Implementasi Metode Hough Transform pada Image Segmentation (Implementation of Hough Transform Methods on Image Segmentation)

dokumen-dokumen yang mirip
Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Stretching (Improvement of image quality using a method Contrast Stretching)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Metode GLCM ( Gray Level Co-Occurrence Matrix)

BAB I PENDAHULUAN. Citra (image) istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang. Semakin banyak penemuan-penemuan baru dan juga

PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Pertemuan 2 Representasi Citra

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

One picture is worth more than ten thousand words

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Pengolahan Citra : Konsep Dasar

BAB II TEORI PENUNJANG

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

MAKALAH APLIKASI KOMPUTER 1 SISTEM APLIKASI KOMPUTER GRAFIK KOMPUTER DAN KONSEP DASAR OLAH CITRA. Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM

EKSTRAKSI CIRI PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN MOMENT PUSAT (Extraction of Vehicle License Plate Identification Using Center Moment)

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PREPROCESSING

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

BAB II LANDASAN TEORI. mesin atau robot untuk melihat (

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

BAB II LANDASAN TEORI

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

SAMPLING DAN KUANTISASI

BAB II CITRA DIGITAL

Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6. Intan Nur Lestari

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra

Kesepakatan. Kuliah Sopan : Toleransi terlambat masuk kelas : 15 Menit Duduk terpisah : laki - perempuan

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

Pengolahan Citra INTERACTIVE BROADCASTING. Yusuf Elmande., S.Si., M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Segmentasi ABDUL AZIS, M.KOM

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan 2 Dasar Citra Digital. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DATA/ INFO : teks, gambar, audio, video ( = multimedia) Gambar/ citra/ image : info visual a picture is more than a thousand words (anonim)

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

By Emy. 2 of By Emy

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN PROSES PERKALIAN DAN PEMBAGIAN UNTUK PENGGESERAN BIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BITSHIFT OPERATORS

PERTEMUAN - 2 PENGOLAHAN CITRA

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merekam suatu adegan melalui media indra visual. Citra dapat dideskripsikan

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB II LANDASAN TEORI

PENDETEKSIAN POSISI PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI DENGAN OPERASI DILASI, FILLING HOLES, DAN OPENING

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Judul : APLIKASI PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN MATLAB 7. 1 Nama : MELISA NPM :

DETEKSI POSISI PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN AREA CITRA

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE

Pengolahan Citra Digital FAJAR ASTUTI H, S.KOM., M.KOM

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

MATHunesa (Volume 3: No 2) 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005

PERBAIKAN CITRA DENGAN METODE POWER LAW TRANSFORMATION

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Penggunaan Filter Frekuensi Rendah untuk Penghalusan Citra (Image Smoothing)

BAB II LANDASAN TEORI. perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez dan Woods

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

Transkripsi:

Implementasi Metode Hough Transform pada Image Segmentation (Implementation of Hough Transform Methods on Image Segmentation) Nur Wakhidah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang Abstract Image has a lot of information, but often the images that we have severely degraded, for example, contains a defect or noise, the color is too much contrast, less sharp, blur, and so forth. Segmentation stage can divide the image into several objects or several regions. Segmentation is performed to separate the desired object in an application, have been separated from its background. Such in segmentation can use the Hough transform method. Keywords: hough transform, thresholding, segmentation 1. PENDAHULUAN Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan informasi. Ada sebuah peribahasa yang berbunyi sebuah gambar bermakna lebih dari seribu kata (a picture is more than a thousand words). Maksudnya tentu sebuah gambar dapat memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi tersebut disajikan dalam bentuk kata-kata (tekstual). Meskipun sebuah citra kaya informasi, namun seringkali citra yang kita miliki mengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau derau (noise), warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurring), dan sebagainya. Tentu saja citra semacam ini menjadi lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang. Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi (baik oleh manusia maupun mesin), maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik menggunakan teknik pengolahan citra. 2. PERMASALAHAN Bagaimana mengimplementasikan metode hough transform pada image segmentation dalam menghitung luas bidang dari data citra menggunakan tool MATLAB? 3. DASAR TEORI 3.1. Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan (brightness) suatu citra pada suatu titik. Suatu citra diperoleh dari penangkapan kekuatan sinar yang dipantulkan oleh objek. Gambar 1 adalah gambar penangkapan / penerimaan citra oleh mata manusia. Citra sebagai output alat perekaman, seperti kamera, dapat bersifat analag ataupun digital. Gambar 1. Intensitas 46 Implementasi Metode Hough Transform (N. Wakhidah)

