Content Buku. No. TAP Tentang Hlm. 1. TAP SU No. 014 Mandat BP TAP SU No. 020 Panduan Umum Verifikasi BSO 4

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 005 TAHUN 2015

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN RAYA WILAYAH DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA MUQADDIMAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 003 TAHUN 2015

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG

KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014

SURAT KETETAPAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN RAYA WILAYAH FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Nomor : 003/TAP/P3W-DPMFEM/IX/2016

BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN

ANGGARAN RUMAH TANGA KEMA TEL-U

Dengan Rahmat Allah SWT Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 001/UU/BPMFEBUI/II/2015

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA NOMOR: 02/BPM FIK UI/II/2016 TENTANG PENGAWASAN LEMBAGA FORMAL KEMAHASISWAAN

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

SURAT KETETAPAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN RAYA WILAYAH FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Nomor : 002/TAP/P3W-DPMFEM/IX/2016

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 04/UU/BPM FEB UI/XII/2015 TENTANG

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pasal 2

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI,

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho dari Allah SWT, Sidang Istimewa KM- POLSRI setelah :

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI IM KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI NOMOR 002/TAP/DPM IM STT NF/II/2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 001/UU/BPMFEUI/VI/2012

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN MUKADIMAH Berkat Rahmat Allah SWT. Bahwasanya manusia dituntut

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 06/TAP/BPM FMIPA UI/III/13.

UNIVERSITAS AIRLANGGA

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEWAN MAHASISWA

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

DAFTAR ISI. 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2 2 UUD REMA UPI

ATURAN PEMILU RAYA KM-ITB 2013

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA,

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR 001/UU/MPM POLBAN/IX/2016

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

PERATURAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I NAMA DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI (HIMAGRON) INSTITUT PERTANIAN BOGOR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

prodinya masing-masing. ANGGARAN RUMAH TANGGA REPUBLIK MAHASISWA TELKOM APPLIED SCIENCE SCHOOL 3. Dipilih sebagai : Applied Science School, dan

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO NO.01 / TAP / SM FEB UNDIP / 2017 TENTANG TATA TERTIB SENAT MAHASISWA

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

b. bahwa perlunya sebuah aturan perundang-undangan yang jelas yang mengatur susunan dan kedudukan kelembagaan legislatif di masa jabatannya;

KEPUTUSAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR 01/KEP/BLM-FKM/UA/X/2013

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 10/ TAP / DPM UI / III / 2014

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

UNDANG-UNDANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

Kumpulan Ketetapan MPM KM IPB Periode 2009/2010

P a g e 1 Content Buku No. TAP Tentang Hlm 1. TAP SU No. 014 Mandat BP 2 2. TAP SU No. 020 Panduan Umum Verifikasi BSO 4 3. TAP SU No. 022 GBHK BEM KM IPB 2010 7 4. TAP SU No. 027 Kode Etik LK KM IPB 11 5. TAP SU No. 029 Pemira KM IPB 2010 16 6. TAP SU No. 036 HIMATESIL 27 7. TAP SU No. 037 Mekanisme Pembuatan UU KM IPB 28 8. TAP SI No. 01 GBHO KM IPB 32 9. TAP SI No. 02 AD/ART KM IPB Amandemen 2010 37

P a g e 2 SURAT KETETAPAN No. 014/TAP SU I/MPM KM IPB/2009 Tentang Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2009/2010 Mengingat: 1. Anggaran Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 2. Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Menimbang: 1. Perlu diadakannya kegiatan-kegiatan untuk mendinamiskan kehidupan kemahasiswaan di lingkungan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 2. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan lembaga tertinggi dalam lingkup KM IPB. 3. Perlu adanya arahan dalam pembentukan struktur dan deskripsi kerja Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor periode 2009/2010. Memperhatikan: Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2009/2010. Memutuskan: MENETAPKAN Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2009/2010 sebagaimana terlampir Ditetapkan pada acara Sidang Umum I Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2009/2010 Darmaga, 23 Desember 2009 Pukul 19.24 WIB Pimpinan Sidang Rahmat Firdaus NIM. C14060213

P a g e 3 Lampiran BADAN PEKERJA MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERIODE 2009/2010 BAB I MANDAT BADAN PEKERJA MPM KM IPB 2009/2010 Pasal 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2009/2010 terdiri atas Badan Pekerja: (1) Konstitusi (BP 1) dengan mandat mengawal pengimplementasian konstitusi KM IPB (terutama amandemen AD ART KM IPB tahun 2009), kajian dan drafting GBHO untuk tahun ke 13 s.d. 15 (2011-2013) KM IPB, kajian perapian AD ART KM IPB. (2) Majelis Wali Amanat (BP 2) dengan mandat penyusunan aturan tentang Tim MWA UM IPB, penyusunan aturan Controlling terhadap anggota MWA UM IPB, Controlling terhadap anggota MWA UM IPB. (3) Pemilihan Raya (BP 3) dengan mandat mengevaluasi dan melakukan kajian tentang sistem Pemilihan Raya KM IPB, drafting mengenai aturan Pemilihan Raya KM IPB tahun 2010, eksekusi Pemilihan Raya KM IPB tahun 2010. (4) Hubungan Kelembagaan (BP 4) dengan mandat menjalin hubungan yang baik dan intensif antara MPM KM IPB dengan LK KM IPB, Institusi dan mahasiswa, optimalisasi media untuk melakuakan sosialisasi, transparansi serta memperkenalkan MPM KM IPB kepada mahasiswa IPB. (5) Unit Kegiatan Mahasiswa (BP 5) dengan mandat melakukan pendampingan terhadap UKM terutama dalam bidang administrasi dan keuangan, meningkatkan bergaining position UKM dalam di KM IPB. BAB II PENUTUP Pasal 2 (1) Hal-hal lain yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diatur dalam ketetapan MPM KM IPB lainnya. (2) Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

P a g e 4 SURAT KETETAPAN No. 020/TAP SU/MPM KM IPB/2009 TENTANG PANDUAN UMUM VERIFIKASI BADAN SEMI OTONOM KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Mengingat: 1. Anggaran Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 2. Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 3. Pasal 6 ayat 8 tentang tugas dan wewenang Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dan Pasal 75 ayat 3 tentang Badan Semi Otonom. Menimbang: 1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan perangkat Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang mempunyai kedudukan tertinggi. 2. Perlu ditetapkannya Panduan Umum Verifikasi BSO sebagai Landasan dan Acuan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas/ TPB/ Diploma dalam melaksanakan Verifikasi BSO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat 3 tentang Badan Semi Otonom. Memperhatikan: 1. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Badan Pekerja Konstitusi MPM KM IPB 2. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Badan Pekerja Konstitusi MPM KM IPB dengan DPM Fakultas/ TPB/ Diploma IPB 3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Anggota MPM KM IPB 4. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Sidang Umum MPM KM IPB Memutuskan: MENETAPKAN Panduan Umum Verifikasi Badan Semi Otonom Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagaimana terlampir Ditetapkan pada acara Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Darmaga, 30 Desember 2009 Pukul 17.09 WIB Pimpinan Sidang Rahmat Firdaus NIM. C14060213

