KEBIJAKAN PENGELOLAAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF PEMULIHAN ASET DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA 2016 DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI KPK TENTANG TATA LAKSANA BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DALAM RANG PEMULIHAN ASET PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI 1 HOTEL JS. LUWANSA 21 S.D 23 NOVEMBER 2016.
DASAR HUKUM 1. Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (HAP), Pasal 44 Ayat (1) Benda sitaan disimpan dalam Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara. 2. Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 29 Negara berkewajiban memberikan perlindungan terhadap Individu, Keluarga dan Harta Benda. 3. Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 270 Ayat (2) Benda Sitaan Disimpan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana. a. Pasal 27 Ayat 1, 2, 3, dan 4. (1) Didalam Rupbasan ditempatkan benda sitaan yang harus disimpan untuk keperluan barang bukti dalam pemeriksaan tingkat Penyidikan, Penuntutan dan Pengadilan termasuk barang yang dinyatakan dirampas berdasarkan Putusan Hakim. (2) Dalam hal benda sitaan sebagimana yang dimaksud dalam Ayat (1) tidak mungkin dapat disimpan dalam Rupbasan, maka cara penyimpanan benda sitaan tersebut diserahkan kepada Kepala Rupbasan.
(3) Benda Sitaan disimpan ditempat Rupbasan untuk menjamin keselematan dan keamanannya. (4) Kepala Rupbasan tidak boleh menerima benda sitaan yang harus disimpan untuk keperluan barang bukti dalam pemeriksaan jika tidak disertai surat penyerahan yang sah yang dikeluarkan oleh Pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis atas benda sitaan tersebut. b. Pasal 30 Ayat 2 dan Ayat 3 (2) Tanggung Jawab Yuridis atas benda sitaan ada pada Pejabat sesuai tingkat Pemeriksaan (Penyidikan, Penuntutan dan Pengadilan). (3) Tanggung Jawab secara Fisik atas benda sitaan ada para Kepala Rupbasan. c. Pasal 32 Ayat 1 (1) Disamping tanggung jawab secara Fisik atas Benda Sitaan, Kepala Rupbasan bertanggung jawab atas Administrasi Benda Sitaan. 3
TUGAS POKOK RUPBASAN 1. Melakukan pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara. 2. Melakukan pengelolaan berarti melakukan perbuatan menyimpan dan atau menaruh ditempat yang aman supaya tidak rusak, hilang atau berkurang benda dan atau barang yang dimaksud. 3. Dikelola berarti dapat dijamin keselamatan, keutuhan, dan mutu benda atau barang dimaksud sehingga tetap terjamin, terpelihara, dan terawat dengan baik. 4
FUNGSI RUPBASAN 1. Melakukan pengadministrasian benda sitaan dan barang rampasan negara. 2. Melakukan pemeliharaan benda sitaan dan barang rampasan negara. 3. Melakukan pengamanan benda sitaan dan barang rampasan negara. 4. Melakukan surat menyurat dan kearsipan. 5
TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUPBASAN Dalam proses Peradilan Pidana adalah sebagai Check and Balance dalam Penegakan Hukum, Perlindungan HAM dan Penyelamatan Aset Negara dengan Fungsi melakukan Penyimpanan dan Pengelolaan terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara hasil Tindak Pidana. 6
PERMASALAHAN INTERNAL 1. Belum Memadainya Gedung Kantor, Gudang dan Pegawai di Rupbasan. 2. Rupbasan belum terbentuk di setiap Kabupaten / Kota,baru terdapat 63 operasional dari 211 Unit sehingga belum terbentuk 148 Unit ( selama hampir 30 tahun ), seharusnya mengikuti jumlah Kabupaten / Kota Se-Indonesia yaitu kurang lebih 530. 3. Provinsi yang belum terbentuk Rupbasan adalah Sulawesi Barat. 4. Rupbasan menggunakan gedung bekas Lembaga Pemasyarakatan sebanyak 17 Rupbasan 5. Rupbasan menumpang kepihak lain ( milik pemda ) sebanyak 8 Rupbasan. 6. Rupbasan menyewa gedung sebanyak 1 Rupbasan. 7. Eselonering Rupbasan masih pada Eselon IV belum sama dengan eselonering Polres, Kejari atau Pengadilan di kabupaten/kota, yang sudah eselon III. 8. Minimnya Biaya pemeliharaan basan dan baran yang diterima Rupbasan setiap tahun 9. Sulitnya mengetahui jumlah nilai nominal setiap basan atau baran di Rupbasan karena tidak tersedia tenaga ahli penilai / penaksir.
