V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menemukan empat jenis burung madu marga Aethopyga di



dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mc Naughton dan Wolf (1992) tiap ekosistem memiliki

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN BURUNG DIBEBERAPA AREAL HUTAN KOTA MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

Asrianny, Arghatama Djuan. Laboratorium Konservasi Biologi dan Ekowisata Unhas. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR KOMUNITAS BURUNG DENGAN VEGETASI DI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

MORFOMETRI BURUNG DIURNAL DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA SEKENDAL KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

JENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

Arahan Pengendalian Konversi Hutan menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur

METODE PENELITIAN. Penelitian keberadaan rangkong ini dilaksanakan di Gunung Betung Taman Hutan

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG PADA PAGI DAN SORE HARI DI EMPAT TIPE HABITAT DI WILAYAH PANGANDARAN, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KEBERADAAN TAPIR (Tapirus indicus) DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA. Surel :

VARIASI TEMPORAL KONSENTRASI KARBON DIOKSIDA (CO 2 ) DAN TEMPERATUR DI INDONESIA BERBASIS DATA OBSERVASI AQUA-AIRS

BAB V PENUTUP. 1. Ditemukan ada 16 jenis zooplankton di perairan Telaga Jongge yaitu

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

BAB I PENDAHULUAN. Satwa dalam mencari makan tidak selalu memilih sumberdaya yang

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN TUBAN

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi Stresemann, 1912) adalah burung. endemik Pulau Bali, dan distribusinya sampai tahun 2005 hanya ada di Taman

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. terancam sebagai akibat kerusakan dan fragmentasi hutan (Snyder et al., 2000).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Heyne K. 1987a. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Alikodra HS Pengelolaan Satwaliar. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG

KERAGAMAN DAN HABITAT SATWA BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM PLAWANGAN TURGO YOGYAKARTA. Ir. Ernywati Badaruddin, MP Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

Pemetaan Keanekaragaman Hayati Dan Stok Karbon di Tingkat Pulau & Kawasan Ekosistem Terpadu RIMBA

PENGENALAN KUCING CONGKOK (Prionailurus bengalensis) BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA di TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

I. PENDAHULUAN. hayati sangat tinggi (megabiodiversity). Keanekaragaman hayati adalah. kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis),

Written by Admin TNUK Saturday, 31 December :26 - Last Updated Wednesday, 04 January :53

STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS KOMUNITAS BURUNG DI LAHAN PERTANIAN KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG MAHAWU SULAWESI UTARA

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

Gambar 29. Cynopterus brachyotis sunda Lineage

LAMPIRAN 2. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA

KERAGAMAN FORAMINIFERA BENTONIK KECIL RESEN PADA CORE-01 DI PERAIRAN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki luas sekitar Ha yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri

STUDI KARAKTERISTIK KUBANGAN BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus Desmarest 1822) DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

IDENTIFIKASI JENIS KANTONG SEMAR (NEPENTHES SPP) DALAM KAWASAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG ASUANSANG KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

ANALISA SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI SEKITAR LAGUNA SEGARA ANAKAN KABUPATEN CILACAP - PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN


V. SIMPULAN DAN SARAN. Gunung Merapi tergolong rendah dengan nilai H 1,92. yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

KONTRAK PEMBELAJARAN Mata Kuliah EKOLOGI TUMBUHAN (BIO 327) Tahun Akademik 2012/2013

DANAU KAWAR. Gambar 1. Peta lokasi Danau Kawar

C. Sikap dan Pembelajaran terhadap Siswa SMA Kelas X Terhadap Pelestarian Burung Pada Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, dan Kediri

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

SKRIPSI. Oleh : DAENY PRAYADI

DAFTAR PUSTAKA. (1985). Pengantar Tataletak Perumahan. Intermedia, Bandung.

POLA AKTIVITAS ORANGUTAN (Pongo abelii) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KETAMBE ACEH TENGGARA

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

PENYUSUNAN MODUL KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG SEBAGAI ALTERNATIF PENGAYAAN DI SMA KELAS X

PENDAHULUAN Latar Belakang

BABV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa konsentrasi pupuk

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia, Jakarta.