P a g e 5 Lampiran PANDUAN UMUM VERIFIKASI BADAN SEMI OTONOM KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Pasal 1 Ketentuan Umum (1) BSO merupakan salah satu organisasi eksekutif yang berada di Fakultas/ TPB/ Diploma sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat 1 ART KM IPB. (2) BSO adalah wadah pengembangan diri, minat, dan bakat bagi mahasiswa yang ada di Fakultas/ TPB/ Diploma sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat 2 ART KM IPB. (3) Verifikasi BSO merupakan mekanisme pembentukan dan pembubaran BSO yang diatur dalam ketetapan DPM Fakultas/ TPB/ Diploma sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 75 ayat 3 ART KM IPB. Pasal 2 Persyaratan Verifikasi BSO (1) Calon BSO yang mendaftar telah menjalankan kepengurusan sekurang-kurangnya dua tahun (2) BSO memiliki minimal 1 (satu) orang Pembina (dosen dari Fakultas/TPB/Diploma yang bersangkutan) (3) Keanggotaan BSO terbuka dilingkup Fakultas/ TPB/ Diploma yang bersangkutan (4) Memiliki keanggotaan minimal yang diatur dalam ketetapan DPM Fakultas/ TPB/ Diploma (5) Memiliki AD ART BSO (6) Melampirkan usulan kegiatan satu tahun ke depan (7) Memiliki contact person (CP) yang dapat dihubungi (8) Melampirkan profil BSO yang meliputi: a. Latar belakang pembentukan BSO b. Sejarah singkat BSO c. Spesifikasi dan ciri khusus kegiatan BSO Pasal 3 Penutup (1) Hal-hal belum diatur dalam panduan ini akan diatur kemudian dalam mekanisme pembentukan dan pembubaran BSO melalui ketetapan DPM Fakutas/ TPB/ Diploma (2) DPM Fakultas/ TPB/ Diploma berwenang menetapkan hasil Verifikasi BSO di Fakultas/ TPB/ Diploma dan penetapan BSO sebagai lembaga kemahasiswaan di KM IPB ditetapkan melalui ketetapan MPM KM IPB (3) Panduan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Penjelasan Umum PENJELASAN PANDUAN UMUM VERIFIKASI BADAN SEMI OTONOM KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ditetapkannya Panduan Umum Verifikasi Badan Semi Otonom (BSO), maka MPM KM IPB mengamanatkan kepada DPM Fakultas/ TPB/ Diploma untuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan BSO di Fakultas/ TPB/ Diploma. Hal ini sesuai dengan amanat ART KM IPB Pasal 75 ayat 3 tentang Badan Semi Otonom. Pengimplemantasian aturan ini mengamanatkan DPM Fakultas/ TPB/ Diploma untuk membuat mekanisme verifikasi dengan tetap mengacu pada AD ART KM IPB, AD ART Fakultas/ TPB/ Diploma, serta Panduan Umum Verifikasi BSO KM IPB. Proses verifikasi BSO membutuhkan perangkat verifikasi beserta hak dan kewajibannya, persyaratan verifikasi, indikator penilaian beserta mekanisme penilaiannya, dan jangka waktu verifikasi yang akan dibuat oleh DPM Fakultas/ TPB/ Diploma dengan tetap dikoordinasikan kepada MPM KM IPB. Keberadaan BSO dalam KM IPB akan ditinjau setiap dua periode kepengurusan oleh DPM Fakultas/ TPB/ Diploma

P a g e 6 sebagaimana dimaksud dalam pasal 79 ayat 1 ART KM IPB. Setiap permasalahan penting dalam verifikasi BSO dikoordinasikan oleh DPM Fakultas/ TPB/ Diploma kepada MPM KM IPB. Pasal Demi Pasal Pasal 1: Ayat (1) BSO memiliki jalur koordinatif-instruktif dengan DPM Fakultas/ TPB/ Diploma dan memiliki jalur koordinatif dengan BEM dan HIMPRO sebagimana yang dijelaskan dalam ART pasal 78 ayat 1 dan 2 tentang mekanisme hubungan Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 2: Persyaratan Verifikasi BSO Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Setiap BSO harus memiliki minimal satu orang Pembina dari fakultas yang bersangkutan, diluar Pembina lainnya Ayat (3) Setiap mahasiswa fakultas yang bersangkutan berhak menjadi anggota BSO di fakultas sesuai dengan aturan yang ada di fakultas tersebut Ayat (4) Jumlah anggota minimal BSO yang diatur dalam ketetapan DPM Fakultas/ TPB/ Diploma Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Lampiran program unggulan BSO yang berbeda dengan program BEM dan HIMPRO sesuai aturan yang ditetapkan dalam ketetapan DPM Fakultas/ TPB/ Diploma Ayat (7) Cukup jelas Ayat (8) Huruf a : cukup jelas Huruf b : cukup jelas Huruf c : cukup jelas Pasal 3: Ayat (1) Aturan yang belum diatur dalam panduan ini akan disempurnakan dalam ketetapan DPM Fakultas/ TPB/ Diploma Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas

P a g e 7 SURAT KETETAPAN No. 022/TAP SU/MPM KM IPB/2009 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERIODE 2009/2010 Menimbang : 1. Perlunya Garis-Garis Besar Haluan Kerja sebagai pedoman bagi program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 2. Perlu diadakannya kegiatan-kegiatan untuk mendinamisasikan kehidupan kemahasiswaan di lingkungan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 3. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor periode 2009/2010 adalah mandataris MPM KM IPB dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Institut Pertanian Bogor. Mengingat : 1. Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (ART KM IPB) pasal 6 ayat 3 tentang Tugas dan Wewenang MPM KM IPB untuk membuat dan menetapkan GBHK BEM KM IPB. 2. Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (ART KM IPB) pasal 37 ayat 2 dan 5 tentang Hak dan Kewajiban BEM KM IPB. Memperhatikan : 1. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Badan Pekerja Konstitusi MPM KM IPB 2. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Badan Pekerja Konstitusi MPM KM IPB dengan BEM KM IPB 3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Anggota MPM KM IPB 4. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Sidang Umum MPM KM IPB Memutuskan : MENETAPKAN Garis-Garis Besar Haluan Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2009/2010 sebagaimana terlampir Ditetapkan dalam acara Sidang Umum MPM KM IPB Periode 2009/2010 Dramaga, 30 Desember 2009 Pukul 17.30 WIB Pimpinan Sidang, Rahmat Firdaus NIM. C14060213

P a g e 8 Lampiran GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERIODE 2009/2010 BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN Garis-Garis Besar Haluan Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (GBHK BEM KM IPB) adalah suatu haluan kerja pengembangan kemahasiswaan dalam garisgaris besar secara menyeluruh dan berkesinambungan serta disusun secara terencana, terarah, dan terevaluasi. B. MAKSUD DAN TUJUAN Memberikan pedoman bagi program kerja BEM KM IPB untuk mengoptimalkan fungsi sebagai lembaga eksekutif mahasiswa. C. DASAR GBHK BEM KM IPB ini disusun berdasarkan AD/ART dan GBHO KM IPB. BAB II ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN Pengembangan kemahasiswaan berlandaskan pada peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan pembentukan mental yang kuat sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengembangan kemahasiswaan meliputi: A. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, jiwa kepemimpinan, moralitas dan etika, keterampilan berorganisasi dan manajemen, serta profesionalisme mahasiswa. 2. Pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada penguasaan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni (IPTEKS), penelitian, penggalian potensi, serta pengembangan kebebasan intelektual berbasis pertanian yang bisa diaplikasikan di masyarakat. 3. Pengembangan dan penyaluran potensi kreativitas, minat, dan bakat mahasiswa IPB secara terarah dan terencana sehingga memberi arti bagi pemenuhan kebutuhan terhadap estetika dan kesehatan jasmani, serta menggalang rasa kebersamaan di kalangan mahasiswa IPB. 4. Penerapan sistem kaderisasi oleh BEM KM IPB agar tercipta sumber daya manusia yang memenuhi standar kompetensi. B. ADVOKASI DAN KESEJAHTERAAN 1. Membangun kesadaran untuk meningkatkan kepedulian dan solidaritas akan pembelaan hak-hak asasi manusia. 3. Meningkatkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial demi mewujudkan kesejahteraan mahasiswa. 4. Menumbuhkan dan meningkatkan kepekaan, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial mahasiswa dalam penanganan permasalahan sosial, baik dalam skala kampus, lokal, regional, maupun nasional. 5. Meningkatkan kesejahteraan mahasiswa dan manajemen advokasi. C. PERTANIAN 1. Ikut serta dan berperan aktif dalam pengembangan pertanian secara luas melalui kegiatan-kegiatan berbasis pertanian yang memihak pada kesejahteraan petani. 2. Ikut serta dan berperan aktif membangun kesadaran mahasiswa dan petani untuk meningkatkan posisi tawar petani dalam menghadapi persaingan global.