PERMASALAHAN EXTERNAL 1. Masih banyak Benda Sitaan yang tidak diserahkan, ditempatkan atau disimpan di Rupbasan. 2. Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang disimpan ditempat lain tidak di informasikan kepada Rupbasan. 3. Kepastian Hukum terhadap batas waktu Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara belum Konsisten mengikuti batas waktu proses pemeriksaan perkara oleh para pihak mengakibatkan terjadinya penumpukan Basan dan Baran di Rupbasan. 4. Putusan pengadilan terhadap Benda Sitaan hasil tindak pidana tidak diketahui pihak Rupbasan. 5. Pelaksanaan Eksekusi yang tidak tepat waktu yang berakibat menyusutnya secara drastis nilai ekonomis Basan dan Baran di Rupbasan. 6. Rupbasan sebagai Penyelenggara Negara yang melaksanakan Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara seyogyanya berperan dalam hal pemusnahan dan pelelangan.
KONDISI IDEAL JUMLAH RUPBASAN 1.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Pasal 26 Ayat (1) Ditiap ibukota Kabupaten/Kota dibentuk Rupbasan oleh Menteri. 9
PENGELUARAN BASAN SEBELUM PUTUSAN PENGADILAN (PRA- AJUDICATION) Petugaspengeluaran melakukan penelitian terhadap keabsahan surat-surat 1. Perkara dihentikan karena tidak cukup bukti, kelengkapannya : Surat permintaan dari instansi yang berwenang Surat Pengantar Surat Perintah Berita Acara Pelaksanaan Berita Acara Pengeluaran Basan 2. Perkara belum merupakan tindak pidana, kelengkapannya : Surat permintaan dari instansi penyidik dan atau instansi penuntut umum Surat Penetapan Pengadilan Membuat Berita Acara Penyerahan Basan
3. Perkaradihentikanuntukkepentinganumum, kelengkapannya : Surat perintah/ permintaan dari Kejaksaan Agung Berita Acara Penyerahan 4. Tindakan jual lelang, kelengkapannya : Pelaksaan lelang atas persetujuan terdakwa dan kuasannya Berita Acara Pelaksanaan Lelang Hasil lelang berupa uang dan sebagian kecil dari Basan disimpan di Rupbasan Membuat berita acara penyerahan 5. Pinjam pakai oleh pemegang kekuasaan yuridis, kelengkapannya : Surat permintaan dari instansi yang berwenang Surat penetapan pengadilan Berita Acara pelaksanaan Surat Perintah Penyitaan Berita Acara Penyitaan Surat Izin Penyitaan Membuat Berita Acara Penyerahan Basan yang ditanda tangani oleh dua orang petugas Rupbasan
PENGELUARAN BASAN DAN BARAN SETELAH ADANYA PUTUSAN PENGADILAN (POST-AJUDICATION) Basan dan baran dikembalikan kepada yang berhak, kelengkapannya : Surat permintaan dari instansi yang berwenang Surat penetapan/ putusan pengadilan Berita Acara Pelaksanaan Berita Acara Pengeluaran Mencoret Buku Register dan ditandatangani oleh Kepala Rupbasan
EMPAT LAYANAN PENGELOLAAN BASAN DAN BARAN
1. LAYANAN PENINJAUAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA LAYANAN PENINJAUAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA ADALAH LAYANAN YANG DILAKUKAN BERDASARKAN PERMOHONAN DARI PEMILIK/ PIHAK YANG BERPERKARA ATAU PUBLIK UNTUK MELAKUKAN PENINJAUAN/ MELIHAT SECARA LANGSUNG KONDISI BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA YANG BERADA DI RUPBASAN.