Suatu citra digital merupakan representasi 2-D array sample diskrit suatu citra kontinu f(x,y). Amplitudo setiap sample di kuantisasi untuk menyatakan bilangan hingga bit. Setiap elemen array 2-D sample disebut suatu pixel (dari istilah picture element ) Pengolahan citra digital adalah proses pengolahan citra digital dengan alat bantu komputer. 3.2. Tahap-tahap Pengolahan Citra Digital Langkah-langkah pengolahan citra yang bergantung pada pengaplikasian teknologi tampak pada gambar 2, terdiri dari : a. Image Acquisition: bagian ini membahas presprocessing image menentukan image yang diperlukan terlebih dulu dan memilih metode perekaman citra digital seperti kamera, scanner yang berfungsi sebagai alat input sebagai citra digital. b. Image Enhancement: adalah bagian untuk lebih mendetailkan sebuah image. Secara kasar bisa dikatakan untuk membuat gambar menjadi lebih baik. c. Image Restoration: bagian juga menjelaskan tentang memperbaiki kualitas sebuah citra dengan proses matematis dan probabilitas. Berbeda dengan image enhancement yang bersifat subjektif, karena proses perbaikan citranya berdasar pada perasaan manusia. d. Wavelets: adalah bagian yang menjadikan image manjadi bagian-bagian yang lebih kecil. e. Compression: bagian dalam merekayasa image sehingga memiliki ukuran yang lebih kecil tanpa merusak image itu sendiri. f. Morphological processing: bagian tentang tools-tools untuk mengekstrak komponen image. g. Segmentation: bagian untuk membagi citra menjadi beberapa objek samapi objek yang diinginkan telah terpisahkan dari objek aslinya. h. Representation and Description: bagian pada proses perubahan dari data mentah image menjadi data yang siap untuk diolah oleh komputer. i. Recognition: adalah proses pemberian label untuk sebuah image. Gambar 2. Tahap-tahap Pengolahan Citra Digital JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.1, Juli 2011 : 46-54 47