P a g e 9 D. SOSIAL POLITIK 1. Pelaksanaan peran dan fungsi KM IPB sebagai lembaga yang kritis dan aktif memberikan kontribusi pemikiran dan aksi nyata pada kebijakan-kebijakan strategis di bidang pertanian, pendidikan, sosial politik, ekonomi, dan bidang lainnya baik di tingkat kampus, lokal, regional, nasional, maupun internasional. 2. Memberikan wacana dan pencerdasan politik kepada mahasiswa terhadap isu-isu yang berkembang baik di tingkat kampus, lokal, regional, nasional, maupun internasional. 3. Mengnyinergikan kebijakan-kebijakan sosial politik yang berkembang baik di tingkat kampus, lokal, regional, nasional, maupun internasional. 4. Peningkatan manajemen, eksistensi, kontinuitas, dan peran mahasiswa dalam setiap aksi guna memberikan solusi bagi wacana yang ada. E. ADMINISTRASI DAN KEUANGAN 1. Mengembangkan dan meningkatkan sistem manajemen keuangan yang independen, bertanggung jawab, dan transparan berdasarkan pasal 82 ART KM IPB tentang Dana Kegiatan Kemahasiswaan. 2. BEM KM IPB dapat mengusahakan sumber dana lain yang halal, baik, dapat dipertanggungjawabkan, dan tidak mengikat dalam rangka menunjang proses kemandirian keuangan selain memperoleh dana tetap. 3. Meningkatkan sistem manajemen administrasi dan keuangan BEM KM IPB. F. KOMUNIKASI DAN INFORMASI 1. Menggunakan media komunikasi dalam menyampaikan informasi faktual dan aktual mengenai kebijakan BEM KM IPB baik di tingkat kampus, lokal, regional, nasional, maupun internasional dengan tetap menjaga independensi dan integritas informasi, dapat dipertanggungjawabkan, serta tidak mengikat. 2. Meningkatkan citra positif BEM KM IPB dan mengadakan promosi kegiatan BEM KM IPB melalui fungsi pelayanan informasi terpadu. G. HUBUNGAN DALAM Mengembangkan hubungan dengan lembaga-lembaga formal kemahasiswaan di dalam lingkup KM IPB sebagai saluran koordinasi dan komunikasi antar lembaga dalam rangka mengnyinergikan lembaga kemahasiswaan. H. HUBUNGAN LUAR 1. Menjalin, mengembangkan, dan menjaga hubungan baik dengan lembaga dan instansi di luar KM IPB baik lokal, regional, nasional, maupun internasional. 2. Menjalin, mengembangkan, dan menjaga hubungan baik dengan lembaga kemahasiswaan ekstra kampus serta lembaga kemahasiswaan perguruan tinggi lainnya. 3. Memperluas wawasan mahasiswa tentang aktivitas kemasyarakatan dan kenegaraan di luar kampus sehingga meningkatkan posisi tawar mahasiswa IPB di luar kampus terhadap stakeholders yang terkait. 4. Meningkatkan interaksi dengan masyarakat lingkar kampus. I. KEWIRAUSAHAAN Pengembangan dan penerapan jiwa kewirausahaan mahasiswa untuk menumbuhkan semangat wirausaha, serta menciptakan sumber daya manusia yang tangguh, mandiri, kompetitif, dan handal. J. LINGKUNGAN HIDUP 1. Menumbuhkembangkan kesadaran, kepedulian, dan kepekaan terhadap lingkungan hidup di tingkat kampus, lokal, regional, nasional, dan internasional. 2. Melakukan pencerdasan bagi mahasiswa dan masyarakat terhadap isu-isu lingkungan hidup yang berkembang di tingkat kampus, lokal, regional, nasional, dan internasional.

P a g e 10 BAB III PENUTUP Faktor yang menentukan keberhasilan dalam melaksanakan haluan kerja BEM KM IPB adalah BEM KM IPB dan mahasiswa IPB dengan dukungan dari seluruh komponen yang terkait. Oleh karena itu, semangat dan tekad para pemimpin dan fungsionaris dalam mengaplikasikan haluan kerja BEM KM IPB merupakan syarat mutlak bagi kesinambungan seluruh lembaga kemahasiswaan di IPB.

P a g e 11 SURAT KETETAPAN No. 027/TAP SU/MPM KM IPB/2009 Tentang Kode Etik Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Mengingat: 1. Anggaran Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 2. Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Menimbang: 1. Perlu diadakannya tata perilaku untuk mendinamiskan kehidupan kemahasiswaan di lingkungan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 2. Aturan-Aturan Etika dan Perilaku yang ada di tingkat Institusi maupun Lingkungan Masyarakat Memperhatikan: 1. Pembahasan Materi Kode Etik Lembaga Kemahasiswaan di Internal BP Konstitusi 2. Koordinasi dengan Forum DPM dan LK se-ipb 3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam RKA MPM KM IPB 2009/2010 Memutuskan: MENETAPKAN 1. Kode Etik Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. 2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan pada acara Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2009/2010 Darmaga, 20 Februari 2010 Pukul 07.25 WIB Pimpinan Sidang Rahmat Firdaus NIM. C14060213

