Adat Kebiasaan adalah Hakim (dapat dibenarkan hukumnya)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

PEMBIAYAAN MULTI JASA

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG URF

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN UANG MUKA PERSEWAAN MOBIL MAREM JAYA TRANSPORTATION DI DESA KEBOHARAN KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

Pembiayaan Multi Jasa

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH-

BAB IV ANALISIS TENTANG TRANSAKSI REKAYASA PAJAK PADA TRANSFER PRICING

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

Tata Cara Sujud Tilawah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

Kaidah : Bai al-dayn bi ad-dayn batil (Menjual hutang dengan hutang adalah batal)

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Pendidikan Agama Islam

tradisi jalukan pada saat pernikahan. Jalukan adalah suatu permintaan dari pihak

BAB IV. disepakati diawal. Adapun perubahan harga sebelah pihak yang dilakukan. oleh si pembeli tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN WARIS SECARA PERDAMAIAN DI DESA TAMANREJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

Transkripsi:

ا ل ع اد ة م ح ك م ة Adat Kebiasaan adalah Hakim (dapat dibenarkan hukumnya) Tugas Kelompok Diajukan sebagai Tugas Akhir Kaidah Fiqh Untuk Manajemen dan Bisnis Dosen : DR. Erwandi Tarmizi, MA Disiapkan oleh: Ahmad Sapudin Ginanjar Lukmantoro Fajar Adi Sutomo

1. Pendahuluan Kaidah fiqh merupakan bagian dari studi fiqh. Bagi peminat hukum Islam, mempelajari seluruh hal yang berkaitan dengan hukum Islam yaitu Al-Qur an dan Sunah sebagai sumber hukum, sejarah hukum Islam, ushul al-fiqh, kaidah ushul fiqh dan filsafat hukum Islam merupakan satu keharusan karena antara yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi (Mubarok, 2002). Atas dasar pemikiran tersebut, mendalami kaidah fiqh memiliki arti penting, karena ia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari studi hukum Islam secara keseluruhan. Tanpa memahami kaidah fiqh, pemahaman seseorang terhadap hukum Islam menjadi tidak komprehensif. Salah satu induk dari kaidah-kaidah fiqh adalah tentang adat atau kebiasaan, yaitu kaidah Al aadah Muhakkamah (Adat itu bisa menjadi dasar dalam menetapkan suatu hukum), yang diambil dari kebiasaan-kebiasaan baik yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat, dapat dijadikan dasar dalam menetapkan suatu hukum dengan melihat sifat dari hukum itu sendiri yang senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat. 2. Definisi Etimologi (lughotan): Kata adat berasal dari bahasa Arab ع اد ة ; akar katanya: ada, ya udu د -ع اد ) (ي ع و mengandung arti perulangan. Sedangkan muhakkamah berasal dari kata hakkama yuhakkimu yang artinya menjadi hukum. Kata Urf berasal dari kata arafa, ya rifu sering diartikan dengan al-ma ruf ( (ا ل م ع ر وف dengan arti sesuatu yang dikenal. Page 1

Terminologi (istilahan) Ibnu Nuzaim mendifinisikan al- aadah dengan sesuatu ungkapan dari apa yang terpendam dalam diri,perkara yang berulang-ulang yang biasa diterima oleh tabi at (perangai) yang sehat. Menurut al-jurjani: Al- aadah ialah sesuatu (perbuatan/perkataan) yang terus menerus dilakukan oleh manusia, karena dapat diterima oleh akal, dan manusia mengulang-ulanginya terus menerus. Menurut para ulama ushul fiqh Adat adalah sesuatu yang dikerjakan secara berulangulang tanpa adanya hubungan rasional urf adalah apa yang dikenal oleh manusia dan mengulang-ulangnya dalam ucapannya dan perbuatannya sampai hal tersebut menjadi biasa dan berlaku umum.. Para ulama mengartikan al- aadah dalam pengertian yang sama dengan al-urf, karena substansinya sama, meskipun dengan ungkapan yang berbeda. Tabel 1. Tabel perbandingan antara Urf dengan Adah Urf Adat memiliki makna yang lebih sempit Terdiri dari urf shahih dan fasid Urf merupakan kebiasaan orang banyak Adah Adat memiliki cakupan makna yang lebih luas Adat tanpa melihat apakah baik atau buruk Adat mencakup kebiasaan pribadi Adat juga muncul dari sebab alami Adat juga bisa muncul dari hawa nafsu dan kerusakan akhlak Page 2