3.3. Image Segmentation Segmentasi membagi citra menjadi beberapa objek atau beberapa region. Segmentasi dilakukan sampai objek yang diinginkan dalam suatu aplikasi, telah terpisahkan dari objek aslinya. Algoritma segmentasi citra umumnya didasarkan pada salah satu dari diskontinuitas atau similaritas. Pada diskontinuitas, citra dipartisi berdasarkan perbedaan intensitas yang mencolok, misalnya edge (tepian) dari citra. Sedangkan pada similaritas, citra dibagi menjadi beberapa region berdasarkan kesamaan yang dimiliki dalam hal kriteriakriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 3.4. Edge Detection Tepi (edge) adalah himpunan piksel terhubung yang terletak pada boundary di antara dua region. Tepi ideal seperti diilustrasikan pada gambar 3 (a) adalah himpunan piksel terhubung (dalam arah vertikal), masing-masing terletak pada transisi step orthogonal dari tingkat keabuan. Pada prakteknya, ketidaksempurnaan optik, sampling, dan proses pengambilan data citra, akan menghasilkan tepi-tepi yang kabur, dengan derajat kekaburan ditentukan oleh faktor-faktor seperti kualitas peralatan yang digunakan untuk mengambil data citra, ratarata sampling, dan kondisi pencahayaan. Akibatnya, tepi lebih banyak dimodelkan seperti ramp (lihat gambar 3 (b)). Ketebalan tepi ditentukan oleh panjang ramp. Panjang ramp ditentukan oleh kemiringan (slope), dan slope ditentukan oleh derajat kekaburan. Tepian yang kabur cenderung lebih tebal, dan tepian yang tajam cenderung lebih tipis. Gambar 3. Edge Detection Magnitude dari turunan pertama bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan edge pada suatu titik dalam citra (misalnya, menentukan apakah suatu titik berada pada ramp atau tidak). Tanda dari turunan kedua bisa digunakan untuk menentukan apakah suatu piksel edge terletak pada sisi gelap atau sisi terang dari edge. Property zero-crossing (garis lurus imajiner yang menghubungkan nilai ekstrim positif dan negatif dari turunan kedua akan melintasi nol di pertengahan edge) cukup berguna untuk menentukan pusat dari edge yang tebal. Agar dapat diklasifikasikan sebagai titik tepi, transisi tingkat keabuan pada titik tersebut harus cukup kuat dibandingkan background di sekitarnya. Untuk menentukan apakah suatu nilai cukup signifikan atau tidak, bisa digunakan threshold. Jadi, suatu titik di dalam citra merupakan bagian dari edge, jika turunan pertama 2-D nya lebih besar dari threshold. Himpunan titiktitik yang terhubung menurut kriteria keterhubungan tertentu didefinisikan sebagai edge. Istilah segmen edge digunakan jika ukuran edge relatif pendek dibanding ukuran citra. Permasalahan dalam segmentasi adalah bagaimana cara merangkai segmen-segmen edge ini menjadi edge yang lebih panjang. 48 Implementasi Metode Hough Transform (N. Wakhidah)

Edge juga bisa ditentukan menggunakann property zero crossings dari turunan kedua. 3.5. Thresholding Thresholding merupakan posisi pusat pada aplikasi segmentasi image karenaa karakterisitik yang intuitif dan kesederhanaann implementasi. Terdapat dua tipe thresholding, yaitu : single threshold dan multiple threshold. Pada single threshold, pixel object dan background mempunyai gray level yang dikelompokan menjadi dua mode yang dominan. Satu caraa untuk memisahkan object dari background adalah dengan memilih background batas T. Maka, titik (x,y) dimanaa f(x,y) > T disebut object point; selain itu berarti titik tersebut merupakan background point. Di lain pihak, pada multiple threshold, pixel object dan background mempunyai gray level yang dikelompokkan menjadi tiga mode yang dominan, menggolongkan satu titik (x,y) sebagai object classs jika, T 1< (x,y) T 2 lalu ke object class yang lain jika f(x,y) > T 2, dan merupakan background jika f(x,y) T 1. Fungsi T padaa thresholding: T = T [x, y, p(x,y), f(x,y)] ], dimanaa f(x,y) adalah gray level titik (x,y) dan p(x,y) menunjukkann beberapa local property pada titik ini. Batasan image g(x,y): pixel yang diberi label 1 mengacu pada object sedangkan background. yang berlabel 0 merupakan Tiga tipe threshold, yaitu: a. Global, jika T tergantung hanya pada f(x,y). b. Local, jika T tergantung pada f(x,y) maupun p(x,y). c. Dynamic atau adaptive, jika T tergantung padaa koordinat spasial x dan y. 3.6. Hough Transform Pada tahun 1967, Hough mengusulkan untuk mendeteksi garis yang terletak dalam ruang koordinat, dimana titik (x,y) dalam ruang koordinat xy dapat ditransformasikan menjadi suatu persamaan garis pada ruang koordinat mc. Teknik ini dikenal dengan nama Hough Transform. Gambar 4. Hough Transform Namun pada tahun 1972, teknik tersebut dikembangkan oleh Duda dan Hart, dikenal dengann nama Standart Hough Transform, yang menggunakan koordinat yang berlawanan persamaan garis lurus yaitu : ρ = x cos θ + y sin θ. JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.1, Juli 2011 : 46-54 49