P a g e 12 Lampiran KODE ETIK LEMBAGA KEMAHASISWAAN KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (LK KM IPB) MUKADDIMAH Bahwa perkembangan masyarakat Indonesia saat ini di dalam berbagai aspek kehidupannya sedang mengalami proses transisi menuju perbaikan yang menyeluruh; perbaikan dalam bidang moral, hukum, budaya, sosial, politik, dan ekonomi. Di dalam proses transisi ini merupakan sebuah keniscayaan akan dibutuhkannya Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik secara moral dan intelektual. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia, baik sebagai pribadi yang merupakan bagian dari komunitas sosial masyarakat Idonesia maupun sebagai mahasiswa yang merupakan bagian dari komunitas intelektual masyarakat Indonesia. Karenanya mahasiswa Institut Pertanian Bogor mempunyai tugas dan kewajiban yang lebih besar dibandingkan bagian manapun dari masyarakat untuk berperan besar dan ikut bertanggung jawab dalam proses perbaikan masyarakat Indonesia. Untuk menunjang pelaksanaan tugas yang merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, negara dan masyarakat, maka mahasiswa Institut Pertanian Bogor haruslah memiliki karakter yang kuat yang mencerminkan dirinya sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Karakter yang kuat ini dirumuskan di dalam Kode Etik Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (LK KM IPB), yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh setiap Anggota LK KM IPB dalam menjalankan tugasnya selama di lingkup Institut Pertanian Bogor, ataupun di luar Institut Pertanian Bogor demi menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas Anggota LK KM IPB dengan menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kode Etik ini merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis dengan peraturan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh Anggota LK KM IPB. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Dalam Kode Etik LK KM IPB, yang dimaksud dengan : 1. Kode Etik LK KM IPB adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofi dengan peraturan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh Anggota LK KM IPB 2. Anggota LK KM IPB, yang selanjutnya disebut Anggota, adalah mahasiswa IPB yang telah resmi terdaftar dan berperan aktif dalam LK KM IPB. 3. Mitra Kerja ialah seluruh pihak, baik itu perseorangan, kelompok, organisasi, dan lain-lain yang mempunyai mempunyai hubungan tugas dengan LK KM IPB. 4. Rapat adalah seluruh jenis rapat, sebagaimana yang dijelaskan dalam AD/ART KM IPB. 5. Perjalanan dinas adalah perjalanan Pimpinan dan/atau Anggota untuk kepentingan seluruh Civitas IPB dalam hubungan pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana ditentukan dalam peraturanperaturan atau produk hukum yang lain, baik yang dilakukan di dalam lingkup IPB, maupun luar IPB. Pasal 2 Tujuan Kode Etik LK KM IPB bertujuan menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas LK KM IPB, serta membantu Anggota dalam melaksanakan setiap wewenang, tugas, kewajiban, dan tanggung jawabnya kepada seluruh Mahasiswa IPB dan konstituennya.

P a g e 13 BAB II KEPRIBADIAN DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 3 Kepribadian Anggota wajib bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, taat kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkup IPB, berintegritas yang tinggi, dengan senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan, menjunjung tinggi musyawarah untuk mufakat dan hak asasi manusia, mengemban amanat LK KM IPB, mematuhi AD/ART KM IPB, menunjukkan profesionalitas sebagai Anggota, dan selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kinerjanya. Pasal 4 Tanggung Jawab Anggota bertanggung jawab mengemban amanat LK KM IPB, melaksanakan tugasnya secara adil, mematuhi hukum, menghormati keberadaan seluruh lembaga kemahasiswaan dalam lingkup IPB, menggunakan kekuasaan dan wewenang yang diberikan kepadanya demi kepentingan dan kesejahteraan Mahasiswa, serta mempertahankan keutuhan IPB. BAB III PENYAMPAIAN PERNYATAAN Pasal 5 1. Pernyataan yang disampaikan dalam rapat, sidang atau forum diskusi adalah pernyataan dalam kapasitas sebagai Anggota. 2. Di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pernyataan tersebut dianggap sebagai pernyataan pribadi. 3. Anggota yang tidak menghadiri rapat, sidang atau forum diskusi tidak berhak menyampaikan hasilhasil kesepakatan kepada publik dengan mengatasnamakan kegiatan tersebut. Kecuali telah mendapatkan informasi dari anggota yang menghadiri kegiatan tersebut dan seizin pimpinan rapat, sidang atau forum diskusi. BAB IV KETENTUAN DALAM RAPAT Pasal 6 1. Anggota wajib menghadiri secara fisik setiap rapat yang menjadi kewajibannya. 2. Anggota yang berhalangan hadir secara fisik pada setiap rapat, wajib meminta izin kepada pimpinan rapat. 3. Anggota yang berhalangan hadir secara fisik tiga kali berturut-turut dalam rapat dan tidak memenuhi ketentuan pada ayat (2) dianggap melanggar Kode Etik. Pasal 7 Selama rapat berlangsung setiap anggota wajib mematuhi tata tertib rapat dan bersikap sopan santun. BAB V PERJALANAN DINAS Pasal 8 1. Anggota dapat melakukan perjalanan dinas di dalam lingkup IPB, atau ke luar IPB dengan biaya yang telah dianggarkan sebagaimana diatur dalam Peraturan MPM KM IPB. 2. Anggota tidak diperkenankan menggunakan fasilitas perjalanan dinas untuk kepentingan di luar tugas kelembagaan. 3. Anggota tidak diperbolehkan membawa keluarga dan/atau teman dalam suatu perjalanan dinas, kecuali atas biaya sendiri. 4. Dalam hal perjalanan dinas atas biaya pengundang, baik di lingkup IPB, ataupun luar IPB, harus dengan sepengetahuan Ketua Lembaga Kemahasiswaan KM IPB yang bersangkutan.

P a g e 14 BAB VI IMBALAN DAN PEMBERIAN HADIAH Pasal 9 Anggota dilarang menerima imbalan dan/atau hadiah dari pihak lain yang dapat mempengaruhi tanggung jawabnya sebagai anggota. BAB VII KONFLIK KEPENTINGAN DAN KERANGKAPAN ORGANISASI Pasal 10 Konflik Kepentingan 1. Sebelum mengemukakan pendapatnya dalam pembahasan suatu permasalahan tertentu, Anggota harus menyatakan dihadapan seluruh peserta rapat apabila ada suatu kepentingan antara permasalahan yang sedang dibahas dengan kepentingan pribadinya sebagai Anggota. 2. Anggota mempunyai hak suara pada setiap rapat pengambilan keputusan, kecuali apabila rapat memutuskan lain karena yang bersangkutan mempunyai konflik kepentingan dalam permasalahan yang sedang dibahas. 3. Anggota dilarang menggunakan jabatannya untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam suatu rapat, sidang atau forum diskusi untuk kepentingan diri pribadi dan/atau pihak lain. 4. Anggota dilarang menyalahgunakan jabatannya untuk mencari kemudahan dan keuntungan pribadi, keluarga, sanak famili, dan golongannya untuk tujuan apa pun. Pasal 11 Kerangkapan Organisasi 1. Badan Pengurus Harian (BPH) LK KM IPB tidak diperkenankan memegang jabatan struktural sebagai BPH LK KM IPB lainnya pada satu masa kepengurusan. 2. Anggota DPM KM dan DPM Fakultas/TPB/Diploma dapat menjadi anggota MPM KM IPB, sebagaimana diatur dalam AD/ART KM IPB. 3. Pengurus LK KM IPB tidak diperkenankan merangkap organisasi pada satu masa kepengurusan jika LK KM IPB tersebut memiliki hubungan pengawasan dan/atau pertanggungjawaban secara langsung. 4. Pengurus DPM dan BEM Fakultas/TPB/Diploma tidak diperkenankan menjadi pengurus DPM dan BEM KM IPB pada satu masa kepengurusan. 5. Selain ketentuan di atas, pengurus LK KM IPB yang menjabat sebagai pengurus dalam struktur LK KM IPB lainnya dalam satu masa kepengurusan harus mendapat izin dari Ketua LK KM IPB bersangkutan. BAB VIII HUBUNGAN DENGAN MITRA KERJA DAN LEMBAGA LUAR Pasal 12 Hubungan dengan Mitra Kerja 1. Anggota bersifat adil dan profesional dalam melakukan hubungan dengan mitra kerjanya. 2. Anggota tidak diperkenankan meminta atau menerima imbalan dan/atau hadiah untuk kepentingan pribadi dari mitra kerjanya. Pasal 13 Hubungan dengan Lembaga di Luar IPB 1. Anggota yang ikut serta dalam kegiatan kelembagaan di luar IPB harus mengutamakan tugasnya sebagai Anggota Lembaga Kemahasiswaan KM IPB. 2. Setiap keikutsertaan dalam suatu organisasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Anggota wajib memberitahukan lebih dulu kepada Ketua Kelembagaan Mahasiswa KM IPB yang bersangkutan.

