacent to the river equivalent to household waste directly into the river has an impact on river water quality. Pollution of rivers that are changing over time and the 331

complexity of the pollution of river water that is affected by many factors underlie this study using themethods of system dynamical in solving the problems of land settlement impact on riverwater quality. This study aims to determine the pattern of river water quality based on the pattern of land settlement in the Bengawan Solo Watershed District Lamongan. Additionally, it will generated a policy scenarios on the existence of land settlement policy in the Watershed. From this research note that the number of land settlements have a significant effect on river water pollution levels. The simulation results show that the dynamical system on a month to 50 levels of pollution of river water is as high as 4307866.5. This will impact on the provision of clean water. However, the level of pollution of river water itself depends on a large rainfall, the flow of the river flow, the ability of river pollution in the shed. Key words: Land Settlement, Water pollution, Solo River, Dynamic Systems. 1. PENDAHULUAN Keberadaan lahan permukiman di Daerah Aliran Sungai (DAS) mengakibatkan berbagai macam masalah, mulai dari terjadinya banjir, berkurangnya ketersediaan air yang diakibatkan semakin sempitnya lebar sungai hingga terjadinya pencemaran air yang mengakibatkan penurunan kualitas air sungai, dimana sebagian besar air sungai digunakan untuk menopang kehidupan masyarakat sekitar Daerah Aliran Sungai. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya air. Untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi alamiahnya, perlu dilakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana. Pencemaran sungai dari adanya permukiman dapat berasal dari (1) buangan air rumah tangga; (2) padatan berupa sampah yang dibuang ke sungai; (3) air cucian kamar mandi; (4) buangan tinja. Keempat hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kandungan BOD, COD serta bakteri E. Coli dalam sungai. Adanya lahan permukiman di Daerah Aliran Sungai dengan perilaku masyarakat yang buruk seperti membuang sampah, air cucian kamar mandi maupun buangan tinja secara langsung ke sungai akan memberikan dampak terhadap kualitas air sungai. Tujuan penelitian ini dapat mengetahui pola kualitas air sungai berdasarkan pola perilaku masyarakat di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Kabupaten Lamongan. Selain itu akan dihasilkan sebuah skenario kebijakan tentang keberadaan permukiman di Daerah Aliran Sungai. 2. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air, menyebutkan bahwa : yang dimaksud air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum. Sedangkan yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan seharihari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Syaratsyarat yang harus dipenuhi air dikatakan bersih adalah kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika kimia, dan radioaktif PERMENKES, (1990). 332

Pembuangan air limbah ke badan sungai tidak selalu terus menerus sepanjang hari. Limbah yang dibuang baik dari segi kuantitas, kualitas maupun waktu pembuangannya berkaitan erat dengan kegiatan yang dilakukan oleh rumah tangga secara individu, tempattempat pelayanan dan fasilitas umum maupun oleh pabrik yang menghasilkan limbah tersebut. Air limbah dari sektor rumah tangga umumnya dibuang pada pagi hari hingga sore hari dan mencapai puncaknya pada sekitar pukul 07.00 10.00 dan 16.00 20.00 sehingga komposisi air limbah tidak akan konstan sepanjang waktu. Sekitar 60% 80% dari total air yang digunakan dalam rumah tangga dibuang sebagai limbah cair. Limbah tersebut secara langsung maupun tidak akan mencapai badan air (air tanah, sungai, danau) sehingga mempengaruhi kualitas badan air (Sudarmadji, 1995 dalam sasongko, 2006). Model sistem dinamik mengambil langkahlangkah tertentu sepanjang sumbu waktu dalam proses simulasi. Pada akhir setiap langkah, variabel sistem yang menunjukkan keadaan sistem diperbarui untuk mewakili konsekuensi yang dihasilkan dari langkah simulasi sebelumnya. kondisi awal yang diperlukan untuk langkah pertama kalinya. Variabel yang mewakili aliran informasi dan inisial, yang timbul sebagai hasil sistem kegiatan dan menghasilkan konsekuensi yang terkait dinamai sebagai variabel. level (digambarkan sebagai dalam diagram aliran) dan variabel rate (digambarkan sebagai ). Selain itu, simbol merupakan sumber. (X.H. Zhang, 2007) 3. METODE PENELITIAN Tahapantahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mulai Causal Loop Diagram Stock and Flow Diagram Input data Simulasi Verifikasi danvalidasi Skenario Model Selesai Gambar 1. Tahapan Pembangunan Model 333