Syarat adat ( urf) menjadi hukum: 1. Tidak bertentangan dengan syari'at (Al-Quran dan Al-hadits) 2. Tidak menyebabkan kemafsadatan (keburukan) dan tidak menghilangkan kemashlahatan (kebaikan). 3. Telah berlaku pada umumnya orang muslim. 4. Tidak berlaku dalam ibadah mahdlah. 5. Urf tersebut sudah memasyarakat ketika akan ditetapkan hukumnya. 6. Tidak bertentangan dengan yang diungkapkan dengan jelas. Macam-macam urf : Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya 'urf, terbagi atas: a. 'Urf shahih : ialah 'urf yang baik dan dapat diterima karena tidak bertentangan dengan syara'. Seperti mengadakan pertunangan sebelum melangsungkan akad nikah, dipandang baik, telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat dan tidak bertentangan dengan syara'. b. 'Urf fasid : ialah 'urf yang tidak baik dan tidak dapat diterima, karena bertentangan dengan syara'. Seperti kebiasaan mengadakan sesajian untuk sebuah patung atau suatu tempat yang dipandang keramat. Hal ini tidak dapat diterima, karena berlawanan dengan ajaran tauhid yang diajarkan agama Islam. Ditinjau dari segi objeknya 'urf, terbagi atas: a. Al- urf al lafzi (kebiasaan yang menyangkut ungkapan) adalah kebiasaan masyarakat dalam mempergunakan lafal atau ungkapan tertentu dalam mengungkapkan sesuatu, sehingga makna ungkapan itulah yang dipahami dan terlintas dalam pikiran masyarakat b. Al- urf al amali (kebiasaan yang berbentuk perbuatan) adalah kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan perbuatan biasa Page 3

atau muamalah keperdataan. Yang dimaksud perbuatan biasa adalah perbuatan masyarakat dalam masalah kehidupan mereka yang tidak terkait dengan kepentingan orang lain, seperti kebiasaan libur kerja pada hari-hari tertentu dalam satu minggu, kebiasaan masyarakat tertentu memakan makanan khusus atau meminum minuman tertentu dan kebiasaan masyarakat dalam memakai pakaian tertentu dalam acara-acara khusus. Adapun yang berkaitan dengan muamalah keperdataan adalah kebiasaan masyarakat dalam melakukan akad atau transaksi dengan cara tertentu. Misalnya kebiasaan masyarakat dalam jual beli, bahwa barang-barang yang dibeli itu diantarkan ke rumah pembeli oleh penjualnya, apabila barang yang dibeli itu berat dan besar, seperti lemari atau peralatan rumah tangga lainnya. Ditinjau dari segi cakupannya 'urf, terbagi atas: a. Al- urf al- am : adalah kebiasaan tertentu yang berlaku secara luas di seluruh masyarakat dan diselurh daerah, misalnya dalam jual beli mobil, seluruh alat yang diperlukan untuk memperbaiki mobil seperti kumci, tang, dongkrak dan ban serep, termasuk dalam harga jual, tanpa akad terpisah dan biaya tambahan. b. Al- urf al-khash : adalah kebiasaan yang berlaku di daerah dan dimasyarakat tertentu, misalnya di kalangan para pedagang apabila terdapat cacat tertentu pada barang yang dibeli dapat dikembalikan dan untuk cacat lainnya dalam barang itu, konsumen tidak dapat mengembalikan barang tersebut atau juga kebiasaan mengenai penentuan masa garansi terhadap barang tertentu Page 4

3. Dasar Hukum Kaidah Al-Qur an Surat Al-A raf [7] ayat 199 Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang untuk mengerjakan yang ma ruf (al- urf), serta berpalinglah dari orang-orang bodoh Hadist م ا ر ء اه ا لم س ل م و ن ح س ن ا ف ه و ع ن د هللا ح س ه م ا ر ء اه الم س ل م و ن ا ف ه و ع ن د هللا ء Artinya: "Apa yang dipandang baik oleh orang-orang Islam maka baik pula di sisi Allah, dan apa saja yang dipandang buruk oleh orang Islam maka menurut Allah pun digolongkan sebagai perkara yang buruk" (HR. Ahmad, Bazar, Thabrani dalam Kitab Al-Kabiir dari Ibnu Mas'ud). 4. Aplikasi Kaidah pada Muamalah Kontemporer Jual beli dengan uang muka ( arbun). Merupakan suatu transaksi dimana seseorang membeli suatu barang dan membayar sejumlah uang dimuka kepada penjual, dengan syarat jika transaksi selesai, maka uang muka tadi akan diperhitungkan ke dalam total harga. Dan jika pembeli tidak membayar sisanya, maka penjual tidak akan mengembalikan uang muka tersebut. Page 5