2. LAYANAN PENGAMBILAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA LAYANAN PENGAMBILAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA ADALAH KEGIATAN LAYANAN YANG DIBERIKAN KEPADA PEMILIK/ PIHAK YANG BERPERKARA/ PIHAK YANG BERKEPENTINGAN UNTUK MENGAMBIL BENDA SITAAN DAN/ ATAU BARANG RAMPASAN NEGARA MELALUI PEJABAT YANG BERTANGGUNG JAWAB SECARA YURIDIS BERDASARKAN PENETAPAN/ PUTUSAN PENGADILAN.
3. LAYANAN PINJAM PAKAI BENDA SITAANNEGARA LAYANAN PINJAM PAKAI BENDA SITAAN NEGARA ADALAH LAYANAN YANG DIBERIKAN KEPADA : a. PEMILIK BENDA SITAAN NEGARA UNTUK MEMINJAM PAKAI BENDA SITAAN SETELAH MENDAPAT IJIN/ PENETAPAN DARI KETUA PENGADILAN NEGERI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. b. INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB SECARA YURIDIS UNTUK KEPERLUAN PROSES PEMERIKSAAN PERKARA BERDASARKAN IJIN DARI PEJABAT YANG BERTANGGUNG JAWAB SECARA YURIDIS ATAU PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI.
4. LAYANAN INFORMASI BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA LAYANAN INFORMASI BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA ADALAH LAYANAN YANG DIBERIKAN KEPADA PUBLIK YANG MEMBUTUHKAN INFORMASI PEMASYARAKATAN TERKAIT DENGAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA YANG BERADA DI RUPBASAN SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (HASIL TINDAK LAKALANTAS) Pasal 270 ayat (2): Benda sitaan disimpan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Pasal 271 ayat (1) : Penyidik wajib mengindetifikasi dan mengumumkan Basan kendaraan bermotor yang belum diketahui pemilinya melalui media massa Pasal 271 aya (3) : Pengumuman sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam 6(enam) bulan Pasal 271 ayat (4) : Basan kendaraan bermotor yang tidak diketahui pemiliknya setelah lewat waktu 1(satu) tahun dapat dilelang untuk negara berdasarkan Penetapan Pengadilan
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA Pasal 27, di dalam RUPBASAN ditempatkan benda yang harus disimpan untuk keperluan barang bukti dalam pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan termasuk barang yang dinyatakan dirampas berdasarkan putusan Hakim.
Pasal 28, (1) Penggunaan benda sitaan bagi keperluan penyelidikan,penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan, harus ada surat permintaan dari pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis atas benda sitaan tersebut. (2) Pengeluaran barang rampasan untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,dilakukan atas permintaan jaksa secara tertulis. (3) Kepala RUPBASAN menyaksikan pemusnahan barang rampasan yang dilakukan oleh jaksa.
PERATURAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA RI, JAKSA AGUNG RI, KPK RI, KEMENKUMHAM RI, MA RI, KEMENKEU RI Pasal 6 1. Untuk pengamanan basan, Penyidik atau Penuntut Umum menyimpan basan di Rupbasan 2. Penyimpanan Basan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan Berita Acara Pasal 7 1. Rupbasan secara berkala dapat meminta perkembangan penanganan perkara atas basan dan atau baran kepada instansi penitip 2. Instansi Penitip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib menyampaikan perkembangan penanganan perkara terkait basan dan aatau baran kepada Rupbasan 3. Dalam hal perkara telah memperoleh kekuatan hukum tetap, jaksa wajib menyampaikan petikan putusan pengadilan kepada Rupbasan 4. Terhadap Basan yang disimpan di Rupbasan yang dinyatakan dirampas untuk negara berdasarkan Putusan Pengadilan yang berkuatan Hukum tetap maka setelah menerima petikan Putusan Pengadilan sebagaiaman dimaksud pada ayat (3) Rupbsan secara Administratif mengubah status Basan yang disimpan menjadi baran 5. Basan selain yang dinyatakan dirampas untuk negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Rupbasan secara administrastif mengubah status basan sebagaimana amar putusan pengadilan yang berkuatan hukum tetap
Pasal 9 Berdasarkan permintaan Instansi penitip untuk keperluan proses penangan perkara disetiap tingkat pemeriksaan, Rupbasan wajib menyerahkan Basan yang disimpan Pasal 12 Dalam hal basan dan atau baran dititipkan ditempat lain diluar Rupbasan a. Pihak penitip harus menyampaikan kepada Kepala Rupbasan : Tembusan surat perintah penitipan; Berita acara penitipan dan atau; Surat Penyitaan. b. Kepala Rupbasan dapat menitipkan surat pemberitahuan kepada instansi yang akan menitipkan basan dan baran serta merujuk ke tempat penyimpanan lain yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih memadai karena keterbatasan sarana dan prasarana di Rupbasan c. Kepala Rupbasan membuat buku register khusus untuk basan dan baran yang dititipkan di tempat penyimpanan lain diluar Rupbasan
PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG IMPLEMENTASI PRINSIP DAN STANDARD HAM DALAM PENYELENGGARAAAN TUGAS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Paragraf 8 : Tindakan Registrasi Barang Bukti Pasal 34 ayat 1F : Dalam melakukan tindakan penyitaan barang bukti, petugas wajib menyimpan barang sitaan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DI RUPBASAN DI UNDANGKAN DALAM BERITA NEGARA RI TGL 25 JUNI 2014 NOMOR 876 Sebagai pengganti dari : Permenkeh No. M.05-UM.01.06 Thn 1983 tentang Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
PEMANTAPAN KOORDINASI DAN SINKRONISASI - NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK IINDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PAS-25.HM.05.02 TAHUN 2015 dan NOMOR : B/15/IV/2105 TENTANG KERJASAMA PENYELENGARAAN TUGAS DAN FUNGSI PEMASYARAKATAN - PEDOMAN KERJA PELAKSANAAN KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PAS-05.HM.05.02 TAHUN 2016 DAN NOMOR : B/11/II/2016 29