1.1. Causal Loop Diagram Datadata yang didapatkan dari observasi awal kemudian diidentifikasikan untuk mendapatkan pola interaksi antar variable pada sistem nyata pengendalian pencemaran air. Setelah itu disusun diagram sebab akibat (causal loop diagram). Variabel yang dimasukan dalam causal loop diagram masih berupa variabel umum yang utuh yang kemudian akan dirinci sesuai dengan kebutuhan pada stock and flow diagram tata guna lahan pemanfaatan di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan. 1.2. Stock and Flow Diagram Setelah membuat diagram sebab akibat (causal loop), kemudian dibuat diagram sistem dinamik menggunakan perangkat lunak Ventana Simulation (Vensim). Di dalam penelitian ini, perancangan model dilakukan dengan pendekatan top down, yaitu model utama dibangun terlebih dahulu kemudian dibreakdown ke dalam sub model. 1.3. Simulasi, Verifikasi, dan Validasi Model Langkah selanjutnya adalah memasukan formulasi ke dalam model sesuai dengan informasi hubungan antar variabel dan pola interaksi yang sudah diketahui sebelumnya, yang dilanjutkan dengan proses verifikasi dan validasi model. Sedangkan validasi digunakan untuk membandingkan struktur model beserta perilakunya dengan struktur dan perilaku sistem pada keadaan sebenarnya sehingga dapat dikatakan bahwa model mampu mewakili sistem nyata. 1.4. Skenario Model. Skenario dibuat berdasarkan ekspektasi kemungkinan kejadian yang akan terjadi ataupun ekspektasi kemungkinan adanya kebijakan antisipatif akibat diterapkannya kebijakan lahan pemanfaatan terhadap kualitas air sungai di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Kabupaten Lamongan. 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Gambar 2 Peta Lokasi Wilayah Sungai Bengawan Solo Kabupaten Lamongan dialiri oleh sungai Bengawan Solo sepanjang 68 Km, Kali Lamong 33 Km dan Kali Blawi 27 Km, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dan permukiman. Pola perilaku masyarakat yang membuang air limbah rumah tangga (mandi, cuci, dapur dan urin) akan mempengaruhi kualitas badan air. Air limbah dari sektor rumah tangga umumnya dibuang pada pagi hari hingga sore hari dan mencapai puncaknya pada sekitar pukul 07.00 10.00 dan 16.00 20.00 sehingga komposisi air 334

limbah tidak akan konstan sepanjang waktu. Sekitar 60% 80% dari total air yang digunakan dalam rumah tangga dibuang sebagai limbah cair. Limbah tersebut secara langsung maupun tidak akan mencapai badan air (air tanah, sungai, danau) sehingga mempengaruhi kualitas badan air. Tabel 1. Variabel Utama Model No Variabel Keterangan Lahan Permukiman 1 Jumlah Permukiman DAS Jumlah permukiman yang ada pada saat ini 2 1 Jumlah Anggota Rumah Tangga di sekitar DAS Tingkat Pencemaran 2 Konsumsi Air 3 Produksi PDAM 4 Aliran Permukaan Jumlah total penduduk di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Ketersediaan Air Bersih dipengaruhi oleh curah hujan, arus sungai dan pembuangan limbah secara langsung oleh permukiman Dibagi menjadi dua, yaitu pemilih kapal dan buruh nelayan. kapasitas produksi PDAM yang telah ada Aliran sungai dari sungai Blawi Lahan 1 Jumlah Lahan Jumlah kelahiran tiap tahun Kadar Limbah buangan ke 2 sungai Kadar BOD, COD yang dihasilkan oleh lahan pertanian 1 Tingkat Pendidikan Masyarakat DAS 2 Curah Hujan Pembuangan Limbah 3 secara Langsung Lainlain Tingkat pendidikan yang mempengaruhi masyarakat sadar membuang limbah secara langsung atau tidak Curah hujan yang mempengaruhi tingkat pencemaran sungai Tingkat pembuangan limbah rumah tangga di sekitar DAS Bengawan Solo Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 4 vaiabel utama dalam menyusun model dari dampak lahan permukiman terhadap kualitas air sungai Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan, yaitu: variabel lahan permukiman, variabel ketersediaan air bersih, variabel lahan permukiman, dan lainlain. Tabel 2. Identifikasi Variabel untuk Sub Model No Variabel Keterangan 1 Jumlah Anggota RT DAS Sub Model Lahan Permukiman DAS 2 Proporsi buangan limbah Dirinci per masingmasing jenis limbah (BOD, COD) 3 Tingkat pendidikan 4 Jumlah permukiman DAS 335