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

EKOLOGI KUANTITATIF KOMUNITAS AMFIBI DI BEBERAPA SUNGAI PADA SUAKA MARGASATWA NANTU PROVINSI GORONTALO. Disusun oleh : RIZKI KURNIA TOHIR E

SKRIPSI JENIS TUMBUHAN SUMBER MAKANAN BAGI BURUNG MADU DI LERENG SELATAN GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA

Urgensi Monitoring Jaringan Pipa PDAM Mataair Paisu Mandoni, Pulau. Peling, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah

Masukan Jaringan Masyarakat Sipil terhadap Draft 1 Strategi Nasional REDD + Jakarta, 25 Oktober 2010

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,

Perlindungan Terhadap Biodiversitas

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

POPULASI BANGAU STORM (Ciconia stormi W. Blasius) DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK KECAMATAN MATAN HILIR SELATAN KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR REFERENSI. Badan Pusat Statistik Kotamadya Jakarta Barat Kembangan Dalam Angka 2005.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

USULAN PERLINDUNGAN KURA BANING HUTAN (Manouria emys emys) UNTUK MASUK DALAM DAFTAR SATWA LIAR YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH SEBUAH PERSPEKTIF TEORI: PERKEMBANGAN SISTEM TATA KELOLA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR I. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. bagi makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dengan pengertian seperti itu

Jenis Satwa Liar dan Pemanfaatnya Di Pasar Beriman, Kota Tomohon, Sulawesi Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini menemukan empat jenis burung madu marga Aethopyga di lereng selatan Gunung Merapi Yogyakarta, yaitu Burung Madu Gunung, Burung Madu Jawa, Burung Madu Sepah Raja, Burung Madu Ekor Merah. Burung madu Aethopyga di lereng selatan Gunung Merapi Yogyakarta memiliki distribusi vertikal berbeda - beda, yaitu : Burung Madu Gunung tersebar antara 980 m - 1805 m, Burung Madu Jawa tersebar antara 1025 m - 1544 m, Burung Madu Sepah Raja tersebar antara 1177 m - 1628 m dan Burung Madu Ekor Merah tersebar antara 1644 m 1761 m. B. Saran 1. Penelitian distribusi vertikal burung madu marga Aethopyga sebaiknya dilakukan dengan waktu yang lebih panjang, memilih beberapa tempat yang memiliki ketinggian bervariasi sehingga dapat dilakukan perbandingan distribusi vertikal burung madu marga Aethopyga masing masing tempat. Penelitian relung, ketersediaan pakan burung madu marga Aethopyga dapat bermanfaat, sebab dapat sebagai parameter kenaikan suhu bumi saat ini (pemanasan global).

DAFTAR PUSTAKA Baskoro., 2007. Burung Madu Ekor Merah. http://www.bio.undip.ac.id/sbw /spesies/sp_burung_madu_ekor_merah.htm. 8 Juli 2009. Burung Indonesia., 2009. Program Burung Indonesia. http://www.burung.org /index_cont.php?op=proverview&mn=pr. 17 Agustus 2009. Cheke, R.A dan Clive F.M., 2001. Sunbirds. Christopher Helm and imprint of A&C Black Publishers Ltd, London. Ditjen PHKA - Dapertemen Kehutanan., 2009. Taman Nasional Gunung Merapi. http://www.ditjenphka.go.id. 17 Agustus 2009. Ekstrom, J. dan Butchart S., 2004. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. IUCN Red List of Threatened Species. http://www.iucnredlist.org. 23 Januari 2008. Krebs, J.R. dan Davies N.B., 1978. Behavioural Ecology: An Evolutionary Approach. 3rd ed. Blackwell Scientific Publications, London. Lindsey, T., 1991. Encyclopedia of Animals: Birds. London: Merehurst Press. Answers.com Mac Kinnon, J, Philips K dan Balen V.B., 1992. Burung-Burung di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Pustitbang Biologi. LIPI. Jakarta. Mc Naughton, S.J dan Wolf, Larry L., 1992. Ekologi Umum Edisi kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Odum, E.P., 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. W.B.Saunders Company, London. Pakpahan, A.M., 1994. Perkembangan Pengetahuan dan Penelitian Tentang Konservasi Burung di Indonesia. Makalah Forum Komunikasi Hasil Penelitian Bidang Sains Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen P dan K, Bogor. Partasasmita, R., 2003. Ekologi Burung Pemakan Buah dan Peranannya Sebagai Penyebar Biji. Makalah (Tidak dipublikasikan) Program Pasca Sarjana IPB, Bogor. Setyawan B.B., 2008. Keanekaragaman Jenis Burung di Gunung Merapi Tahun 1998-2007. Kabar Burung Edisi April 2008. Yayasan Kutilang Indonesia.