P a g e 15 BAB IX ATURAN KHUSUS Pasal 14 Pelaksanaan Kegiatan Kemahasiswaan 1. Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan harus mencerminkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2. Batas berlangsungnya kegiatan kemahasiswaan di dalam kampus paling lambat pukul 21.00 WIB 3. Ayat (2) tidak berlaku bagi kegiatan kemahasiswaan yang telah melakukan koordinasi dengan Unit Keamanan Kampus dan MPM KM IPB/DPM Fakultas/DPM Diploma tempat kegiatan tersebut dilaksanakan. 4. Pemakaian fasilitas kampus untuk kegiatan kemahasiswaan dan non kemahasiswaan diperkenankan jika tidak mengganggu kegiatan akademis. BAB X SANKSI DAN REHABILITASI Pasal 15 Mengenai sanksi dan rehabilitasi berlaku peraturan dan ketentuan yang ada dalam lingkup IPB dengan memperhatikan tata urutan sumber hukum KM IPB. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Usulan Perubahan 1. Usulan perubahan Kode Etik LK KM IPB dapat diusulkan oleh seluruh anggota LK KM IPB. 2. Usulan perubahan disampaikan secara tertulis kepada Sekertaris Jenderal MPM KM IPB dengan disertai daftar nama, tanda tangan, dan nama lembaga pengampu pengusul. 3. Usulan perubahan disampaikan oleh Sekertaris Jenderal MPM KM IPB kepada seluruh Anggota MPM KM IPB dalam RKA. Jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 1/3 Anggota MPM KM IPB maka akan dilakukan kajian oleh BP Konstitusi MPM KM IPB dan/atau Panitia Khusus. 4. Hasil kajian BP Konstitusi MPM KM IPB dan/atau Panitia Khusus akan dibahas dalam RKA yang selanjutnya akan diputuskan melalui mekanisme Sidang MPM KM. Pasal 19 Penutup Hal-hal yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur kemudian dalam peraturan lain yang penetapannya melalui mekanisme Sidang MPM KM.

P a g e 16 SURAT KETETAPAN No. 029/TAP SU/MPM KM IPB/V/2010 Tentang PERUBAHAN TERHADAP ATURAN PEMILIHAN RAYA 2008/2009 DAN PENETAPAN PERATURAN PEMILIHAN RAYA KM IPB 2009/2010 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Mengingat Menimbang Memperhatikan : 1. Anggaran Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor 2. Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Pasal 11 ayat 2 poin c 3. Ketetapan MPM KM IPB No. 23/TAP RKA/MPM KM/2009 tentang Aturan Pemilihan Raya KM IPB 2008/2009. : 1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan perangkat Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang mempunyai kedudukan tertinggi 2. Perlu ditetapkannya peraturan Pemilihan Raya untuk melaksanakan Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor 2010. : 1. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi kajian Badan Pekerja Pemilihan Raya MPM KM IPB 2. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan rekomendasi konsep dan peraturan Pemilihan Raya KM IPB 2010 dalam Rapat Koordinasi Anggota MPM KM IPB 3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan draft peraturan Pemilihan Raya KM IPB 2010 dalam Sidang Umum MPM KM IPB. Memutuskan Menetapkan : PERUBAHAN TERHADAP ATURAN PEMILIHAN RAYA 2008/2009 DAN PENETAPAN PERATURAN PEMILIHAN RAYA KM IPB 2009/2010 sebagaimana terlampir Ditetapkan Pada Acara Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2009/2010 Dramaga, 23 Mei 2010 Pukul 10.06 WIB Pimpinan Sidang Rahmat Firdaus NIM. C14060213

P a g e 17 Lampiran KETETAPAN MPM KM IPB TENTANG PERATURAN PEMILIHAN RAYA KM IPB (PEMIRA KM IPB) 2009/2010 BAB I NAMA, ISTILAH, DAN SINGKATAN Pasal 1 (1) MPM KM IPB adalah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang selanjutnya disebut MPM KM IPB. (2) DPM KM IPB adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang selanjutnya disebut DPM KM IPB. (3) TPB adalah Tingkat Persiapan Bersama yang selanjutnya disebut TPB. (4) Presma KM IPB adalah Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang selanjutnya disebut Presma KM IPB. (5) Wapresma KM IPB adalah Wakil Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang selanjutnya disebut Wapresma KM IPB. (6) Pemira KM IPB adalah Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari Pemira Legislatif Pusat, Pemira Legislatif Wilayah, Pemira Eksekutif Pusat dan Pemira Eksekutif Wilayah yang selanjutnya disebut Pemira KM IPB. (7) Pemira Legislatif Pusat adalah Pemilihan Raya Anggota DPM KM IPB yang selanjutnya disebut Pemira Legislatif Pusat. (8) Pemira Legislatif Wilayah adalah Pemilihan Raya Anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma yang selanjutnya disebut Pemira Legislatif Wilayah. (9) Pemira Eksekutif Pusat adalah Pemilihan Raya Presma-Wapresma KM IPB yang selanjutnya disebut Pemira Eksekutif Pusat. (10) Pemira Eksekutif Wilayah adalah Pemilihan Raya Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma yang selanjutnya disebut Pemira Eksekutif Wilayah. (11) Calon Anggota DPM KM IPB adalah Calon Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang selanjutnya disebut Calon Anggota DPM KM IPB. (12) Pasangan Capresma-Cawapresma KM IPB adalah Calon Presiden Mahasiswa dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang selanjutnya disebut Pasangan Calon. (13) Tim Sukses adalah sekelompok mahasiswa IPB yang membantu Pasangan Calon untuk memperoleh suara terbanyak yang terdaftar secara resmi di KPR dan dipimpin seorang koordinator yang selanjutnya disebut Tim Sukses. (14) Kampanye Pemira adalah kegiatan Pasangan Calon, Calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma, Calon Anggota DPM KM IPB, dan Tim Sukses dengan menyampaikan visi, misi, programprogramnya, dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mempengaruhi pemilih yang selanjutnya disebut Kampanye Pemira. (15) KPR adalah Komisi Pemilihan Raya yang selanjutnya disebut KPR. (16) KPRW adalah Komisi Pemilihan Raya Wilayah yang selanjutnya disebut KPRW. (17) PPR adalah Panitia Pemilihan Raya yang selanjutnya disebut PPR. (18) PPRW adalah Panitia Pemilihan Raya Wilayah yang selanjutnya disebut PPRW. (19) P3 adalah Panitia Pengawas Pemilihan Raya yang selanjutnya disebut P3. (20) P3W adalah Panitia Pengawas Pemilihan Raya Wilayah yang selanjutnya disebut P3W. (21) Pansus adalah Panitia Khusus yang selanjutnya disebut Pansus. (22) TPS adalah Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS. (23) PJS adalah Penanggung Jawab Sementara yang selanjutnya disebut PJS BAB II KETENTUAN UMUM Pasal 2 (1) Pemira KM IPB adalah sarana pelaksanaan kedaulatan mahasiswa dalam KM IPB.

