PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Kementerian Kelautan dan Perikanan

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

IMPLIKASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TERHADAP PERAN PERENCANA DAN ASOSIASI PROFESI PERENCANA

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

PEMBANGUNAN HUTAN KOTA DALAM STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN PROVINSI BANTEN

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

PENDAHULUAN. perlunya mendorong daya saing perekonomian khususnya dalam rangka pertumbuhan ekonomi wilayah

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

Jurnal ruang VOLUME 1 NOMOR 1 September 2009

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

BAB II PENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN A. Definisi Penataan Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM MEMPERCEPAT PERWUJUDAN RENCANA PEMBANGUNAN STRUKTUR DAN POLA RUANG DAERAH

Tujuan Penataan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP)

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional

Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 2014

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Click to edit Master title style

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN. Kerangka Acuan Kerja. Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang

KETENTUAN PERATURAN ZONASI

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

Transkripsi:

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL Ir. Iman Soedradjat, MPM DIREKTUR PENATAAN RUANG NASIONAL disampaikan pada acara: SEMINAR NASIONAL PERTIMBANGAN LINGKUNGAN DALAM PENATAAN RUANG Jakarta, 30 April 2010 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

1 Pendahuluan 2 3 4 5 6 Isu dan Permasalahan Kerusakan Lingkungan Akibat Pemanfaatan Ruang Pendekatan Penataan Ruang Dalam Pengembangan Wilayah Berbasis Lingkungan dan Berkelanjutan Kebijakan Penataan Ruang Nasional Dalam Mendukung Fungsi Ekologis Ruang Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional Penutup 1

1. PENDAHULUAN Ruang merupakan anugerah Tuhan YME, sebagai tempat kehidupan sekaligus menyediakan segala kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. Ruang tersedia dalam jumlah yang tetap, tidak dapat ditambah meski jumlah populasi dan kebutuhannya terus meningkat. Ruang harus dikelola secara bijaksana agar dapat terus menyediakan sumber daya dan jasa lingkungan untuk memenuhi kebutuhan antargenerasi. Penataan ruang merupakan pendekatan pengelolaan ruang dan pemanfaatan SDA yang terkandung di dalamnya secara komprehensif dan terintegrasi. Penataan ruang dapat mendorong pengembangan wilayah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berkeadilan sosial dalam lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan. 2

...lanjutan Penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan 3

2. ISU & PERMASALAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT PEMANFAATAN RUANG PERMASALAHAN LINGKUNGAN Banjir Lonsor Kekeringan Pencemaran (Air, Udara) Penyebaran Hama dan Penyakit Pemukiman kumuh Gersang 4

PERMASALAHAN LINGKUNGAN LONGSOR BANJIR 5

PERMASALAHAN LINGKUNGAN PKL MACET EUY MACET KUMUH PENCEMARAN 6

7

Sumber: Prof. Danisworo 8

...lanjutan Pembangunan yang bersifat sektoral dan fragmentatif Konflik kepentingan antar-sektor Penurunan kualitas lingkungan: Degradasi/Kebakaran hutan Perubahan Iklim dan Bencana alam Rusaknya ekosistem: peningkatan pembangunan di daerah hulu 9

...lanjutan Kesenjangan kesejahteraan masyarakat Fokus pada perencanaan Inkonsistensi pelaksanaan pembangunan Lemahnya pengendalian (kepastian hukum) Pemekaran wilayah 10

3. PENDEKATAN PENATAAN RUANG DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN TUJUAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG SESUAI UU NO. 26/2007 AMAN Tidak kena Bencana (Banjir, Gempa, Longsor, pasang laut dan lainnya), dalam lingkungan tempat tinggal/ ruang publik juga terjamin rasa aman NYAMAN serba mudah, tidak ada kemacetan, pencemaran terkendali, bersih, teratur, asri, hijau, harmoni. PRODUKTIF sinergis antara sistem transport dan sistem produksi, cost transport murah, efisien sistem pelayanan, living cost murah, mudah lapangan kerja, berdaya saing. BERKELANJUTAN Mapan ekonomi, Good Governance, lingkungan terjaga dan menempatkan pada kepentingan generasi yang akan datang. 11