NO REKAPITULASI JUMLAH BASAN BARAN, DAN PERKIRAAN NILAINYA PADA 46 UPT RUPBASAN PER BULAN JUNI 2016 UPT RUPBASAN JUMLAH BASAN/BARAN TEREGISTRASI TOTALPERKIRAAN NILAI BASAN BARAN (Rp) 1 2 3 4 1RUPBASAN KELAS I MEDAN 1340 3.070.155.339 2RUPBASAN KELAS I PEKANBARU 558 5.626.554.001 3RUPBASAN KELAS I PALEMBANG 9 158.000.000 4RUPBASAN KELAS I BANDARLAMPUNG 80 1.025.268.787 5RUPBASAN KELAS I JAKARTA BARAT DAN TANGERANG 980 11.484.621.000 6RUPBASAN KELAS I JAKARTA PUSAT 89 18.467.260.000 7RUPBASAN KELAS I JAKARTA SELATAN 61 25.674.000.000 8RUPBASAN KELAS I JAKARTA TIMUR 43 1.297.906.012 9RUPBASAN KELAS I JAKARTA UTARA 123 7.006.322.500 10RUPBASAN KELAS I BANDUNG 644 6.720.988.420 11RUPBASAN KELAS I CIREBON 146 1.187.383.901 12RUPBASAN KELAS I SEMARANG 609 7.414.205.000 13RUPBASAN KELAS I PEKALONGAN 439 489.859.100 14RUPBASAN KELAS I SURAKARTA 14 794.405.000 15RUPBASAN KELAS I YOGYAKARTA 235 9.686.295.002 16RUPBASAN KELAS I BANJARMASIN 135 4.994.505.004 17RUPBASAN KELAS I PALANGKARAYA 6 272.331.500 18RUPBASAN KELAS I PONTIANAK 349 8.545.446.270 19RUPBASAN KELAS I SAMARINDA 425 2.796.196.634 20RUPBASAN KELAS I PALU 26 2.686.694.450 21RUPBASAN KELAS I KENDARI 126 1.051.236.000 22RUPBASAN KELAS I GORONTALO 46 1.133.820.298 23RUPBASAN KELAS I MANADO 42 3.167.579.601 24RUPBASAN KELAS I DENPASAR 126 14.712.324.200 25RUPBASAN KELAS I MATARAM 52 1.266.441.000 26RUPBASAN KELAS I JAYAPURA 51 4.759.163.242 27RUPBASAN KELAS II PADANG 160 1.785.469.397 28RUPBASAN KELAS II TANJUNGPINANG 78 358.305.000 29RUPBASAN KELAS II PANGKALPINANG 647 1.797.793.800 30RUPBASAN KELAS II BATURAJA 11 63.600.000 31RUPBASAN KELAS II SERANG 22 187.805.000 32RUPBASAN KELAS II INDRAMAYU 565 10.092.498.252 33RUPBASAN KELAS II WONOGIRI 3 71.700.001 34RUPBASAN KELAS II BANTUL 5 155.280.000 35RUPBASAN KELAS II BLITAR 23 515.500.000 36RUPBASAN KELAS II CILACAP 46 138.710.000 37RUPBASAN KELAS II PROBOLINGGO 35 2.275.000.000 38RUPBASAN KELAS II PURWOKERTO 20 243.070.006 39RUPBASAN KELAS II WATES 24 879.992.500 40RUPBASAN KELAS II PURBALINGGA 61 17.065.010 41RUPBASAN KELAS II SRAGEN 35 1.196.900.000 42RUPBASAN KELAS II PASURUAN 52 305.310.000 43RUPBASAN KELAS II JOMBANG 4 205.200.001 44RUPBASAN KELAS II SANGGAU 11 9.768.000 45RUPBASAN KELAS II SINGKAWANG 6 486.900.000 46RUPBASAN KELAS II SUMBAWA BESAR 3 13.000.000 JUMLAH 8.565 166.287.829.228