P a g e 18 (2) Pemira KM IPB dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. (3) Pemira Legislatif adalah Pemira yang mencakup pemilihan Anggota DPM KM, DPM Fakultas, DPM TPB dan DPM Diploma IPB. (4) Pemira Eksekutif adalah Pemira yang mencakup pemilihan Presma dan Wapresma, Ketua BEM Fakultas, BEM TPB dan BEM Diploma IPB. (5) KPR adalah Komisi yang dibentuk MPM KM IPB yang bertugas untuk menyelenggarakan Pemira Eksekutif Pusat. (6) KPRW adalah Komisi yang dibentuk DPM Fakultas/TPB/Diploma yang bertugas menyelenggarakan Pemira Eksekutif di Wilayah. (7) PPR adalah Panitia yang dibentuk oleh KPR yang bertugas membantu pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif di Pusat. (8) PPRW adalah Panitia yang dibentuk oleh KPRW yang bertugas membantu pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif di Wilayah. (9) P3 adalah panitia yang dibentuk MPM KM IPB yang bertugas untuk melakukan pengawasan Pemira Eksekutif Pusat. (10) P3W adalah panitia yang dibentuk oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma yang bertugas untuk melakukan pengawasan Pemira Eksekutif Wilayah. (11) Pansus adalah Panitia Khusus yang dibentuk oleh MPM KM IPB atau DPM Fakultas/TPB/Diploma yang bertugas untuk menyelenggarakan Pemira Legislatif. (12) Pemilih adalah setiap mahasiswa aktif program Sarjana dan Diploma KM IPB yang mempunyai hak memilih. (13) Pasangan Calon adalah mahasiswa yang mencalonkan diri atas nama pribadi dalam Pemira KM IPB dengan memenuhi persyaratan yang akan ditentukan oleh KPR. (14) Calon Anggota DPM KM IPB adalah mahasiswa yang mencalonkan diri atas nama pribadi dalam Pemira KM IPB dengan memenuhi persyaratan yang akan ditentukan oleh Pansus Legislatif Pusat. (15) Calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma adalah mahasiswa yang mencalonkan diri atas nama pribadi dalam Pemira KM IPB dengan memenuhi persyaratan yang akan ditentukan oleh KPRW. (16) Calon Anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma adalah mahasiswa yang mencalonkan diri atas nama pribadi dalam Pemira KM IPB dengan memenuhi persyaratan yang akan ditentukan oleh Pansus Legislatif Wilayah. (17) Perangkat Pemira KM IPB dilarang melakukan provokasi yang dapat mempengaruhi dan mencampuri hak dan kewajiban pemilih. BAB III TUJUAN Pasal 3 Pemira KM IPB sekurang-kurangnya bertujuan untuk memilih: (1) Anggota DPM KM IPB. (2) Anggota DPM Fakultas, DPM TPB dan DPM Diploma. (3) Presma dan Wapresma KM IPB. (4) Ketua BEM Fakultas, BEM TPB dan BEM Diploma. BAB IV PENYELENGGARAAN PEMIRA Pasal 4 Pemira Legislatif terdiri dari: (1) Pemilihan Anggota DPM KM IPB yang diselenggarakan oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat dan berkoordinasi dengan DPM Fakultas/TPB/Diploma. (2) Pemilihan Anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma diselenggarakan oleh Pansus Pemira Legislatif Wilayah dengan mekanisme yang diatur oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma. Pasal 5 Pemira Eksekutif terdiri dari: (1) Pemilihan Presma dan Wapresma KM IPB diselenggarakan oleh KPR yang dibantu PPR dan berkoordinasi dengan KPRW.

P a g e 19 (2) Pemilihan Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma diselenggarakan oleh KPRW yang dibantu PPRW. BAB V AZAS PEMIRA Pasal 6 Penyelenggaraan Pemira KM IPB didasarkan atas azas-azas sebagai berikut: (1) Langsung, yaitu setiap pemilih secara langsung dapat memberikan suaranya pada saat pelaksanaan Pemira KM IPB. (2) Umum, yaitu penyelenggaraan Pemira KM IPB memberi kesempatan kepada pemilih untuk terlibat di dalamnya. (3) Bebas, yaitu setiap pemilih memiliki kebebasan dalam menggunakan hak pilih dan dipilih sesuai dengan aspirasi politiknya dalam Pemira KM IPB. (4) Rahasia, yaitu setiap pemilih dijamin kerahasiaannya dalam menyalurkan aspirasi politiknya pada Pemira KM IPB. (5) Kejujuran, yaitu penyelenggaraan Pemira KM IPB yang dilandasi semangat kejujuran dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan. (6) Keadilan, yaitu penyelenggaraan Pemira KM IPB dilandasi oleh semangat keadilan untuk memberi kesempatan yang sama dan proposional terhadap semua pemilih. BAB VI PEMILIHAN PRESMA DAN WAPRESMA Pasal 7 Pemilihan Pasangan Calon Presma dan Wapresma KM IPB dilakukan dengan system popular vote (one man one vote) ditetapkan berdasarkan hasil akumulasi keseluruhan suara pemilih pada tiap-tiap wilayah pemilihan di Fakultas, TPB, dan Diploma. BAB VII PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DPM KM IPB Pasal 8 (1) Pemilihan anggota DPM KM IPB berdasarkan wilayah Fakultas, TPB, dan Diploma. (2) Penetapan jumlah kursi untuk DPM KM IPB pada tiap-tiap Fakultas, TPB, dan Diploma ditetapkan oleh MPM KM IPB. (3) Jumlah quota kursi untuk DPM KM IPB pada tiap-tiap Fakultas ditentukan berdasarkan keterwakilan dimana 1 (satu) kursi mewakili 250 (dua ratus lima puluh) orang mahasiswa dengan rumus perhitungan sebagai berikut: Jumlah kursi per Fakultas = Jumlah mahasiswa di Fakultas 250 (4) Apabila jumlah suara sisa hasil pembagian pada Fakultas melebihi satu atau sama dengan (1/2 x 250) + 1 maka diwakili oleh satu orang. (5) Jumlah quota kursi untuk DPM KM IPB pada TPB/Diploma ditentukan berdasarkan keterwakilan dimana 1 (satu) kursi mewakili 500 (lima ratus) orang mahasiswa dengan rumus perhitungan sebagai berikut: Jumlah kursi per TPB/Diploma = Jumlah mahasiswa di TPB/Diploma 500 (6) Apabila jumlah suara sisa hasil pembagian pada TPB/Diploma melebihi satu atau sama dengan (1/2 x 500) + 1 maka diwakili oleh satu orang. (7) Apabila jumlah peserta calon anggota DPM KM IPB untuk setiap Fakultas/TPB/Diploma melebihi quota yang ditentukan, maka dilakukan pemilihan dengan system popular vote (one man one vote) untuk menentukan anggota DPM KM IPB dengan mekanisme yang diatur oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat. (8) Apabila jumlah peserta calon anggota DPM KM IPB untuk setiap fakultas/tpb/diploma kurang dari quota yang ditentukan maka secara langsung calon anggota DPM KM IPB yang mendaftar akan menjadi anggota DPM KM IPB dengan mekanisme yang diatur oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat dan sisa qouta yang tidak terpenuhi tidak dapat dialihkan.