AMAN PENATAAN RUANG NYAMAN PRODUKTIF BERKELANJUTAN 12

...lanjutan Tujuan penataan ruang dicapai melalui proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Sinergitas antara perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mencapai tujuan penataan ruang dapat dilakukan dengan pengembangan wilayah yang berbasis lingkungan dengan pertimbangan keberlanjutan (aspek lingkungan, sosial, maupun ekonomi). 13

...lanjutan Agar keputusan terkait alokasi ruang dan sumber daya alam dalam RTR dapat memberikan manfaat jangka panjang dan menjamin keberlanjutan, perlu diperhatikan ketentuan UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, antara lain: Pemanfaatan SDA harus didasarkan pada rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) yang disusun untuk tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; RPPLH merupakan dasar dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM); Pembangunan berkelanjutan harus menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program (untuk memastikannya pemerintah wajib melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS); KLHS merupakan instrumen yang wajib dilaksanakan dalam proses penyusunan atau evaluasi rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, RPJP, dan RPJM 14

...lanjutan Ketentuan UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut di atas menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara penataan ruang dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Pasal 19, Pasal 20 ayat (2), Pasal 22, dan Pasal 25 UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang bahwa RTRW memiliki keterkaitan timbal balik dengan RPJP yang disusun berdasarkan RPPLH. Sinergi kedua Undang-Undang tersebut merupakan kunci bagi berhasilnya upaya pengembangan wilayah yang berkelanjutan. Pendekatan penataan ruang perhitungan telapak ekologis; menggambarkan pola konsumsi suatu populasi terhadap sumber daya yang ada, untuk kemudian dibandingkan dengan biokapasitas (kemampuan penyediaan sumber daya dari wilayah tersebut) Telapak ekologis : memberikan gambaran kondisi pemanfaatan sumber daya dalam suatu wilayah untuk penyusunan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup (masukan RTR terkait aspek perencanaan alokasi sumber daya alam untuk mewujudkan keberlanjutan ) 15

4. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI EKOLOGIS RUANG Mencapai tujuan penataan ruang : diperlukan kebijakan penataan ruang nasional, salah satunya Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Kawasan Lindung dan Kawasan Budi Daya RTRWN : arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara dalam jangka waktu 20 tahun (2008-2028) sekaligus sebagai matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan pedoman penyiapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014. 16

RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN) berisi : Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Negara yang digambarkan dalam struktur dan pola ruang Nasional serta Kriteria Pengembangan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. 17

HIERARKI RENCANA TATA RUANG RTRWN RTRW KAB. Keterpaduan Rencana Tata Ruang RTRWP RDTR RTRW KOTA Secara komplementer dan berjenjang, sistem NASIONAL yang termuat dalam RTRWN serta rencana rincinya (RTR Pulau/Kepulauan dan RTR Kawasan Strategis Nasional) harus tercantum dalam Rencana Tata Ruang lainnya yang ada di bawahnya, yaitu RTRWP, RTRW Kabupatan dan RTRW Kota hingga ke RDTR. 18

...lanjutan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Nasional berbasis lingkungan tujuan pelestarian lingkungan, pencegahan kerusakan lingkungan, serta pertimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan KEBIJAKAN Pengembangan kawasan lindung STRATEGI Penetapan kawasan lindung Perwujudan kawasan lindung dalam satu wilayah pulau dengan luas sedikit 30% dari luas pulau tersebut Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekositem wilayah 19

...lanjutan KEBIJAKAN STRATEGI Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia Upaya terpadu kelestarian lingkungan hidup Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan/dampak negatif kegiatan, serta untuk menyerap zat, energi, dan komponen lain Mencegah terjadinya perubahan sifat fisik lingkungan Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana Mengelola sumber daya alam tak terbarukan & terbarukan untuk menjaga kesinambungan Mengembangkan kegiatan budi daya yang adaptif terhadap bencana 20

