PEMANFAATAN SISTEM DOUBLE FILTER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP ANEMON DALAM AKUARIUM AIR LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ikan badut (Amphiprion percula) atau biasa disebut ikan nemo merupakan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

3. METODOLOGI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

BAB 4. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

SEDIMEN LARUT DALAM ASAM DAN TIDAK LARUT DALAM ASAM DI PERAIRAN TELUK BUYAT DAN SEKITARNYA. Hermanto W.K. Manengkey ABSTRACT

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Estradivari et al. 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU-PULAU KECIL KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA. Laporan Penelitian Kerjasama UNIPA & Pemerintah Kabupaten Sarmi

AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan 34 Volume 8. Nomor. 2. Tahun 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

Bosan dengan rutinitas mengganti air akuarium setiap pekan? Filter Hi Q. Jernih Sepanjang Waktu 1 IKAN HIAS

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program

Karakteristik Pulau Kecil: Studi Kasus Nusa Manu dan Nusa Leun untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Maluku Tengah

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

Panduan Ikan Louhan. anekaikanhias.com. 2. Ikan Louhan Kamfa

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN ZEOLIT TERHADAP KINERJA FILTER AIR DALAM SISTEM RESIRKULASI PADA PEMELIHARAAN IKAN ARWANA Sceleropages formosus DI AKUARIUM

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.33/MEN/2002 TENTANG ZONASI WILAYAH PESISIR DAN LAUT UNTUK KEGIATAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengelolaan Wilayah Pesisir 2.2. Pengertian Wilayah Pesisir

3. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Ilmu Kelautan IPB,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REHABILITASI TERUMBU KARANG TELUK AMBON SEBAGAI UPAYA UNTUK MEREDUKSI EMISI CARBON CO

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB III BAHAN DAN METODE

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

Pengembangan Usaha Ikan Badut Amphiprion ocellaris Pada Sistem Resirkulasi Berbasis In Land Aquaculture

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL

TRANSPLANTASI KARANG BATU MARGA Acropora PADA SUBSTRAT BUATAN DI PERAIRAN TABLOLONG KABUPATEN KUPANG

3. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PERAIRAN TULAMBEN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/288367/PN/11826 Manajemen Sumberdaya Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. negara yang memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, karena Indonesia

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2) : (2014) ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP KETERBATASAN LAHAN DI PULAU PANGGANG KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto,

TINJAUAN PUSTAKA. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati;

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

PENDAHULUAN. karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai

BISAKAH TRANSPLANTASI KARANG PERBAIKI EKOSISTEM TERUMBU KARANG?

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.

VI ANALISIS DPSIR DAN KAITANNYA DENGAN NILAI EKONOMI

Transkripsi:

PKMT-2-4-1 PEMANFAATAN SISTEM DOUBLE FILTER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP ANEMON DALAM AKUARIUM AIR LAUT Indra AS, Adam LN, Miswanto, Shofyan A, Ferry F, La Ode Rizal A Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Meningkatnya peminat akuarium air laut menyebabkan semakin maraknya kegiatan penambangan karang. Hal ini berimplikasi terhadap meluasnya daerah karang yang rusak. Jika kegiatan ini secara terus menerus dilakukan akan mengakibatkan rusaknya ekosistem yang ada. Disamping itu, perawatan karang dalam akuarium yang kurang intensif dengan sistem filter dan Running Water System yang ada, menyebabkan Anemon (Heractis magnifica) harus diganti tiap 6 bulan sekali sehingga memicu kegiatan penambangan karang. Salah satu jenis karang yang populer di lingkungan penggemar akuarium air laur adalah jenis karang lunak (soft coral). Selama ini khususnya di daerah Bogor, para penggemar dan pedagang akuarium air laut masih menggunakan sistem filter dengan biaya pembuatan dan perawatan yang cukup mahal dan rumit. Meskipun demikian, sistem filter tersebut hanya mampu mempertahankan hidup anemon di dalam akuarium air laut selama 6 bulan saja. Setelah lewat dari selang waktu tersebut, warna anemon akan memudar dan harus diganti dengan yang baru agar ekosistem di dalamnya tidak terganggu. Metode yang digunakan pada penelitian ini meliputi modifikasi pada sistem Double Filter baik secara biologis maupun fisika. Kondisi lingkungan dalam akuarium air laut dibuat sama ataupun serupa dengan kondisi lingkungan aslinya, maka dari itu diperlukan teknik perancangan khusus pada desain Running Water System dengan harga yang murah dan berkualitas baik. Sistem filter ini dibuat agar efektif dalam menyaring partikelpartikel terlarut dal air baik yang beracun maupun yang tidak beracun. Selain itu dapat pula mempertahankan kelangsungan hidup anemon di dalam akuarium air laut lebih dari 6 bulan. Kata kunci: filter ganda, anemon, Heractis magnifica, akuarium, PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara yang memilki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada, dengan luas total terumbu karang Indonesia yang mencapai 85.200 km 2. Hal ini meletakkan Indonesia pada posisi kedua di dunia setelah Great Barrier Reef. Tercatat 40 persen diantaranya berada dalam kondisi rusak, akibat dari penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, sedimentasi, polusi dari daratan dan penambangan karang untuk hiasan akuarium laut. Meningkatnya peminat akuarium air laut menyebabkan semakin maraknya kegiatan penambangan karang. Hal ini berimplikasi terhadap meluasnya daerah karang yang rusak. Jika kegiatan ini secara terus menerus dilakukan akan mengakibatkan rusaknya ekosistem yang ada. Disamping itu, perawatan karang dalam akuarium yang kurang intensif dengan sistem filter dan Running Water System yang ada, menyebabkan Anemon harus diganti tiap 6 bulan sekali sehingga memicu kegiatan penambangan karang.