Gambar 5. Standard Hough Transform 4. PEMBAHASAN Dalam implementasi program untuk menyelesaikan permasalahan diatas menggunakan pemrograman MATLAB. Dataa citra yang digunakan dalam paper ini adalah data.jpg yang berukuran 3264x2448 pixel dan komponen warna truecolor. Gambar 6. Data Citra : data.jpg Langkah-langkah penyelesaiannya adalah : Membaca data berupa file citra dan disimpan dalam variable gambar dengann perintah : asli = imread(data); Karenaa citra mempunyai jumlah pixel yang besar, maka dilakukan perubahan jumlah pixel dan interpolasi menggunakan nearest neighbor, dimana interpolasi adalah proses yang dikerjakan oleh perangkat lunak untuk melakukan pembuatan ulang (resample) dari contoh data citra untuk menentukan nilai-nilai antara piksel-piksel yang ditetapkan. Kemudian merubah citra dari RGB ke graylevel dengann perintah rgb2gray dan melakukan deteksi tepi dengan operasi sobel, perintahnya edge. 50 Implementasi Metode Hough Transform (N. Wakhidah)

Gambar 7. Tahap preprocessing Untuk memperbaiki bentuk objek agar dapat menghasilkan fitur-fitur yang lebih akurat ketika analisis dilakukan terhadap objek, maka dilakukan morfologi, karena morfologi memfasilitasi analisis tersebut. Operasi dalam morfologi adalah dilatasi (menambah pixel pada batas dari objek) dan erosi (mengurangi pixel pada batas dari objek) yang biasanya digunakan secara kombinasi. Structuring element yang digunakan adalah yang berbentuk disk. Selain itu juga menggunakan perintah imfill yang berfungsi untuk menutup hole. Langkah berikutnya adalah menentukan threshold dengan metode Otsu yang memiliki perintah greythresh untuk Gambar 8. Lanjutan tahap preprocessing digunakan pada transformasi, dimana transformasi yang digunakan adalah hough transform. JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.1, Juli 2011 : 46-54 51

Gambar 9. Hough Transform Selanjutnya adalah mencari garis tepi kandidat-kandidat objek. Gambar 10. Mencari garis tepi Kemudian menghitung luas area pada kandidat-kandidat objek. Dalam hal ini luas area paling maksimal di indikasi sebagai sebuah objek dari plat. Untuk mencari Maksimal luas akan menggunakan area dan perimeter, dan hasilnya yaitu 52 Implementasi Metode Hough Transform (N. Wakhidah)

Gambar 11. Luas dari Objek Setelah maksluas yang merupakan kandidat dari objek telah ditemukan, maka dilakukan pemisahan objek dari latar belakang. Gambar 12. Image Segmentation JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.1, Juli 2011 : 46-54 53

5. KESIMPULAN Dari hasil ujicoba di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Transformasi Hough dapat mendeteksi dan menetukan titik pusat target tunggal yang berupa perpotongan 2 garis secara otomatis. 2. Untuk kondisi yang ideal, transformasi hough dapat menghasilkan ketelitian penentuan posisi dalam tingkat sub pixel. 3. Factor yang harus dipertimbangkan saat akan melakukan transformasi hough adalah melokalisir target dalam jendela tersendiri dan pemilihan harga threshold yang sesuai dengan kondisi citra 6. DAFTAR PUSTAKA Alasdair McAndrew, 2004, An Introduction to Digital Image Processing with Matlab, School of Computer Science and Mathematics, Victoria University of Technology Rafael C. Gonzalez, Richard E. Woods, 1993, Digital Image Processing, Addison-Wesley Publishing Company Inc., USA Usman Ahmad, 2005, Pengolahan Citra Digital, Graha Ilmu, Yogyakarta Adang Suhendra, Catatan Kuliah Pengantar Pengolahan Citra, Universitas Guna Darma MATLAB 7.4.0(R2007a) Help 54 Implementasi Metode Hough Transform (N. Wakhidah)