Pendapat ulama: a. Jumhur ulama (kecuali Imam Ahmad) : Transaksi tersebut tidak sah dengan alasan pengambilan uang muka tersebut tidak adil dan mengandung unsur gharar. Dasar hukum adalah hadits Rosulullah SAW (dilaporkan oleh Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwattha serta An-Nasai, Abu Daud dan Ibnu Majah) yang melarang penjualan urbun. Meskipun hadits ini dianggap hadits lemah. b. Ulama Mazhab Hambali: Membolehkan transaksi urbun berdasarkan Hadits Rosulullah yang diriwayatkan oleh Abdul Razzaq bahwa Rosulullah SAW ditanya mengenai tentang jual beli urbun dan beliau membolehkannya. c. Ulama kontemporer (Zarqa, Qardawi dan Zuhayli): Membolehkan memihak pendapat ulama mazhab Hambali. Alasannya adalah uang muka untuk menguatkan komitmen bahwa si pembeli tidak akan merubah akad jual beli yang disepakati. d. The Islamic Fiqh of Jeddah: Membolehkan transaksi arbun dengan alasan untuk menjamin hak penjual dan kestabilan transaksi. e. Sebagian besar ulama kontemporer menyatakan Call option dan Put option yaitu hak untuk membeli atau menjual komoditi dengan harga yang telah ditentukan dengan periode waktu yang ditentukan pula termasuk transaksi arbun. Syarat-syarat yang tidak sah Syarat-syarat yang tidak sah merupakan syarat-syarat yang memberikan keuntungan kepada satu pihak yang dapat menimbulkan perselisihan dan menyebabkan kontrak itu rusak. Syarat-syarat yang tidak sah menjadi sah apabila syarat yang tidak sah tersebut menjadi kebiasaan atau tradisi di masyarakat yang tidak menimbulkan perselisihan. Page 6

Contoh: Garansi produk untuk peralatan elektronik, komputer, peralatan rumah tangga dll. Klausul denda dalam kontrak Klausul denda dalam kontrak berisi jika kontraktor atau orang yang berhutang tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam periode tertentu, maka dia bertanggungjawab untuk mengganti kerugian yang disebabkannya kepada orang yang mengutangkan. Pendapat ulama Ulama kontemporer dan Dewan Ulama Besar Saudi Arabia membolehkan memasukkan klausul denda dalam kontrak dengan syarat harus adil, logis atau proporsional sesuai kerugian yang ditimbulkannya agar keamanan dan kestabilan kontrak tetap terjaga. Waqaf harta tak bergerak Waqaf dalam hukum islam hanya terkait dengan harga yang tak bergerak saja. Sumbangan harta barang bergerak tidak termasuk dalam waqaf karena cenderung rusak dan hilang. Pendapat Ulama Sebagian ulama seperti ulama mazhab Hanafi, Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad Ibn Hasan Syaibani mensahkan waqaf untuk buku, peralatan atau senjata karena kebiasaan sekarang menerimanya. Jual beli hak pengusiran (Pugree atau Badal al-khulww) Hal ini terjadi untuk kasus sewa menyewa dimana Pemberi sewa selain menerima uang sewa juga menerima uang muka dari penyewa sebagai pengganti yang membuatnya kehilangan hak untuk mengusir penyewa dari objek yang disewakannya. Jika pemilik objek sewa berniat untuk mengambil objek sewa sebelum masa sewa berakhir maka dia harus membeli hak Page 7