...lanjutan KEBIJAKAN STRATEGI Pengembangan kawasan budi daya melalui pengendalian agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan Membatasi perkembangan budi daya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kerugian akibat bencana Mengembangkan RTH dengan luas paling sedikit 30% dari luas kawasan perkotaan (2/3 di antaranya merupakan ruan terbuka hijau publik) 21

5. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH NASIONAL Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional digunakan sebagai acuan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional. Salah satu arahan pengendalian pemanfaatan ruang adalah indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan lindung nasional dan kawasan budi daya memberikan arahan kepada pemerintah kab/kota dalam membuat ketentuan yang ketentuan yang harus, boleh, boleh tetapi terbatas, dan tidak boleh/dilarang, dalam pemanfaatan ruang wilayahnya, dengan memperhatikan kepentingan nasional. 22

...lanjutan INDIKASI ARAHAN PERATURAN ZONASI KAWASAN LINDUNG NASIONAL DAN KAWASAN BUDI DAYA (Pasal 99 s/d Pasal 113 dalam UU PR) 1. I NDIKASI ARAHAN PERATURAN ZONASI KAWASAN LINDUNG NASIONAL Pasal 99 s/d 106 Arahan peraturan zonasi untuk Kawasan lindung nasional meliputi: 1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya (Pasal 99) 2. Kawasan perlindungan setempat (Pasal 100) 3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya (Pasal 101) 4. Kawasan rawan bencana alam (Pasal 102) 5. Kawasan lindung geologi (Pasal 104 s/d 106) 6. Kawasan lindung lainnya (Pasal 103) 23

...lanjutan 2. INDIKASI ARAHAN PERATURAN ZONASI KAWASAN BUDI DAYA Pasal 107 s/d 113 Arahan peraturan zonasi untuk Kawasan budi daya meliputi: 1. Kawasan hutan produksi dan hutan rakyat (Pasal 107) 2. Kawasan peruntukan pertanian (Pasal 108) 3. Kawasan peruntukan perikanan (Pasal 109) 4. Kawasan peruntukan pertambangan (Pasal 110) 5. Kawasan peruntukan industri (Pasal 111) 6. Kawasan peruntukan pariwisata (Pasal 112) 7. Kawasan peruntukan permukiman (Pasal 113) 24

6. PENUTUP Ruang harus dikelola secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan antargenerasi. Penataan ruang merupakan pendekatan komprehensif dan terintegrasi dalam pengelolaan ruang dan pemanfaatan sumber daya alam serta merupakan landasan untuk kepastian hukum bagi pelaksanaan pembangunan Dalam pemanfaatan ruang terdapat berbagai isu konflik kepentingan antarsektor, ketimpangan perkembangan wilayah/kawasan, penurunan kualitas lingkungan, dan rendahnya kesejahteraan penduduk di daerah yang kaya suber daya alam Untuk mengatasi berbagai macam isu dan permasalahan pemanfaatan ruang yang menyebabkan kerusakan lingkungan, diperlukan pendekatan penataan ruang dalam pengembangan wilayah yang berbasis lingkungan dan berkelanjutan 25

...lanjutan UUPR dan RTRWN telah mempertimbangkan fungsi ruang secara ekologis, serta isu lingkungan (kelestarian lingkungan hidup, pencegahan kerusakan lingkungan, serta daya dukung lingkungan), bertujuan mencapai keberlanjutan sumber daya alam dalam upaya pemenuhan kebutuhan manusia untuk jangka panjang Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yaitu indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional yang memberikan arahan kepada pemerintah kab/kota dalam membuat ketentuan yang harus, boleh, boleh tetapi terbatas, dan tidak boleh/dilarang dalam pemanfaatan ruang wilayahnya, dengan memperhatikan kepentingan nasional. Untuk itu, diperlukan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang mengacu pada UUPR dan RTRWN yang bersifat komprehensif dan implementatif serta menjadi acuan bagi proses pembangunan di berbagai level pemerintahan dan seluruh sektor. 26

TERIMA KASIH SEMOGA ANAK CUCU CICIT KITA MASIH MELIHAT SUNGAI SEPERTI INI