P a g e 20 BAB VIII PERANGKAT PEMIRA Bagian Kesatu KPR Pasal 9 (1) Anggota KPR direkrut secara terbuka dan diseleksi oleh MPM KM IPB. (2) Penyelenggaraan Pemira Eksekutif untuk memilih Presma dan Wapresma dilakukan oleh KPR. (3) Struktur KPR ditentukan oleh KPR dengan berkoordinasi kepada MPM KM IPB. (4) Setiap anggota KPR memiliki hak bicara dan hak suara yang sama. (5) Pembentukan dan pembubaran KPR ditetapkan dengan ketetapan MPM KM IPB berdasarkan hasil Sidang Umum MPM KM IPB. (6) KPR berkedudukan di pusat. (7) KPR tidak diperbolehkan memihak salah satu Peserta Pemira Eksekutif KM IPB. Pasal 10 Tugas dan Wewenang KPR (1) Merencanakan pelaksanaan Pemira Eksekutif Pusat. (2) Membuat tahapan-tahapan pelaksanaan Pemira Eksekutif Pusat. (3) Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan Pemira Eksekutif Pusat. (4) Membentuk PPR dan mengkoordinasikan kegiatan Pemira Eksekutif mulai dari Pusat sampai Wilayah. (5) Mengumpulkan dan menyusun secara sistematis bahan-bahan serta hasil Pemira Eksekutif Pusat. (6) Menyelenggarakan proses verifikasi bakal Pasangan Calon (7) Menetapkan nama-nama Pasangan Calon. (8) Menetapkan hasil keseluruhan Pemira Eksekutif Pusat di semua wilayah pemilihan. (9) Menjalankan fungsi yudikasi terkait pelanggaran Pemira Eksekutif Pusat. (10) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan Pemira eksekutif Pusat selambat-lambatnya satu bulan setelah Pemira eksekutif Pusat berlangsung. Pasal 11 (1) Dalam kondisi atau keadaan tertentu dimana KPR tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenang seperti yang dimaksud pada pasal 10, maka KPR dapat dibubarkan oleh MPM KM IPB atau PJS KM IPB jika MPM KM IPB telah demisioner. (2) Setelah KPR dibubarkan wewenang selanjutnya diambil alih oleh MPM KM IPB atau PJS KM IPB jika MPM KM IPB telah demisioner. Bagian Kedua KPRW Pasal 12 (1) Anggota KPRW ditetapkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma melalui mekanisme yang ditentukan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma. (2) Pemira Eksekutif Wilayah diselenggarakan oleh KPRW. (3) Struktur KPRW ditentukan oleh KPRW dengan berkoordinasi kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma. (4) Setiap anggota KPRW memiliki hak bicara dan hak suara yang sama. (5) Pembentukan dan pembubaran KPRW ditetapkan dengan surat keputusan DPM Fakultas/TPB/Diploma berdasarkan hasil Rapat Pleno. (6) KPRW berkedudukan di wilayah. (7) KPRW tidak diperbolehkan memihak salah satu Peserta Pemira Eksekutif KM IPB. Pasal 13 Tugas dan Wewenang (1) Merencanakan pelaksanaan Pemira Eksekutif Wilayah. (2) Membuat tahapan-tahapan pelaksanaan Pemira Eksekutif Wilayah. (3) Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan Pemira Eksekutif Wilayah.

P a g e 21 (4) Membentuk PPRW dan mengkoordinasikan kegiatan Pemira Eksekutif Wilayah (5) Berkoordinasi dengan KPR dalam pelaksanaan Pemira Eksekutif KM IPB. (6) Mengumpulkan dan menyusun secara sistematis bahan-bahan serta hasil Pemira Eksekutif Wilayah. (7) Menyelenggarakan proses verifikasi bakal Calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma. (8) Menetapkan nama-nama Calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma. (9) Menetapkan hasil keseluruhan Pemira Eksekutif Wilayah (10) Menjalankan fungsi yudikasi terkait pelanggaran Pemira Eksekutif Wilayah. (11) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan Pemira Eksekutif Wilayah selambat-lambatnya satu bulan setelah Pemira Eksekutif Wilayah berlangsung. Pasal 14 (1) Dalam kondisi atau keadaan tertentu dimana KPRW tidak dapat menjalankan tugas dan wewenang seperti yang dimaksud dalam pasal 13, maka KPRW dapat dibubarkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma atau PJS DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM Fakultas/TPB/Diploma telah demisioner. (2) Setelah KPRW dibubarkan wewenang selanjutnya diambil alih oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma atau PJS DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM Fakultas/TPB/Diploma telah demisioner. Bagian Ketiga PPR Pasal 15 (1) Ketua PPR merupakan anggota KPR yang dipilih dari dan oleh anggota KPR. (2) Mekanisme perekrutan anggota PPR ditetapkan dengan keputusan KPR. (3) Struktur PPR ditentukan oleh KPR (4) Setiap anggota PPR memiliki hak bicara yang sama. (5) PPR tidak diperbolehkan memihak salah satu Peserta Pemira Eksekutif KM IPB. Pasal 16 Tugas dan Wewenang PPR (1) Membantu pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif Pusat. (2) Berkoordinasi dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif Pusat kepada KPR. (3) Menghitung hasil pemilihan suara untuk pasangan calon. (4) Mensosialisasikan hasil Pemira Eksekutif Pusat. (5) Berkoordinasi dengan PPRW dalam pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif mulai dari pusat sampai wilayah. Bagian Keempat PPRW Pasal 17 (1) Mekanisme penetapan ketua dan perekrutan anggota PPRW ditetapkan dengan keputusan KPRW. (2) Struktur PPRW ditentukan oleh KPRW. (3) Setiap anggota PPRW memiliki hak bicara yang sama. (4) PPRW tidak diperbolehkan memihak salah satu Peserta Pemira Eksekutif KM IPB. Pasal 18 Tugas dan Wewenang PPRW (1) Membantu pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif Wilayah. (2) Berkoordinasi dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif Wilayah kepada KPRW. (3) Menghitung hasil pemilihan suara untuk calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma. (4) Mensosialisasikan hasil Pemira Eksekutif Wilayah. (5) Berkoordinasi dengan PPR dalam pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif Wilayah.

P a g e 22 Bagian Kelima P3 Pasal 19 (1) Mekanisme pembentukan dan pembubaran anggota P3 ditetapkan dengan Ketetapan MPM KM IPB. (2) Struktur kapanitiaan P3 ditentukan oleh P3 sendiri dan ditetapkan oleh MPM KM IPB. (3) P3 memiliki hubungan koordinatif dengan KPR. (4) Setiap anggota P3 memiliki kedudukan dan kewajiban yang sama. (5) P3 berkewajiban menaati dan mematuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh MPM KM IPB yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemira Eksekutif yang langsung, jujur, adil, umum, bebas, dan rahasia. (6) P3 tidak diperbolehkan melakukan pengawasan yang mengakibatkan kerancuan arus informasi tentang data pemungutan suara. (7) P3 tidak diperbolehkan memihak salah satu peserta Pemira Eksekutif KM IPB. (8) Pelanggaran yang dilakukan P3 dilaporkan kepada MPM KM IPB oleh saksi mata dengan bukti yang jelas. Pasal 20 Tugas dan wewenang P3 (1) Melakukan pengawasan terhadap jalannya Pemira Eksekutif Pusat secara objektif dan tidak memihak. (2) Mengkoordinasikan pengawasan Pemira Eksekutif mulai dari Pusat sampai Wilayah. (3) P3 berwenang menyampaikan laporan kepada MPM KM IPB apabila KPR melakukan pelanggaran terhadap peraturan Pemira. (4) P3 berwenang menyampaikan laporan kepada KPR apabila Pasangan Calon melakukan pelanggaran terhadap peraturan Pemira. (5) P3 berwenang menerima laporan pelanggaran Pemira Eksekutif Pusat dari Pasangan Calon. Pasal 21 Hak dan Kewajiban (1) P3 mempunyai hak untuk: a. Melakukan pengawasan terkait Pemira Eksekutif Pusat. b. Mendapatkan biaya operasional dari MPM KM IPB. c. Mendapatkan legitimasi dari MPM KM IPB. (2) P3 mempunyai kewajiban untuk: a. Mengawasi jalannya Pemira Eksekutif Pusat. b. Mengawasi proses pemungutan suara. c. Mengawasi perhitungan suara Pemira pasangan calon. d. Membuat dan melaporkan berita acara tentang pengawasan Pemira Eksekutif ke MPM KM IPB. e. Membuat laporan keuangan yang diserahkan kepada MPM KM IPB. f. Menyampaikan hasil pengawasan kepada mahasiswa IPB. Pasal 22 (1) Apabila anggota P3 melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka hak dan kewajibannya akan dicabut oleh MPM KM IPB. (2) Dalam kondisi atau keadaan tertentu dimana P3 tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenang seperti yang dimaksud pada pasal 20, maka P3 dapat dibubarkan oleh MPM KM IPB atau PJS KM IPB jika MPM KM IPB telah demisioner. (3) Setelah P3 dibubarkan wewenang selanjutnya diambil alih oleh MPM KM IPB atau PJS KM IPB jika MPM KM IPB telah demisioner.