PKMT-2-4-2 Salah satu jenis karang yang populer di lingkungan penggemar akuarium air laur adalah jenis karang lunak (soft coral). Selama ini khususnya di daerah Bogor, para penggemar dan pedagang akuarium air laut masih menggunakan sistem filter dengan biaya pembuatan dan perawatan yang cukup mahal dan rumit. Meskipun demikian, sistem filter tersebut hanya mampu mempertahankan hidup anemon di dalam akuarium air laut selama 6 bulan saja. Setelah lewat dari selang waktu tersebut, warna anemon akan memudar dan harus diganti dengan yang baru agar ekosistem di dalamnya tidak terganggu. Dalam pemeliharaan akuarium air laut sebagai suatu miniatur ekosistem yang sebenarnya, aliran materi dan energi harus selalu dijaga dan dipertahankan agar stabilitas sistem dapat terawat secara baik, seperti sisa kelebihan materi yang harus dikeluarkan dari sistem dan kekurangannya harus ditambahkan. Proses tersebut sepintas terlihatlah rumit, namun sebenarnya hal tersebut dapat dilakukan. Suatu ekosistem buatan harus didesain sedemikian rupa sehingga penikmat akuarium dapat duduk dengan tenang dan menikmati keindahan akuarium air laut tanpa harus selalu melakukan penyesuaian dan perawatan. Kondisi lingkungan dalam akuarium air laut dibuat sama ataupun serupa dengan kondisi lingkungan aslinya, maka dari itu diperlukan teknik perancangan khusus pada desain Running Water System dengan harga yang murah dan berkualitas baik. Oleh karena itu, pemanfaatan sistem Double filter menjadi salah satu alternatif bagi para penggemar akuarium air laut. Sistem Double filter merupakan salah satu jenis filter yang memadukan antar filter biologi dan filter fisika. Sistem filter ini selain murah, aman juga efektif dalam menyaring partikel-partikel terlarut dal air baik yang beracun maupun yang tidak beracun. Selain itu dapat pula mempertahankan kelangsungan hidup anemon di dalam akuarium air laut lebih dari 6 bulan. METODE PENDEKATAN Pada tahap awal kegiatan ini, Tim PKM kami melakukan survei rancangan akuarium air laut pada pameran flora dan fauna yang diselenggarakan di lapangan banteng, Jakarta Pusat, tanggal 27 Agustus 2005. Tim PKM kami melakukan pengamatan dan konsultasi mengenai hal hal yang terkait dengan rancangan akuarium air laut yang dipamerkan oleh stand Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKS). Pada survei tahap kedua, kami mengunjungi beberapa toko akuarium yang terletak di kawasan Barito, Jakarta Selatan. Survei ketiga dilakukan di toko akuarium air laut di daerah Batu Tulis, Sukasari, Bogor. Hasil dari survei lapang, konsultasi dan studi literatur yang telah kami lakukan menjadi pertimbangan dalam membuat rancangan akuarium air laut ini. Pengadaan Alat dan Bahan Alat-alat yang kami gunakan dalam rancangan akuarium laut ini dapat dilihat dari daftar berikut ini Tabel 1. Daftar alat yang diperlukan No. Nama alat Satuan Jumlah (unit) 1 Akuarium ukuran 90x40x50 cm 3 buah 2 2 Pompa air buah 3 3 Aerator buah 2 4 Pipa meter 5