Tabel 2. Lanjutan No Variabel Keterangan 1 2 Jumlah Lahan Proporsi Limbah Sub Model Lahan Jumlah kelahiran tiap tahun 1 Arus Sungai kecepatan arus sungai Dirinci per masingmasing jenis limbah (BOD, COD) Sub Model Tingkat Pencemaran 2 Curah Hujan Tingkat curah hujan yang terjadi pada musim kemarau Limbah Tingkat Limbah dari lahan pertanian 3 Pembuangan Buangan RT dengan melihat jumlah penduduk sekitar DAS dengan Limbah RT kadar pencemaran selama 1 bulan (BOD, COD) 4 secara Langsung Sub Model Ketersediaan Air Bersih 1 Aliran Permukaan Tingkat aliran permukaan dari sumber lainnya 2 Konsumsi Air Besaran konsumsi air yang dipakai oleh masyarakat 3 Produksi PDAM kapasitas produksi air bersih Tabel 2 menunjukkan sub model dari dampak lahan permukiman terhadap tingkat pencemaran sungai Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan. Sub model tersebut adalah: sub model lahan permukiman DAS, sub model lahan pertanian, sub model tingkat pencemaran dan sub model ketersediaan air bersih. Dalam sub model terdapat subsub model. Sebagai contoh pada sub model lahan permukiman DAS terdapat subsub model jumlah anggota rumat tangga DAS, proporsi buangan limbah, tingkat pendidikan, dan jumlah permukiman DAS. Gambar 3. Interaksi antar Variabel 336

Gambar 3 menunjukkan interaksi antar variabel pembentuk dari dampak lahan permukiman terhadap kualitas air sungai Bengawan Solo. Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa tingkat pencemaran mempunyai interaksi dari curah hujan, arus sungai, limbah pertanian, dan pembuangan limbah yang dihasilkan oleh permukiman. Sedangkan ketersediaan air bersih mempunyai hubungan langsung terhadap tingkat pencemaran dan aliran permukaan. Tingkat pendidikan secara tidak langsung berinteraksi terhadap penggunaan air. Fraksi Jumlah Lahan <Jumlah Permukiman di Sekitar DAS> BOD limbah pertanian COD limbah Jumlah Lahan Limbah Non Point Source S.Blawi BOD buangan RT COD buangan RT Fraksi Anggota RT TSS buangan RT Tingkat Pencemaran Arus Sungai Laju Pertumbuhan Penduduk DAS Jumlah Anggota Rumah Tangga di DAS Ketersediaan Air Bersih Curah Hujan Pembuangan Limbah RT secara langsung Aliran Permukaan Produksi PDAM Jumlah Permukiman di Sekitar DAS Konsumsi Air Fraksi Jumlah Lahan Permukiman Tingkat Pendidikan Penduduk DAS Konsumsi Domestik Penggunaan Air Gambar 4. Causal Loop Diagram Gambar 4 menunjukkan hubungan sebab akibat antar variabel. Sebagai contoh yaitu: pembuangan limbah rumat tangga secara langsung mempunyai hubungan positif terhadap tingkat pencemaran, dimana semakin besar buangan limbah maka tingkat pencemaran akan semakin besar dan begitu pula sebaliknya. Fraksi Jumlah Lahan Jumlah Lahan <Jumlah Permukiman di Sekitar DAS> BOD limbah pertanian COD limbah Limbah Non Point Source S.Blawi BOD buangan RT COD buangan RT Fraksi Anggota RT TSS buangan RT Laju Pertumbuhan Penduduk DAS Jumlah Anggota Rumah Tangga di DAS Pembuangan Limbah RT secara langsung Aliran Permukaan Ketersediaan Air Bersih Tingkat Konsumsi Air Pencemaran Arus Sungai Curah Hujan Produksi PDAM Fraksi Jumlah Lahan Permukiman Jumlah Permukiman di Sekitar DAS Prosentase Limbah ke Badan Sungai Tingkat Pendidikan Penduduk DAS Jumlah Hari dalam 1 Bulan Konsumsi Domestik Penggunaan Air Kadar BOD kondisi awal Kadar COD Kondisi Awal <INITIAL TIME> <INITIAL TIME> Gambar 5. Model Utama Pencemaran Air Sungai Bengawan Solo Akibat Lahan Permukiman 337