P a g e 23 Bagian Keenam P3W Pasal 23 (1) Mekanisme pembentukan dan pembubaran P3W ditetapkan dengan keputusan DPM Fakultas/TPB/Diploma. (2) P3W memantau jalannya Pemira wilayah secara objektif dan tidak memihak. (3) P3W bertanggung jawab kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma. (4) Dalam melaksanakan pemantauan Pemira wilayah, setiap anggota P3W mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. (5) P3W berkewajiban menaati dan mematuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemira KM IPB yang langsung, jujur, adil, umum, bebas, dan rahasia. (6) P3W tidak diperbolehkan melakukan pengawasan yang mengakibatkan kerancuan arus informasi tentang data pemungutan suara. (7) P3W tidak diperbolehkan memihak salah satu peserta Pemira Eksekutif KM IPB. (8) Pelanggaran yang dilakukan P3W dilaporkan kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma oleh saksi mata dengan bukti yang jelas. Pasal 24 Tugas dan wewenang P3W (1) Melakukan pengawasan terhadap jalannya Pemira Eksekutif Wilayah secara objektif dan tidak memihak. (2) P3W berwenang menyampaikan laporan kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma apabila KPRW melakukan pelanggaran terhadap peraturan Pemira. (3) P3W berwenang menyampaikan laporan kepada KPRW apabila Calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma melakukan pelanggaran terhadap peraturan Pemira. (4) P3W berwenang menerima laporan pelanggaran Pemira Eksekutif Wilayah dari Calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma. Pasal 25 Hak dan Kewajiban (1) P3W mempunyai hak untuk: a. Melakukan pengawasan terkait Pemira Eksekutif Wilayah. b. Mendapatkan legitimasi dari DPM Fakultas/TPB/Diploma. (2) P3W mempunyai kewajiban untuk: a. Mengawasi jalannya Pemira Eksekutif Wilayah. b. Mengawasi proses pemungutan suara. c. Mengawasi perhitungan suara Pemira calon ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma. d. Membuat dan melaporkan berita acara tentang pengawasan Pemira Eksekutif Wilayah ke DPM Fakultas/TPB/Diploma. e. Menyampaikan hasil pengawasan kepada mahasiswa Fakultas/TPB/Diploma. f. Berkoordinasi dengan P3 dalam pengawasan Pemira Eksekutif Pusat. Pasal 26 (1) Apabila anggota P3W melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka hak dan kewajibannya akan dicabut oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma (2) Dalam kondisi atau keadaan tertentu dimana P3W tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenang seperti yang dimaksud pada pasal 24, maka P3W dapat dibubarkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma atau PJS DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM Fakultas/TPB/Diploma telah demisioner. (3) Setelah P3W dibubarkan wewenang selanjutnya diambil alih oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma atau PJS DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM Fakultas/TPB/Diploma telah demisioner.

P a g e 24 Bagian ketujuh Pansus Pasal 27 (1) Pemira legislatif dilaksanakan oleh Pansus. (2) Pemira legislatif Pusat diselenggarakan oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat yang dibentuk dan dibubarkan oleh MPM KM IPB. (3) Pemira legislatif Wilayah dilakukan oleh Pansus Pemira Legislatif Wilayah yang dibentuk dan dibubarkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma. (4) Pansus Pemira Legislatif Pusat adalah anggota MPM KM IPB dan bukan calon anggota DPM KM IPB periode selanjutnya. (5) Pansus DPM Fakultas/TPB/Diploma adalah bukan calon anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma periode selanjutnya. (6) Pansus Pemira Legislatif Wilayah bertanggung jawab kepada MPM KM IPB. (7) Pansus DPM Fakultas/TPB/Diploma bertanggung jawab kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma. (8) Struktur Pansus Pemira Legislatif Pusat ditentukan dan ditetapkan oleh MPM KM IPB. (9) Struktur Pansus Pemira Legislatif Wilayah ditentukan dan ditetapkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma. (10) Setiap anggota Pansus memiliki hak bicara dan hak suara yang sama. Pasal 28 Tugas dan Wewenang (1) Merencanakan dan melaksanakan Pemira Legislatif. (2) Membuat tahapan-tahapan Pemira Legislatif. (3) Menyusun dan menetapkan petunjuk Pemira Legislatif. (4) Pansus Pemira Legislatif Pusat Berkoordinasi dengan BPH MPM KM IPB terkait Pemira Legislatif Pusat. (5) Pansus Pemira Legislatif Wilayah Berkoordinasi dengan BPH DPM Fakultas/TPB/Diploma terkait Pemira Legislatif Wilayah. (6) Mengumpulkan dan menyusun secara sistematis bahan-bahan Pemira Legislatif. (7) Penyelenggaraan proses verifikasi anggota MPM KM IPB dilaksanakan oleh Pansus MPM KM IPB. (8) Pansus Pemira Legislatif Pusat membuat aturan atau SOP Pemira Legislatif Pusat dan ditetapkan oleh MPM KM IPB. (9) Membuat aturan atau SOP Pemira Legislatif Wilayah dan ditetapkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma. (10) Menjalankan fungsi yudikasi terkait Pemira Legislatif. (11) Mempublikasikan anggota DPM KM IPB atau anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma. BAB IX HAK MEMILIH DAN DIPILIH Pasal 29 Setiap pemilih mempunyai satu hak suara dan tidak dapat diwakilkan. Pasal 30 (1) Setiap mahasiswa Sarjana dan Diploma anggota penuh KM IPB berhak untuk dipilih jika telah ditetapkan menjadi peserta Pemira KM IPB. (2) Setiap anggota penuh KM IPB yang berhak dipilih mempunyai hak dan kewajiban yang sama, sesuai dengan peraturan Pemira KM IPB. BAB X SAKSI Pasal 31 (1) Saksi berasal dari tim sukses atau pemilih. (2) Saksi harus terdaftar sesuai dengan mekanisme yang akan diatur oleh perangkat Pemira KM IPB. (3) Saksi bertugas memantau proses pemungutan dan perhitungan suara.