ALOKASI ANGGARAN PEMELIHARAAN RUPBASAN TAHUN 2015 1.Rupbasan Kelas I Banda Aceh Rp. 95.000.000 2.Rupbasan Kelas I Medan Rp. 169.500.000 3.Rupbasan Kelas I Padang Rp. 24.700.000 4.Rupbasan Kelas I Pekan Baru Rp. 27.000.000 5.Rupbasan Kelas I Jambi Rp. 55.000.000 6.Rupbasan Kelas I Palembang Rp. 18.500.000 7.Rupbasan Kelas I Bandar Lampung Rp. 26.000.000 8.Rupbasan Kelas I Bengkulu Rp. 25.000.000 9.Rupbasan Kelas I Jakarta Barat dan Tangerang Rp. 22.140.000 10.Rupbasan Kelas I Jakarta Timur Rp. 17.900.000 11.Rupbasan Kelas I Jakarta Selatan Rp. 31.000.000 12.Rupbasan Kelas I Jakarta Utara Rp. 21.600.000 13.Rupbasan Kelas I Jakarta Pusat p. 30.000.000 14.Rupbasan Kelas I Bandung Rp. 206.000.000 15.Rupbasan Kelas I Cirebon Rp. 45.000.000 16.Rupbasan Kelas I Yogyakarta Rp. 89.510.000 17.Rupbasan Kelas I Semarang Rp. 120.000.000 18.Rupbasan Kelas I Surakarta Rp. 7.000.000 19.Rupbasan Kelas I Pekalongan Rp. 8.750.000 20.Rupbasan Kelas I Surabaya Rp. 101.000.000 21.Rupbasan Kelas I Pontianak Rp. 30.000.000 22.Rupbasan Kelas I Singkawang Rp. 66.000.000 23.Rupbasan Kelas I Palangkaraya Rp. 48.000.000 24.Rupbasan Kelas I Banjarmasin Rp. 7.000.000 25.Rupbasan Kelas I Samarinda Rp. 43.856.000 26.Rupbasan Kelas I Manado Rp. 12.000.000 27.Rupbasan Klas I Gorontalo Rp. 14.000.000 28.Rupbasan Kelas I Palu Rp. 25.000.000 29.Rupbasan Kelas I Makassar Rp. 125.000.000 30.Rupbasan Kelas I Kendari Rp. 65.000.000 31.Rupbasan Kelas I Denpasar Rp. 29.000.000 32.Rupbasan Kelas I Mataram Rp. 72.000.000 33.Rupbasan Kelas I Kupang Rp. 19.500.000 34.Rupbasan Kelas I Ambon Rp. 48.000.000 35.Rupbasan Kelas I Jayapura Rp. 35.400.000 36.Rupbasan Kelas I Manokwari Rp. 99.675.000 37. Rupbasan Kelas II Bangkinang Rp. 16.000.000 38. Rupbasan Kelas II Bengkalis Rp. 42.000.000 39. Rupbasan Kelas II Rengat Rp. 85.000.000 40. Rupbasan Kelas II Tg. Pinang Rp. 64.000.000 41. Rupbasan Kelas II Baturaja Rp. 12.000.000 42. Rupbasan Kelas II Pkl. Pinang 43. Rupbasan Kelas II Metro Rp. 15.000.000 44. Rupbasan Kelas II Kotabumi Rp. 20.000.000 45. Rupbasan Kelas II Argamakmur Rp. 37.500.000 46. Rupbasan Kelas II Serang Rp. 109.900.000 47. Rupbasan Kelas II Indramayu Rp. 72.160.000 48. Rupbasan Kelas II Wonosari Rp. 2.624.000 49. Rupbasan Kelas II Wates Rp. 16.700.000 50. Rupbasan Kelas II Bantul Rp. 3.500.000 51. Rupbasan Kelas II Wonogiri Rp. 20.400.000 52. Rupbasan Kelas II Cilacap Rp. 75.000.000 53. Rupbasan Kelas II Purbalingga Rp. 10.000.000 54. Rupbasan Kelas II Purwokerto Rp. 35.000.000 55. Rupbasan Kelas II Sragen Rp. 22.500.000 56. Rupbasan Kelas II Blitar Rp. 30.510.000 57. Rupbasan Kelas II Jombang Rp. 11.200.000 58. Rupbasan Kelas II Mojokerto Rp. 44.000.000 59. Rupbasan Kelas II Probolinggo Rp. 19.500.000 60. Rupbasan Kelas II Pasuruan Rp. 25.000.000 61. Rupbasan Kelas II Sanggau Rp. 60.000.000 62. Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar Rp. 84.000.000 63. Rupbasan Kelas II Ternate Rp. 60.000.000 JUMLAH TOTAL Rp. 2,873,525,000
A PENUTUP Menjadi harapan setiap orang, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat yang bermasalah dengan hukum, barang bukti yang disita oleh negara dapat kembali dalam keadaan baik / sesuai dengan kondisi semula, minimal tidak menjadi lebih buruk dari sebelum dilakukan penyitaan. 32