Sitepu, L.N., 2009. Jenis Tumbuhan Sumber Makanan Bagi Burung Madu Di Lereng Selatan Gunung Merapi Yogyakarta. Skripsi Sarjana S1 Fakultas Teknobiologi UAJY, Yogyakarta. Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor and H.L. Miller., 2007. The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA. Sukmantoro W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp & M. Muchtar., 2007. Daftar Burung Indonesia no. 2. Indonesian Ornithologists Union, Bogor. Walther, B.A., 2002. Grounded Ground Birds And Surfing Canopy Birds: Variation Of Foraging Stratum Breadth Observed In Neotropical Forest Birds And Tested With Simulation Models Using Boundary Constraints, Zoological Museum, University of Copenhagen, Universitetsparken 15, 2100 København Ø, Denmark. Whitten, T., Soeriaatmadja, R.E., Afiff, S.A., 1999. Ekologi Jawa dan Bali. Seri Ekologi Indonesia Jilid II. Prenhallindo, Jakarta. Whitten, T., Damanik, S.J., Anwar, J., Hisyam, N., 2000. The Ecology of Sumatra. The Ecology of Indonesia Series Volume I. Periplus Edition (HK) Ltd, Singapore.

Lampiran 1. Peta Titik Perjumpaan Burung Madu Gunung (Aethopyga eximia) di Lereng Selatan Gunung Merapi Yogyakarta. Keterangan : 1. Perjumpaan Burung Madu Gunung Posisi : 7 35'23.40" LS 110 25'35.60" BT Ketinggian : 1055 m 2. Perjumpaan Burung Madu Gunung Posisi : 7 35'16.70" LS 110 25'50.10" BT Ketinggian : 1237 m 3. Perjumpaan Burung Madu Gunung Posisi : 7 35'29.63" LS 110 26'7.10" BT Ketinggian : 980 m 4. Perjumpaan Burung Madu Gunung Posisi : 7 34'34.90"LS 110 26'33.10" BT Ketinggian : 1177 m : Jalur pengamatan Gua Jepang (Plawangan) : Jalur pengamatan Kali Urang (Tlogo Putri) : Jalur pengamatan Kinah Rejo : Jalur pengamatan Turgo 5. Perjumpaan Burung Madu Gunung Posisi : 7 34'31.36" LS 110 26'33.30" BT Ketinggian : 1224 m 6. Perjumpaan Burung Madu Gunung Posisi : 7 34'14.88" LS 110 26'41.10" BT Ketinggian : 1343 m 7. Perjumpaan Burung Madu Gunung Posisi : 7 33'34.57"S 110 26'42.25"T Ketinggian : 1602 m

Lampiran 2. Peta Titik Perjumpaan Burung Madu Jawa (Aethopyga mystacalis) di Lereng Selatan Gunung Merapi Yogyakarta. Keterangan : 1. Perjumpaan Burung Madu Jawa Posisi : 7 35'24.31 LS 110 26'7.10" BT Ketinggian : 1025 m 2. Perjumpaan Burung Madu Jawa Posisi : 7 35'20.70"LS 110 25'40.37"BT Ketinggian : 1055 m 3. Perjumpaan Burung Madu Jawa Posisi : 7 34'34.90"LS 110 26'33.10" BT Ketinggian : 1177 m 4. Perjumpaan Burung Madu Jawa Posisi : 7 33'50.56"LS 110 26'39.48"BT Ketinggian : 1544 m : Jalur pengamatan: Jalur pengamatan Gua Jepang (Plawangan) : Jalur pengamatan Kali Urang (Tlogo Putri) : Jalur pengamatan Kinah Rejo : Jalur pengamatan Turgo