PKMT-2-4-3 5 Peralatan under gravel filter paket 2 6 ph tester (kertas lakmus) pak 1 7 Rak akuarium buah 1 8 Pemanas air (Tetra Lee HT) buah 1 9 Protein skimmer Buah 1 10 Lampu fluorescent Buah 2 Tabel 2. Daftar bahan yang diperlukan No. Nama Bahan Satuan Jumlah (unit) 1 Anemon (Heteractis magnifica) ekor 3 2 Ikan badut (Ampiphrion ocellaris) ekor 6 3 Ikan jenis lain ekor 8 4 Hard coral Kg 10 5 Pecahan karang Kg 10 6 Pasir bali Kg 15 7 Ijuk Paket 3 8 Batu aktif (live rock) Kg 5 9 Pasir aktif (live sand) Kg 5 10 Air laut Liter 840 11 Karbon aktif Kg 1 12 Zeolit Kg 5 13 Wadah air laut sementara 100 liter 9 Ekosistem Terumbu Karang Pompa Air Sisa Metabolisme Ikan dan Racun dari Anemon Filter Biologi (Lamun) Filter Fisika Gambar. Bagan Alir Running Water System pada All in One Aquarium HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem double filter pada akuarium air laut ternyata belum dapat berfungsi secara efektif karena kualitas air yang telah melaluinya tidak mencapai hasil optimal seperti yang diharapkan. Tingkat kekeruhan pada air hasil saringan masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan kesalahan pada pencucian bahan-bahan penyaring sebelum digunakan. Tingginya tingkat kekeeruhan menyebabkan terjadinya stress pada anemon, yang kemudian akan memicu terjadinya stress pada ikan badut yang bersimbiosis dengannya.

PKMT-2-4-4 Kesalahan juga terjadi ketika melakukan instalasi lampu fluorescent. Sambungan kabel lampu yang berdekatan dengan permukaan air akuarium terkena percikan air dari upper filter, sehingga dalam beberapa waktu biota yang dipelihara dalam akuarium mengalami stress yang cukup tinggi. Gambar Rancangan Akuarium Air Laut Keterangan : I. Akuarium I II. Akuarium II 1. Lampu Fluorescent 2. Pipa PVC 2 inci 3. Protein Skimmer 4. Pompa 5. Anemon (Heteractis magnifica) 6. Pipa udara under gravel 7. Upper filter 8. Air hasil filter 9. Ikan Badut (Amphiprion ocellaris) 10. Pecahan Karang (Rubble) 11. Gravel 12. Kapas Ultra 13. Water Pump 14. Zeolit 15. Kapas ultra 16. Bio ball 17. Pecahan karang ( Rubble) 18. Arang aktif 19. Ijuk

PKMT-2-4-5 KESIMPULAN Kelangsungan hidup anemon yang dipelihara dalam akuarium air laut belum berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Anemon yang diperlihara tidak mampu bertahan hidup lebih 6 bulan. Untuk mencapai hasil yang diinginkan perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dalam pemilihan bahan filter dan langkah-langkah dalam instalasi peralatan perlu diperhatikan lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Aden W, Hackney J. 1989. Hervest Production of Coral Reef Algae Turfs in the Biology, Ecology and Mariculture of Mithrax Spinosissimus Based on Cultured Algae Turfs. W. Aden (Ed). Washington DC: Mariculture Institut. Bengen DG. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Bogor: PKSPL IPB. Kuncoro EB. 2004. Akuarium Laut. Yogyakarta: Kanisius. Mann KH. 2000. Ecology of Coastal Water: With Implication for Management. Sciencess, Inc. Massachussetts: Blackwell. Martin EJ, Edward TM. 1990. Technologies for Small Water and Wastewater System: Environmental Enginering Series. New York: Van Nostrand Reinhold.