Gambar 5 merupakan model utama dari sistem pencemaran air sungai Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan, dimana dari model tersebut akan dihasilkan skenario dalam pembuatan kebijakan. Gambar 6. Hasil Simulasi Untuk Pengecekan Formulasi Model Pada gambar di atas menunjukkan bahwa model telah di verifikasi dan di validasi, serta menunjukkan bahwa model sudah valid dan dapat dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan. 5. ANALISIS DATA 200 M Tingkat Pencemaran 170 M 140 M 110 M 80 M 12 20 28 36 44 52 60 68 76 84 92 100 Time (Month) Tingkat Pencemaran : Current Gambar 7. Tingkat pencemaran air. m kubik Simulasi dan pemodelan dengan menggunakan software Vensim, dilakukan dalam waktu simulasi selama 10 tahun. Simulasi model dilakukan dalam satuan bulan adalah untuk mendapatkan hasil secara detail. Simulasi dan pemodelan dengan menggunakan software Vensim, dilakukan dalam waktu simulasi selama 10 tahun. Simulasi model dilakukan dalam satuan bulan adalah untuk mendapatkan hasil secara detail. 338

Current Tingkat Pencemaran 6 M 5 M 4 M 3 M 2 M Kadar BOD awal 40 30 20 10 0 Kadar COD awal 200 150 100 50 0 Limbah 200,000 175,000 150,000 125,000 100,000 Pembuangan Limbah RT secara langsung 6 M 5 M 4 M 3 M 2 M 0 50 100 Time (Month) Arus Sungai Current: 1,484 Curah Hujan Current: 1,109 "Non Point Source S.Blawi" Current: 0.5 Gambar 8. Analisa Hasil Simulasi Current Pembuangan Limbah RT secara langsu 200 M 140 M 80 M Jumlah Anggota Rumah Tangga di DA 6,000 5,000 4,000 Prosentase Limbah ke Badan Sungai 0.8 Dari hasil simulasi didapatkan bahwa pencemaran air sungai Bengawan Solo mengalami tingkat pencemaran yang cukup tinggi pada saat bulan ke 50 yaitu sebesar 4307866.5 mg/liter yang disumbangkan dari limbah permukiman dan pertanian dari kadar BOD dan COD4307866.5 mg/liter yang disumbangkan dari limbah permukiman dan pertanian dari kadar BOD dan COD. Selain itu pembuangan limbah rumah tangga bersifat fluktuatif. 6. PENUTUP Dari hasil analisa terhadap datadata yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Hasil pada penelitian ini diperoleh bahwa pencemaran air sungai Bengawan Solo mengalami tingkat pencemaran yang cukup tinggi pada saat bulan ke 50 yaitu sebesar: 4307866.5 mg/liter yang disumbangkan dari limbah permukiman dan pertanian dari kadar BOD dan COD. 2. Implikasi yang terjadi dengan tingkat pencemaran yang cukup tinggi adalah akan memberikan dampak pada ketersediaan air bersih. 0.7 0.6 Tingkat Pendidikan Penduduk DAS 1 0.9 0.8 12 56 100 Time (Month) BOD buangan RT Current: 220 COD buangan RT Current: 500 Jumlah Hari dalam 1 Bulan Current: 30 TSS buangan RT Current: 500 339

3. Tingkat pencemaran air sungai dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti curah hujan, jumlah buangan limbah permukiman yang dipengaruhi oleh jumlah anggota rumah tangga, jumlah buangan limbah pertanian, arus sungai dan limbah buangan dari anak sungai. 4. Pencemaran air sungai bersifat fluktuatif tergantung dari faktorfaktor yang ada. 5. Penelitian ke depan diharapkan menambahkan variabelvariabel lainnya guna menambah unsur kompleksitas dalam hal limbah permukiman. 7. DAFTAR PUSTAKA Kesehatan, M. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990. Tentang : Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air". In: KESEHATAN (ed.). Jakarta: Menteri Kesehatan. 1990. Sasongko, Lutfi. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk di Sekitar Sungai TUK Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang Serta Upaya Penanganannya (Studi Kasus Kelurahan Sampangan dan Bendan Ngisor Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang). Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro. Semarang. 2006. Statistik, B. P. Hasil Sensus Penduduk Kabupaten Lamongan. In: BPS (ed.). Lamongan. 2010. www.vensim.com X.H. Zhang, H. W. Z., B. Chen,G.Q. Chen, X.H. Zhao. Water resources planning based on complex system dynamics: A case study of Tianjin city. elsevier, vol 13, page 2328 2336. 2007. 340