Lampiran 3. Peta Titik Perjumpaan Burung Madu Sepah Raja (Aethopyga siparaja) di Lereng Selatan Gunung Merapi Yogyakarta. Keterangan : 1. Perjumpaan Burung Madu Sepah Raja Posisi : 7 34'34.90" LS 110 26'33.10" BT Ketinggian : 1177 m 2. Perjumpaan Burung Madu Sepah Raja Posisi : 7 33'48.93" LS 110 26'39.78" BT Ketinggian : 1558 m 3. Perjumpaan Burung Madu Sepah Raja Posisi : 7 33'41.41" LS 110 26'40.94" BT Ketinggian : 1628 m : Jalur pengamatan Gua Jepang (Plawangan) : Jalur pengamatan Kali Urang (Tlogo Putri) : Jalur pengamatan Kinah Rejo : Jalur pengamatan Turgo

Lampiran 4. Peta Titik Perjumpaan Burung Madu Ekor Merah (Aethopyga temminckii) di Lereng Selatan Gunung Merapi Yogyakarta. Keterangan : 1. Perjumpaan Burung Madu Ekor Merah Posisi : 7 33'39.83" LS 110 26'40.56" BT Ketinggian : 1644 m 2. Perjumpaan Burung Madu Ekor Merah Posisi : 7 33'30.57" LS 110 26'44.62" BT Ketinggian : 1761 m : Jalur pengamatan Gua Jepang (Plawangan) : Jalur pengamatan Kali Urang (Tlogo Putri) : Jalur pengamatan Kinah Rejo : Jalur pengamatan Turgo

Lampiran 5. Tabel Hasil Pengamatan Burung Madu Marga Aethopyga di Sisi Selatan Gunung Merapi Yogyakarta Lampiran 5.1. Tabel Hasil Pengamatan Burung Madu Marga Aethopyga di Plawangan (Goa Jepang). Ulangan Spesies Ketinggian Jam (meter) 1 1055 8.54 2 1237 8.57 3 Burung Madu Jawa? 1055 8.48 Posisi pertemuan 7 35'23.40"LS 110 25'35.60"BT 7 35'16.70"LS 110 25'50.10"BT 7 35'20.70"LS 110 25'40.37"BT Lampiran 5.2. Tabel Hasil Pengamatan Burung Madu Marga Aethopyga di Kali Urang (Tlogo Putri). Ulangan Spesies Ketinggian (meter) 1 Burung Madu Jawa? Jam 980 8.40 1025 8.54 Posisi pertemuan 7 35'29.63" LS 110 26'5.01" BT 7 35'24.31 LS 110 26'7.10" BT Lampiran 5.3. Tabel Hasil Pengamatan Burung Madu Marga Aethopyga di Kinah Rejo Ulangan Spesies Ketinggian (meter) 1 2 Burung Madu Sepah Raja? Burung Madu Jawa? Burung Madu Sepah Raja? Burung Madu Sepah Raja? Burung Madu Jawa? Jam 1177 8.15 1177 8.17 1177 8.18 1343 9.58 1558 10.14 1628 13.12 1224 8.56 1544 11.14 Posisi pertemuan 7 34'34.90" LS 110 26'33.10"BT 7 34'34.90" LS 110 26'33.10"BT 7 34'34.90" LS 110 26'33.10"BT 7 34'14.88"LS 110 26'41.10"BT 7 33'48.93"LS 110 26'39.78"BT 7 33'41.41"LS 110 26'40.94"BT 7 34'31.36"LS 110 26'33.30"BT 7 33'50.56"LS 110 26'39.48" BT

Lanjutan Lampiran 5.3. Ulangan 2 3 Spesies Burung Madu Ekor Merah? Burung Madu Ekor Merah? Ketinggian (meter) Jam 1602 12.24 1644 11.24 1761 13.57 Posisi pertemuan 7 33'43.57"LS 110 26'42.25"BT 7 33'39.83"LS 110 26'40.56"BT 7 33'30.57"LS 110 26'44.62"BT