pengusiran dari penyewa sesuai dengan harga yang disepakati kedua belah pihak. Hak pengusiran ini dapat juga ditransfer kepada pihak ketiga dengan kesepakatan yang saling menguntungkan antara ketiga pihak. Contoh ilustratif: A menyewa toko kepada B dengan harga sewa per bulan 750.000 selama 30 tahun dengan total sewa 27.000.000. Sesuai akad A setuju untuk membayar uang muka sebesar 16.200.000. Uang muka tersebut diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembayaran sewa bulanan sebesar 300.000, jadi A setiap bulannya membayar sewa 450.000 setelah dikurangi uang muka. Pada awal tahun sewa ke 16, A berniat mengambil objek sewa tersebut dari B. Sesuai kesepakatan A membeli hak pengusiran dari B sebesar 10.000.000. Jadi B memperoleh keuntungan dari penjualan hak pengusiran sebesar 1.900.000 (10.000.000 8.100.000). Pendapat ulama: Mayoritas ulama membolehkan transaksi ini (Ibn Nujaym, Qasmi, Mufti India Habibur Rahman Khayr Abadi, Wahbah Zuhayli, dan Islamic Fiqh Academy India). 5. Sub Kaidah Artinya : Sesuatu hal yang dibenarkan oleh kebiasaan (adat/ urf) sama halnya dengan sesuatu yang dibenarkan dalam syarat perjanjian Maksudnya sesuatu yang diakui oleh kebiasaan akan dianggap seolah-olah menjadi kesepakatan sebuah kontrak. Page 8

Contoh aplikasi: Jika menurut kebiasaan umum seorang penjual AC bertanggung jawab terhadap pemasangannya, maka pemasangan itu dianggap sebagai syarat dalam kontrak jual beli itu, meskipun secara eksplisit tidak dicantumkan dalam kontrak. Jika kebiasaan umum dalam sewa menyewa rumah adalah sewa itu dibayar di awal bulan, maka itu dianggap seolah-olah suatu syara kontrak. Jika seseorang telah memberi kuasa kepada orang lain untuk menyewa sebuah rumah untuknya, maka orang yang diberi kuasa itu diharapkan menyewa rumah sesuai dengan syarat yang biasanya berlaku di pasar. Artinya: Sesuatu penetapan hukum berdasarkan urf adalah sama kedudukannya dengan penetapan hukum yang didasarkan oleh nash. Penerapan Sub-kaidah ini: a. Penerapan untuk penggunaan yang lazim dan upah yang wajar pada umumnya: Jika seseorang telah menyewa kendaraan atau hewan pengangkut beban, maka dia dapat menggunakannya secara normal. Namun, jika dia ingin menggunakannya untuk tujuan yang tidak normal, maka dia hanya dapat melakukannya apabila pemilik kendaraan atau hewan tersebut mengijinkannya secara eksplisit. Jika seseorang menggunakan rumah atau bangunan seseorang tanpa melakukan persetujuan sewa menyewa formal, maka dia akan membayar ongkos sewa yang biasa berlaku kepada pemiliknya. Page 9

Jika seseorang mengupah jasa orang lain tanpa menentukan dan menetapkan berapa besar upahnya, maka dia berhak atas upah yang berlaku di pasaran. b. Penerapan untuk Qabd (kepemilikan) baik kepemilikan fisik (aktual) maupun manfaat. Kepemilikan aktual dari harta di atas tanah adalah dengan melepaskan (segala ikatan) dan membuat pemilik bebas mentraksasikannya. Kepemilikan aktual dari harta bergerak adalah melalui penyerahan secara fisik. Kepemilikan manfaat terjadi dengan melepaskan segala ikatan agar pemilik yang sebenarnya mampu mengambil haknya tanpa suatu masalah walaupun tidak ada transfer dan penyerahan yang nyata. Kepemilikan manfaat lewat registrasi keuangan. Kepemilikan dokumen-dokumen atas nama pemilik atau atas kepentingan pemilik adalah kepemilikan manfaat jika aset-asetnya dapat dipastikan dan pemilik mampu mentransaksikannya. Kepemilikan sebelumnya dari aset-aset yang berwujud dianggap menjadi kepemilikan manfaat dengan tak mengindahkan kepercayaan atau kewajiban dalam semangatnya. c. Penerapan untuk Jual Beli dengan tindakan: transaksi jual beli tanpa mengucapkan ijab kabul yang merupakan penyempurnaan dalam transaksi tersebut. Misalnya A memasuki sebuah toko dimana harga barang langsung dicantumkan pada barang-barang yang akan dijual. Jika A membayar harga suatu barang dan mengambil barang tersebut maka akad tersebut sempurna dengan tindakan ini atas dasar penerimaannya dalam tradisi dagang. Page 10

Para ulama fiqih membolehkan bentuk akad seperti ini dengan syarat-syarat sebagai berikut: i. Tindakan tersebut harus berasal dari kedua belah pihak. ii. Tindakan harus didasarkan atas persetujuan pihak-pihak yang terlibat sampai pada level tertentu, dimana tidak ada dalil yang meniadakan keberadaan kesepakatan itu. iii. Barang tersebut harus bernilai kecil. Wallahu a lam bisshawab. Page 11